Share

Bab 53

Bab 53

Eril tak bisa berkata – kata. Mulut lelaki itu seketika terkunci dengan pertanyaan Ayang. Ia menunduk sedih.

Amina yang mendengarkan percakapan Ayang menangis tersedu – sedu. Ia segera berlari menghampiri anaknya dan memeluknya dengan erat. Ia merasa bersalah telah membuat hidup Ayang berat.

“Maafkan Ibu ya Nak. Ibu banyak salah pada Ayang,” ujarnya sesenggukan.

“Gak, Ibu gak salah. Ayang yang salah. Ayang janji tidak mau minta nyonyok lagi sama Ibu.” Ayang menjadi bingung ketika melihat ibunya menangis.

Makin sedihlah Eril melihat kedua mahluk hidup itu. “Bukan saatnya untuk menangis sekarang.” Dia memegang pundak Amina lembut. Ia bisa merasakan beban yang dipanggul perempuan itu berat. Ia lalu melihat ke Ayang.

“Besok kalau ada yang mengejek Ayang lagi. Bilang saja, Om Eril adalah Papa Ayang.”

Mata Ayang mengerjap bahagia. “Benarkah? Terus Ayang panggil apa? Om Papa?” tanyanya dengan kepolosan anak – anak.

“Jangan ngaco kamu Eril. Ini bukan permainan peran!” protes Am
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status