Hazel mendorong tubuh Xavier dengan keras hingga pria itu terhuyung mundur, menahan rasa sakit di selangkangannya. Nafas Xavier tersengal, wajahnya menegang menahan nyeri, namun sorot matanya tetap membara penuh murka. Meski begitu, tampaknya ia tak berniat membalas serangan Hazel, setidaknya, bukan sekarang.“Beraninya kau menganggapku mainan,” geram Hazel, rahangnya mengeras.Namun bukannya gentar, Xavier malah menyeringai seperti iblis kesenangan. Tatapan itu… penuh ejekan. Hazel tahu benar, pria itu tak akan berhenti hanya karena satu tendangan. Ia bukan tipe yang menyerah, dia tipe yang menyimpan dendam, lalu membalas dengan cara yang paling tidak terduga."Kau pikir dirimu akan berhasil menggodaku? Tidak akan semudah itu!" ucap Hazel dingin, sebelum melayangkan jari tengah tanpa basa-basi. Ia tahu itu kekanak-kanakan, tapi rasanya sangat memuaskan.Lalu, Hazel melangkah cepat keluar dari ruangan itu. Tidak menoleh ke belakang. Tidak ingin melihat wajah menjijikkan itu lagi. Tapi
Last Updated : 2025-04-20 Read more