Share

Bab 48

Bab 48

“Tolong, tolong saya,” kata Ajeng memelas dengan suara parau. Tangannya menggapa – gapai di udara. Dia sangat lemah hingga tak kuat untuk bangun.

Lelaki di depannya itu mencibir. “Huh, enak saja kau minta tolong! Memangnya aku babumu! Kamu minta tolong saja sama gondoruwo!” dengusnya dengan pongah.

Sebelum pergi kaki pria itu menendang tubuh Ajeng yang ringkih hingga perempuan itu membentur kerikil, dengan santai ia berjalan melangkahi wanita itu.

“Bedhes! Asu!” teriak Ajeng marah diperlukan seperti anjing buluk oleh pria yang tak ia kenal. “Kamu yang setan! Kudoakan kamu mati tertabrak kereta.” Dia mengumpat sambil menahan rasa sakit yang mendera tubuhnya.

Sayangnya, suaranya tertelan oleh suara bising kereta api yang lewat. Ajeng hanya bisa tergeletak pasrah di atas rumput berharap ada seseorang yang membantunya.

Malam kian larut membawa udara dingin yang menusuk hingga tulang sumsum. Badan Ajeng menggigil. Demamnya tinggi! Antara sadar dan tidak perempuan itu meracau t
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status