Dengan hati-hati, ia membukanya, melihat catatan tulisan tangan Mr. Henri tentang jadwal perjalanan, nama-nama kontak bisnis, dan yang paling menarik—catatan tentang “Dadang, Belitung, proyek lama 1998, rahasia keluarga.” Tiara tersenyum licik, tahu ini bisa jadi kunci untuk membuat skandal. Ia memasukkan buku itu ke dalam saku celananya, menutupinya dengan celemek agar tak terlihat.Ia melanjutkan membersihkan lemari pakaian, menemukan dokumen lain seperti tagihan dan surat bisnis, tapi tak ada yang seberharga buku catatan itu. Setelah selesai, ia melapor ke Susi, berakting polos. “Udah selesai, Mbak. Kamarnya sudah rapi sekarang.”Susi memuji, “Bagus, Tara. Nanti siang bantu di dapur, ya.”Tiara mengangguk, kembali ke kamar pelayan untuk menyembunyikan buku catatan itu di dalam tasnya.Dalam hati, ia berpikir, "Ini baru permulaan. Tiga hari lagi, aku akan bikin kejutan untuk Raka dan Siska."Sementara itu, rencana pernikahan Raka dan Siska tinggal tiga hari lagi. Pak Rudi, asisten s
Ketika semuanya selesai, Pak Jajang kembali tertidur. Sementara Tiara, semakin merasa lelah karena dia kembali mengeluarkan cairan kenikmatannya beberapa kali. Tiara memang sadar dengan apa yang baru saja terjadi, Tiara memang menikmatinya tapi dia begitu sangat lelah.Setelah Pak Jajang sudah tertidur, kini giliran Pak Bambang yang terbangun. Ia juga merasa ingin, mungkin karena bersebelahan dengan seorang wanita. Pak Bambang mengelus benda pusakanya yang sangat mengeras, ia berusaha melupakannya tapi justru hasratnya semakin menggebu. Hingga kemudian, Pak Bambang menarik tubuh Tiara agar lebih dekat dengannya. Ketika posisi Tiara terlentang, membuat Pak Bambang semakin bernafsu apalagi melihat Tiara yang masih belum memakai apapun.Pak Bambang menelan ludah melihat kemolekan tubuh Tiara, buah dadanya yang montok dan yang paling ia suka yaitu lipatan bagian intinya yang menggoda. Pak Bambang memposisikan tubuhnya menghadap Tiara, sambil melirik ke arah Pak Jajang yang tertidur pulas.
Mereka meracau tak karuan, bagian inti Tiara terus di obok-obok mereka. Mereka terus bergantian, kadang Pak Jamal yang di bawah berbaring, Tiara yang di atas dan Pak Bambang yang ambil kendali menggoyang Tiara dari atas. Setelah beberapa saat, Tiara di gendong oleh Pak Bambang duduk sambil melihat adegan mereka."Enak banget sayang, posisi seperti ini lebih mentok." racun Pak Bambang.Tiara terus mendesah, merasakan benda pusaka Pak Bambang yang membobol gawangnya semakin dalam.Melihat adegan mereka, membuat Pak Jamal tidak sabar dan ia mendekat berdiri membelakangi Tiara."Bentar, gua juga mau masukin." Pak Jamal memegang bokong Tiara, lalu memasukkan benda pusakanya."Ahhhhh," desah Tiara tertahan, ketika benda pusaka mereka berada di dalam bagian intinya."Gila, rasanya lebih enak dan sempit. Gua di rumah punya dildo punya istri gua, sebelum main pemanasan dulu pakai dildo, nanti kita coba pakai dildo juga." bisik Pak Jamal, di sela-sela gerakannya yang semakin kencang.Pak Bamban
"Ah sayang kamu memang sangat seksi." Pak Bambang mulai meremas buah dadanya.Tiara menggeliat, hingga Pak Jamal kembali memasukkan benda pusakanya yang membuat Tiara tersentak."Ahhh...." Tiara melenguh panjang, posisi mereka berdiri dan Tiara di apit oleh dua pria.Tiara berhadapan dengan Pak Jamal, dia mendongak ke bawah sambil mencium bibir Tiara.Sementara Pak Bambang menelusuri tubuh Tiara, tangannya yang kasar membelai punggungnya hingga berhenti pada bokongnya yang kencang dan montok. Tangannya mulai meremas bokongnya, sesekali memukul-mukulnya. Pak Bambang menunggu giliran, ia semakin terangsang melihat Tiara dan Pak Jamal sedang memadu kasih. Tiara begitu menikmati, ketika Pak Jamal menghentakkan pinggulnya dengan keras. Apalagi ciumannya begitu sangat agresif, kedua tangan Pak Jamal juga terus meremas buah dadanya.Sekitar beberapa menit, Pak Jamal melepaskan benda pusakanya dan memberikan kesempatan untuk Pak Bambang menikmati bagian inti Tiara."Sekarang giliran lu Bang,
Benda itu melesat masuk begitu dalam, Tiara memang agak hiper juga jadi dia menikmatinya. Tiara masih belum tahu siapa pria yang sedang membobol gawangnya, tapi semakin benda itu bergerak cepat membuat Tiara mendesah. Pakaian Tiara mulai di buka satu persatu, hingga tubuh putih mulusnya kontras dengan warna kulit mereka. Ya.... Tiara masih belum sadar jika dia sedang dinikmati oleh dua orang pria sekaligus yaitu Pak Bambang dan Pak Jamal.Pak Jamal berada di posisi belakang Tiara, yang sedang menggoyang bagian intinya. Sementara Pak Bambang di depan, ia menikmati buah dadanya yang montok. "Rezeki nomplok nih, untung aja malam ini gua pengen ke rumah," ucap Pak Jamal, di sela-sela goyangannya.Suara Pak Jamal, membuat Tiara sadar dan membuka matanya. Ia terkejut, melihat Pak Bambang berada di depannya."Abang,..." nada suaranya terkejut, lalu menengok ke belakang. Pak Jamal menyeringai lebar, "Hi sayang," Seketika Tiara melepaskan diri, tapi Pak Jamal menahannya dengan kuat. Tenagan
Tiba di Pianemo, mereka mendaki anak tangga kayu menuju viewpoint terkenal. Perjuangan mendaki di bawah matahari terik terbayar saat mereka sampai di puncak. Pemandangan Pianemo menakjubkan: gugusan pulau karst kecil di tengah laut biru turquoise, dikelilingi karang warna-warni yang terlihat jelas melalui air jernih. Langit cerah dengan awan tipis menambah keindahan.“Ini seperti surga!” seru Claire, memeluk Mike.Raka dan Siska berfoto berdua, bergandengan tangan dengan latar pemandangan laut. Nayla dan Tom berfoto bersama secara diam-diam, tapi Lila, yang tak ingin kalah, terus mencuri perhatian dengan pose dramatis.Mereka juga menikmati kuliner lokal di warung terapung dekat Pianemo, menyantap ikan kerapu bakar dengan sambal dabu-dabu dan kelapa muda segar. Tom dan teman-temannya terus merekam, mengunggah konten ke Instagram dan TikTok, membuat pengikut mereka iri dengan keindahan Raja Ampat. Paman George, meski ikut berfoto, tetap menjaga jarak dari Raka dan Siska, hanya berbinca