Share

Bab 91

Penulis: SILAN
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-28 11:55:02

Xavier melangkah mendekati mobil dengan langkah berat, di dalamnya, Hazel sudah menunggu dengan jantung berdebar kencang. Begitu pintu terbuka dan ia masuk, udara di antara mereka seketika membeku. Hazel menahan nafas, bahkan untuk sekadar melirik pun ia ragu, seolah-olah pandangannya saja bisa memicu ledakan.

Mobil bergerak melaju, membawa mereka menjauh dari keramaian. Cahaya lampu jalan sesekali menyapu interior, memantulkan kilauan berlian yang menghiasi leher dan telinga Hazel. Batu-batu berharga itu berkilauan indah, tapi bagi Hazel, mereka bagai rantai yang mengikatnya, simbol kemewahan yang justru mencekik.

Di kursi pengemudi, Xavier memegang kemudi dengan kaku. Ekspresinya dingin, jauh berbeda dari beberapa jam lalu ketika ia dengan manis memanjakan Hazel dengan belanja berjam-jam. Kini, tatapannya gelap, seolah menyimpan badai yang siap meledak.

"Aku seharusnya tidak bertemu Tyler diam-diam... Xavier pasti tahu. Dan sekarang, aku terjebak." Hazel menggigit bibir dalamnya, ja
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 93

    Matanya langsung menatap tajam layar itu, rahangnya mengeras. Ponsel dilemparkannya ke sofa dengan kemarahan terpendam."Dia menghilang." suaranya dingin dan padat. "Dan seseorang cukup brengsek untuk menonaktifkan alat pelacak yang kupasang di dirinya."Hening, Xavier menyugar rambutnya. Padahal ia sudah menyiapkan pelacak yang sangat kecil untuk tidak mudah terdeteksi, ada kemungkinan chip di dalamnya rusak atau memang seseorang tau bagaimana cara mematikan jaringannya."Sial. Tidak akan aku biarkan begitu saja." Xavier meraih ponselnya kembali, bergegas menghubungi anak buahnya yang bekerja di bidang IT."Lacak keberadaan Hazel, periksa rekaman kamera pengawas beberapa jam terakhir di sekitar tempat yang aku tinggali sekarang." perintahnya.Xavier mematikan panggilan. Dadanya bergemuruh, tapi ia tak menunjukkan emosi, kecuali pada bola matanya yang kini menyala tajam seperti bara api.Ia menatap ke luar jendela villa yang terbuka sedikit."Siapapun yang berani menyentuhnya… aku past

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 92

    Malam terus merangkak, membawa keheningan yang menyesakkan ke dalam kamar Hazel. Ia berbaring memandangi langit-langit, tak sekalipun mengantuk, pikirannya sibuk menelaah satu pertanyaan yang sejak tadi tak bisa ia singkirkan, Benarkah Xavier memiliki rasa padanya? Atau ia hanya sekadar hiburan sementara di tengah dunia pria itu yang penuh bahaya?Atau lebih buruk, hanya peliharaan yang bisa dibuang kapan saja?Namun, jika itu benar… mengapa Xavier terlihat begitu protektif belakangan ini? Hazel tidak ingin berekspektasi terlalu tinggi, meskipun ada sedikit keinginan dalam hatinya bahwa Xavier menyukainya."Pria seperti Xavier memang bisa jatuh cinta?" batin Hazel.Ia menghela nafas panjang, duduk perlahan di tepi ranjang. Ia melirik jam dinding. Pukul dua dini hari.Dan Xavier belum juga kembali ke kamar sejak pergi beberapa jam lalu. Ke mana pria itu pergi?Hazel akhirnya memutuskan untuk keluar. Tapi saat telapak kakinya menyentuh lantai yang dingin, perih tajam menyergap pergelanga

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 91

    Xavier melangkah mendekati mobil dengan langkah berat, di dalamnya, Hazel sudah menunggu dengan jantung berdebar kencang. Begitu pintu terbuka dan ia masuk, udara di antara mereka seketika membeku. Hazel menahan nafas, bahkan untuk sekadar melirik pun ia ragu, seolah-olah pandangannya saja bisa memicu ledakan.Mobil bergerak melaju, membawa mereka menjauh dari keramaian. Cahaya lampu jalan sesekali menyapu interior, memantulkan kilauan berlian yang menghiasi leher dan telinga Hazel. Batu-batu berharga itu berkilauan indah, tapi bagi Hazel, mereka bagai rantai yang mengikatnya, simbol kemewahan yang justru mencekik.Di kursi pengemudi, Xavier memegang kemudi dengan kaku. Ekspresinya dingin, jauh berbeda dari beberapa jam lalu ketika ia dengan manis memanjakan Hazel dengan belanja berjam-jam. Kini, tatapannya gelap, seolah menyimpan badai yang siap meledak."Aku seharusnya tidak bertemu Tyler diam-diam... Xavier pasti tahu. Dan sekarang, aku terjebak." Hazel menggigit bibir dalamnya, ja

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 90

    Langit malam semakin menghitam, lampu gantung bergaya Venesia menyala hangat di setiap sudut taman pesta. Namun bagi Hazel, suhu di sekitarnya terasa menurun drastis. Ia menikmati segelas wine untuk menghangatkan tubuhnya, ia tidak tau kalau pesta akan diadakan di luar seperti ini sementara baju yang ia pakai cukup terbuka. Tubuhnya mulai kedinginan, tapi terpaksa ia tahan sampai seseorang tiba-tiba saja menyampirkan jasnya ke bahunya. Hazel refleks berbalik, ia pikir itu adalah Xavier agar ia bisa mengucapkan terima kasih. Tapi ternyata, orang itu tidak ia kenal. "Kau terlihat kedinginan, kalau berkenan, aku akan meminjamkan jasku untukmu." kata pria itu. Hazel dengan senyum kaku melepaskan jas pria itu darinya, lalu matanya melirik Xavier yang ternyata memperhatikan dari kejauhan. "Maaf Tuan, aku rasa Anda tidak perlu repot-repot." "Akan ada masalah baru kalau ada pria yang mendekatiku terang-terangan disini, Xavier sedang memperhatikan." batin Hazel. Pria tadi mengangguk pelan

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 89

    Pakaian sudah di tangan, Hazel tidak tau lagi kemana Xavier akan membawanya. Selesai belanja pakaian, Xavier mengajaknya ke suatu tempat tanpa mengatakan tujuannya, apa pria ini berencana untuk membuat kejutan? Perjalanan tak begitu lama, mobil kembali berhenti di sebuah toko. Ah, rupanya Xavier ingin belanja sesuatu. Hazel dipersilahkan duduk ke ruang tamu di toko tersebut, sementara Xavier mengikuti pemilik toko sambil berbicara dengan bahasa Italia.Tidak sampai lima menit setelah Xavier pergi, penjaga toko menghampiri Hazel.“Nona, mari ikut saya,” ucapnya sopan.Hazel menurut, melangkah mengikuti pria itu hingga sampai ke sebuah ruangan kecil namun elegan. Saat pintu terbuka, ia menemukan Xavier berdiri di depan meja marmer, menggenggam sesuatu di tangannya.Begitu Hazel masuk, Xavier menoleh, lalu menghampiri tanpa berkata sepatah kata pun. Dengan satu gerakan halus, ia menyibak rambut Hazel ke belakang telinganya, dan mulai memasangkan sepasang anting berlian kecil yang terlih

  • Tawanan Mafia Mesum    Bab 88

    Hazel menatap Ella dengan mata menyala penuh amarah. Tapi yang membuatnya heran, perempuan di depannya pun tampak marah seakan Hazel-lah penyebabnya, padahal ia hanya memilih barang, tenang-tenang saja sebelum Ella datang seperti badai yang tak diundang, dan tanpa peringatan, tamparan mendarat keras di pipinya. Seketika, suara para pengunjung membubung rendah seperti bisikan tegang. Seorang karyawan toko segera menghampiri, wajahnya pucat dan cemas. “Maaf, Nona... Tolong jangan membuat keributan di toko kami,” ucapnya gugup, jelas takut pelanggan lain akan kabur. Hazel bahkan belum sempat membuka suara saat Ella dengan kasar menarik pergelangan tangannya. Membawanya keluar seperti hendak menyeret seekor anjing. Namun Hazel bukan tipe wanita yang bisa ditarik begitu saja. Dengan cepat ia menyentakkan lengannya lepas dari cengkeraman Ella. Mereka kini berdiri di luar toko, tatap-tatapan seperti dua pejuang yang baru naik ring. "Jangan macam-macam denganku. Kita tidak punya urusan ap

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status