Share

TKPCP 20

Author: Melyana_Arum
last update Last Updated: 2025-05-14 10:58:16

Wala membantu Nataya duduk kembali di bangku belakang, pelan dan penuh kehati-hatian. Ia bisa melihat betapa lelah dan takutnya perempuan itu. Meski wajah Nataya setengah tertutup oleh rambut kusut dan debu, sorot matanya menyiratkan kecerdasan dan trauma yang dalam.

Wala membuka kotak P3K, membersihkan luka goresan di kaki Nataya, lalu membalutnya dengan perban steril. Tangannya sigap, namun suaranya tetap lembut.

"Aku gak akan tanya apa-apa dulu. Tapi kamu aman sekarang," katanya sambil menyeka darah kering di siku Nataya.

Nataya mengangguk, matanya menatap Wala dengan pandangan campur aduk antara syukur dan keterkejutan.

"Aku gak nyangka... bisa ketemu orang sebaik kamu di tengah semua ini."

Wala terkekeh pelan, menutup kembali kotak obat. "Jangan cepat percaya orang, bisa aja aku penculik juga."

"Kalau kamu penculik, kamu gak akan belikan aku makanan," balas Nataya, tersenyum samar. Itu senyum pertam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   TKPCP 20

    Langit malam menggelap sempurna. Nataya menatap ponselnya yang terus berdering dari rumah. Tak satu pun ia angkat. Ia hanya memeluk jaketnya erat, langkahnya cepat melewati koridor rumah sakit, matanya sembab, tapi sorotnya penuh amarah dan bingung.“Kalau Wala beneran bagian dari keluarga itu? Kenapa semuanya terasa... gak adil?”Tangannya mendorong pintu ruang rawat VIP 05, tempat Kaisar dirawat. Ia tidak mengetuk. Tidak berpikir dua kali. Jantungnya berdetak keras, tapi langkahnya mantap.Begitu pintu terbuka, Nataya langsung berhenti.Di dalam ruangan yang senyap, Kaisar duduk di tepi ranjang, lengan kanannya masih dibalut perban tebal. Tapi yang membuat waktu seolah beku adalah pemandangan di depannya:Narumi berdiri di antara paha Kaisar, tubuhnya sedikit membungkuk.Tangan Kaisar menggenggam tengkuk Narumi dengan lembut namun kuat, menariknya dalam cium yang dalam dan lambat. Seolah keduanya berada di dunia yang hanya milik mereka.Deg. Nataya membeku di ambang pintu.Narumi y

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   TKPCP 20

    Wala membantu Nataya duduk kembali di bangku belakang, pelan dan penuh kehati-hatian. Ia bisa melihat betapa lelah dan takutnya perempuan itu. Meski wajah Nataya setengah tertutup oleh rambut kusut dan debu, sorot matanya menyiratkan kecerdasan dan trauma yang dalam.Wala membuka kotak P3K, membersihkan luka goresan di kaki Nataya, lalu membalutnya dengan perban steril. Tangannya sigap, namun suaranya tetap lembut."Aku gak akan tanya apa-apa dulu. Tapi kamu aman sekarang," katanya sambil menyeka darah kering di siku Nataya.Nataya mengangguk, matanya menatap Wala dengan pandangan campur aduk antara syukur dan keterkejutan. "Aku gak nyangka... bisa ketemu orang sebaik kamu di tengah semua ini."Wala terkekeh pelan, menutup kembali kotak obat. "Jangan cepat percaya orang, bisa aja aku penculik juga.""Kalau kamu penculik, kamu gak akan belikan aku makanan," balas Nataya, tersenyum samar. Itu senyum pertam

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   TKPCP 19

    "Dia akan membayar pinalti itu dengan bekerja dengan ku mam. Apalagi ulahnya membuat tangan ini dijahit. Jadi biarkan dia ada disampingku menjadi asisten pribadi yang mengurusku selama luka ini belum kering. Ini bukan pilihan tapi keharusan dan tidak bisa diganggu gugat!" ucap Kaisar tanpa ada yang berani mencela. Narumi meminta maaf walaupun Bu Hermina belum memaafkan tapi Pak wiyoko tahu semuanya yang terjadi. Pak Wiyoko hanya diam tanpa banyak penolakan. Karena Bu Hermina tak membukakan pintu maafnya. Bu prasasti pun membujuk Bu Hermina agar permohonan maaf atas nama Narumi dapat diberikan. "Jeng! Ngapain sih membela dia. Ih sebal, jadi lapar ih!" dumel Bu Hermina yang mendapatkan tawa dari semua orang yang ada di ruangan itu. Kecuali Narumi yang diam karena dalam lamunan. "Yaudah kita cari makan dulu yuk, jeng," ajak Bu Prasasti.Bu Hermina sedikit berfikir tapi setelah itu mengiyakan. Tapi tetap menatap tajam kearah Narumi. "Kam

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   TKP CP 18

    "Mau kemana?" tanya Dewa yang kembali setelah mengurus Nayla tadi. "Eh... Mau.. Emm," Narumi masih berfikir tapi Dewa berteriak jahil. "Astaga, kalian sibuk sendiri. Apa kalian tak melihat ada yang mau kabur!""Kabur, enggak aku enggak kabur kok." Narumi berdiri dan tersenyum canggung. "Kalau tidak kabur kenapa mengendap-endap keluar? Tadi ini pamit gak sih, Kai?" tanya Dewa yang masih berdiri di depan pintu ruangan itu. "Gak ada pamit diantara kita, sini! Kamu harus bertanggungjawab dengan luka ini, bukan?" ucapan Kaisar membuat Bu Hermina dan Pak Wiyoko melihat kearah wanita yang dihalangi Dewa untuk keluar. Bu Hermina melihat Narumi seakan akan familiar. Saat melangkah Narumi yang mendekati Kaisar pun menjadi pusat perhatian juga. Narumi masih berjalan perlahan-lahan dengan menundukkan kepalanya. Hingga sampai disamping Kaisar. Bu Hermina menarik tangan Narumi. Hal itu membuat Narumi waspada dan takut. "Mampus, pasti minta uang pinalti. Aduh utangku di mana-mana. Aduh giman

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   TPKCP 17

    Saat penanganan penjahit luka robek itu Kaisar menggenggam erat pada Narumi. Kaisar sungguh tak sanggup melihat benda yang akan menjahit luka itu. Hampir satu jam penanganan itu pun selesai. Karena satu lengan tangan Kaisar luka, tepatnya tangan kanan akan mempersulit Kaisar untuk beraktivitas. Sehingga Kaisar tersenyum penuh arti lalu membuat sesuatu. "Untuk sementara tangan kanan jangan digunakan untuk mengangkat benda dulu ya. Mungkin sampai luka yang dijahit itu kering. Baru lah bisa melakukan kegiatan tangan seperti biasanya. Beruntung tidak mengenai syafa maupun pembuluh darah yang ada. Menang luka ini cukup dalam tapi masih di posisi sangat aman. Ingat konsumsi obat untuk mempercepat kering luka dari dalam dan jangan lupa konsumsi makanan yang sudah dianjurkan. Kalau begitu silahkan beristirahat, untuk kepulangan menunggu semua cairan ini habis ya. Kalau begitu saya tinggal dulu, permisi."Dokter itu pun pergi dari tempat itu, masuklah kedua orang tuanya Dewa yang diduga ora

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   TKPCP

    "Duh Narumi kok lama ya? mamah masih ingat mengenal Narumi lebih dalam. Kemana ya?" tanya Bu Prasasti pada anaknya. "Tadi sepertinya ke toilet?" jawab Dewa. "Mamah akan menyusul dia," Bu Prasasti pun berjalan menuju toilet. Tapi saat melihat satu persatu toilet perempuan disana tak ada Narumi. Segera Bu Prasasti kembali untuk menemui Dewa dan suaminya juga Kaisar. Bu Prasasti berjalan dengan sangat cepat dan terlihat sangat terburu-buru. "mamah kenapa?" tanya Dewa pada ibunya. "Tadi katamu Narumi ada ditoilet tapi sayang dia tak ada disana," lirih ibu yang sedang merindukan seorang anak. "Lebih baik kita mencarinya," ujar Kaisar yang melangkah dahulu untuk mencari Narumi. Mereka berempat menelusuri lorong-lorong yang sudut-sudut rumah sakit. Hingga saat Kaisar lancar dia melihat ada sebuah gunungan di dekat poliklinik Rumah Sakit tersebut. Lalu dia mencoba untuk mendekati kerumunan kerumunan itu yang sangat ramai di sebuah teriakan dari seseorang perempuan. Karena

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   TKPCP 15

    Di tempat yang tak jauh dari Narumi mengambil sampel untuk Test DNA. Ada sepasang kekasih yang maju mundur untuk memeriksa sang wanita kedokteran kandungan. Dia Nayla dan Tryan. "Ayo, daftar! Gue gak mau punya anak ini! Gara-gara lo gue harus putus dari Narumi. Gara-gara lo bicith!" suara Tryan begitu lembut keci dan menusuk. "Tapi ini anak kamu!" "Gak ada, baru beberapa minggu yang lalu kita berhubungan kenapa bisa sudah kami 2 bulan? Lo pasti menjebak gue kan?" Nayla menggelengkan kepalanya. "Ini anak kamu, sumpah ini anak kamu! Kamu lupa akan apa yang terjadi beberapa bulan yang lalu," sangkal Nayla tentang tuduh Tryan. Mereka bertengkar hingga tanpa mereka sadari Narumi berdiri didekat mereka tapi tak disadari keduanya. Narumi berjalan pergi meninggalkan mereka yang sedang bertengkar. Tapi Nayla yang tersulut emosi. Melihat Narumi yang berlalu begitu saja. Dengan gerakan cepat Nayla menarik rambut Narumi yang terikat di tengah ramainya poli klinik di rumah sakit i

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   TKPCP 14

    Di Cafe tempat Narumi bekerja, setelah kepergian Wala. Narumi kedatangan seorang yang menagih utangan atas perjanjian yang telah mereka sepakati. Narumi menghela napas lalu menarik Kaisar sedikit menjauh dari keramaian cafe tersebut. Ruangan kerjanya menjadi tempat mereka berbicara saat ini. Narumi mempersilahkan Kaisar duduk dan tak lupa memberikan minuman juga camilan. Narumi pun duduk berhadap-hapan dengan Kaisar. Narumi menghela napasnya sebelum mulai pembicaraan mereka. "Bagaimana Tuan? Apa sudah menemukan keluarga yang akan menikahkan saya? atau mereka sudah meninggal semua?" Kaisar pun menatap Narumi penuh arti, "Entah ini kabar baik atau kabar buruk buat kamu. Ada dugaan mereka keluarga kamu. Tapi aku belum tahu pastinya." "Bukankah sudah saya berikan sampel rambut saya? Belum cukup untuk mengetahui mereka benar-benar keluarga saya atau tidak?" kata Narumi penuh dengan ketenangan. "Untuk memastikan hal tersebut. Lebih baik kamu ikut saya sekarang juga." "Baiklah.

  • Terikat Kontrak Pernikahan CEO Posesif   TKPCP 13

    Bruk!! Narumi mendorong tubu yang memeluknya. Bukan membalas pelukan itu melainkan menghindari pria itu. "Kenapa Rumi? Biasanya kalau kita saling rindu. Kita kan berpelukan kena sekarang kamu?" Wala bertanya tanya akan perubahan sikap Narumi. "Bukan seperti itu, hanya saja. Kita sudah dewasa dan pelukan seperti itu bisa menjadi kesalah paham orang yang melihat," alibi Narumi. "Kesalahpahaman bagaimana? Kita kan kakak beradik. Semua juga pasti tahu itu," ucap Wala menenangkan Narumi. "Tapi... Rumi risih, maaf." Tak mau berdebat dan mendapatkan kedekatan yang lebih lagi. Narumi beranjak dari tempat itu. Tapi sayang sekali Wala tidak membiarkan Narumi lepas begitu saja. Dia memang merindukan Narumi. Bahkan semenjak Wala datang ke Rumah Sakit. Narumi tak pernah lama untuk ber-interaksi dengan dirinya. Hal itu yang membuat Wala bingung tak seperti biasanya. Bergelayut manja pada dirinya saat sudah lama tak berjumpa. "Jujur kenapa kamu menghindari ku?" tanya Wala dengan p

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status