Share

23

Bagian 23

            “Bunda … aku nggak mau ketemu ayah lagi!” Syifa berteriak dalam dekapku. Membuat hati makin lebur sebab lolongan sedihnya.

            “Maafkan Bunda, Nak.” Hanya lirih kalimat itu saja yang bisa kuulang-ulang kepada Syifa. Telanjur sudah kubongkar kebusukan Mas Faisal. Ada sesal, tetapi ucapan tak lagi bisa ditarik seperti batu yang sudah dilemparkan ke lautan.

            “Ayah jahat!” pekik Syifa lagi.

            Ya Allah, maafkan aku … bukan maksudku menjauhkan anak dari ayah kandungnya atau memprovokasi Syifa agar jadi pembenci. Aku hanya tak lagi mengerti, kata-kata apa yang pas untuk membuat Syifa tak lagi-lagi menanyakan Mas Faisal.

   &n

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status