Share

Chapter 25 : Demam Tinggi

"Bangun! Jangan berpura-pura pingsan di hadapanku!" Max menendang kaki Mentari lumayan kuat. Akan tetapi, gadis itu tak menunjukkan pergerakan. Seolah ia memang sudah larut dalam kehidupan di alam bawah sadar dan tidak akan kembali lagi. "Kau jangan berharap aku akan kasihan denganmu, Mentari! Bangun sebelum aku membuatmu tidak bisa bangun selamanya!"

Masih tidak ada pergerakan. Max berjongkok kemudian menarik wajah gadis itu. Ia terlihat pucat, bibirnya yang membiru bergetar dan terlihat menggigil. Sementara matanya masih terus menutup. Sepertinya ia benar-benar tidak sadarkan diri.

Max membuang napas kasar lalu meraih tubuh gadis sembilan belas tahun itu dan menggendongnya kembali ke kamar. Ia meringis pelan kala merasakan suhu tubuh Mentari yang tinggi.

Max tak langsung meletakkannya ke ranjang. Ia justru menaruhnya di atas sofa karena pakaian Mentari masih basah kuyup.

Max merogoh po

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status