Share

Chapter 16 : Kesepakatan Bersama Max

"Arrrgh!"

Tubuhnya ambruk ke lantai dengan kepala bersimbah darah setelah timah panas menembus langsung tulang tengkoraknya dari jarak yang sangat dekat. Wanita itu meregang nyawa dengan mata terbuka. Diawali dengan kejang selama beberapa detik hingga akhirnya ajal menjemputnya.

Pemandangan mengerikan itu tak luput dari penglihatan Mentari. Perlahan tubuhnya meluruh ke bawah hingga ia terduduk di lantai. Tak ada air mata yang mengalir di pipinya. Hanya saja rasa trauma yang bangkit untuk kesekian kali. Setelah Shaka, kini orang lain yang menjadi korban. Entah akan berapa banyak nyawa lagi yang akan tumbang di hadapan Mentari.

"Sudah selesai. Aku sudah mengirimnya pada Tuhan," ucap Max tenang sambil meniup mulut pistol yang masih berasap.

Mentari tersadar kemudian meliriknya. "Kenapa? Kenapa kau membunuhnya? Dia tidak bersalah!"

"Dia bersalah. Dia sudah membantumu kel

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status