Share

14 > Dia Marah

"Dasar mulut sampah! Lo nggak pernah diajarin jujur, huh?!" ujar Aldevan menatap Mery penuh amarah. Cowok itu langsung berdiri ketika mendengar penuturan Mery tadi.

Sedangkan Mery hanya tertawa geli. Ia menatap Aldevan tanpa ada rasa takut sedikitpun. "Haha, iya deh iya. Itu gue jujur tadi."

Aldevan berdecih. Meski ia tau Mery cuma bercanda, tapi kalimat itu sudah menyentil emosinya.

"Emang kebenarannya—"

"MERY!!"

Aldevan marah. Benar-benar marah. Hingga tatapan tajamnya kini mengedar ke seluruh penjuru kantin. Mereka semua terdiam, memandangi wajah Aldevan dengan kerutan di kening. Mungkin ini sesuatu yang sangat mustahil di dengar, sekali pun dari mulut Arlan. Sahabat Aldevan sendiri.

Kak Aldevan pernah ngelakuin itu sama cewek bengal?

Oh my good, berarti cogan gue bibirnya udah ternodai virus rabies?

Gue gak terima.

Stt, kayaknya kak Aldevan mulai bernafsu deh.

Adik kelas kok jadi laknat?

Kita

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status