Share

Bab 73

Penulis: SILAN
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-18 21:29:56
Xavier dibiarkan sendiri di ruang bawah tanah yang lembab dan pengap. Cahaya temaram dari lampu tua yang menggantung di sudut ruangan hanya cukup untuk membentuk bayangan samar tubuhnya. Bau karat, tanah basah, dan sisa darah di dinding menciptakan atmosfer menyeramkan, tapi bukan ketakutan yang tumbuh dalam dada Xavier karena ia sudah terbiasa dengan aroma menjijikkan ini dalam hidupnya.

Dua penjaga yang mondar-mandir di luar sesekali mengintip dari jendela kecil di pintu besi. Mereka mengira Xavier masih terbelenggu, duduk lemas tak berdaya. Tapi mereka tidak tahu apa yang telah ia lakukan saat dibawa masuk.

Xavier pernah menjadi buruan. Tapi ia juga pemburu.

Saat diseret ke dalam tadi, tangan Xavier yang licin dan cepat sempat menyentuh saku jaket salah satu penjaga, cukup lama untuk menyambar sesuatu kecil dan keras, kunci borgol. Ia selipkan ke balik sabuknya, tersembunyi sempurna.

Dan kini, dalam keheningan yang hanya diisi detak waktu, satu per satu borgol itu lepas.

Namun ketik
SILAN

Terima kasih yang sudah dukung karya ini :D

| 11
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
Rosy
wkwkwk, kamu terlalu meremehkan xavier Cristina... bagimu hazel adalah kelemahan Xavier, bagi xavier hazel tidak hanya kelemahan, tapi juga bisa berbalik jadi kekuatan, tunggu aja kemurkaan Xavier mendatangimu...
goodnovel comment avatar
SILAN
oke deh....
goodnovel comment avatar
Puji Lestari
ditunggu besok LG kk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Tawanan Mafia Mesum     Bab 77

    Xavier melipat tangan di depan dada, pandangannya tertuju pada Hazel yang berbaring duduk di pinggir ranjang rumah sakit. Keduanya saling beradu tatapan kurang lebih sejak dua menit lalu, akhirnya Hazel menghela nafasnya."Kau tidak perlu menatapku seperti itu." desahnya."Dan apa kau tau, apa akibat dari bungkamnya bibirmu mengenai kondisimu? Masih beruntung aku cepat membawamu ke rumah sakit, jika tidak, pembekuan darah di bagian dadamu itu bisa membawa kau masuk ke ruang operasi." sahut Xavier.Hazel menghela nafas lagi, ia juga tidak mengira kalau akan ada luka dalam dari bekas pukulan Christina. Pantas saja sejak pukulan itu ia terima, sejak itu pula dadanya sering terasa nyeri dan terkadang sangat sakit."Kau tetap disini, dokter menyarankan agar dirimu tidak banyak aktivitas lebih dulu sampai proses penyembuhannya selesai." kata Xavier yang kemudian memaksa Hazel untuk berbaring, ia mendorong pundak Hazel, tak peduli oleh penolakan gadis itu.Hazel memutar matanya jengah, ia la

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 76

    Hazel melangkah pelan di belakang Xavier, mengikuti jejak kaki pria itu yang baru saja tercetak di atas pasir lembut pantai. Angin laut meniup lembut rambutnya, membuat helaian-helaian halus itu menari tak beraturan. Di setiap langkah, matanya tak lepas dari punggung lebar Xavier, sunyi, kokoh, dan terasa jauh meski jaraknya hanya beberapa langkah di depannya.Ia tak tahu harus berkata apa. Setelah semua kekacauan yang terjadi, hanya diam yang terasa cukup aman untuk dipeluk.Tapi langkah Hazel terhenti mendadak, karena Xavier juga berhenti. Sayangnya, ia tidak menyadarinya tepat waktu. Tubuhnya menabrak dada pria itu yang sudah berbalik menghadapnya."Huh!" Hazel mendongak dengan sedikit terkejut, pandangannya bertemu mata Xavier yang tenang seperti biasa.“Beri aba-aba kalau kau mau berhenti,” gumamnya setengah malu.“Dan kau jalan sambil menunduk, seperti anak kecil yang kehilangan mainan,” balas Xavier ringan.Hazel mendesah, lalu bertanya dengan nada ingin tahu, “Kapan Kevin data

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 75

    Semalam. Begitu Xavier berhasil keluar dari sekapan Christina, pikirannya langsung tertuju pada satu hal, Hazel. Ia tahu perempuan itu pasti juga berusaha melarikan diri. Tapi di tengah luasnya kota asing, satu-satunya harapan untuk menemukan Hazel adalah pelacak kecil yang sebelumnya ia sembunyikan di balik jahitan baju Hazel.Ia merogoh saku celana, menarik ponsel yang sudah nyaris hancur. Layarnya retak, daya baterainya benar-benar habis.“Sial…” desahnya pelan. Ia menggertakkan rahang, lalu menatap jalan gelap di sekelilingnya. Ia harus menemukan tempat untuk mengisi daya ponsel itu, ia harus cepat karena semua data pencarian Hazel tersimpan di sana.Tanpa ponsel itu, ia akan lebih kesulitan mencari keberadaan Hazel."Aku yakin, Christina pasti tidak akan melakukan sesuatu padanya karena dia berpikir Hazel bisa dijadikan alat untuk mengancamku." gumamnya.Beberapa jam kemudian, tepat pukul dua belas malam, ponsel itu akhirnya menyala. Layarnya masih retak, tapi cukup untuk bekerja.

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 74

    Langit sudah berubah hitam pekat, seolah ikut menyembunyikan dunia dalam rahasia yang lebih kelam dari biasanya. Hazel turun dari mobil hitam yang tadi ia rebut dari salah satu anak buah Christina. Ia tahu, waktunya terbatas. Mobil itu pasti sudah dipasang pelacak, dan jika ia tidak segera menjauh, Christina bisa menemukan jejaknya dalam hitungan menit.Udara malam menusuk kulitnya yang hanya terbalut gaun tipis yang sudah kusut. Hazel menatap jalanan sempit yang asing baginya, tanpa lampu jalan, hanya sorotan redup dari jendela-jendela tua dan sesekali kilatan lampu kapal di kejauhan.Saat ini, Hazel tidak memegang apapun selain uang lima puluh dolar yang ia temukan di dalam mobil tadi. Dengan uang sekecil itu, ia perlu memanfaatkannya di situasi kepepet seperti ini sampai ia menemukan Xavier.Ia menghela nafas berat, mencoba meredam gemetar di tubuhnya, entah karena dingin, lapar, atau rasa takut yang mulai menggerogoti pikirannya.Langkahnya terhenti. Hazel menatap sekeliling. Ia b

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 73

    Xavier dibiarkan sendiri di ruang bawah tanah yang lembab dan pengap. Cahaya temaram dari lampu tua yang menggantung di sudut ruangan hanya cukup untuk membentuk bayangan samar tubuhnya. Bau karat, tanah basah, dan sisa darah di dinding menciptakan atmosfer menyeramkan, tapi bukan ketakutan yang tumbuh dalam dada Xavier karena ia sudah terbiasa dengan aroma menjijikkan ini dalam hidupnya.Dua penjaga yang mondar-mandir di luar sesekali mengintip dari jendela kecil di pintu besi. Mereka mengira Xavier masih terbelenggu, duduk lemas tak berdaya. Tapi mereka tidak tahu apa yang telah ia lakukan saat dibawa masuk.Xavier pernah menjadi buruan. Tapi ia juga pemburu.Saat diseret ke dalam tadi, tangan Xavier yang licin dan cepat sempat menyentuh saku jaket salah satu penjaga, cukup lama untuk menyambar sesuatu kecil dan keras, kunci borgol. Ia selipkan ke balik sabuknya, tersembunyi sempurna.Dan kini, dalam keheningan yang hanya diisi detak waktu, satu per satu borgol itu lepas.Namun ketik

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 72

    Christina melemparkan satu pukulan keras ke perut Xavier dengan cepat. Tubuh Xavier terhuyung, terdorong mundur. Namun pria itu tak mengerang, hanya mengatup rahang menahan diri karena tak bisa membalas karena tangan terikat dan dua penjaga menahannya.“Mulutmu terlalu lancang,” gumam Christina sambil mendekat, menunduk sejajar dengan wajah Xavier yang kini tertunduk namun tetap menyala oleh amarah. “Kau tahu apa yang menyebalkan darimu? Kau selalu terlihat kuat… bahkan dalam kondisi apapun.”Xavier mendongak perlahan. Tatapannya menusuk, penuh bara yang belum padam. “Kalau aku bisa dihancurkan, kenapa kau masih belum melakukannya?”Christina menyeringai. Bukan senyuman kemenangan, melainkan senyuman getir penuh luka masa lalu yang dibungkus kebencian. “Karena aku masih harus memanfaatkan dirimu.”"Kau kira aku bisa dengan mudah kau setir?" cibir Xavier.Alis Christina terangkat, "Tentu saja, aku akan pastikan kau melihat bagaimana Hazel menjerit, bagaimana dia ketakutan. Dan saat itu

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status