“Jelaskan padaku, aku ini orang yang seperti apa,” ucap Carla sambil memperhatikan wajah Susan lewat cermin. Wanita itu terdiam sejenak sebelum akhirnya berkata, “Anda adalah orang yang sangat baik hati, lembut, dan juga ramah. Banyak orang yang menyukai tuan putri, dan banyak orang pula yang ingin dekat dengan anda.”
“Sungguh?”
Susan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Kali ini Carla yang termangu memikirkan kalimat Susan barusan. Kalau sifat dari pemilik tubuh itu memang seperti apa yang dia katakan, maka akan lebih mudah bagiku untuk berpura-pura menjadinya. Namun setelah mengetahui hal ini bukan berarti aku hanya harus diam saja. Aku tidak tahu apa yang terjadi di masa lalu, dan siapa tahu saja kan ada orang yang membenci pemilik tubuh ini, atau b
“Memangnya kapan kita akan menikah?”“Dalam waktu dekat, setelah semua persiapannya selesai, kita akan segera melangsungkan pernikahan. Tapi tunggu, kenapa kau terkejut begitu seolah-olah kau baru tahu mengenai hal ini? Apa yang sebenarnya terjadi padamu? Apakah kau tidak ingat apa-apa mengenai rencana pernikahan kita?” Cruz semakin merasa aneh dengan wanita yang kini duduk tepat berhadapan dengannya. Wanita itu sungguh bersikap seolah dia baru tahu semuanya.“A-aku baik-baik saja…” balas Carla.Ini gawat. Kalau sampai aku tidak kembali ke tempat asalku sebelum acara pernikahannya di gelar, maka bisa-bisa aku terjebak selamanya di sini. Aku harus mencari cara untuk kembali secepatnya! Kalau begitu hari ini aku harus mencari petu
Ini gawat. Kalau memang tidak ada buku yang bisa menjelaskan mengenai perjalanan waktu, lalu bagaimana aku bisa mengetahui apa yang sebenarnya terjadi denganku? Carla berpikir keras.“Tunggu, kalian bilang di sini ada banyak mengenai buku tentang sihir kan? Kalau begitu cari semua buku yang berhubungan dengan sihir dan kumpulkan di meja. Mungkin saja di salah satu buku itu ada yang menjelaskan mengenai teleportasi atau semacamnya..”“Baik, akan kami lakukan.” Hélie dan Susan menganggukkan kepalanya dan bergegas mencari segala buku yang berhubungan dengan sihir, begitu juga dengan Carla. Wanita itu tidak tinggal diam dan membantu mereka untuk mencari. Mungkin saja kedatangannya ke masa ini juga ada kaitannya dengan sihir, mungkin semacam teleportasi atau se
Hari berganti. Seperti yang sudah Carla rencanakan, hari ini dia akan pergi ke kota untuk mencari buku yang mungkin bisa membantunya. Setelah semalaman dirinya merenung, Carla lantas berniat untuk menelusuri kembali jejaknya lagi. Mungkin dengan datang ke tempat dimana wanita itu sempat berpisah dengan Susan dan Hélie, mereka bisa mengetahui apa yang terjadi pada pemilik tubuhnya dan kenapa dia bisa tiba-tiba saja tertukar dengan Carla.Seperti kemarin, Susan dan Hélie mendatangi kamarnya dan membantunya bersiap, setelah itu mengantarkannya hingga ke ruang makan dimana Cruz telah menunggunya. Carla segera menghampiri kursi yang menjadi tempat biasa dirinya makan, lalu menikmati sarapannya begitu selesai membicarakan sebuah topik ringan dengan Cruz, bagaimanapun Carla harus bersikap senatural mungkin agar tidak ada yang curiga.
Carla termangu. Wanita itu memandang keluar jendela, menatap taman yang begitu indah di dekat kamarnya. Di luar terlihat begitu cerah, dan angin bertiup cukup kencang. Sementara di luar begitu tampak ceria, beda halnya dengan Carla yang kini hanya bisa diam sambil menahan rasa bosan. Usai sarapan, Carla memutuskan untuk kembali ke kamar dan berusaha memikirkan cara lain agar dia bisa mencapai apa yang dia inginkan. Carla harus menemukan cara agar bisa kembali ke zaman tempatnya berasal. Hanya itu yang sejak awal terlintas dalam benaknya, dan hanya itu juga yang menjadi pikirannya begitu dia sadar bahwa dirinya telah terdampar di zaman ini.Susan dan Hélie sejak tadi juga ikut diam. Mereka tampak murung begitu sadar Carla yang juga dalam keadaan murung. “Tuan putri tampaknya sangat kecewa karena tuan tidak mengizinkan beliau keluar.”
Carla terus melangkah di belakang Susan dan Hélie yang kini terus berjalan sambil menjelaskan setiap tempat yang mereka lewati. Kalau seperti ini, Carla merasa seolah sedang diberikan tour singkat oleh mereka. Namun setidaknya dia merasa lega karena kini dengan berjalan dibelakang, Carla tidak lagi terlalu diperhatikan. Carla bisa lebih bebas memikirkan rencananya sambil terus mendengarkan dan mengamati sekeliling.Carla menoleh keluar jendela, sekarang mereka masih berada di lantai atas rumah kediaman marquis Spencer. Dia memperhatikan ke area luar. Dari yang aku amati sejauh ini ada beberapa titik kosong yang mungkin bisa aku gunakan jika aku harus melarikan diri. Beberapa di antara titik itu tidak dijaga oleh penjaga di rumah ini, selain itu ada beberapa titik juga yang mungkin bisa aku manfaatkan kalau titik itu tidak bisa digunakan. Dalam
Carla terdiam memperhatikan wajah lelaki dihadapannya yang terlihat aneh, entah kenapa, namun Carla melihat perubahan ekspresi Cruz. Tadi pagi pria itu masih bersikap tenang, akan tetapi siang ini ekspresinya lebih dingin dari sebelumnya, selain itu, aura pembunuh yang muncul darinya lebih pekat dari biasanya. Carla mengerutkan kening. Dia sungguh tidak mengerti apa yang sebenarnya terjadi dengan lelaki itu. Cruz tampak agak berbeda siang ini. Auranya terasa aneh, dan entah kenapa aku merasa lelaki itu seperti sedang dalam mode menyeramkan. Apa yang terjadi dengannya? Apakah dia masih kesal denganku gara-gara tadi pagi? Atau apakah dari ucapanku tadi pagi ada yang membuatnya kesal sampai-sampai membuat Cruz bersikap aneh seperti ini?Carla baru saja melahap makan siangnya sebelum kemudian dirinya sadar Cruz
“Melihat dari reaksimu, sepertinya kau sudah tahu apa kesalahanmu.” Cruz menatapnya tajam, membuat Johan semakin merasa terintimidasi. Mendengar kalimatnya barusan membuat lelaki itu semakin terkejut. Dia mengubah posisinya, menghadap Cruz, masih dengan posisi yang sama. Terduduk di tanah tempatnya jatuh.“A-apa yang anda bicarakan? S-saya sama sekali tidak mengerti dengan apa yang anda katakan barusan…” Johan bergumam. Dia sama sekali tidak bisa membuat dirinya sendiri tenang menghadapi Cruz. Lelaki itu memiliki aura yang terlalu menakutkan untuk di lawan, meski hanya dengan kata-kat. Namun dia juga tidak punya pilihan lain selain mengelak dari fakta yang sebenarnya, karena taruhannya adalah nyawa. Kalau dirinya sampai menceritakan hal yang sebenarnya pada Cruz, bisa saja Enrique yang sudah membuat perjanjian dengannya langsung membunuhnya seperti kesepakatan y
“Potong lidahnya, dan pastikan dia tidak akan pernah bisa bicara lagi untuk selamanya!” titah Cruz pada kedua anak buahnya yang sejak tadi berdiri tepat di belakang Johan. Lelaki itu membelalakkan matanya begitu mendengar ucapannya barusana. Kedua anak buah Cruz itu lantas bergerak menghampirinya. Mereka memeganginya dengan segera. Johan yang menyadari hal itu seketika berubah makin panik. Jika lidahnya dipotong maka untuk selamanya dia tidak akan pernah bisa berbicara dengan benar, itu sama saja artinya dengan dia tidak akan bisa menjalani kehidupan dengan normal seperti yang lainnya. Dia tidak akan pernah bisa berdagang lagi, bahkan untuk sekedar berteriak memanggil pembeli saja dirinya tidak akan pernah bisa. Itu akan menjadi mimpi buruk baginya. Selain itu, kalau lidahnya dipotong, maka dia juga tidak akan berguna lagi untuk Enrique, lelaki itu pasti juga akan membunuhnya kalau dia sudah benar-benar tidak berguna. Posisinya sungguh ser