Share

Ketahuan.

Author: Miss Mega
last update Huling Na-update: 2023-12-16 05:31:38

Tok!

Tok!

Tok!

"Wulan, Sayang, makan malam yuk nak." Ketukan pintu diiringi dengan panggilan lembut terdengar dari luar kamar Wulan. Nyonya Laura mengetuk, pintu kamar sang putri. Karena sedari tadi putri cantiknya itu tak kunjung datang ke meja makan untuk makan malam.

"Wulan Prabu Aditama, bangun sayang, cepat turun ya nak, semua sudah menunggu untuk makan malam," Panggil nyonya Laura sekali lagi namun, tetap dengan suara yang terdengar  lembut.

"Eummm... Iya Mah." Wulan akhirnya menjawab akan tetapi, masih dengan mata terpejam.

"Ya sudah mamah tunggu di bawah ya nak," ujar nyonya Laura seraya berlalu kembali ke meja makan.

"Iya Mah." Wulan menjawab seraya perlahan bangkit dari tidurnya namun, masih didalam posisi duduk diatas ranjangnya.

"Akhhh! Ummm!" teriak Wulan namun, dengan cepat membekap mulutnya sendiri. Wulan benar-benar kaget melihat penampakan dirinya di depan cermin meja rias yang menghadap kearahnya. Wulan begitu terkejut manakala mendapati penampilan dirinya yang polos tanpa sehelai benang pun. Apalagi saat mata wanita itu menangkap beberapa jejek tanda merah di dadanya karena perbuatan Damar.

Ingatannya kembali pada kejadian beberapa jam lalu. Iya beberapa jam yang lalu, ia dan Damar kembali melakukan kegiatan panas dan terlarang. Wulan mengingat bagaimana Damar mencumbu tiap jengkal tubuhnya dengan penuh kelembutan.

Wulan membayarkan kembali, bagaimana dirinya berulang kali mendesah nikmat. Ketika mencapai puncak kenikmatan karena ulah Damar. "Ya Tuhan ini semua salah tapi, aku tidak bisa menolaknya, maafkan aku Tuhan." Wulan bergumam lirih, merutuki perbuatan berdosanya. Namun, apa boleh buat, nafsu dalam dirinya membuat ia dan Damar lupa.

Wulan kemudian bangkit, wanita berparas cantik itupun pergi ke kamar mandi guna membersihkan diri. Setelah membersihkan diri kini wanita itu sudah terlihat begitu segar.

Wulan kemudian turun ke bawah dan bergabung bersama anggota keluarga yang lain. "Sayang, kamu kenapa? Apa kamu sedang tidak enak badan?" tanya Tuan Prabu pada putri angkatnya itu.

"Tidak Pah, Wulan baik-baik saja, em ... Tadi Wulan hanya kelelahan." Wulan menjawab seraya mendudukkan dirinya di kursi meja makan.

"Khuk! Khuk! Khuk!" Mendengar alasan Wulan, Damar tiba-tiba tersedak. Sontak saja, Wulan dan Yesi langsung menyodorkan segelas air putih secara bersamaan.

"Pelan-pelan sayang," ujar Nyonya Laura menasehati sang putra.

"Terimakasih." Damar meraih gelar dari tangan Wulan kemudian menenggakanya hingga hampir tandas. Seketika raut wajah kekesalan terpancar jelas di mata Yesi. Ketika Damar lebih memilih gelas Wulan dari pada gelas di tangannya.

"Wulan sayang, mau makan apa nak?" tanya nyonya Laura yang semakin membuat hati Yesi semakin kesal. Yesi benar-benar dibuat kesal setengah mati. Wanita itu berpikir setelah status Wulan yang sebenarnya terungkap, perlakuan keluarga Aditama pada Wulan akan berubah. Namun, nyatanya kini, perlakuan dan kasih sayang mereka tak ada yang berubah.

Justru sepertinya mereka semakin menyanyangi dan mencintai Wulan. Hingga, nyonya Laura mau repot-repot naik keatas kamar Wulan untuk memanggil wanita itu.

Mereka semua kini makan dengan hikmat dan begitu tenang. Namun, sedari tadi Damar dan Wulan tak hentinya berinteraksi lewat bahasa tubuh mereka. Damar terus tersenyum menggoda Wulan. Pria itu rupanya tengah bayangkan betapa nikmat kegiatan mereka beberapa jam lalu.

"Damar, selamat ya klien yang kau tangani siang tadi, Beliau setuju untuk bekerja sama dengan perusahaan kita, dan iya, apa yang kau suka dari perusahaan itu?" ujar Tuan Prabu bertanya apa sang putra.

"Permainannya Pah," jawab Damar melantur, tak sadar.

"Permainan? Maksudnya?" ujar Tuan Prabu  tak mengerti.

"Ahh, em... Maksudnya cara mereka bermain dibidang itu Pah," ujar Damar seketika panik, karena salah bicara. Pria itu sebenarnya tengah menikirkan permainan panasnya dengan Wulan tadi sore. 

Sungguh Damar saat ini benar-benar merasakan seakan tubuh Wulan sudah menjadi candu baginya. Pria itu tak berhenti menginginkan dan membayangkan saat-saat mereka melakukan kegiatan panas mereka. Untung saja Tuan prabu tak memperpanjang pernyataan Damar. 

Hingga, kegiatan makan malam pun selesai. Kini mereka semua masuk ke dalam kamar masing-masing untuk beristirahat. Namun, rupanya Yesi diam-diam selalu mengamati gerak gerik Damar dan Wulan. Gadis itu benar-benar semakin dibuat kesal.

* * * *

"Akhhh uemm." Ditengah malam yang sunyi, Wulan tiba-tiba saja mendesah dengan tubuh yang menggelinjang seolah sedang merasakan kenikmatan.

"Ahhh!" Wulan mendesah sekali lagi, membuat Damar yang kini tengah malakukan kegiatannya dibawah sana tersenyum.

Iya, bagaimana Wulan tidak mendesah dan menggelinjang jika saat ini inti tubuhnya sedang dipermainkan oleh lidah Wulan. Damar begitu lihai membuat Dinda terus merasakan kenikmatan.

"Kakak! Euumm, settt... Stop Kak, emm..." Wulan terus mendesah hingga kini desahan panjang disertai cairan kenikmatan yang keluar dari inti tubuhnya menandakan jika wanita itu sudah mencapai puncak kenikmatannya.

"Kau menikamnya sayang?" Damar naik dan beraring mensejajarkan dirinya di samping Wulan 

"Kakak tapi ini—"

"Aku selalu menginginkan mu Wulan, sungguh kau benar- benar sudah menjadi candu untuk ku," ucap Damar seraya mengecup bibir Wulan. Tangannya kembali berkelana kemana-mana. Menyentuh titik-titik sensitif tubuh Wulan.

Tak tahan lagi, Damar kemudian membuka seluruh pakaian Wulan dan kemudian membuka seluruh pakaiannya. "Lan, kau begitu indah sayang," ungkapnya memuji keindahan tubuh Wulan yang terpampang di hadapannya. Damar dan Wulan akhirnya kembali melakukan kegiatan terlarang mereka.

Damar, pria itu rupanya sedari tadi tidak bisa tidur. Pikirannya terus membayarkan kegiatan panasnya bersama Wulan. Sungguh, Damar tak bisa menahan keinginannya untuk menemui Wulan.

Damar kemudian diam-diam, mengendap-endap masuk kedalam kamar Wulan. Damar tentu bisa dengan mudah masuk kedalam kamar sang adik angkat. Itu karena Wulan memang tidak pernah mengunci kamarnya.

Pemandangan yang begitu menggiurkan terlihat di depan matanya. Saat melihat tubuh Wulan yang terbalut dres tidur yang begitu pendek. Apalagi saat ini wanita itu tidak mengenakan selimut.

Damar dengan cepat langsung mengunci pintu kamar Wulan. Pria itu langsung melancarkan aksinya. Menyikap dan membuka pakaian dalam yang Wulan kenakan. Sementara, Wulan yang teramat lelah karena kegiatan sorenya dengan Damar, membuatnya masih merasakan lelah.

Sampai-sampai saat Damar melancarkan aksinya. Wulan sama sekali tak terusik. Wanita itu terbangun ketika merasakan kenikmatan, saat dirinya mencapai klimaksnya.

Mereka berdua kini saling memberikan kenikmatan. Lagi dan lagi mereka terjerumus dalam kenikmatan sesaat. Damar terus memacu tumbuhnya di atas tubuh Wulan. Mereka benar-benar tak memikirkan apapun kecuali kenimatan yang sedang mereka nimati.

Hingga tanpa sadar sedari tadi ada seseorang yang ternyata sedang mengintip kegiatan mereka lewat lubang kecil tempat kunci pintu kamar Wulan. Wanita itu adalah Yesi, sungguh Yesi tak menyangka jika Damar dan Wulan ternyata melakukan hubungan terlarang.

Yesi yang, kala itu ingin mengambil air minum tak sengaja melihat sosok Damar yang mengendap-endap kemudian masuk kedalam kamar Wulan. Tentu saja Yesi yang melihat kelakuan Damar begitu penasaran. Hingga, wanita itu nekat mengintip dan menguping apa yang sebenarnya terjadi di dalam sana. Desi ingin tahu mengapa Damar tengah malam masuk ke dalam kamar Wulan. Hati Yesi begitu kesal dan hancur. Ketika mendapati pria yang ia cintai selama ini ternyata memiliki hubungan dengan adik angkatnya sendiri. 

"Wulan liat saja aku tidak akan membiarkan mu, mendapatkan Kak Damar. Kak Damar hanya milik ku dan akan aku pastikan aku akan mendapatkannya dan menjadikanya milik ku." Yesi bergumam seraya terisak setelah ia sampai dikamarnya.

To be continued....

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Gagal.

    "Mommy...." Kejora mengigau terbangun dari tidurnya. Mendengar panggilan Kejora. Sontak saja membuat keduanya tersentak kaget. Wulan dan Damar yang tengah diselimuti hasrat yang menggebu. Langsung berhambur mencari sesuatu yang bisa menutupi tubuh polos mereka. Untung saja di meja dekat sofa ada dua handuk kimono yang disiapkan oleh pihak hotel. "Mommy sama Daddy, abis mandi ya? Kok pakai kimono?" tanya Kejora polos menatap kedua orang tuanya yang sama-sama hanya memakai handuk kimono. Belum lagi pandangan aneh gadis kecil itu yang menatap Ke arah pakaian yang berserakan dilantai. "Em, i-iya sayang Daddy dan Mommy tadi—" Wulan yang hendak menjelaskan langsung dipotong oleh Damar. "Mommy sudah selesai mandi, sekarang gantian Daddy yang mandi" jawab Damar memotong perkataan Wulan seraya memungut pakaian mereka yang tercecer. "Say-ang, Kejora kenapa bangun nak?" Kini Wulan bertanya seraya mendekat pada sang putri. "Tidur lagi ya sayang. Em ... Daddy ke kamar mandi dulu ya Nak," ujar

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Kembali Melakukan.

    Jam 14.30 Tuan Leo dan Nyonya Nesa akhirnya tiba di bandara internasional Soekarno Hatta. Kedua orang tua itu langsung bergegas ke rumah sakit tempat sang putra di rawat. Diantar sopir kantor yang sudah disiapkan oleh Livi. Kedua orang tua paruh baya itu akhirnya sampai setelah menempuh perjalanan selama satu setengah jam. Dengan tergesa-gesa kedua orang tua itu langsung bergegas menuju ruangan tempat sang putra dirawat. "Rayan!" Panggil Nyonya Nesa begitu wanita paruh baya itu membuka pintu kamar rawat putranya. "Mommy?" Rayan berujar lirih melihat sang mommy yang baru saja masuk. "Bagaimana keadaan mu Nak?" tanya Nyonya Nesa dengan wajah penuh kekhawatiran. "Bagaimana luka mu Ray?" Tuan Leo berkata dengan wajah yang terlihat lebih tenang dari sang istri. "Aku baik Mom, Dad," jawab Rayan pada kedua orang tuanya. "Bagaimana bisa kau sampai dikeroyok oleh begal hem?" Tuan Leo langsung bertanya kronologi, bagaimana sang putra bisa bertemu dan dikeroyok oleh para begal. "B

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Gadis Penolong

    Malam itu juga, Damar beserta seluruh keluarga kecilnya akhirnya pergi menyusul Nyonya Nesa dan Tuan Leo ke Indonesia. Damar tersenyum semringah manakala rencananya kini berhasil dengan sempurna. Saat ini mereka sedang berada di dalam pesawat. Jika Damar dan kedua putra putri begitu bahagia. Lain halnya dengan Wulan, wanita itu sejak tadi hanya diam. Bukan karena tidak ingin ke Indonesia dalam lubuk hati Wulan sebenarnya ingin sekali pulang dan menjenguk papah dah mamahnya. 'Rencana pertama berjalan mulus semoga rencana berikutnya akan berjalan mulus juga," gumam Damar dalam hati. Pria itu begitu itu yakin dengan rencana keduanya yang telah ia susun sedemikian rupa. Sementara di lain tempat, "Zetta cukup! Aku harap kau sadar posisi mu saat ini!" ujar Steven menarik pergelangan tangan Zetta seraya menatap tajam gadis berambut indah itu. "Kak Steve, tapi kita tidak bisa meninggalkan Om ini sendiri, kita tunggu keluarga Om ini datang dulu ya." Zetta menolak pelan keinginan Stev

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Pulang Ke Indonesia.

    Damar memarkirkan mobilnya di halaman rumah sakit. Senyum cerah masih awet menghiasi wajahnya. Pria itu begitu yakin jika kali ini dirinya bisa membawa Wulan pulang ke Indonesia. "Daddy apa kita akan pergi menyusul Oma dan Opa ke Indonesia bersama Mommy?" tanya Kejora polos ketika mereka berjalan menuju ruang Wulan. "Of course sayang, kita akan ke Indonesia bersama Mommy menyusul Oma dan Opa dan bertemu Nenek dan Kakek." Damar tersenyum membuat kedua buah hatinya pun ikut tersenyum. Kini mereka telah sampai di depan ruangan Wulan. "Hi suster Catlin apa kabar?" sapa Wulan pada suster Catlin suster yang biasa menjadi pendamping sang mommy. "Hai, Kejora cantik, kabar ku baik, em ... hai Bintang." Suster Catlin membalas seraya menyapa Bintang. Namun pandangan suster Catlin juga tak luput memandang Damar yang berdiri menggendong Kejora. Suster Catlin masih ingat betul dengan sosok Damar yang kala itu membuat Wulan bereaksi keras terhadapnya saat dirinya tengah merawat Damar. 'Siapa s

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Kecelakaan Membawa Berkah.

    Damar akhirnya membawa putra putrinya pulang terlebih dahulu kerumah keluarga Fernando. Bagaimana pun, pria itu tak bisa serta merta membawa si kembar ke Indonesia tanpa berbicara terlebih dahulu pada mommy dan Daddy mertuanya. Damar masih memiliki akal sehat dan sopan satun. Pria itu akan mendiskusikan terlebih dahulu pada mertuanya dan meminta pendapat kedua mertuanya itu. "Assalamualaikum Oma!" "Assalamualaikum!" ucap si kembar dan Damar yang baru saja tiba di rumah keluarga Fernando. "Waalaikumsalam sayang cucu Oma, sayang kalian ganti baju dulu ya, ada hal penting yang mau Oma bicarakan sama Daddy kalian." Nyonya Nesa memberi titah pada si kembar yang langsung diiyakan oleh keduanya. "Damar nak, kebetulan mommy mau bicara," ujar Nyonya Nesa kemudian membawa menantunya ke halaman samping rumah. Seketika, Damar pun mengangguk seraya mengikuti mommy mertuanya. "Ada apa Mom? Apa ada hal yang penting?" Damar bertanya dengan raut wajah penuh kebingungan. "Begini Mar, mommy dan Da

  • Terikat Cinta Saudara Angkat    Kepanikan.

    Nyonya Nesa begitu terkejut. Saat mendapati telpon yang mengabarkan jika putranya mengalami insiden yang mengakibatkan sang putra dirawat. Dengan panik Nyonya Nesa kemudian menghubungi sang suami. "Dad, Rayan mengalami insiden pengeroyokan begal Dad, dan sekarang dia di rawat di rumah sakit! Dad kita harus ke Indonesia sekrang Dad, Mommy akan berangkat malam ini Daddy susul saja ya kalau Daddy masih ada urusan disini," cecar Nyonya Nesa dengan paniknya. Sementara itu Tuan Leo hanya bisa terdiam mendengarkan perkataan sang istri. "Sayang, tolong tenang ok, coba ceritakan dengan perlahan, hem." Tuan Leo berkata pada sang istri agar lebih tenang menceritakan apa yang terjadi pada putra mereka. "Daddy, tadi mommy telpon Rayan, panggilan mommy sedari tadi siang tidak diangkat dan baru saja mommy telpon lagi, ternyata yang angkat itu wanita, dia memberitahu jika putrinya menemukan Rayan sedang dikeroyok oleh sekelompok begal Dad. Rayan terluka dan dia sedang dirawat di rumah sakit sek

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status