Home / Fantasi / Terdamparnya Sang Putri Duyung / Jaringan Tipuan dan Jaringan Takdir

Share

Jaringan Tipuan dan Jaringan Takdir

Author: Harrymraz
last update Last Updated: 2025-06-16 15:19:14

Arjuna Wiratama bukan sekadar penipu ulung; ia adalah seorang arsitek kebohongan, seorang maestro ilusi. Dan kini, ia akan mengerahkan semua keahliannya untuk melindungi Naya Kirana. Setelah pertarungan kecil di apartemen, ia tahu mereka tidak bisa lagi bersembunyi sendirian. Ini saatnya untuk memanggil timnya.

Pertama, ia menghubungi Bagas Prasetya, si ahli logistik dan keamanan. Bagas datang dengan wajah tegang, membawa tas besar berisi perangkat pengintai, alat pelacak, dan jammer sinyal. "Ada apa, Jun? Kali ini benar-benar serius?" tanyanya, melihat sekeliling apartemen.

Arjuna mengangguk, lalu menunjuk ke arah Naya Kirana yang sedang duduk diam di sudut ruangan. "Dia. Dan pria yang mengejarnya. Dia Jagad Buana."

Bagas melihat Naya Kirana. Ada sesuatu yang aneh tentang wanita itu, aura yang tidak biasa. Ia juga melihat gelang mutiara hitam di pergelangan tangannya. "Gelang itu... mirip dengan yang pernah kau ceritakan, Jun. Yang ada di berita kuno."

Arjuna mengangguk. "Lebih dari mirip, Gas. Dia... dia putri duyung. Dan gelang itu adalah sumber kekuatannya."

Bagas terdiam, matanya melebar. "Putri duyung? Kau serius?" Ia memandangi Naya Kirana, lalu mengalihkan pandangannya ke Arjuna, mencari tanda-tanda lelucon. Tapi tidak ada. Wajah Arjuna serius. "Baiklah. Ini gila. Tapi jika kau bilang begitu, aku percaya." Kesetiaan Bagas tidak perlu diragukan.

Kemudian datang Kianjaya, si jenius teknologi. Ia datang dengan beberapa laptop dan server portabel. "Apa yang terjadi, Hyung? Aku sudah melacak sebagian kecil jaringan Jagad Buana. Orang ini punya kekayaan yang tidak masuk akal, dan semua asetnya disembunyikan di balik perusahaan cangkang dan yayasan amal palsu."

Arjuna memperkenalkan Naya Kirana. Kianjaya, yang sudah diberitahu tentang identitas "aneh" Naya Kirana, memandanginya dengan rasa ingin tahu. "Jadi, kau yang menyebabkan Hyung panik begini? Selamat datang di dunia manusia, nona." Kianjaya mencoba tersenyum ramah, meskipun ia masih sedikit skeptis.

Naya Kirana menatap Kianjaya dan Bagas. Mereka... temanmu? pikirnya, mengirimkan telepati kepada Arjuna.

"Ya," jawab Arjuna dalam hati. "Mereka timku. Mereka bisa dipercaya."

Mereka berempat duduk bersama, membentuk lingkaran. Arjuna mulai menjelaskan rencana mereka untuk menghadapi Jagad Buana. "Kita tidak bisa terus lari. Kita harus melawannya. Dengan cara kita."

Kilasan Ingatan — Era Majapahit

Adipati Damarjati tahu bahwa Patih Durjana terlalu kuat dan licik untuk dihindari selamanya. Ia harus mengumpulkan sekutunya, orang-orang yang bisa ia percaya sepenuhnya. Ia memanggil Bagas Prasetya, sang panglima perang yang gagah berani, dan Ki Sanjaya, ahli strategi dan mata-mata yang cerdik.

Mereka berkumpul di sebuah benteng rahasia di pinggir kerajaan. Dewi Tirta, dalam wujud manusia, duduk di samping Adipati Damarjati, mendengarkan dengan seksama meskipun ia tidak mengerti semua istilah militer.

"Patih Durjana telah menguasai sebagian besar wilayah dan mengumpulkan pasukan besar," kata Adipati Damarjati. "Obsesinya pada Dewi Tirta dan gelang mutiara hitam semakin menjadi-jadi. Dia percaya ini adalah kunci kekuasaan abadi."

Bagas menggebrak meja. "Bajingan itu! Aku akan menghancurkannya dengan tanganku sendiri!"

Ki Sanjaya, yang lebih tenang, melihat peta. "Kita tidak bisa melawan kekuatan Patih Durjana secara langsung, Yang Mulia Adipati. Pasukannya terlalu banyak, dan sihirnya terlalu kuat. Kita harus menggunakan kecerdikan."

Adipati Damarjati mengangguk. "Itu yang kupikirkan juga. Kita akan menggunakan kebohongan. Kita akan menyebarkan informasi palsu, memecah perhatiannya, dan memancingnya ke dalam perangkap."

Ki Sanjaya tersenyum tipis. "Sebuah tipuan besar. Aku suka itu."

Dewi Tirta menatap Adipati Damarjati. Mereka... orang baik. Mereka... melindungiku.

Adipati Damarjati merasakan pikiran Dewi Tirta dan tersenyum. "Mereka adalah keluargaku. Dan kini, kau juga bagian dari keluarga ini."

Mereka mulai merancang strategi. Ki Sanjaya akan menyebarkan rumor palsu tentang lokasi harta karun kuno yang menarik minat Patih Durjana. Bagas akan menyiapkan jebakan fisik dan jalur pelarian jika rencana tidak berjalan sesuai harapan.

"Kita akan membuat Patih Durjana mengejar bayangan," kata Adipati Damarjati. "Dan saat dia lengah, kita akan menyerang."

Kilasan itu berakhir dengan Naya Kirana merasakan semangat kerja sama dan strategi yang sama persis seperti di masa kini.

Kembali ke Masa Kini

Arjuna melihat timnya. Bagas yang tenang dan loyal, Kianjaya yang cerdas dan jenaka. Mereka adalah fondasi dari setiap operasi tipuan Arjuna. Kini, misi mereka bukan lagi tentang uang, tapi tentang melindungi.

"Baiklah, rencana awal kita adalah menciptakan 'hantu'," kata Arjuna. "Kita akan membuat Jagad Buana mengejar sesuatu yang tidak ada."

Kianjaya mengangguk. "Aku sudah menanam beberapa jejak digital palsu. Informasi tentang 'artefak kuno' lainnya yang menyerupai gelang Naya Kirana. Aku juga membuat beberapa akun media sosial palsu yang menyebarkan desas-desus tentang penemuan baru di berbagai lokasi terpencil."

Bagas menambahkan. "Aku akan menyiapkan beberapa 'titik panas' di kota, tempat Jagad Buana akan menginvestasikan sumber dayanya untuk mencari artefak itu. Itu akan membuat pasukannya terpecah."

Naya Kirana mendengarkan dengan saksama. Ia masih tidak memahami semua detail teknisnya, tetapi ia mengerti inti dari rencana mereka: menciptakan kebingungan dan memancing Jagad Buana.

"Dan kau, Naya Kirana," kata Arjuna, menatapnya. "Kau harus terus belajar. Belajar tentang dunia ini, tentang bagaimana manusia berpikir. Semakin kau mengerti, semakin mudah kita bisa melindungimu."

Naya Kirana mengangguk. "Belajar... demi... kita."

Arjuna tersenyum. Ada kehangatan di hatinya. Naya Kirana perlahan-lahan membuka diri, tidak lagi sekadar makhluk misterius yang terdampar, melainkan seseorang yang memiliki keinginan, ketakutan, dan kepercayaan.

Telepati Naya Kirana juga semakin kuat. Arjuna bisa merasakan emosi Naya Kirana, terkadang bahkan pikiran-pikirannya yang lebih kompleks. Ini adalah koneksi yang aneh, tetapi juga membuat mereka semakin dekat.

Di tengah latihan dan perencanaan, mereka juga menemukan momen-momen kebersamaan yang tak terduga. Naya Kirana suka menonton drama di TV, meniru adegan-adegan lucu atau romantis, membuat Arjuna dan timnya tertawa. Ia suka mencicipi makanan baru, matanya berbinar setiap kali ia menemukan rasa yang unik. Ia juga mulai menunjukkan kecerdasan yang luar biasa dalam memecahkan teka-teki atau mengingat detail.

Di sisi lain kota, Jagad Buana menerima berbagai laporan tentang penemuan "artefak kuno" di beberapa lokasi. Ia tahu beberapa di antaranya mungkin jebakan, tetapi obsesinya terlalu kuat untuk diabaikan. Kompas kunonya berputar liar, menunjuk ke arah Naya Kirana, tetapi juga terpengaruh oleh sinyal-sinyal palsu yang disebarkan Kianjaya.

"Mereka mencoba mengelabuhiku!" raung Jagad Buana. "Tapi aku akan menemukanmu, putri duyung! Dan gelang itu akan menjadi milikku!" Ia memerintahkan anak buahnya untuk menyebar, menyelidiki setiap petunjuk, dan menangkap wanita dengan gelang mutiara hitam, serta pria yang bersamanya.

Perburuan telah dimulai, dan tim Arjuna sudah siap.

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Takdir yang Teranyam Kembali

    Kembalinya Naya Kirana bukanlah sebuah rahasia yang bisa disimpan selamanya. Setelah pertemuan pertamanya dengan Putri Anggraini, Bagas Prasetya, dan Kianjaya, berita tentang manifestasinya mulai menyebar di kalangan terbatas di dalam Yayasan Pelestarian Lautan. Tidak ada laporan resmi ke media, tetapi di antara mereka yang berdedikasi pada pelestarian laut, gema "melodi lautan" dan "penjaga baru" mulai menjadi bisikan penuh harapan.Naya Kirana kini tidak lagi terbatas pada keberadaan spiritual. Ia dapat bermanifestasi dalam wujud manusia di daratan, meskipun ia masih mempertahankan aura cahaya dan koneksi mendalamnya dengan air. Ia tidak bisa hidup layaknya manusia biasa, tidak membutuhkan makanan atau tidur, namun ia bisa berinteraksi, berbicara, dan yang paling penting, membimbing.Peran Naya Kirana bagi Yayasan Pelestarian Lautan menjadi tak ternilai. Dengan koneksinya yang langsung dengan lautan, ia bisa merasakan kesehatan ekosistem secara global, mendeteksi ancaman polusi, ata

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Pertemuan Kembali

    Cahaya biru yang memancar dari dalam teluk terus membesar, memukau Putri Anggraini. Pusaran air yang lembut itu kini berdenyut dengan ritme yang memukau, memancarkan melodi yang hanya bisa ia dengar di dalam hatinya. Aroma asin laut bercampur dengan wangi bunga-bunga tropis yang tiba-tiba bermekaran di sekitar bibir pantai, seolah alam turut merayakan.Dari pusat pusaran cahaya itu, sosok itu perlahan-lahan mengambil bentuk. Bukan lagi siluet transparan, tetapi sebuah wujud yang nyata, meskipun masih diselimuti aura bercahaya. Rambut panjang sebiru samudra, mata yang memancarkan kebijaksanaan dan kerinduan berabad-abad, dan senyum yang lembut namun penuh kekuatan. Itu adalah Naya Kirana, kembali.Putri Anggraini terkesiap. Ia tidak pernah melihat sesuatu seperti ini. Rasa takutnya lenyap, digantikan oleh kekaguman murni dan rasa koneksi yang mendalam, seolah ia telah menunggu momen ini sepanjang hidupnya. Air matanya menetes, bukan karena kesedihan, tetapi karena keindahan yang luar b

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   di Kedalaman

    Puluhan tahun telah berlalu sejak kepergian Arjuna Wiratama. Warisannya hidup subur melalui Yayasan Pelestarian Lautan, yang kini dipimpin oleh Bagas Prasetya, dengan Kianjaya sebagai kepala penelitian global. Giok Penjaga Takdir yang pernah menjadi jimat pribadi Arjuna, kini tersimpan di sebuah museum maritim yang didirikan untuk menghormati dedikasinya. Giok itu diletakkan di dalam vitrin kaca khusus, memancarkan cahaya biru samar yang hampir tak terlihat, namun selalu menarik perhatian para pengunjung yang paling peka.Dunia telah banyak berubah. Teknologi semakin maju, namun ancaman terhadap lautan juga semakin kompleks. Meski begitu, berkat fondasi yang diletakkan Arjuna, kesadaran global akan pentingnya menjaga ekosistem laut telah meningkat pesat. Namun, di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, lautan mulai menunjukkan fenomena yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah.Di berbagai belahan dunia, para pelaut melaporkan mendengar melodi aneh dari kedalaman laut, sebuah lagu yang

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Takdir yang Teranyam Kembali

    Kembalinya Naya Kirana bukanlah sebuah rahasia yang bisa disimpan selamanya. Setelah pertemuan pertamanya dengan Putri Anggraini, Bagas Prasetya, dan Kianjaya, berita tentang manifestasinya mulai menyebar di kalangan terbatas di dalam Yayasan Pelestarian Lautan. Tidak ada laporan resmi ke media, tetapi di antara mereka yang berdedikasi pada pelestarian laut, gema "melodi lautan" dan "penjaga baru" mulai menjadi bisikan penuh harapan.Naya Kirana kini tidak lagi terbatas pada keberadaan spiritual. Ia dapat bermanifestasi dalam wujud manusia di daratan, meskipun ia masih mempertahankan aura cahaya dan koneksi mendalamnya dengan air. Ia tidak bisa hidup layaknya manusia biasa, tidak membutuhkan makanan atau tidur, namun ia bisa berinteraksi, berbicara, dan yang paling penting, membimbing.Peran Naya Kirana bagi Yayasan Pelestarian Lautan menjadi tak ternilai. Dengan koneksinya yang langsung dengan lautan, ia bisa merasakan kesehatan ekosistem secara global, mendeteksi ancaman polusi, ata

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Pertemuan Kembali

    Cahaya biru yang memancar dari dalam teluk terus membesar, memukau Putri Anggraini. Pusaran air yang lembut itu kini berdenyut dengan ritme yang memukau, memancarkan melodi yang hanya bisa ia dengar di dalam hatinya. Aroma asin laut bercampur dengan wangi bunga-bunga tropis yang tiba-tiba bermekaran di sekitar bibir pantai, seolah alam turut merayakan.Dari pusat pusaran cahaya itu, sosok itu perlahan-lahan mengambil bentuk. Bukan lagi siluet transparan, tetapi sebuah wujud yang nyata, meskipun masih diselimuti aura bercahaya. Rambut panjang sebiru samudra, mata yang memancarkan kebijaksanaan dan kerinduan berabad-abad, dan senyum yang lembut namun penuh kekuatan. Itu adalah Naya Kirana, kembali.Putri Anggraini terkesiap. Ia tidak pernah melihat sesuatu seperti ini. Rasa takutnya lenyap, digantikan oleh kekaguman murni dan rasa koneksi yang mendalam, seolah ia telah menunggu momen ini sepanjang hidupnya. Air matanya menetes, bukan karena kesedihan, tetapi karena keindahan yang luar b

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Gema di Kedalaman

    Puluhan tahun telah berlalu sejak kepergian Arjuna Wiratama. Warisannya hidup subur melalui Yayasan Pelestarian Lautan, yang kini dipimpin oleh Bagas Prasetya, dengan Kianjaya sebagai kepala penelitian global. Giok Penjaga Takdir yang pernah menjadi jimat pribadi Arjuna, kini tersimpan di sebuah museum maritim yang didirikan untuk menghormati dedikasinya. Giok itu diletakkan di dalam vitrin kaca khusus, memancarkan cahaya biru samar yang hampir tak terlihat, namun selalu menarik perhatian para pengunjung yang paling peka.Dunia telah banyak berubah. Teknologi semakin maju, namun ancaman terhadap lautan juga semakin kompleks. Meski begitu, berkat fondasi yang diletakkan Arjuna, kesadaran global akan pentingnya menjaga ekosistem laut telah meningkat pesat. Namun, di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, lautan mulai menunjukkan fenomena yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah.Di berbagai belahan dunia, para pelaut melaporkan mendengar melodi aneh dari kedalaman laut, sebuah lagu yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status