Home / Fantasi / Terdamparnya Sang Putri Duyung / Perburuan di Hutan Beton

Share

Perburuan di Hutan Beton

Author: Harrymraz
last update Last Updated: 2025-06-16 15:19:48

Rencana Arjuna Wiratama untuk menciptakan "hantu" bagi Jagad Buana telah dimulai. Kianjaya menyebarkan jejak digital palsu di berbagai forum gelap dan situs lelang artefak, membocorkan informasi tentang "penemuan" gelang mutiara hitam lain di lokasi-lokasi terpencil di Indonesia, dari hutan Kalimantan hingga kepulauan terluar di Maluku. Informasi itu sengaja dibuat sangat meyakinkan, lengkap dengan foto palsu dan narasi mitologis.

Bagas Prasetya, di sisi lain, menyiapkan umpan fisik. Ia menyewa beberapa gudang kosong di pinggiran Jakarta dan menyebarkan barang-barang antik palsu yang menyerupai artefak kuno di sana. Ia juga memasang perangkat pelacak dan kamera tersembunyi untuk memantau pergerakan orang-orang Jagad Buana.

"Sudah ada reaksi, Hyung!" lapor Kianjaya, matanya berbinar di depan layar komputernya. "Jagad Buana mengirimkan timnya ke Kalimantan! Dia sudah menghabiskan sumber daya besar untuk mencari 'gelang palsu' di sana."

Arjuna tersenyum tipis. "Bagus. Kita akan membuatnya lelah mengejar bayangan."

Di apartemen, Naya Kirana terus belajar dengan cepat. Ia kini bisa berbicara dalam kalimat yang lebih lengkap, meskipun masih dengan aksen yang khas. Ia juga mulai memahami nuansa emosi manusia. Ia melihat ketegangan di wajah Arjuna, Bagas, dan Kianjaya, tetapi ia juga merasakan tekad mereka untuk melindunginya.

Mereka... melindungiku, pikir Naya Kirana, menatap Arjuna. Seperti... Adipati Damarjati.

Arjuna merasakan pikiran Naya Kirana. Ia tersenyum. "Ya. Itu tugas kami. Tapi kau juga harus menjaga dirimu." Ia mengajar Naya Kirana cara menghindari keramaian, bagaimana bereaksi jika seseorang mencoba mendekatinya, dan yang paling penting, bagaimana melindungi gelang mutiara hitamnya yang asli.

Kilasan Ingatan — Era Majapahit

Adipati Damarjati menjalankan rencana "hantu"nya untuk mengelabui Patih Durjana. Ki Sanjaya menyebarkan desas-desus tentang penemuan permata berharga atau artefak kuno di berbagai kuil terpencil atau gua-gua rahasia di seluruh wilayah Majapahit. Setiap rumor dibuat sangat meyakinkan, lengkap dengan peta palsu dan cerita rakyat yang diubah.

Bagas Prasetya, sebagai panglima perang, memimpin pasukannya untuk mempersiapkan jebakan fisik. Ia menempatkan prajurit di berbagai jalur hutan yang berbahaya dan membuat umpan berupa peti-peti harta karun palsu yang diisi batu biasa. Ia juga memasang perangkap sederhana namun efektif di beberapa titik.

"Patih Durjana telah mengirimkan banyak pasukannya ke arah Timur, ke wilayah yang kita duga ada 'Harta Karun Ular Naga' itu, Yang Mulia," lapor Ki Sanjaya dengan senyum puas. "Dia menghabiskan banyak waktu dan tenaga untuk mencari yang tidak ada."

Adipati Damarjati mengangguk. "Bagus. Kita akan terus menguras tenaganya."

Dewi Tirta, dalam wujud manusia, juga belajar beradaptasi dengan kehidupan di desa. Ia mengamati interaksi manusia, belajar tentang kegembiraan dan kesedihan mereka. Ia melihat bagaimana Adipati Damarjati begitu peduli pada rakyatnya, bagaimana ia memimpin dengan kebijaksanaan.

Patih Durjana... jahat. Dia... tidak peduli... rakyatnya, pikir Dewi Tirta, merasakan aura gelap dari Patih Durjana yang masih bisa ia rasakan samar.

Adipati Damarjati merasakan pikiran Dewi Tirta. "Betul. Dia hanya peduli pada kekuasaan." Ia melatih Dewi Tirta bagaimana caranya bergerak tanpa menarik perhatian, bagaimana cara bersembunyi di keramaian pasar, dan bagaimana caranya menyembunyikan gelang mutiara hitamnya dari mata-mata Patih Durjana.

Suatu hari, seorang mata-mata Patih Durjana yang sangat licik berhasil menyusup ke desa tempat mereka bersembunyi. Mata-mata itu memiliki indra sihir yang tajam dan nyaris bisa merasakan aura Dewi Tirta meskipun ia berusaha menyembunyikannya.

Dewi Tirta merasakan kehadiran bahaya. Dia... di sini. Mencari... aku.

Adipati Damarjati segera menyadari ada yang tidak beres. Ia melihat mata-mata itu menyelinap di antara kerumunan. Ia tahu ia harus bertindak cepat.

Kembali ke Masa Kini

Naya Kirana merasakan gelombang ketegangan yang sama. Seseorang. Dekat.

Tiba-tiba, alarm di sistem keamanan Bagas berbunyi. "Jun! Ada penyusup di perimeter! Cuma satu, tapi dia sangat ahli! Dia berhasil menembus lapisan luar keamanan kita!" seru Bagas dari ruang kontrol.

Arjuna segera menuju monitor. Ia melihat seorang pria berjas hitam, bergerak seperti bayangan, melewati kamera-kamera dan sensor. Itu adalah salah satu "pembersih" elit Jagad Buana, yang memiliki indra khusus untuk melacak energi Naya Kirana. Pria itu mendekati apartemen mereka.

"Dia datang untuk Naya Kirana!" seru Arjuna. Ia tahu Jagad Buana pasti mengirimkan mata-mata terbaiknya karena curiga dengan "hantu" yang ia ciptakan.

"Kita harus lari!" Kianjaya berteriak, panik.

"Tidak!" kata Arjuna. "Kita akan menunggunya." Ia melihat Naya Kirana, yang kini berdiri di sampingnya, tatapannya penuh tekad. "Kita akan menghadapi ini bersama."

Arjuna mengambil pistol bius dari laci rahasianya. "Bagas, aktifkan semua jebakan di koridor! Kian, matikan semua lampu begitu dia masuk!"

Naya Kirana menatap Arjuna. Aku... bantu. Ia mengirimkan gambar air yang membentuk dinding di benak Arjuna.

"Tidak, Naya Kirana," kata Arjuna. "Belum. Terlalu berisiko. Biarkan aku yang mengurus ini."

Pria berjas hitam itu berhasil membuka kunci pintu apartemen mereka. Ia masuk ke dalam, pistol di tangan. Ruangan gelap.

"Keluar! Aku tahu kalian di sini!" teriaknya, suaranya dingin.

Tiba-tiba, lampu padam sepenuhnya. Sebuah jebakan kawat tipis mengikat kakinya, membuatnya tersandung. Arjuna melompat dari persembunyiannya, menembakkan pistol bius ke arah pria itu. Peluru bius itu mengenai bahunya. Pria itu tersentak, berusaha melawan, tetapi obat bius mulai bekerja. Ia jatuh terhuyung-huyung ke lantai, tak sadarkan diri.

"Kerja bagus, Hyung!" seriak Kianjaya, menyalakan kembali lampu.

Bagas masuk, memeriksa pria itu. "Dia adalah salah satu tangan kanan Jagad Buana. Pasti dia datang untuk melacak aura Naya Kirana."

Arjuna menatap Naya Kirana. "Kau baik-baik saja?"

Naya Kirana mengangguk. Ia menatap pria yang tak sadarkan diri itu, lalu ke arah Arjuna. Kau... melindungi... aku. Ia mendekat, menyentuh lengan Arjuna. Kehangatan dari sentuhan itu mengalir, sebuah penghargaan tulus.

Arjuna merasakan sentuhan itu. Rasa hangat menyebar di dadanya. Ia tidak pernah berpikir ia akan menjadi pelindung bagi seseorang, apalagi putri duyung dari dongeng.

Mereka memutuskan untuk menginterogasi pria itu begitu ia sadar. Mereka butuh informasi lebih lanjut tentang rencana Jagad Buana. Ini adalah kesempatan mereka untuk membalikkan keadaan. Mereka telah menang di babak ini, tetapi mereka tahu ini hanyalah permulaan. Jagad Buana tidak akan menyerah begitu saja.

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Takdir yang Teranyam Kembali

    Kembalinya Naya Kirana bukanlah sebuah rahasia yang bisa disimpan selamanya. Setelah pertemuan pertamanya dengan Putri Anggraini, Bagas Prasetya, dan Kianjaya, berita tentang manifestasinya mulai menyebar di kalangan terbatas di dalam Yayasan Pelestarian Lautan. Tidak ada laporan resmi ke media, tetapi di antara mereka yang berdedikasi pada pelestarian laut, gema "melodi lautan" dan "penjaga baru" mulai menjadi bisikan penuh harapan.Naya Kirana kini tidak lagi terbatas pada keberadaan spiritual. Ia dapat bermanifestasi dalam wujud manusia di daratan, meskipun ia masih mempertahankan aura cahaya dan koneksi mendalamnya dengan air. Ia tidak bisa hidup layaknya manusia biasa, tidak membutuhkan makanan atau tidur, namun ia bisa berinteraksi, berbicara, dan yang paling penting, membimbing.Peran Naya Kirana bagi Yayasan Pelestarian Lautan menjadi tak ternilai. Dengan koneksinya yang langsung dengan lautan, ia bisa merasakan kesehatan ekosistem secara global, mendeteksi ancaman polusi, ata

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Pertemuan Kembali

    Cahaya biru yang memancar dari dalam teluk terus membesar, memukau Putri Anggraini. Pusaran air yang lembut itu kini berdenyut dengan ritme yang memukau, memancarkan melodi yang hanya bisa ia dengar di dalam hatinya. Aroma asin laut bercampur dengan wangi bunga-bunga tropis yang tiba-tiba bermekaran di sekitar bibir pantai, seolah alam turut merayakan.Dari pusat pusaran cahaya itu, sosok itu perlahan-lahan mengambil bentuk. Bukan lagi siluet transparan, tetapi sebuah wujud yang nyata, meskipun masih diselimuti aura bercahaya. Rambut panjang sebiru samudra, mata yang memancarkan kebijaksanaan dan kerinduan berabad-abad, dan senyum yang lembut namun penuh kekuatan. Itu adalah Naya Kirana, kembali.Putri Anggraini terkesiap. Ia tidak pernah melihat sesuatu seperti ini. Rasa takutnya lenyap, digantikan oleh kekaguman murni dan rasa koneksi yang mendalam, seolah ia telah menunggu momen ini sepanjang hidupnya. Air matanya menetes, bukan karena kesedihan, tetapi karena keindahan yang luar b

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   di Kedalaman

    Puluhan tahun telah berlalu sejak kepergian Arjuna Wiratama. Warisannya hidup subur melalui Yayasan Pelestarian Lautan, yang kini dipimpin oleh Bagas Prasetya, dengan Kianjaya sebagai kepala penelitian global. Giok Penjaga Takdir yang pernah menjadi jimat pribadi Arjuna, kini tersimpan di sebuah museum maritim yang didirikan untuk menghormati dedikasinya. Giok itu diletakkan di dalam vitrin kaca khusus, memancarkan cahaya biru samar yang hampir tak terlihat, namun selalu menarik perhatian para pengunjung yang paling peka.Dunia telah banyak berubah. Teknologi semakin maju, namun ancaman terhadap lautan juga semakin kompleks. Meski begitu, berkat fondasi yang diletakkan Arjuna, kesadaran global akan pentingnya menjaga ekosistem laut telah meningkat pesat. Namun, di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, lautan mulai menunjukkan fenomena yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah.Di berbagai belahan dunia, para pelaut melaporkan mendengar melodi aneh dari kedalaman laut, sebuah lagu yang

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Takdir yang Teranyam Kembali

    Kembalinya Naya Kirana bukanlah sebuah rahasia yang bisa disimpan selamanya. Setelah pertemuan pertamanya dengan Putri Anggraini, Bagas Prasetya, dan Kianjaya, berita tentang manifestasinya mulai menyebar di kalangan terbatas di dalam Yayasan Pelestarian Lautan. Tidak ada laporan resmi ke media, tetapi di antara mereka yang berdedikasi pada pelestarian laut, gema "melodi lautan" dan "penjaga baru" mulai menjadi bisikan penuh harapan.Naya Kirana kini tidak lagi terbatas pada keberadaan spiritual. Ia dapat bermanifestasi dalam wujud manusia di daratan, meskipun ia masih mempertahankan aura cahaya dan koneksi mendalamnya dengan air. Ia tidak bisa hidup layaknya manusia biasa, tidak membutuhkan makanan atau tidur, namun ia bisa berinteraksi, berbicara, dan yang paling penting, membimbing.Peran Naya Kirana bagi Yayasan Pelestarian Lautan menjadi tak ternilai. Dengan koneksinya yang langsung dengan lautan, ia bisa merasakan kesehatan ekosistem secara global, mendeteksi ancaman polusi, ata

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Pertemuan Kembali

    Cahaya biru yang memancar dari dalam teluk terus membesar, memukau Putri Anggraini. Pusaran air yang lembut itu kini berdenyut dengan ritme yang memukau, memancarkan melodi yang hanya bisa ia dengar di dalam hatinya. Aroma asin laut bercampur dengan wangi bunga-bunga tropis yang tiba-tiba bermekaran di sekitar bibir pantai, seolah alam turut merayakan.Dari pusat pusaran cahaya itu, sosok itu perlahan-lahan mengambil bentuk. Bukan lagi siluet transparan, tetapi sebuah wujud yang nyata, meskipun masih diselimuti aura bercahaya. Rambut panjang sebiru samudra, mata yang memancarkan kebijaksanaan dan kerinduan berabad-abad, dan senyum yang lembut namun penuh kekuatan. Itu adalah Naya Kirana, kembali.Putri Anggraini terkesiap. Ia tidak pernah melihat sesuatu seperti ini. Rasa takutnya lenyap, digantikan oleh kekaguman murni dan rasa koneksi yang mendalam, seolah ia telah menunggu momen ini sepanjang hidupnya. Air matanya menetes, bukan karena kesedihan, tetapi karena keindahan yang luar b

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Gema di Kedalaman

    Puluhan tahun telah berlalu sejak kepergian Arjuna Wiratama. Warisannya hidup subur melalui Yayasan Pelestarian Lautan, yang kini dipimpin oleh Bagas Prasetya, dengan Kianjaya sebagai kepala penelitian global. Giok Penjaga Takdir yang pernah menjadi jimat pribadi Arjuna, kini tersimpan di sebuah museum maritim yang didirikan untuk menghormati dedikasinya. Giok itu diletakkan di dalam vitrin kaca khusus, memancarkan cahaya biru samar yang hampir tak terlihat, namun selalu menarik perhatian para pengunjung yang paling peka.Dunia telah banyak berubah. Teknologi semakin maju, namun ancaman terhadap lautan juga semakin kompleks. Meski begitu, berkat fondasi yang diletakkan Arjuna, kesadaran global akan pentingnya menjaga ekosistem laut telah meningkat pesat. Namun, di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, lautan mulai menunjukkan fenomena yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah.Di berbagai belahan dunia, para pelaut melaporkan mendengar melodi aneh dari kedalaman laut, sebuah lagu yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status