Home / Romansa / Tergoda Hasrat Ayah Mantanku / Bab 110: Keributan di Pagi Hari

Share

Bab 110: Keributan di Pagi Hari

last update Last Updated: 2025-11-20 15:05:21

Pagi itu, cahaya matahari baru saja menyelinap dari sela-sela tirai kamar ketika suara langkah terburu-buru terdengar dari kamar mandi.

Klara menutup mulutnya sambil menahan rasa mual yang tiba-tiba menghantam begitu kuat dari dalam perutnya.

Dia lalu mencondongkan tubuh ke wastafel, berusaha mengatur napas, namun gelombang mual itu kembali datang tanpa belas kasihan.

Beberapa detik kemudian suara pintu kamar dibuka dengan kasar.

“Klara?!”

Adrian berlari masuk tanpa sempat berpikir dua kali. Rambutnya yang masih sedikit acak-acakan terlihat, napasnya terengah seolah mendengar satu suara kecil dari Klara saja sudah cukup membuatnya kehilangan kewarasan.

“Kau kenapa? Mual lagi? Sakit? Pusing?” pertanyaannya muncul beruntun dengan panik, nyaris membuat Klara ingin tertawa meski kondisinya sedang tidak enak.

Klara mengangkat tangannya dan memberi tanda agar Adrian tidak terlalu dekat.

“Aku baik-baik saja,” ucapnya dengan suara serak dan masih menunduk di atas wastafel.

Adrian berhenti tep
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
yesi rahmawati
Siapa yang menelpon Adrian sama pamit gitu ke klara.
goodnovel comment avatar
Diajheng
𝐩𝐚𝐧𝐢𝐤 𝐚𝐦𝐚𝐚𝐭 𝐲𝐚𝐚𝐤 𝐚𝐝𝐫𝐢𝐚𝐧
goodnovel comment avatar
Diajheng
𝐦𝐤𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐢𝐚𝐣𝐚𝐤 𝐨𝐥𝐚𝐡 𝐫𝐚𝐠𝐚 𝐦𝐮 𝐝𝐫𝐢𝐚𝐧.... 𝐢𝐬𝐭𝐢𝐫𝐚𝐡𝐚𝐭 𝐝𝐮𝐥𝐮 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞 𝐦𝐮𝐚𝐥 𝐦𝐮𝐧𝐭𝐚𝐡𝐧𝐲𝐚 𝐤𝐥𝐚𝐫𝐚 𝐬𝐞𝐥𝐞𝐬𝐚𝐢 𝐣𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝐝𝐢 𝐠𝐚𝐬 𝐭𝐞𝐫𝐮𝐬... 𝐭𝐞𝐥𝐞𝐩𝐨𝐧 𝐝𝐫𝐢 𝐬𝐢𝐚𝐩𝐚 𝐭𝐮𝐡𝐡
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Harus Menemui James

    Ruang kerja itu dipenuhi cahaya temaram dari lampu meja ketika Klara berdiri di ambang pintu.Langkahnya terhenti begitu matanya menangkap satu pemandangan yang membuat jantungnya seakan jatuh ke perut.Adrian sedang berdiri di depan meja kerjanya dengan laci terbuka, dan di tangannya sebuah pistol hitam mengilap yang selama ini tak pernah ia lihat dikeluarkan.Klara menelan salivanya. Tenggorokannya terasa kering.Adrian memiringkan badan sedikit, fokusnya tertuju pada pistol itu. Dengan gerakan tenang namun penuh presisi, ia mengisi amunisi satu per satu. Bunyi logam beradu terdengar jelas di ruangan yang sunyi, terdengar jauh lebih keras di telinga Klara.“Adrian …,” panggilnya dengan suara yang terdengar lirih dan nyaris bergetar. Ia melangkah mendekat, meski setiap langkah terasa berat. “Kau mau pergi ke mana?” tanyanya ingin tahu.Adrian menoleh sekilas ke arahnya, wajahnya dingin, rahangnya mengeras. Tangannya tetap sibuk dengan pistol itu. “Menemui James.”Jawaban itu seperti

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Pemburuan telah Berakhir

    “Argghh! Sial! Berengsek!” teriak James.Ruangan sempit itu bergema oleh suara benda-benda yang dibanting dengan brutal. Sebuah televisi tua terlempar ke lantai, pecahannya berserakan.Kursi kayu dibalikkan, meja kecil dihantam hingga bergeser kasar. James berdiri di tengah ruangan dengan napas memburu, dadanya naik turun tajam, matanya merah oleh amarah yang tak lagi bisa ia kendalikan.Di layar ponsel yang kini tergeletak di lantai, berita itu masih terbuka.PATRYK ANDREAS DIHUKUM PENJARA SEUMUR HIDUP.James menggeram. Tangannya mengepal keras hingga buku-buku jarinya memutih. “Sialan kau, Adrian Wijck!” bentaknya penuh kebencian, seolah pria itu berdiri tepat di hadapannya.Ia meraih botol kosong dan melemparkannya ke dinding. Botol itu pecah dan membuat cairan sisa di dalamnya mengalir di lantai. James tidak peduli. Amarahnya terlalu besar untuk diwadahi oleh ruang sekecil ini.“Bodoh!” teriaknya lagi, kali ini bukan hanya pada Adrian, tetapi juga pada Patryk. “Kau seharusnya lebi

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Sidang Putusan Patryk

    Dua minggu berlalu sejak penangkapan Patryk, dan pagi itu gedung pengadilan tampak lebih ramai dari biasanya.Wartawan berkumpul di luar, kamera berderet, sorot lampu kilat sesekali menyala.Nama keluarga Wijck kembali menjadi pusat perhatian, kali ini bukan karena bisnis atau pernikahan mewah, melainkan karena sidang yang sejak awal sudah menyedot atensi publik.Adrian datang tepat waktu, mengenakan setelan hitam sederhana. Wajahnya tenang, namun sorot matanya tajam.Di sampingnya, Alex berjalan dengan langkah mantap, sesekali melirik ke sekeliling memastikan tidak ada hal mencurigakan.Adrian tidak membawa Klara, sebuah keputusan yang ia buat dengan tegas. Ia tidak ingin istrinya berada di ruang sidang apalagi mendengar kembali detail-detail kejam yang pernah hampir merenggut nyawa dan masa depan mereka.Mereka masuk ke ruang sidang dan duduk di bangku pengunjung. Adrian menyerahkan seluruh urusan hukum pada kuasa hukumnya.Hari ini, ia hanya perlu hadir menyaksikan keadilan bekerja

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Godaan Klara yang Membuat Adrian Menggila

    Malam kian larut ketika Klara melangkah pelan menuju ruang kerja Adrian. Lampu di dalam ruangan itu masih menyala, memantulkan cahaya hangat ke lorong yang sepi.Dari balik pintu yang setengah terbuka, ia melihat suaminya masih duduk di balik meja kerja, dikelilingi berkas-berkas dan layar laptop yang menyala.Wajah Adrian tampak serius, rahangnya mengeras, alisnya sedikit berkerut, tanda bahwa pikirannya masih tenggelam dalam urusan yang belum selesai.“Kau belum tidur?” tanya Adrian tanpa menoleh, seolah sudah tahu siapa yang datang.Klara tersenyum kecil. “Kau juga belum,” balasnya sambil melangkah masuk.Adrian menghela napas dan akhirnya menatap istrinya. “Tidurlah dulu. Jangan menungguku. Aku masih harus menyelesaikan ini, Sayang.”Alih-alih menuruti, Klara justru mendekat. Tanpa banyak kata, ia duduk di pangkuan Adrian hingga membuat pria itu refleks menghentikan gerakan tangannya di atas keyboard.Klara melingkarkan kedua lengannya di leher Adrian, dan wajah mereka kini berjar

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Menyewa Dekektif Rahasia

    Waktu sudah menunjuk angka sebelas malam ketika rumah itu kembali sunyi. Lampu-lampu di lantai bawah telah dipadamkan, hanya menyisakan cahaya redup dari ruang kerja Adrian di lantai dua.Di ruangan itu, suasana terasa dingin dan tegang, kontras dengan ketenangan malam di luar jendela.Adrian berdiri menghadap meja kerjanya, jas sudah dilepas, kemeja bagian atas terbuka satu kancing. Wajahnya keras, sorot matanya tajam.Di layar laptop yang terbuka, tertera berkas-berkas lama—nama, foto, dan potongan informasi yang tersisa tentang satu orang yang belum juga tertangkap.James Andreas.Adrian mengangkat ponselnya, menekan satu nomor yang hanya ia gunakan dalam keadaan mendesak. Nada sambung terdengar beberapa kali sebelum akhirnya diangkat.“Kalau ini bukan urusan besar, kau akan menyesal menghubungiku jam segini,” suara di seberang terdengar serak dan santai, seolah waktu tidak pernah berarti baginya.“Hunter,” sapa Adrian datar. “Aku butuh jasamu.”Terdengar dengusan kecil. “Kau tahu

  • Tergoda Hasrat Ayah Mantanku   Aku akan Atur

    Sore itu, ruang kerja Adrian terasa sunyi meski hiruk-pikuk kota terlihat jelas dari balik dinding kaca besar yang membentang dari lantai hingga langit-langit.Di meja kerjanya yang rapi, sebuah map hitam terbuka. Di dalamnya tergeletak akta perusahaan yang baru saja selesai direvisi, sebuah dokumen legal yang menandai berakhirnya satu babak panjang dalam konflik keluarga Wijck.Adrian menatap lembar demi lembar akta itu dengan saksama. Namanya tercetak tegas sebagai pemegang kendali penuh. Tidak ada lagi nama Patryk. Tidak ada jejak keluarga Andreas di sana. Semua sudah bersih.Setidaknya di atas kertas.Jemarinya mengetuk pelan permukaan meja, kebiasaan kecil yang muncul setiap kali ia berpikir terlalu dalam.Ia menghembuskan napas panjang, lalu menyandarkan punggung ke kursi. Perasaan lega sempat menyelinap, namun tidak pernah benar-benar menetap. Adrian tahu, kemenangan ini belum utuh.“Akhirnya,” ucap Alex dari seberang meja, memecah keheningan. “Secara hukum, mereka sudah tidak

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status