Home / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 261. Rahasia pria misterius

Share

Bab 261. Rahasia pria misterius

last update Last Updated: 2025-08-09 23:31:21

Malam itu, di rumah Reza, kecurigaan terhadap Ferdi semakin kuat. Pria yang mengaku sebagai teman kuliah itu ternyata tak sepolos yang Reza kira. Tanpa sepengetahuan Reza, bros perak berbentuk burung Garuda yang diberikan Ferdi memiliki alat pelacak kecil yang tersembunyi di dalamnya. Dari jauh, Ferdi, yang kini berada di sebuah kafe kecil di pinggiran Jakarta, memantau lokasi Reza melalui aplikasi di ponselnya. Setiap langkah Reza terekam, membuat Ferdi tersenyum licik.

“Langkah pertama berhasil,” gumamnya, menyeruput kopi hitamnya.

**

Saat jam makan siang di kantor, Reza memutuskan menghubungi Raka. Ia duduk di sudut kantin, jauh dari keramaian, sambil memegang ponselnya. Bros Garuda di kemejanya berkilau di bawah lampu kantin, tanpa ia sadari menjadi sumber bahaya.

“Halo, Ka. Maaf, bro, ganggu. Lu lagi sibuk gak?” tanya Reza, suaranya sedikit ragu.

Raka, yang sedang istirahat di sela kunjungan ke perusahaan keluarga Dupont, menjawab, “Nggak, Za. Memangnya ada apa?”

Reza menarik nap
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 264. Bertemu di kafe

    Sementara itu, di apartemen keluarga Dupont, Siska duduk sendirian di halaman belakang, menikmati suasana sore. Mrs. Sariani sedang berada di kamar Lila, sementara Nayla, Tom, Sam, dan yang lainnya masih belum pulang dari petualangan mereka di Jakarta. Halaman belakang apartemen itu asri, dengan pot-pot bunga anggrek dan mawar yang tersusun rapi, serta kursi-kursi kayu yang nyaman.George, yang kebetulan lewat, melihat Siska dan mendekatinya. “Kamu lagi apa di sini?” tanyanya, tersenyum.Siska tersenyum kecil, “Eh, aku cuma lagi santai aja, lihat bunga-bunga yang cantik.”George duduk di kursi sebelah Siska, hatinya berbunga-bunga bisa berduaan dengannya. “Kamu suka bunga?” tanyanya.“Suka. Dulu di rumahku, aku banyak menanam bunga. Aku suka mengoleksi bunga-bunga,” jawab Siska, matanya berbinar mengenang koleksi tanaman dan bunganya dulu di halaman depan.George memetik sebatang mawar merah dari pot di depan mereka dan memberikannya pada Siska. “Ini buat kamu,” katanya, tersenyum leb

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 263. Hasrat liar duda licik

    Tiba-tiba, suara bel pintu terdengar.“Itu pasti ayamnya sudah datang,” kata Raden, berjalan ke lantai bawah untuk menemui pengantar paket.Tiara mengikutinya dari belakang, hatinya penuh keyakinan bahwa ia bisa menaklukkan Raden dan mendapatkan hartanya dengan sukarela.Di ruang makan, mereka duduk bersama. Ruang makan itu luas dan nyaman, dengan meja kayu jati besar yang dihiasi taplak putih elegan. Lampu gantung kristal memancarkan cahaya lembut, menciptakan suasana hangat.Di dinding, terpajang lukisan abstrak modern, dan sebuah lemari kaca memamerkan koleksi porselen antik. Jendela besar menampilkan pemandangan sawah yang sama indahnya dengan balkon, membuat ruangan terasa hidup.“Ayamnya enak, bumbunya meresap,” kata Tiara, mencoba memulai percakapan.“Iya, ini langgananku. Kebetulan pemiliknya temenku,” jawab Raden, tersenyum.Tiara hanya mengangguk, melanjutkan makannya, sembari memikirkan langkah berikutnya.Setelah selesai makan, Raden mengajak Tiara ke halaman belakang. Di

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 262. Kerja sama

    Tiara terdiam, ingatannya mulai merekam potongan-potongan kejadian. Ia memang sering merasa seperti ada yang mengawasinya, seperti ada bisikan di telinganya. “Sekarang aku percaya,” katanya pelan. “Aku memang merasa kayak ada orang yang berbisik di telingaku. Dari mana kamu punya kemampuan itu?”Raden tersenyum, “Menghipnotis orang itu cukup mudah dipelajari, siapa aja bisa. Aku berhasil mendekati temen Raka, dengan begitu aku bisa mengendalikannya.”Tiara mengerutkan kening, “Maksud kamu siapa?”“Reza,” jawab Raden. “Aku pura-pura mendekatinya. Aku kasih sebuah bros biar tahu ke mana dia pergi, dan aku yakin pasti Reza akan nemuin Raka.”Tiara tersentak, “Reza? Dia memang temen dekat Raka waktu di tempat kerjanya dulu. Jadi, apa rencanamu?”Raden berbisik, memaparkan rencananya dengan detail. Ia ingin menggunakan buku catatan Mr. Henri untuk membongkar rahasia bisnis keluarga Dupont, menciptakan skandal yang akan menghancurkan reputasi Raka dan Siska.“Kita akan buat mereka jatuh, Ti

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 261. Rahasia pria misterius

    Malam itu, di rumah Reza, kecurigaan terhadap Ferdi semakin kuat. Pria yang mengaku sebagai teman kuliah itu ternyata tak sepolos yang Reza kira. Tanpa sepengetahuan Reza, bros perak berbentuk burung Garuda yang diberikan Ferdi memiliki alat pelacak kecil yang tersembunyi di dalamnya. Dari jauh, Ferdi, yang kini berada di sebuah kafe kecil di pinggiran Jakarta, memantau lokasi Reza melalui aplikasi di ponselnya. Setiap langkah Reza terekam, membuat Ferdi tersenyum licik.“Langkah pertama berhasil,” gumamnya, menyeruput kopi hitamnya.**Saat jam makan siang di kantor, Reza memutuskan menghubungi Raka. Ia duduk di sudut kantin, jauh dari keramaian, sambil memegang ponselnya. Bros Garuda di kemejanya berkilau di bawah lampu kantin, tanpa ia sadari menjadi sumber bahaya.“Halo, Ka. Maaf, bro, ganggu. Lu lagi sibuk gak?” tanya Reza, suaranya sedikit ragu.Raka, yang sedang istirahat di sela kunjungan ke perusahaan keluarga Dupont, menjawab, “Nggak, Za. Memangnya ada apa?”Reza menarik nap

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 260. Mengunjungi perusahaan

    Lila dan Siska, yang kondisinya sudah jauh membaik, duduk di antara keluarga. Lila, meski masih sedikit pendiam, mulai tersenyum saat Nayla menyodorkan sepotong *croissant*. Siska, dengan wajah yang lebih cerah, menikmati *smoothie* sambil mengobrol dengan Mrs. Sariani. Raka, yang duduk di samping Siska, sesekali memastikan calon istrinya makan cukup.Di tengah sarapan, Mr. Henri membuka pembicaraan serius. “Raka, nanti setelah sarapan, kita ke salah satu perusahaan ayah. Sudah waktunya kamu memimpin. Nanti ayah jelaskan apa saja yang harus kamu lakukan.”Raka mengangguk, sedikit tegang namun antusias. “Siap, Yah. Aku belajar dari awal, ya”Mr. Henri tersenyum, “Tentu. Kamu sekarang pemimpin baru bisnis keluarga Dupont. Hari ini kita ke perusahaan yang dikelola Pak Hendra, terus ke yang dikelola Pak Budi. Ada tiga tempat yang harus kamu pahami, sebelumnya kita sudah mengunjungi kantor yang dikelola oleh Pak Budi dan Pak Hendra juga dan sekarang perusahaan yang lainnya."Mrs. Sariani m

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 259. Siapa Ferdi sebenarnya?

    Setibanya di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, rombongan disambut oleh Pak Rudi, Pak Hendra, Pak Budi, dan beberapa teman Mr. Henri. Pak Bambang dan Pak Jamal juga hadir, wajah mereka penuh lega melihat keluarga Dupont selamat.“Selamat datang kembali, Tuan, Nyonya!” sapa Pak Rudi, menjabat tangannya Mr. Henri.“Terima kasih, Pak Rudi. Kalian semua sudah banyak membantu,” jawab Mr. Henri, tersenyum lebar.Pak Bambang dan Pak Jamal mendekati Siska dan Lila, memastikan mereka baik-baik saja.“Bu Siska, Nona Lila, saya bersyukur kalian pulang dengan selamat,” kata Pak Bambang, sengaja tidak menyebut soal Tiara."Terima kasih banyak Pak, ini pertolongan dari Tuhan." kata Siska tersenyum lega.Nayla, yang ceria, berjabat tangan dengan Pak Rudi. “Pak Rudi, nanti aku ajak jalan-jalan, ya! Sayang banget kemarin gak ikut!”Rudi tertawa, “Pasti, Non. Tapi sekarang kalian istirahat dulu.”Mereka dijemput dengan beberapa mobil mewah menuju apartemen Mr. Henri. Di sana, sebuah makan malam sudah dis

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status