Share

Terbangun di Tubuh Tunangan Marquis Obsesif
Terbangun di Tubuh Tunangan Marquis Obsesif
Penulis: Bintang Hamal

Bab 1 - Pria asing

Wanita itu membuka kedua matanya secara spontan ketika sebuah tangan besar tiba-tiba saja meraba tubuhnya. Hal pertama yang dilihatnya adalah seorang pria tampan yang kini berada dalam posisi menindih tubuhnya. Wanita itu spontan membelalakkan mata. Kedua tangannya refleks mendorong tubuh pria itu lalu menamparnya.

Plakk!

Sebuah tamparan mendarat mulus di pipi kirinya. Lelaki itu terkejut bukan main. Ia terdiam sesaat dengan otak yang masih berusaha memproses setiap kejadian yang baru saja dia alami.

"Brengsek! Apa yang kau lakukan!" pekik Carla dengan wajah kesal. Dengan segera, dia bangun dan duduk sambil membenahi pakaiannya yang tampak berantakan. Namun begitu menunduk, ia mendapati hal yang terasa ganjil.

A-apa ini? Kenapa aku berpakaian seperti ini? pikir Carla.

"Shh... Menurutmu apa yang aku lakukan? Tentu saja aku ingin memilikimu. Berhentilah memberontak, dan jadilah milikku!" Lelaki itu kembali mendekatkan tubuhnya ke arah Carla. Karena kaget, Carla tanpa sadar mendorong tubuh lelaki itu sampai dia terlempar ke arah dinding yang posisinya tidak terlalu jauh dari tempat mereka berada. Hal itu sekali lagi membuatnya meringis menahan sakit. Akan tetapi kali ini rasa sakit yang dia rasakan berasal dari punggungnya yang berbenturan cukup keras dengan dinding.

Sementara lelaki itu meringis kesakitan, Carla melihat adanya celah untuknya melarikan diri. Dengan segera wanita itu bangkit dari ranjang lantas bergegas lari menuju arah pintu keluar yang dilihatnya. Dia berlalu dengan cukup terseok akibat gaun panjang yang dikenakannya cukup membuatnya kesulitan untuk bergerak. Walaupun demikian, hal itu sama sekali tak membuat Carla lantas menyerah begitu saja untuk melarikan diri. Dengan sekuat tenaga, dia berusaha menghiraukan gaun itu dan terus melangkah.

"Berhenti kau, Jangan lari?!" teriak pria itu begitu dia sadar Carla berusaha melarikan diri dari kamarnya. Lelaki itu bangkit dengan tertatih. Ia langsung mengejar Carla guna menghentikannya, dan tepat diambang pintu yang tertutup, dia berhasil tiba lebih dulu dan menghentikan Carla untuk membukanya.

Brakk! 

Dia menahan pintu yang belum sempat di buka dengan menggunakan tangannya. Carla spontan berhenti ketika dia sadar lelaki itu berhasil menahan pintunya. "Memangnya kau pikir kau mau pergi kemana? Kau tidak akan bisa melarikan diri dengan mudah. Di luar sana ada banyak penjaga yang siap untuk menangkapmu begitu kau keluar dari sini," katanya sambil tersenyum miring.

Carla membalikkan tubuhnya, beradu pandangan tajam dengan lelaki itu. Kini posisi wanita itu terkurung diantara kedua tangan kokohnya yang masih berusaha menahan pintu di belakangnya.

"Menyingkir dariku! Siapa kau sebenarnya, dan kenapa kau membawaku kemari?!" pekik Carla dengan penuh amarah. Sungguh dirinya tidak mengerti kenapa tiba-tiba ada di tempat seperti ini, padahal seingatnya terakhir kali dia sedang bersama Crystal, sahabatnya. Dan entah apa serta bagaimana, dirinya mendadak bangun di tempat yang antah berantah dalam keadaan seperti ini. Siapa lelaki ini dan dimana sahabatnya, Carla sama sekali tidak tahu.

"Tega sekali kau melupakanku begitu saja. Padahal aku ini adalah mantan tunanganmu. Orang yang paling mencintaimu!"

"Apa—" Carla membelalakan mata. Menurutnya imajinasi lelaki itu sudah benar-benar di luar nalar, bagaimana mungkin dirinya punya seorang mantan tunangan sedangkan dia saja belum pernah menjalin hubungan yang lebih serius dibandingkan pacaran dengan lelaki manapun.

"Mungkin dengan aku menciummu, kau akan ingat padaku!" Tanpa aba-aba, lelaki itu menyambar bibirnya. Melumatnya dengan begitu ganas, sambil terus memojokkan Carla sampai membuat wanita itu semakin terpojokkan olek aksinya. Carla tidak mungkin tinggal diam. Tangannya dengan sekuat tenaga terkepal erat, dan berusaha mendorong tubuh lelaki itu agar menjauh. Alih-alih merasa kesakitan, lelaki itu justru langsung menahan tengkuk Carla, dan memperdalam ciumannya.

Brengsek! Siapa sebenarnya pria mesum ini?! Carla semakin merasa kesal dibuatnya. Dalam situasi ini, Carla sebisa dan secepat mungkin segera berusaha mencari cara agar bisa meloloskan diri dan menghentikan aksi bejat lelaki itu sebelum semakin melebihi batas. Setelah beberapa saat berjuang mencari ide, akhirnya Carla mendapatkan satu yang paling ampuh. Dia menghentakkan kakinya, menginjak lelaki itu hingga sekali lagi membuatnya meringis kesakitan. Karena rasa sakit yang dia rasakan pada kakinya, lelaki itu secara refleks melepaskan ciumannya. Dia mengaduh kesakitan seraya memegangi kakinya yang baru diinjak Carla.

"Dasar brengsek. Beraninya kau menciumku!" umpat Carla penuh emosi. Ingin sekali rasanya dia menghajar lelaki itu lebih keras lagi. Mungkin dengan memberikannya sebuah tendangan di antara dua telur puyuhnya, atau sebuah tunju di antara hidung bangirnya. Sayangnya, situasi tidak menguntungkan baginya. Terlebih ketika Carla mengingat ucapan lelaki itu bahwa di luar kamar mereka itu ada penjaga yang dia tugaskan untuk mengawasi keadaan. Kalau Carla sampai nekat menyerangnya, mungkin justru malah dirinya yang terjebak dalam masalah lain. Justru hal itu akan lebih menguntungkan serta akan lebih mempermudah si mesum itu melakukan aksinya. Tanpa pikir lebih lama lagi, Carla segera berlari ke arah lain. Mencari jalan lain yang bisa dia gunakan untuk melarikan diri. Sampai pada akhirnya Carla melihat sebuah jendela. Dengan segera Carla menghampiri jendela, membukanya, lalu menatap keluar guna memastikan bagaimana kondisi luar dari kamar tempatnya berada. Apakah kondisinya memungkinkan baginya untuk melompat atau tidak.

Begitu melihat keluar jendela, Carla sempat ragu dan nyaris mengurungkan niatnya begitu dia sadar kalau posisi kamar tempatnya berada terletak di lantai atas, dan bukan di lantai dasar.  S-sial! Aku ada di lantai berapa ini? Tinggi sekali. Sekarang bagaimana caranya aku bisa melarikan diri kalau posisi kamarnya saja berada di tempat yang setinggi ini? Kalau aku langsung melompat, bisa-bisa aku mati.

Carla terdiam sesaat dengan otak yang tak berhenti memikirkan ide untuk meloloskan diri. Akan tetapi, di tengah usahanya memfokuskan diri, atensi Carla langsung buyar saat pria itu kembali berteriak guna menahannya. Carla menoleh dan mendapati lelaki itu sudah berjalan menuju arahnya dengan sebelah kaki terseret karena tadi diinjaknya. Carla semakin bertambah panik, dia mengedarkan pandangannya ke sekeliling area luar kamar, dan kali ini Carla berhasil menemukan cara agar dirinya bisa lari. Tanpa sedikitpun rasa ragu, wanita itu langsung melangkah naik ke atas jendela, lalu dengan kedua tangannya, Carla berpegangan setelah menjatuhkan tubuhnya hingga bergelantungan pada jendela. Dengan segera Carla mengayunkan tubuhnya ke arah dimana dia melihat sebuah pijakan dari desain bangunan yang mereka tempati. Begitu perhitungannya tepat, Carla segera melemparkan tubuhnya ke arah pijakan tersebu dan berhasil mendarat dengan kedua kakinya. Tepat sebelum pria tadi berhasil menangkapnya.

"Arrgghhh! Sial. Carla, sayang! Jangan melarikan diri dariku!" Pria itu berteriak sambil menggeram penuh kesal dari arah jendela begitu sadar wanita yang katanya mantan tunangannya itu berhasil meloloskan diri. Lagi. Sebenarnya ini bukan yang pertama.

Carla tak mengindahkan kalimat yang terlontar dari mulut si mesum itu dan terus bergerak menyusuri ujung pijakan. Dia melangkah sambil merapatkan tubuhnya pada dinding, dan sebisa mungkin Carla menghindari untuk melihat ke bawah serta terus berjalan. Di sisi lain, Carla bisa mendengar si mesum tadi mulai berteriak pada anak buahnya yang katanya menunggu di luar kamar, dia berteriak meminta mereka untuk datang dan membantu menangkap mantan tunangannya tersebut.

***

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Kikiw
bener2 wanita modern
goodnovel comment avatar
Abigail Briel
kerennnn aku suka, carla jagoan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status