Home / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 268. Strategi balas dendam

Share

Bab 268. Strategi balas dendam

last update Last Updated: 2025-08-14 23:58:32

Perjalanan ke rumah Liana yang sebenarnya adalah rumah kontrakan sederhana di kawasan pinggiran Jakarta Selatan memakan waktu sekitar satu jam. Jalanan mulai ramai dengan kendaraan pagi hari, tapi Raden mengemudi dengan tenang, sesekali melirik Tiara.

Sesampainya di sana, rumah kontrakan Liana tampak sederhana: bangunan dengan cat putih pudar, pagar besi rendah, dan taman kecil di depan dengan pot-pot tanaman hias yang rapi. Lingkungan sekitar tenang, dengan anak-anak bermain di gang dan ibu-ibu menggantung jemuran.

Raden memarkir mobil dari kejauhan, tak ingin mencurigakan. "Itu rumahnya," tunjuk Tiara dari dalam mobil.

Raden mengamati sebentar, mencatat detail seperti nomor rumah.

"Bagus, sekarang kita ke kantornya," katanya, menghidupkan mesin lagi.

Perjalanan ke kantor desain iklan tempat Liana bekerja memakan waktu 30 menit lagi. Raden memarkir mobil di seberang jalan, di balik pohon rindang yang menutupi pandangan. Dari sana, mereka bisa mengamati pintu masuk kantor dengan jelas
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 271. Menggantikan Raka

    Tengah malam, saat apartemen benar-benar hening, George tak bisa tidur. Ia duduk di kamarnya yang gelap, memandang jam dinding yang menunjukkan pukul satu dini hari. Pikirannya penuh dengan Siska wanita yang selama ini ia kagumi diam-diam, dengan kepribadiannya yang lembut dan tulus. Tapi sebentar lagi, Siska akan menikah dengan Raka, keponakannya sendiri. "Aku nggak bisa gini terus," gumam George, hatinya penuh kekecewaan yang ia sembunyikan. Ia tahu kebiasaan Raka: setiap malam, Raka sering menyelinap ke kamar Siska untuk mendapatkan jatah, itu semua membuat George cemburu. Malam ini, George sengaja menunggu, ingin menggagalkan itu.Benar saja, suara pintu kamar Raka terbuka pelan. Raka keluar dengan piyama sederhana, berjalan mengendap-endap menuju koridor menuju kamar Siska. George, yang mengintip dari celah pintu kamarnya, langsung memanggil pelan, "Raka! kamu mau kemana?"Raka terkejut, hampir tersandung. "Paman? Belum tidur?" tanyanya, menghampiri George dengan wajah bingung.

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 270. Mulai membuka hati

    Lila, yang sudah sedikit lebih segar setelah makan buah, tersenyum. “Kamu bener-bener perhatian, Liam. Aku nggak tahu harus bilang apa.”Liam duduk kembali, “Nggak usah bilang apa-apa. Aku cuma pengen kamu cepet sembuh, biar bisa ikut bantu persiapan pernikahan Raka dan Siska. Pasti seru.”Lila tertawa kecil, “Kamu optimis banget, ya. Aku kadang ngerasa kagum sama Nayla. Dia selalu ceria, gampang bikin orang suka.”Liam menggeleng, “Kamu nggak perlu jadi kayak Nayla, La. Jadilah diri kamu sendiri, jadi kamu apa adanya. Aku suka caramu yang kalem, tapi penuh makna kalau ngomong.”Lila terkejut dengan kata-kata Liam, pipinya sedikit merona. Ia mulai menyadari bahwa Liam selalu ada di saat-saat ia merasa sendiri, selalu mendengarkan tanpa mengharapkan apa-apa. “Kamu bikin aku ngerasa lebih baik, Liam. Makasih,” katanya pelan, menatap mata Liam yang hangat.Liam tersenyum, “Anytime, La. Aku serius, kalau kamu butuh apa aja, katakan aja.”Obrolan mereka berlanjut, dari cerita lucu tentang

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 269. Liam dan Lila

    Pagi di apartemen keluarga Dupont dimulai dengan semangat baru. Cahaya matahari pagi menyelinap melalui jendela-jendela besar, menerangi ruang makan yang luas dengan lantai parket mengilap dan dinding berhias lukisan modern. Aroma kopi dan roti bakar dengan selai stroberi mengisi udara, bercampur dengan wangi masakan lezat, aneka daging olahan yang disiapkan oleh asisten rumah tangga. Raka dan Siska duduk berdampingan, tangan mereka sesekali bersentuhan, menunjukkan kehangatan di tengah kesibukan. Mr. Henri, dengan kemeja rapi dan dasi, duduk di ujung meja, sibuk membaca tabletnya, memeriksa daftar tugas untuk pernikahan yang dipercepat. Mrs. Sariani, dengan senyum lembut, mengawasi semua orang, sementara Nayla, Tom, Jack, Ethan, Liam, Claire, Mike, dan George melengkapi suasana ramai. Namun, Lila absen pagi ini, masih beristirahat di kamarnya karena demam ringan.“Lila lagi kurang fit,” kata Mrs. Sariani, menjelaskan pada yang lain. “Biar dia istirahat dulu, nanti aku bawain sarapan

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 268. Strategi balas dendam

    Perjalanan ke rumah Liana yang sebenarnya adalah rumah kontrakan sederhana di kawasan pinggiran Jakarta Selatan memakan waktu sekitar satu jam. Jalanan mulai ramai dengan kendaraan pagi hari, tapi Raden mengemudi dengan tenang, sesekali melirik Tiara.Sesampainya di sana, rumah kontrakan Liana tampak sederhana: bangunan dengan cat putih pudar, pagar besi rendah, dan taman kecil di depan dengan pot-pot tanaman hias yang rapi. Lingkungan sekitar tenang, dengan anak-anak bermain di gang dan ibu-ibu menggantung jemuran.Raden memarkir mobil dari kejauhan, tak ingin mencurigakan. "Itu rumahnya," tunjuk Tiara dari dalam mobil.Raden mengamati sebentar, mencatat detail seperti nomor rumah."Bagus, sekarang kita ke kantornya," katanya, menghidupkan mesin lagi.Perjalanan ke kantor desain iklan tempat Liana bekerja memakan waktu 30 menit lagi. Raden memarkir mobil di seberang jalan, di balik pohon rindang yang menutupi pandangan. Dari sana, mereka bisa mengamati pintu masuk kantor dengan jelas

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 267. Mengincar Liana

    Tom berjalan pelan melalui koridor apartemen yang redup, diterangi oleh lampu dinding berwarna kuning lembut yang menciptakan bayangan panjang di dinding marmer putih. Suara langkahnya hampir tak terdengar di karpet tebal, dan ia memastikan tidak ada orang yang melihatnya. Setelah pertempurannya bersama Nayla, hingga berbagai macam posisi.Setelah berada di dalam kamarnya, Tom segera masuk dan menutup pintunya dengan perlahan. Sekarang hasratnya sudah terlampiaskan, lalu ia merebahkan diri di tempat tidur king-size yang empuk, dengan seprai sutra halus dan bantal-bantal berbulu angsa. Malam itu berlalu dengan tenang, hanya sesekali terdengar suara angin yang menggoyang tirai tipis.Pagi harinya, sinar matahari pagi menyusup melalui jendela-jendela besar apartemen, menciptakan pola cahaya hangat di lantai kayu parket yang mengkilap. Ruang makan keluarga Dupont sudah ramai, dengan meja panjang yang ditata rapi.Hidangan sarapan pagi seperti biasa: roti bakar dengan selai stroberi segar

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 266. Kejantanan Tom

    Tom akhirnya berhasil masuk ke dalam kamarnya Nayla, yang terlihat sudah tidur nyenyak. Tom mencoba melupakan yang baru saja terjadi dengan Lila, yang terpenting malam ini hasratnya terlampiaskan."Sayang, kamu sudah tidur?" tanya Tom berbisik.Ternyata Nayla belum tidur, ia menatap Tom tersenyum, "Belum, aku nungguin kamu dari tadi karena aku tahu pasti kamu akan datang."Tom menyeringai dan melompat ke atas kasur dan mendekap erat tubuh Nayla."Rupanya kamu juga sudah gak sabar ya, maaf ya sayang tadi nunggu pada tidur dulu. Ayo kita senang-senang malam ini."Tom langsung menjilati leher Nayla yang membuat Nayla tertawa karena geli, tapi jilatannya semakin agresif yang membuat Nayla akhirnya terdiam. Tom menatap wajah Nayla, lalu mencium bibirnya. Ciuman yang penuh nafsu dan begitu sangat bergairahTom mainkan lidahnya menari-nari di pentil buah dadanya, Nayla menggeliat dan terus meracau."Ahh, terus sayang enak sekali. Kamu memang luar biasa, ahhhh mmmmhhh," racaunya, matanya ter

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status