“Apa?” kejut Gael.
Io mengangguk mantap.
Perlahan Gael menarik napas, sedikit kesal. Ini bukan sebab cemburu atau perasaan yang sejenisnya, dia hanya tidak percaya bahwa gerakan pamannya begitu tidak terduga.
Sudah dua bulan ini Aaron menunjukkan kemajuan yang baik dalam kestabilannya. Raanana sendiri yang memberi tahu itu pada Gael. Meskipun semua orang yang terkait dengan kondisi Aaron masih terus siaga, namun siapa yang tidak mendengar tentang si ahli waris tunggal yang akhir-akhir ini berjuang sekuat tenaga berusaha mengenali dunia nyata. Aaron mengeksplor semua tempat yang ada dalam jangk
Cuih! Seseorang mendaratkan ludah di sepatu Aurora. “Dasar pelacur!” umpat orang itu kemudian. Sedangkan dua lainnya tertawa lalu ketiga pelayan khusus tuan muda itu berlalu dengan kemenangan. Aurora menggigit bibir dan sekuat tenaga menahan perih hatinya. Ini bukan kali pertama tentu saja dan sesungguhnya perlakuan para pelayan lain bahkan ada yang lebih kejam, seperti membakar pakaian Aurora yang sedang dijemur misalnya serta masih banyak lagi. Namun, Aurora selalu mengatakan pada dirinya sendir
“Apa pengertian seorang pria buat kamu?” tanya Aaron.“Apa?”“Apa dia harus kuat dan mampu melindungi kamu?” tanya Aaron lagi. Kali ini tatapan matanya lebih tajam dari sebelumnya.Aurora tercengang pada sikap pasiennya itu. Mulai dari tiba-tiba ingin naik ke puncak menara hingga pertanyaannya, seolah mengarah pada sesuatu.Tentu saja ada sesuatu. Aaron memang merencanakannya sejak pagi tadi tentang apa yang harus dia katakan untuk memulai pembicaraan dan di mana tempat yang tepat untuk melakukannya. Dan puncak menara ini menjadi pilihannya.Di tempat yang ditata sedemikian rupa menyerupai benteng ini Aaron ingin memperjelasnya. Sebuah perasaan yang dia rasa akibat pemandangan yang malam tadi dilihatnya secara tidak sengaja. Hari telah larut dan Aaron mendengar Aurora melangkah keluar dari kamarnya. Kemudian Aaron mengikutinya dan menemukan kejadian tidak terduga, wanita itu dan saudara sepupunya berpelukan di da
“Sembunyilah di sini!” Aaron menggeleng. “Nggak bisa. Kalian dalam bahaya!” katanya. Namun, sepertinya keempat temannya itu tidak mendengarkan. Athena, usianya setahun lebih tua dari Aaron. Gadis itu berbisik pada semuanya, “Orang itu ada di balik lemari!” Kale, adik Athena, menutup mulutnya diikuti oleh Jade. Alex yang paling tua mulai melaksanakan rencana mereka. Dalam pikira
“Astaga!” lirih Raanana. “Dia meminta untuk memberhentikan semua perawat jaga?” ulangnya seraya memegangi kepala. Baron tidak menjawab. Dia sendiri juga masih belum percaya. Sudah lima belas tahun dia bekerja, namun baru kali ini dia melihat keajaiban benar-benar terjadi pada tuan mudanya. “Aku berusaha menyembunyikan kesembuhannya dengan mengulur waktu, tapi anak itu sendiri yang membuka kedoknya,” gerutu Raanana. Baron terperanjat, “Maksud Dokter, Tuan Muda benar-benar sembuh?”
“Aku bisa saja menyewa dokter spesialis untuk menempatkannya di posisi Aurora. Tapi, aku pikir cara Raanana ini tidak akan pernah berhasil, jadi aku sudah malas mengambil resiko. Itulah sebabnya aku menyetujui idenya.”Amanda diam di kursi dengan seribu asumsi. Dia tentu saja ingin memberikan yang terbaik untuk putranya. Namun, setelah sekian lama, rasa-rasanya baru kali ini dia melihat putra semata wayangnya itu memiliki gairah hidup. Lalu, apakah sebuah keputusan bijak untuk memisahkan Aaron dari perawatnya?“Tuan, semua tamu sudah datang!” lapor Baron.Nick mengangguk, “Mari, Istriku!” ajaknya kemudian pada Amanda.Baron menggeser tubuhnya membiarkan kedua majikannya lewat.“Apa anakku sudah siap?” tanya Nick pada kepala pengawalnya itu.Baron mengangguk, “Sepuluh menit lagi mungkin sampai,” jawabnya.Nick menganggukkan kepala seraya menepuk pundak Baron.Dengan ber
Dia seorang pria yang tinggi, gagah, tampan, dan kaya.Alice menelan ludah. Apa itu benar calon suaminya?Surya Praja Pangestu, ayah Alice, memang telah memberikan gambaran fisik putra satu-satunya dari keluarga Johansson itu. Namun, tidak pernah Alice bayangkan akan seperti ini jadinya. Dia yang sudah berulang kali bertemu pria tampan yang memuja-mujanya kini bisa terpukau sedemikian hebat.Mata kebiru-biruan ala pria Swedia dipadu rambut yang berwarna sedikit kecoklatan dalam balutan ‘dinner suit’ hitam yang bersahaja. Diakah Aaron Theodore Johansson yang menggemparkan seluruh rangkaian acara malam ini?“Alice!” panggil sebuah suara.Alice terkesiap. Dia menatap sumber suara yang memanggil namanya, itu Surya Praja Pangestu. Dan ayah Alice itu saat ini ada di bawah anak tangga di mana Aaron dan kedua orang tuanya berada. Dengan langka
Pyar!Terdengar suara gelas pecah. Semua orang menengok ke arah sumber suara dan menemukan sebuah kenyataan yang mungkin tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya, tidak terkecuali Alice. Sejak tadi dia terus memperhatikan si pria yang menawan hatinya sejak pandangan pertama itu. Namun, siapa sangka dia akan mendapati kenyataan ini? “Siapa wanita itu?” gumam Alice bertanya-tanya. “Dia Aurora. Saingan beratmu!” sahut Gael tiba-tiba. Ini sangat menyebalkan batin Alice. Namun, dia ti
“Kamu di sini?” Aurora merunduk seraya mengelus punggung seekor kucing. Kucing itu pun membalas perlakuan Aurora, dia menempel dan menggosok-gosokkan kepala di kaki wanita itu. Nama kucing itu entah siapa. Aurora juga tidak tahu dia datang dari mana. Namun, sudah sebulan ini sejak Aurora memberikan sepotong kudapan kecil di dapur, kucing berbulu abu-abu gelap itu senantiasa menemani ‘me time’ –nya. Dan untung saja para pelayan tidak keberatan dengan keberadaannya. Entah sebab sudah muak dengan segala perbuatan Aurora sehingga mereka mengabaikan segala yang berhubungan dengan wanita itu bahkan seekor kucing sekalipun. Atau mungkin saja kucing itu memang tidak mengganggu me