Home / Fantasi / Terdamparnya Sang Putri Duyung / Interogasi dan Kilasan Dendam

Share

Interogasi dan Kilasan Dendam

Author: Harrymraz
last update Last Updated: 2025-06-16 15:21:03

Pria berjas hitam yang tak sadarkan diri terbaring di lantai apartemen. Arjuna Wiratama memasang Borgol khusus dan mengikatnya ke pilar, memastikan ia tidak akan bisa melarikan diri begitu sadar. Bagas Prasetya memeriksa denyut nadinya dan mengkonfirmasi bahwa pria itu hanya dibius, tidak terluka serius. Kianjaya menyiapkan perangkat perekam dan alat deteksi kebohongan sederhana.

Naya Kirana duduk di dekat mereka, matanya terpaku pada pria itu. Ia merasakan aura dingin yang terpancar darinya, sebuah bayangan dari niat jahat Jagad Buana.

"Siapa dia?" tanya Naya Kirana, suaranya kini lebih jelas. Ia menatap Arjuna.

"Dia adalah salah satu 'tangan' Jagad Buana. Pasti dia datang untuk melacak gelangmu," jawab Arjuna. "Kita butuh informasi darinya."

Ketika pria itu mulai sadar, ia terbatuk, matanya mengerjap. Ia mencoba bergerak, tetapi terhenti oleh ikatan borgol. Ia menatap Arjuna dengan mata penuh amarah. "Siapa kalian?! Lepaskan aku!"

"Kau tahu kami siapa," kata Arjuna, duduk di depannya dengan tenang. "Kami adalah orang yang akan menghentikan atasanmu. Sekarang, jawab pertanyaan kami. Apa rencana Jagad Buana? Mengapa dia sangat terobsesi dengan gelang ini?"

Pria itu menyeringai. "Kalian tidak akan mengerti. Tuan Jagad Buana adalah masa depan! Dia akan menjadi yang terkuat! Dan gelang itu... gelang itu adalah kuncinya!"

Kilasan Ingatan — Era Majapahit

Adipati Damarjati berhasil menangkap salah satu prajurit kepercayaan Patih Durjana yang menyusup ke desa mereka. Prajurit itu, yang matanya dipenuhi fanatisme, diinterogasi di dalam gua rahasia mereka. Bagas Prasetya (reinkarnasi Bagas) dan Ki Sanjaya (reinkarnasi Kianjaya) berdiri di samping Adipati Damarjati, pedang terhunus.

Dewi Tirta, yang kini lebih memahami sifat manusia, mengamati dari kejauhan. Ia bisa merasakan niat jahat yang mengalir dari prajurit itu, mirip dengan aura Patih Durjana.

"Katakan padaku, mengapa Patih Durjana begitu terobsesi dengan gelang ini?" tanya Adipati Damarjati, menunjuk ke arah gelang mutiara hitam di pergelangan tangan Dewi Tirta yang sengaja ia perlihatkan.

Prajurit itu tertawa terbahak-bahak. "Patih Durjana akan menjadi kaisar dunia! Kekuatan Dewi Tirta akan menjadi miliknya! Dia telah meneliti kitab-kitab kuno selama bertahun-tahun, mencari cara untuk mendapatkan keabadian. Dan dia menemukan jawabannya! Gelang itu adalah kunci untuk menyerap kekuatan putri duyung!"

Adipati Damarjati dan Ki Sanjaya saling pandang. Jadi obsesi Patih Durjana adalah keabadian, bukan hanya kekuasaan.

"Dia juga mencari Dewi Tirta, Yang Mulia," tambah prajurit itu. "Dia percaya, jika gelang dan pemiliknya bersatu di bawah ritual tertentu, kekuatan yang tak terbatas akan muncul."

Dewi Tirta merasakan ketakutan. Ia tahu ada ritual kuno yang bisa menyerap kekuatannya, tetapi ia tidak pernah berpikir Patih Durjana akan menemukannya.

"Patih Durjana juga telah mengumpulkan banyak jimat dan artefak kuno lainnya," lanjut prajurit itu, di bawah tekanan Ki Sanjaya. "Dia percaya semua itu akan menguatkan sihirnya. Dia bahkan memiliki sebuah kompas sihir yang bisa melacak aura makhluk kuat, seperti Dewi Tirta."

Adipati Damarjati mengerutkan kening. Kompas sihir. Itu menjelaskan bagaimana Patih Durjana selalu bisa melacak mereka.

"Dia adalah masa depan!" seru prajurit itu, matanya berkobar. "Dia akan menghapus semua kelemahan dan membangun kerajaan yang tak akan pernah runtuh!"

Kilasan itu berakhir dengan Naya Kirana merasakan ambisi gila Patih Durjana dan betapa berbahayanya obsesi tersebut.

Kembali ke Masa Kini

Naya Kirana merasakan kilasan itu dengan sangat jelas. Dendam. Obsesi. Keinginan untuk menjadi abadi. Semua itu adalah motif yang sama dari Patih Durjana di masa lalu dan Jagad Buana di masa kini.

"Dia percaya dia akan mendapatkan keabadian jika dia punya gelangnya?" tanya Arjuna, menatap tajam pria itu. "Dan dengan Naya Kirana?"

Pria itu mengangguk. "Tuan Jagad Buana telah menemukan metode kuno. Ritual kuno. Jika dia menggabungkan kekuatan gelang dan putri duyung, dia akan menjadi abadi! Dia akan menjadi dewa!"

Kianjaya memegang alat deteksi kebohongan. "Dia tidak berbohong, Hyung. Ini semua gila, tapi dia benar."

Arjuna menatap Naya Kirana, lalu ke gelang di pergelangan tangannya. Ini adalah masalah besar. Jagad Buana tidak hanya ingin mencuri, dia ingin menyerap.

"Apakah Jagad Buana punya rencana lain?" tanya Arjuna. "Di mana dia menyimpan semua artefak dan jimatnya?"

Pria itu ragu-ragu. "Aku tidak akan memberitahumu. Tuan Jagad Buana akan membunuhku jika aku mengkhianatinya."

"Dia akan membunuhmu jika kau tidak berbicara," kata Arjuna dingin. "Dan jika kau berbicara, kami mungkin bisa melindungimu."

Setelah tekanan lebih lanjut, pria itu akhirnya menyerah. Ia mengungkapkan bahwa Jagad Buana sedang membangun sebuah "Pusat Riset Abadi" rahasia di sebuah pulau terpencil di Indonesia bagian timur, tempat ia menyimpan semua artefak, jimat, dan melakukan eksperimennya. Ia juga menyebutkan adanya sebuah laboratorium bawah tanah yang dijaga sangat ketat di markas utama Jagad Buana di Jakarta.

"Dia juga punya 'kitab' kuno," tambah pria itu. "Kitab itu berisi semua mantra dan ritual yang dibutuhkan untuk menyerap kekuatan putri duyung."

Informasi ini sangat penting. Arjuna tahu mereka tidak bisa lagi hanya bersembunyi. Mereka harus menyerang, dan menghentikan Jagad Buana sebelum dia menyelesaikan ritual gilanya.

Setelah mendapatkan semua informasi yang dibutuhkan, Arjuna dan timnya memutuskan untuk mengamankan pria itu. Mereka tidak bisa menyerahkannya ke polisi karena bisa membahayakan Naya Kirana. Bagas mengikat pria itu lebih erat dan memberinya obat tidur agar ia tidak menimbulkan masalah.

"Kita punya target sekarang," kata Arjuna, menatap peta Jakarta yang ia buka. "Laboratorium bawah tanahnya. Itu pasti tempat dia menyimpan kitab itu."

Naya Kirana mengangguk. Kita harus... menghentikannya. Dia... berbahaya.

Arjuna melihat tekad di mata Naya Kirana. Ikatan telepati mereka semakin kuat. Ia bisa merasakan emosi Naya Kirana, ketakutan dan tekadnya yang bercampur aduk.

Di sisi lain kota, Jagad Buana merasakan adanya gangguan dalam komunikasinya. Ia tahu salah satu anak buahnya telah tertangkap. Ia mengamuk.

"Mereka sudah tahu! Mereka tahu rencana besarku!" raung Jagad Buana. Ia menatap kompas kuno di tangannya, yang kini berputar lebih kencang, menunjuk ke arah laboratoriumnya. "Sialan! Aku tidak akan membiarkan mereka menghancurkan rencanaku! Aku akan mempercepat ritualnya!"

Ia memerintahkan anak buahnya untuk meningkatkan keamanan di laboratoriumnya. Ia tahu Arjuna akan datang. Dan ia siap.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Takdir yang Teranyam Kembali

    Kembalinya Naya Kirana bukanlah sebuah rahasia yang bisa disimpan selamanya. Setelah pertemuan pertamanya dengan Putri Anggraini, Bagas Prasetya, dan Kianjaya, berita tentang manifestasinya mulai menyebar di kalangan terbatas di dalam Yayasan Pelestarian Lautan. Tidak ada laporan resmi ke media, tetapi di antara mereka yang berdedikasi pada pelestarian laut, gema "melodi lautan" dan "penjaga baru" mulai menjadi bisikan penuh harapan.Naya Kirana kini tidak lagi terbatas pada keberadaan spiritual. Ia dapat bermanifestasi dalam wujud manusia di daratan, meskipun ia masih mempertahankan aura cahaya dan koneksi mendalamnya dengan air. Ia tidak bisa hidup layaknya manusia biasa, tidak membutuhkan makanan atau tidur, namun ia bisa berinteraksi, berbicara, dan yang paling penting, membimbing.Peran Naya Kirana bagi Yayasan Pelestarian Lautan menjadi tak ternilai. Dengan koneksinya yang langsung dengan lautan, ia bisa merasakan kesehatan ekosistem secara global, mendeteksi ancaman polusi, ata

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Pertemuan Kembali

    Cahaya biru yang memancar dari dalam teluk terus membesar, memukau Putri Anggraini. Pusaran air yang lembut itu kini berdenyut dengan ritme yang memukau, memancarkan melodi yang hanya bisa ia dengar di dalam hatinya. Aroma asin laut bercampur dengan wangi bunga-bunga tropis yang tiba-tiba bermekaran di sekitar bibir pantai, seolah alam turut merayakan.Dari pusat pusaran cahaya itu, sosok itu perlahan-lahan mengambil bentuk. Bukan lagi siluet transparan, tetapi sebuah wujud yang nyata, meskipun masih diselimuti aura bercahaya. Rambut panjang sebiru samudra, mata yang memancarkan kebijaksanaan dan kerinduan berabad-abad, dan senyum yang lembut namun penuh kekuatan. Itu adalah Naya Kirana, kembali.Putri Anggraini terkesiap. Ia tidak pernah melihat sesuatu seperti ini. Rasa takutnya lenyap, digantikan oleh kekaguman murni dan rasa koneksi yang mendalam, seolah ia telah menunggu momen ini sepanjang hidupnya. Air matanya menetes, bukan karena kesedihan, tetapi karena keindahan yang luar b

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   di Kedalaman

    Puluhan tahun telah berlalu sejak kepergian Arjuna Wiratama. Warisannya hidup subur melalui Yayasan Pelestarian Lautan, yang kini dipimpin oleh Bagas Prasetya, dengan Kianjaya sebagai kepala penelitian global. Giok Penjaga Takdir yang pernah menjadi jimat pribadi Arjuna, kini tersimpan di sebuah museum maritim yang didirikan untuk menghormati dedikasinya. Giok itu diletakkan di dalam vitrin kaca khusus, memancarkan cahaya biru samar yang hampir tak terlihat, namun selalu menarik perhatian para pengunjung yang paling peka.Dunia telah banyak berubah. Teknologi semakin maju, namun ancaman terhadap lautan juga semakin kompleks. Meski begitu, berkat fondasi yang diletakkan Arjuna, kesadaran global akan pentingnya menjaga ekosistem laut telah meningkat pesat. Namun, di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, lautan mulai menunjukkan fenomena yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah.Di berbagai belahan dunia, para pelaut melaporkan mendengar melodi aneh dari kedalaman laut, sebuah lagu yang

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Takdir yang Teranyam Kembali

    Kembalinya Naya Kirana bukanlah sebuah rahasia yang bisa disimpan selamanya. Setelah pertemuan pertamanya dengan Putri Anggraini, Bagas Prasetya, dan Kianjaya, berita tentang manifestasinya mulai menyebar di kalangan terbatas di dalam Yayasan Pelestarian Lautan. Tidak ada laporan resmi ke media, tetapi di antara mereka yang berdedikasi pada pelestarian laut, gema "melodi lautan" dan "penjaga baru" mulai menjadi bisikan penuh harapan.Naya Kirana kini tidak lagi terbatas pada keberadaan spiritual. Ia dapat bermanifestasi dalam wujud manusia di daratan, meskipun ia masih mempertahankan aura cahaya dan koneksi mendalamnya dengan air. Ia tidak bisa hidup layaknya manusia biasa, tidak membutuhkan makanan atau tidur, namun ia bisa berinteraksi, berbicara, dan yang paling penting, membimbing.Peran Naya Kirana bagi Yayasan Pelestarian Lautan menjadi tak ternilai. Dengan koneksinya yang langsung dengan lautan, ia bisa merasakan kesehatan ekosistem secara global, mendeteksi ancaman polusi, ata

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Pertemuan Kembali

    Cahaya biru yang memancar dari dalam teluk terus membesar, memukau Putri Anggraini. Pusaran air yang lembut itu kini berdenyut dengan ritme yang memukau, memancarkan melodi yang hanya bisa ia dengar di dalam hatinya. Aroma asin laut bercampur dengan wangi bunga-bunga tropis yang tiba-tiba bermekaran di sekitar bibir pantai, seolah alam turut merayakan.Dari pusat pusaran cahaya itu, sosok itu perlahan-lahan mengambil bentuk. Bukan lagi siluet transparan, tetapi sebuah wujud yang nyata, meskipun masih diselimuti aura bercahaya. Rambut panjang sebiru samudra, mata yang memancarkan kebijaksanaan dan kerinduan berabad-abad, dan senyum yang lembut namun penuh kekuatan. Itu adalah Naya Kirana, kembali.Putri Anggraini terkesiap. Ia tidak pernah melihat sesuatu seperti ini. Rasa takutnya lenyap, digantikan oleh kekaguman murni dan rasa koneksi yang mendalam, seolah ia telah menunggu momen ini sepanjang hidupnya. Air matanya menetes, bukan karena kesedihan, tetapi karena keindahan yang luar b

  • Terdamparnya Sang Putri Duyung   Gema di Kedalaman

    Puluhan tahun telah berlalu sejak kepergian Arjuna Wiratama. Warisannya hidup subur melalui Yayasan Pelestarian Lautan, yang kini dipimpin oleh Bagas Prasetya, dengan Kianjaya sebagai kepala penelitian global. Giok Penjaga Takdir yang pernah menjadi jimat pribadi Arjuna, kini tersimpan di sebuah museum maritim yang didirikan untuk menghormati dedikasinya. Giok itu diletakkan di dalam vitrin kaca khusus, memancarkan cahaya biru samar yang hampir tak terlihat, namun selalu menarik perhatian para pengunjung yang paling peka.Dunia telah banyak berubah. Teknologi semakin maju, namun ancaman terhadap lautan juga semakin kompleks. Meski begitu, berkat fondasi yang diletakkan Arjuna, kesadaran global akan pentingnya menjaga ekosistem laut telah meningkat pesat. Namun, di tengah hiruk pikuk kehidupan modern, lautan mulai menunjukkan fenomena yang tidak dapat dijelaskan secara ilmiah.Di berbagai belahan dunia, para pelaut melaporkan mendengar melodi aneh dari kedalaman laut, sebuah lagu yang

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status