Home / Urban / Tergoda Pesona Ibu Mertua / Bab 332. Apakah ada masalah baru?

Share

Bab 332. Apakah ada masalah baru?

last update Huling Na-update: 2025-09-30 16:28:04

Sam, yang duduk di belakang, mendengar tapi tak berkomentar. Lila memperhatikan ekspresinya, merasa kasihan.

“Sam, nanti kamu bantu aku foto ya? Aku mau bikin konten sendiri buat Instagram,” katanya, berusaha melibatkannya.

Sam tersenyum tipis, “Iya, La. Aku bantu.”

Di Kebun Raya Bogor, suasana hijau dan sejuk menyambut mereka. Ethan langsung mengeluarkan kamera, merekam Jack yang berjalan di antara pohon-pohon raksasa sambil menjelaskan sejarah tempat itu. Lila dan Liam berjalan agak terpisah, mencuri momen untuk berbicara.

“La, aku pengen bilang ke Ibu kamu tentang kita. Aku nggak mau sembunyi-sembunyi lagi,” bisik Liam, matanya serius.

Lila menelan ludah, ragu. “Tapi… Ibu masih khawatir setelah kejadian kemarin. Aku takut dia nggak setuju.”

Liam memegang tangannya pelan, “Kita ceritain pelan-pelan. Aku serius sama kamu, La.”

Lila tersenyum, hatinya hangat tapi juga cemas. “Nanti, Liam. Setelah Kak Raka dan Ayah pulang, aku coba bicara.”

Sementara itu, di mall, Siska dan Mrs. Sarian
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 341. Keberhasilan

    Tom dan tim konten langsung sibuk merekam. Ethan mengoperasikan drone, menangkap pemandangan dari atas, sementara Jack berpose di jembatan gantung, berbicara ke kamera tentang pesona Bandung.Nayla dan Lila, yang mulai rileks, berfoto di taman bunga dengan latar belakang pohon-pohon pinus. Liam membantu Lila berpose, sesekali mencuri sentuhan tangan yang membuat Lila tersenyum malu-malu.“Nay, lihat ini! Bunga-bunganya cantik banget,” seru Lila, memetik kelopak bunga liar untuk diselipkan di rambutnya.Nayla tersenyum, “Iya, La. Aku suka tempat ini. Rasanya… bikin kita melupakan semua masalah,”Siska dan Mrs. Sariani berjalan di belakang, menikmati suasana sambil mengobrol tentang kenangan masa kecil Mrs. Sariani di Bandung. George dan Sam, yang kini jadi duo yang akrab, mencoba wahana perahu kayuh, tertawa saat Sam hampir membuat perahu oleng.“Sam, kamu kayak anak kecil main perahu!” canda George, memercikkan air ke arahnya.Sam tertawa, “Papa, ini healing, tahu! Aku sudah lama ngga

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 340. Bayangan misterius

    Mereka menyebar di tepi sungai: Tom, Nayla, Lila, dan Liam di satu spot; Mrs. Sariani, Siska, dan George di spot lain; Jack, Ethan, dan Sam di spot ketiga.Tom mengajari Nayla cara memasang umpan, tangannya memegang tangan Nayla pelan.“Nih, Nay, pegang pancingnya kuat. Kalau ada tarikan, angkat pelan-pelan.”Nayla tertawa, “Aku takut ikannya loncat ke muka aku, Tom!”Di sisi lain, Lila dan Liam bersaing siapa yang dapat ikan pertama. “Kalau aku menang, kamu traktir es krim malam ini,” goda Lila.Liam mengedipkan mata, “Deal, La. Tapi kalau aku menang, kamu harus… cerita ke Ibu tentang kita.”Lila memerah, tapi akhirnya tersenyum. “Oke, tapi pelan-pelan ya.”Mrs. Sariani, yang duduk di batu dengan pancing di tangan, mengenang masa kecilnya. “Siska, dulu Ayah Ibu selalu ngajak memancing setiap akhir pekan. Ikan gorengnya enak banget, beda sih kalau langsung dari sungainya."Siska mengangguk, “Bu, nanti kita goreng ikannya bareng. Ini momen langka, kita semua santai kayak gini.”George,

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 339. Kemenangan untuk Dupont

    Pagi itu di Paris, udara terasa lebih tegang dari biasanya. Langit cerah dengan sinar matahari yang menyusup melalui jendela rumah Montmartre, tapi Raka dan Mr. Henri tak sempat menikmatinya. Mereka sudah siap untuk langkah krusial: konfrontasi dengan Mr. Jhon.Setelah bukti-bukti yang dikumpulkan Luc dan Marie semakin kuat, termasuk rekaman CCTV, email terenkripsi, dan transaksi bank mereka memutuskan untuk menjebaknya dalam pertemuan yang disamarkan sebagai diskusi bisnis.Mr. Henri, mengenakan jas hitam favoritnya yang selalu membawa keberuntungan, duduk di ruang kerja rumah sambil menelepon Jhon. Suaranya tenang, seolah tak ada apa-apa.“Jhon, bagaimana kabarnya? Aku di Paris sekarang, mau bahas peluang kemitraan baru di Asia. Bisa ketemu siang ini di kantor pusat? Aku dan anakku, Raka, nunggu kamu.”Di ujung telepon, Mr. Jhon, pria paruh baya dengan aksen Inggris yang halus, terdengar antusias. “Henri, tentu saja! Aku senang sekali. Sampai jumpa nanti siang.”Raka, yang mendengar

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 338. Teman lama

    “La, lihat ini! Lucu banget, kayak boneka!” kata Nayla, menggendong seekor kelinci putih sambil tertawa.Lila mengangguk, “Iya, Nay! Rasanya aku pengen bawa pulang satu.”Tom dan Liam, tentu saja, tak melewatkan momen ini untuk syuting. Ethan merekam Nayla dan Lila dari dekat, sementara Jack mewawancarai pengunjung lokal untuk tambahan konten.“Ini seperti berada di Eropa ya padahal kita berada di Indonesia. Bandung ternyata sangat luar biasa!” kata Jack ke kamera, dengan latar belakang rumah hobbit yang menggemaskan.Mrs. Sariani dan Siska berjalan di kebun bunga, mengambil foto bersama. “Siska, dulu Ibu pengen punya kebun kayak gini. Sekarang, lihat anak-anak terlihat bahagia,” kata Mrs. Sariani, suaranya penuh syukur.Siska memeluk mertuanya, “Iya, Bu. Ini momen yang indah. Aku senang kita bisa liburan bareng kayak gini.”George dan Sam bergabung dengan tim konten, membantu mengatur angle syuting. Sam bahkan ikut berpose dengan domba, membuat semua tertawa saat domba itu mendekat p

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 337. Jalan-jalan

    Raka mengangguk, “Aku siap, Yah. Tapi aku masih kepikiran soal Jhon. Kalau dia beneran dalangnya, kita harus hentikan dia secepat mungkin.”Mr. Henri tersenyum tipis, “Luc dan Marie sudah bekerja. Mereka akan temukan bukti yang kita butuh. Sekarang, fokus ke meeting ini. Ini ujian pertama kamu sebagai pewaris Dupont.”Meeting berlangsung di ruang ballroom hotel, dihadiri belasan investor dari Eropa dan Asia. Raka memulai presentasi dengan penuh percaya diri, menjelaskan rencana ekspansi Dupont ke Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Dia berbicara dengan lugas, sesekali menyisipkan cerita pribadinya—dari anak panti asuhan hingga pewaris perusahaan raksasa. Para investor terkesan, beberapa bahkan bertepuk tangan saat dia selesai.Namun, di tengah sesi tanya jawab, seorang investor dari Singapura, Mr. Tan, mengangkat isu sensitif. “Monsieur Raka, kami dengar ada masalah keuangan di Dupont. Apa benar perusahaan Anda dalam bahaya?”Raka menarik napas dalam, mengingat nasihat Claire untuk tet

  • Tergoda Pesona Ibu Mertua   Bab 336. Seperti terhipnotis

    Di Paris, langit pagi berwarna kelabu, dengan awan tipis menyelimuti kota. Di kantor pusat Dupont, suasana tegang menyelimuti ruang kerja Mr. Henri. Tim IT, dipimpin oleh seorang analis senior bernama Philippe, bekerja tanpa henti untuk melacak serangan siber yang mengancam perusahaan.Raka dan Mr. Henri duduk di ruang konferensi, dikelilingi layar monitor yang menampilkan data dan jejak digital. Claire, dengan wajah serius, memimpin briefing bersama Philippe dan dua anak buah setia Mr. Henri, Luc dan Marie, yang dikenal sebagai tim investigasi terbaik perusahaan.“Henri, Raka, kami menemukan sesuatu,” kata Philippe, menunjukkan laporan di tabletnya. “Jejak IP dari Amsterdam itu ternyata terhubung ke server pribadi milik seseorang di lingkaran bisnis Eropa. Kami belum bisa memastikan, tapi ada indikasi kuat ke arah Mr. Jhon.”Mr. Henri mengerutkan kening, tangannya mengepal di atas meja. “Jhon? Dia sudah lama bekerja sama dengan kita. Kenapa dia tiba-tiba jadi ancaman?”Luc, pria beru

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status