Home / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 102. Sandiwara terakhir, desahan mertuaku

Share

Bab 102. Sandiwara terakhir, desahan mertuaku

last update Last Updated: 2025-05-13 00:13:57

Hari demi hari terus berlalu seperti kabut yang menyelimuti Jakarta, cepat namun penuh ketegangan. Aku selalu waspada, memeriksa spion motorku setiap beberapa menit, menghindari jalan sepi, dan merasakan pisau lipat di saku jaketku. Aku berharap tidak pernah menggunakannya, tapi dunia ini mengajarkanku untuk selalu siap dan waspada.

Bersama Alicia, aku terus memantau gerak-gerik Alex, tapi dia tetap diam, seperti hantu yang mengintai dalam bayang-bayang, menunggu momen sempurna untuk bergerak.

Aku bekerja sama dengan orang-orang Ayah, tim yang menyelidiki gudang Alex. Bukti transaksi ilegal mulai terkuak—penyelundupan obat terlarang dan minyak mentah—tapi datanya masih mentah, butuh waktu untuk menyempurnakannya. Aku sabar, tahu momen besar sudah di depan mata: ulang tahun Tiara, besok.

Tiara merencanakan pesta mewah di restoran elit di pusat kota, mengundang rekan kerjanya, termasuk Alex.

Mama Siska menasihatinya, suaranya lembut namun tegas, “Tiara, lebih baik di tabung saja uangny
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Lang Buana Buana
Sambungan nya.. Udah seru ni
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 363. Pesona George

    Tiba-tiba, suara langkah kaki pelan mendekat dari arah dapur. Ternyata Pak Rudi, muncul dengan secangkir air hangat di tangannya."Maaf, Tuan George, saya dengar suara tadi. Apa anda butuh sesuatu?" tanyanya sopan, membuat George berbalik badan seketika.George menggelengkan kepala, "Tidak, Pak. Saya hanya olahraga sebentar."Saat itu juga, Nayla memanfaatkan momen untuk mundur pelan, jantungnya berdegup kencang. Ia berlari kecil kembali ke kamarnya, menutup pintu tanpa suara, dan langsung ambruk ke kasur.Di kamar yang gelap, bayangan tubuh George terus membayangi pikiran Nayla. Pamannya itu memang sangat tampan dan gagah, walaupun sudah kepala empat. Otot-ototnya yang tegas, keringat yang mengilap di bawah cahaya bulan dari balkon, dan aura maskulin yang memancar darinya membuat Nayla merasa panas dingin."Kenapa aku seperti ini? Ini salah, dia paman aku sekarang," gumamnya, tapi hasrat itu tak kunjung reda.Ia mencoba menutup mata, membayangkan wajah Tom yang lembut untuk mengalihk

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 362. Libido Nayla dan Lila

    Pesawat akhirnya lepas landas tepat waktu, roda meninggalkan landasan—Raka dan Siska saling genggaman tangan, mereka memandang Jakarta yang mengecil di bawah awan.Sebenarnya Nayla ingin ikut karena memang sudah lama ingin liburan ke luar negeri, tapi karena kuliahnya masih padat jadi Nayla tidak bisa ikut.Tapi Mr Henri berjanji akan mengajak Nayla berlibur, “Nay, nanti setelah kamu libur kuliah, Opa ajak kamu dan semuanya ke Prancis. Jadi kamu yang semangat belajarnya, agar nanti lulus kuliah dapat nilai bagus."Nayla tersenyum, “Iya, Opa. Aku janji akan rajin belajar, gak sabar pengen cepet liburan."Perjalanan kembali ke apartemen terasa hening. Di mobil SUV dengan Pak Hardi, Nayla duduk di belakang, matanya memandang jalan tol yang sama tapi terasa berbeda. Nayla terus memikirkan Mama Siska, tapi dia juga merasa senang melihat ibunya bahagia bersama Raka.Di sisi lain, Nayla merasa bersalah atas apa yang sudah dia lakukan. Ia sendiri tidak menyangka akan menjadi wanita yang liar,

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 361. Keberangkatan Raka dan Siska

    Pagi itu, apartemen penthouse Dupont sudah ramai sejak matahari baru muncul di ufuk timur. Udara pagi yang segar bercampur aroma kopi panas dan croissant segar dari dapur, di mana para pelayan seperti Pak Rudi sibuk menyiapkan sarapan spesial untuk hari keberangkatan Raka dan Siska.Pagi ini pesawat mereka akan lepas landas ke Paris, Prancis, sebelum melanjutkan ke Swiss—perjalanan dua minggu yang penuh romansa, nostalgia, dan petualangan. Raka ingin mengajak Siska ke rumah keluarganya di Prancis terlebih dulu, sebelum menikmati pegunungan Alpen dan danau biru di Swiss.Suasana apartemen seperti pesta kecil yang emosional: koper-koper besar sudah berjejer di lobi, tas tangan Siska penuh paspor dan tiket, sementara Raka memeriksa ulang itinerary di tabletnya.Di ruang makan, meja panjang dipenuhi hidangan favorit: omelet keju meleleh dengan jamur, roti bakar dengan selai stroberi impor, buah-buahan tropis seperti mangga harum manis dan nanas potong, nasi goreng spesial dengan udang dan

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 360. Mengeksplor Bogor

    Pak Bambang tersenyum tipis, asap rokok mengepul dari bibirnya. “Bagus non, nanti kita main berempat. Non Nayla bisa coba dengan Pak Jajang, mainnya cukup agresif. Tapi non harus tetap hati-hati. Bapak nggak mau non-non cantik ini kenapa-kenapa, jangan sampai ada yang tahu."Nayla bangkit, merapikan gaun tidurnya, rambutnya diikat asal dengan karet di pergelangan tangan.“Tenang, Pak. Ini rahasia kita. Aku kembali ke kamarku ya, takutnya nanti sudah ada yang bangun.” Ia melangkah ke pintu, tangannya memegang gagang pintu yang dingin.Pak Bambang bangkit, mendekat, dan mencium pipi Nayla pelan, aroma rokok dan keringat bercampur di napasnya.“Selamat tidur, Non. Besok… kalau non mau lagi, bapak tunggu di pos jaga atau non hubungi aja.” bisiknya.Nayla mengangguk kecil, lalu membuka pintu pelan. Koridor masih gelap, hanya lampu dinding redup dan suara AC yang berdengung pelan. Ia melangkah cepat tapi hening, sandal tipisnya hampir tak berbunyi di lantai marmer.Jantungnya berdegup kenca

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 359. Tiga ronde selesai

    "Sanggup Pak, ahhh pisang Bapak gede banget, lebih terasa." Nayla menggerakkan pinggulnya juga agar Pak Bambang semakin cepat."Apem non sudah agak longgar, kalau main bertiga pasti seru. Nanti Bapak kenalkan ke teman Bapak namanya Pak Jajang, gimana kalau ajak non Lila juga?" tanya Pak Bambang, pinggulnya terus bergoyang tanpa henti."Boleh Pak, nanti Lila pasti seneng,"Di sela-sela goyangannya, mereka masih tetap saling ngobrol. Sambil terus menggerakkan pinggulnya, tangan Pak Bambang menelusuri klitorisnya Nayla. Jari tengah dan telunjuknya menari-nari di daerah sana yang membuat Nayla semakin menggelinjang hebat."Ahhh.... aaaahhh... aku keluar Pak, ahhhh....." desah Nayla, cairan kenikmatannya keluar membanjiri jari tangan Pak Bambang."Lepaskan aja non jangan ditahan!" tangan Pak Bambang, justru semakin cepat memainkan daerah klitorisnya.Nayla ambruk, tubuhnya sudah basah oleh keringat. Pak Bambang sangat puas melihat Nayla yang terlihat lemas, semakin membuatnya bernafsu. Lal

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 358. Permainan liar Pak Bambang

    "Ahhh enak banget Pak, terus Pak!" desah Nayla, meremas lengan Pak Bambang.Akibat aktivitas yang penuh gairah ini, membuat Pak Bambang kegerahan. Keringat mulai menetes dari dahinya, hingga Pak Bambang bangkit dan membuka kaos t-shirt nya. Ia membersihkan keringat di wajahnya dengan kaosnya sendiri. Setelah itu, kembali menyantap buah dada Nayla.Cukup lama Pak Bambang memainkan buah dada Nayla, hingga ia beralih ke bawah. Pak Bambang begitu sangat bernafsu melihat tubuh Nayla yang putih dan mulus. Bagian inti Nayla sangat bersih, ludahnya mendarat di bagian inti Nayla."Tubuhmu benar-benar wangi dan seksi non, malam ini akan Bapak buat kamu puas. Kamu sekarang jadi hiper kan? kalau gitu kita main sampai pagi." kata Pak Bambang sambil membuka celana panjang seragam security-nya hingga celana dalamnya.Nayla melotot, melihat benda pusaka Pak Bambang yang berukuran jumbo."Waw sangat besar sekali Pak, pasti lebih enak."Pak Bambang tersenyum mesum, "Pasti non, sekali coba pasti terus k

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status