Beranda / Romansa / Tawanan Cinta Sang Penguasa / Bab 100. Kembali bersama

Share

Bab 100. Kembali bersama

Penulis: Strrose
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-05 19:00:07

Pagi itu, sinar matahari lembut menyusup masuk melalui tirai tipis villa di Santorini. Suara burung-burung laut terdengar samar, dan aroma asin khas pantai bercampur dengan hangatnya linen bersih yang membungkus tubuh Hiriety.

Ia mengerjapkan mata perlahan, mengatur napasnya yang sedikit berat—dan saat itu pula ia merasakan sesuatu. Lengan yang kuat melingkari pinggangnya. Dada hangat di punggungnya. Nafas tenang dan dalam yang menyentuh tengkuknya.

Marco Valley.

Hiriety menoleh perlahan dan benar saja—Marco terlelap di belakangnya, wajahnya jauh lebih damai daripada biasanya, seperti pria yang akhirnya menemukan tempat untuk pulang setelah berjalan terlalu lama dalam badai. Tapi yang membuat Hiriety nyaris tertawa pelan adalah caranya memeluk—erat, bahkan seperti anak kecil yang takut bantal kesayangannya diambil.

Seketika, Marco menggeliat pelan. Matanya membuka sedikit, lalu—tanpa sepatah kata pun—ia menarik Hiriety makin

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 160. Be our self

    Udara musim semi menyambut mereka dengan aroma tanah basah dan sinar matahari hangat. Pepohonan di sepanjang jalan mulai menumbuhkan tunas-tunas hijau muda, dan burung-burung gereja terdengar ramai berceloteh di dahan yang baru saja bangkit dari tidur panjang musim dingin.Mobil berhenti di depan sebuah rumah bergaya kolonial yang tenang namun elegan, tersembunyi di tengah kawasan Cleveland Park—lingkungan tua yang penuh sejarah dan pepohonan besar yang teduh. Rumah itu tidak mencolok, tapi berkelas. Warna putih tulang berpadu dengan jendela-jendela besar berbingkai hitam. Teras depannya memiliki dua kursi goyang dan pot gantung berisi tanaman lavender yang baru mekar.Marco keluar lebih dulu, lalu membuka pintu untuk Hiriety yang sedang hamil tua. “Tunggu di situ. Aku bantu.”Hiriety turun perlahan, memandang bangunan di depannya dengan kening sedikit berkerut. “Ini… bukan hotel, kan?”Marco tersenyum, lalu mengeluark

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 159. Memantik gairah

    Jam sudah lewat tengah malam. Lampu kota memantulkan cahaya lembut ke jendela kamar penthouse tempat Marco dan Hiriety menginap sementara setelah menengok Selena dan bayinya dirumah sakit. Kamar mereka tenang, hanya ada suara mesin pemanas yang menderu lembut di sudut ruangan.Marco baru saja keluar dari kamar mandi, rambutnya masih basah, dan mengenakan kaus lusuh serta celana tidur. Hiriety sedang duduk di tepi ranjang, kedua tangannya menopang perutnya yang sudah besar. Wajahnya sedikit tegang.Marco langsung menyadari ada yang berubah. “Mia cara?” tanyanya sambil mendekat.Hiriety tidak langsung menjawab. Ia menghela napas panjang, lalu menoleh pelan. “Aku… merasakan sesuatu. Seperti… perutku mengencang. Lalu... ada rasa nyeri dari pinggul ke bawah.”Marco langsung duduk di sebelahnya. “Sakitnya seperti apa? Menusuk? Atau seperti ditarik-tarik?”“Lebih ke… ditekan. Dalam. Seperti kr

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 158. Bagaimana rasanya?

    Ruang rawat itu hanya menyisakan kedua perempuan beserta bayi mungil laki-laki yang tetap tidur dalam pelukan Selena“Merasa lebih baik?” Tanya HirietyHiriety duduk pelan di sofa dekat ranjang. Ia mengamati wajah sahabat sekaligus kakak iparnya itu. Mulai dari matanya, pipinya, seluruh raut wajah yang baru saja melewati perang besar.Selena mengulas senyum tipis lalu mengangguk “aku bahagia” UcapnyaSelena mentapnya lalu ikut mengulas senyum “Aura keibuanmu sudah keluar” ucap Hiriety, jujur dari hati“Apa karena aku sudah punya anak yaa” Kekeh Selena pelanHiriety menggeleng “Dari dulu sudah terasa, hanya saja.. kali ini benar-benar berbeda” jelasnya“Berbeda seperti apa?”“Entahlah, susah diucapkan dengan kata-kata. Ngomong-ngomong bagaimana rasanya melahirkan? Mengeluarkan bibit Matthias dari badan sekecil itu?” Tanya Hiriety“Lu

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 157. Sweet little baby

    Beberapa jam setelah kelahiran bayi laki-laki mungilnya, Selena dipindahkan ke ruang inap VIP. Cahaya sore menembus tirai jendela besar, menyinari interior yang bersih dan hangat dengan aroma antiseptik samar yang tidak terlalu menyengat.Selena berbaring di ranjang dengan bantal empuk menopang punggungnya. Matanya masih tertutup, efek obat bius yang belum sepenuhnya hilang. Wajahnya tenang, meski tubuhnya belum sepenuhnya pulih dari perjuangan yang baru saja dilaluinya.Di sudut ruangan, Matthias duduk di kursi berlapis kain krem. Di pelukannya, sesosok bayi kecil terbungkus selimut putih bergaris biru muda. Bayi itu tidur pulas, dadanya naik turun perlahan dengan suara napas yang hampir tak terdengar. Jemari mungilnya tergenggam, sesekali bergerak refleks seperti sedang memegang sesuatu dalam mimpi.Matthias menatap anaknya, nyaris tak percaya. Ia telah mendengar tangis pertama itu, telah melihat tubuh kecil itu bergerak untuk pertama kalinya di dunia ini. Tap

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 156. Kelahiran putra Matthias

    Washington, D.C. USALangit musim semi menutupi kota dengan awan tipis yang bergerak malas. Di dalam rumah sakit bersalin terbesar di pusat kota, suasana jauh dari tenang. Ruang tunggu di luar ruang operasi penuh dengan ketegangan, dan di tengahnya, Matthias mondar-mandir seperti tahanan yang menunggu vonis.Marco duduk santai di kursi panjang, satu tangan menggenggam tangan Hiriety yang sudah mulai bengkak karena kehamilannya, dan tangan lain memegang botol air mineral yang belum dibuka.“Dude, kau mau bikin lubang di lantai?” tanya Marco, alis terangkat sambil melihat Matthias yang tak berhenti berjalan maju mundur. Baru kali ini dia melihat pewaris Walton itu tampak sangat cemas.Matthias menoleh, wajahnya pucat, rambut acak-acakan, dan kemejanya tampak seperti sudah dipakai dua hari berturut-turut. “Berisik. Istriku di dalam ruang operasi. Dia—dia sedang melahirkan dan aku lupa cara napas! Dokter itu mela

  • Tawanan Cinta Sang Penguasa   Bab 155. Sweet home

    Villa Walton, ruang makan utama – malam hari.Meja makan panjang dari kayu ek berkualitas tinggi dikelilingi oleh 7 orang. Lampu gantung kristal menggantung megah di atas kepala, menebarkan cahaya keemasan ke seluruh penjuru ruangan. Aroma daging panggang, sup krim jamur, dan roti bawang menyatu dengan tawa ringan dan percakapan yang bersahut-sahutan.Di ujung meja, Hiriety duduk di samping Marco. Di sisi lain, Selena duduk di antara Matthias dan Lova. Perut Selana yang sudah membulat jelas terlihat dari gaun longgarnya. Kedua ibu muda ini menjadi pusat perhatian malam itu, sekaligus simbol dua keluarga besar yang kini bersatu.Caid mengangkat gelas anggurnya. “mari bersulang” ucapnya, suaranya berat namun jernih, “untuk masa depan Walton… dan Valley.”Gelas diangkat, sementara Hiriety dan Selena mengangkat gelas berisi jus anggur.“Untuk masa depan yang kuharap” sambung Gregory sambil melirik ke ara

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status