Share

Bab 20 Ancaman Calon Mertua

Benar saja, setelah kejadian hari itu, Agam tidak lagi mencium tangan Rinjani sembarangan. Namun, tangannya yang usil, sesekali tetap mengelus kepala gadis itu.

Tidak bisa dipungkiri, jika Rinjani juga mulai nyaman dengan elusan di kepala yang sering dilakukan Agam secara tiba-tiba itu.

Hari-hari Rinjani terasa semakin berwarna karena tingkah konyol Agam. Hal-hal tidak terduga yang pria itu lakukan juga berhasil menciptakan senyuman di wajah gadis itu.

“Khem! Anak papa kenapa, nih?”

Rinjani seolah tuli dengan ucapan sang ayah. Gadis itu masih tetap fokus pada layar ponsel pintarnya sambil sesekali mengetikkan pesan sambil tersenyum.

“Hei, kamu kenapa, Sayang? Kenapa senyum-senyum begitu?” ujar Tama yang sudah geram karena tidak dihiraukan oleh putrinya.

“Eh, Papa. Sejak kapan Papa di sini?” tanya Rinjani sambil mematikan ponsel pintarnya dan meletakkan benda tipis itu di meja.

“Sejak kamu dipanggi nggak nyahut, sejak anak gadis

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status