Keysha kini sedang makan malam bersama keluarganya. Karena dia sedang tidak nafsu makan, dia pun hanya mengaduk-aduk makanan yang ada di piringnya.
"Calon pengantin gak sabar amat mau nikah, sampe makan aja gak nafsu." Ledek Andre, Papa Keysha.
"Bukan itu, Pa." Balas Keysha kesal.
"Lha terus apaan?"
"Darrel mau lanjutin kuliahnya di Inggris."
"Wahh...keren dong. Harusnya kamu bangga sahabat kamu ada yang kuliah di luar negeri."
"Iya juga sih Pa, tapi keren lagi kalau Keysha juga ikutan kuliah di sana. Ya gak, Pa?" Tanya Keysha sambil menaik turunkan sebelah alisnya.
"Wahh...kalau itu jangan deh."
"Gimana calon suami kamu, gantengkan?" Sahut Lisa, alias mamanya tiba-tiba.
"Mana Keysha tau, Mama aja gak nemuin Keysha sama dia. Main nerima-nerima aja lamarannya." Balas Keysha.
"Loh tadikan kamu dijemput sama dia."
"WHAT." Teriak Keysha kaget.
"Mama bercandakan?" Ucapnya lanjut.
"Ngapain Mama bercanda buat hal seserius ini." Balas Lisa.
"Mama jodohin aku sama om-om, Keysha kan udah bilang, Ma. keysha pengen punya suami yang seumuran."
"Om-om gimana maksud kamu? Dia itu masih muda, ganteng, sukses lagi."
"Tetep aja Ma, dia gak seumuran sama Keysha. Pokoknya Keysha minta mama batalin perjodohan ini. GIMANAPUN CARANYA, KEYSHA GAK PEDULI. POKOKNYA KEYSHA GAK MAU NIKAH SAMA OM ITU!" Bentaknya kemudian berdiri dari tempat duduknya.
"Keysha yang sopan ngomongnya kalau sama orang tua, ini permintaan Papa bukan Mama kamu. Andai kamu tau kalau pap--" Sahut Andre terhenti ketika melihat Keysha yang terus berjalan menuju kamarnya, tanpa mendengarkan ucapannya.
Sesampainya di kamar Keysha buru-buru mengunci pintu kamarnya. Kemudian berjalan mondar-mandir sambil berdoa semoga saat ini dia sedang bermimpi.
Tak lama kemudian, harapannya itu musnah tatkala kakinya tidak sengaja menendang depan kasur queen size nya.
Dukkkk......
"Awshhhh. Sakit banget kaki gue." Ringisnya, lalu terduduk di lantai.
"Masa gue harus nikah sama om tadi, sih. Keysha kan pengennya dapat suami yang seumuran, kok malah dikasih om-om. Mana nikahnya sebulan lagi, Keysha kan pengennya kalau udah lulus kuliah. Pasti ribet deh kalau nikah sekarang, udah susah berkutat dengan tugas kuliah, masih harus ngurus suami. Terus entar pasti gak bisa bebas, pasti di atur-atur kalau mau keluar, gak bisa pulang malam. Harus inilah, itulah." Curhat Keysha entah pada siapa. Hingga ia merasa capek dan akhirnya tertidur.
***
"Keysha bangun, ini udah siang. Ayo sarapan! Anak gadis jam segini masih aja tidur, bentar lagi kamu nikah loh, harusnya bangun pagi biar terbiasa." Ucap Andre membangunkan putri semata wayangnya.
Karena tak ada pergerakan dan Keysha justru menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya, dari kaki hingga kepala, dan dengan terpaksa Andre langsung menyeret kaki anaknya hingga membuatnya terjatuh.
Bukkkk.....
"Awshhhh...PAPA." Ringis Keysha, setelah terjatuh dari kasur dalam keadaan terduduk.
"Papa harusnya manja-manjain Keysha dong, bentar lagikan Papa udah pisah sama Keysha. Kok malah nyakitin Keysha kayak gini, sih." Aduhnya sambil mengusap-usap bokongnya.
"Justru itu Papa harus keras sama kamu. Malu dong papa, kalau Daffin tau anak Papa itu manjanya gak ketulungan. Padahal tampilannya kayak cowok." Balas Andre.
"Bagus dong biar batal perjodohannya."
"Kalau itu Papa pastikan gak bakalan terjadi. Buruan mandi kamu lupa kalau hari ini, hari pertama kamu masuk kuliah."
"Keysha gak masuk ah Pa, males palingan cuma perkenalan doang. Gak penting, ogah Keysha kenalan-kenalan kayak gitu."
"Oke, berarti mobil sama ATM kamu gak jadi Papa kasih hari ini. Papa ngasihnya sesuai perjanjian di awal. Kalau kamu udah nikah." Ucap Andre kemudian keluar dari kamar Keysha.
"Ehh...kok gitu sih Pa, IYA DEH KEYSHA BERANGKAT NGAMPUS." Teriak Keysha yang melihat papanya semakin menjauh.
Empat puluh lima menit kemudian, Keysha telah usai dalam ritual mandi dan lainnya. Kini dia sudah siap untuk berangkat ke kampus.
Keysha pun menuruni anak tangga menuju meja makan. "Pagi Mama, pagi Papa." Sapanya kepada kedua orang tuanya.
"Pagi sayang. Buruan makan, nanti kamu telat, masa hari pertama udah telat." Balas Lisa.
"Gitu dong baru anak Papa, kalau kayak gini Papa jadi pengen majuin nikahan kamu minggu depan." Sahut Andre dan membuat Keysha yang sedang mengunyah sarapannya tersedak.
Uhukkk....uhukkkkk......
"Keysha hati-hati kalau makan." Nasihat Lisa sambil menyodorkan segelas air.
Keysha pun menerima gelas itu, kemudian meminumnya. "Papa apa-apaan sih Keysha kan minta dibatalin bukan dimajuin." Ucapnya kemudian.
"Udah ah protes mulu kamu, nih kunci mobil sama ATM kamu. Buruan berangkat, jangan sampe telat, apalagi nyangkut di suatu tempat!" Balas Andre mengingatkan anaknya yang selalu nyangkut di tongkrongan jika ke sekolah, sambil menyodorkan kunci mobil dan kartu ATM.
"Nyangkut juga gak apa-apa kali Pa, namanya juga anak muda." Jawab Keysha sambil mengambil dua benda kesayangannya.
"Ohh...oke, Papa bakalan bilang sama Daffin kalau nikahnya dimajuin minggu depan."
"Ish... Papa apaan sih, iya deh iya. Keysha bakalan kuliah yang bener tapi Papa harus batalin perjodohan itu."
"Cuma tidur doang, kan, Pak?" Cicit Keysha sambil memainkan beberapa jarinya.“iya. Kenapa? Gak mau ya udah.”Dengan terpaksa, Keysha ikut membaringkan tubuhnya di samping Daffin. Ini adalah kali pertamanya dia berada seranjang dengan manusia yang berbeda kelamin dengannya. Rasa gugup datang menghampirinya, Keysha pun terbaring lurus menghadap ke atas dengan tubuhnya yang kaku dan tidak berani bergerak sama sekali.“Gak usah gugup gitu. Saya lagi sakit, jadi gak mungkin apa-apain kamu.” Ucap seseorang di sebelahnya sambil menarik dirinya mendekat, setelah itu sebuah tangan melingkar dipinggang rampingnya.Keysha tercekat, bahkan untuk bernapas saja dia tidak berani, alhasil dia benar-benar menahan napasnya beberapa detik. “Napas, Key.” Ucap seseorang disebelahnya lagi, seolah tau apa yang sedang ia rasakan. Padahal penyebabnya adalah orang itu sendiri.“P…Pak, harus banget, ya, kayak gini?” cicitnya sangat pelan. Merasa takut dan tak nyaman dengan posisinya sekarang.“Maaf, kalau kamu
Halo!!! Hehe, maaf, ya. Baru bisa nerusin cerita ini. Padahal dapat kontraknya udah dari bulan November, tapi kemarin-kemarin emang sibuk banget, jadi gak sempet buat megang cerita ini. Mulai sekarang, aku usahain buat update cerita ini secara berkala. Gak janji bisa update rutin teratur, tapi aku usahain buat bisa minimal update tiap minggunya. Terima kasih, ya, buat yang udah mau baca atau bahkan nunggu ceritaku ini ") Oh, ya, aku mau kenalan dong sama kalian, boleh gak? Komen di bawah, ya! Buat yang mau tau akun media sosialku, aku tulis di bawah ini, ya I*******m: @flhfrds_ Twitter: @pecanduimpian_ W*****d: @fadikaaa Bye-bye readers.See you next chapters. Salam tulus penulis Fadikaaa
“Hehe, minta ya, Pak. Laper banget, nih!” Ucap seseorang yang tadi dicarinya. Rasa laparnya menguap begitu saja, Daffin pun segera beranjak dari tempat itu. Berjalan menuju di mana kamarnya berada. Sesampainya di sana ia langsung membersihkan dirinya di kamar mandi. Tak butuh waktu lama, sepuluh menit berkutat dengan barang-barang yang berada di sini, kini tubuhnya kembali segar. Rasa kantuk menghampirinya, dengan segera ia membaringkan tubuh lelahnya di kasur empuknya. Perlahan-lahan dia memejamkan matanya, hingga akhirnya benar-benar masuk ke dalam alam mimpi. Melupakan gejolak perutnya yang sebenarnya berdemo meminta di isi. Tak peduli jika hari esok ia akan terbangun dengan rasa sakit. *** Pagi masih buta, tetapi Keysha telah meyelesaikan masakannya. Kini dia tengah memindahkan beberapa makanan itu menuju meja makan. Senyum puas terpatri di wajah cantiknya. Dengan segera dia kembali ke kamarnya untuk membersihkan tubuhnya. Setelah selesai, dia berjalan menuju kamar sebelah un
Kaki kecilnya terus melangkah menuju parkiran. Lalu terduduk disalah satu kursi yang berada di sana. Tangan mungilnya mengotak atik handphone mencari kontak sahabatnya. Riski Woi gue di parkiran Buruan sini Bentar Ngabisin makanan gue dulu Si Kevin juga lagi ke toilet Oke Buruan tapi Gue tungguin Awas aja kalo lama Baik ndoro ayu Setelah menghubungi sahabatnya, dia kembali menyimpan ponselnya. Dia hanya duduk melamun sambil melihat area sekitar parkiran, dengan orang-orang yang berlalulalang mengeluarkan
“Enak-enak, pala lu enak.” Sahut seseorang kemudian menonyor kepalanya dengan lumayan keras.“Arhhhhh. Sakit bangsat.” Umpatnya, kemudian meraih tangan itu, lalu memintingnya. “Shhh. Sakit, Key, sakit.” Adu orang itu.“APA?” balas Keysha galak.“Iya, iya. Ampun, Key.”Keysha pun melepaskan tangan itu. “Ngapain lu di sini, diusir juga?” tanyanya.“Bukan.”“Terus?”“Ijin ke toilet tadi, terus kaki gue malah minta jalan ke sini.” Jawab orang itu kemudian mencomot tahu mercon setan milik Keysha.Sang pemilik makanan yang melihat itu, lantas memelototkan matanya. “Taruh balik!” suruhnya.“Elah, Key. Minta satu doang juga.”“Gak boleh. Taruh balik buru atau lo mau ganti dua kali lipatnya?”“Buset, pelit amat, Mbak. Iya, iya ini mau naruh lagi.”“Balik sono!”“Dih, siapa lu nyuruh-nyuruh. Ogah gue.”“RISKI BALIK! GUE LAGI GAK MAU DIGANGGU.”“Sapa juga yang mau ganggu lu. Gue juga lapar mau makan. MANG PESEN SOTO AYAM DUA MANGKUK.”“Siap, Mas.” Balas sang pemilik warung.“DIH, SERAKAH AMAT
Hembusan udara dingin bercampur hangatnya secarik cahaya dari ufuk timur membuat Keysha mulai terusik. Namun, bukannya terbangun dia justru menarik selimutnya hingga menutupi seluruh tubuhnya.Tanpa disadari, waktu terus bergulir detik demi detik. Hingga kesadaran sepenuhnya terkumpul pada saat jarum jam menunjukkan pukul delapan kurang seperempat menit."Euughhhh," Matanya mulai mengerjap menyesuaikan cahaya yang masuk dan seketika terbuka lebar-lebar saat pandangannya berhenti di jam dinding yang tertempel di tembok kamarnya."WHAT, GUE TELAT." Pekiknya, kemudian buru-buru bangun dan berjalan gontai menuju kamar mandi. Sepuluh menit berada di dalam sana, Keysha pun keluar setelahnya.Hanya dengan mengenakan setelan baju kaos pendek putih yang dipadukan dengan hem kotak-kotak dan celana jeans panjang, Keysha siap berangkat. Dia berjalan menuruni tangga rumahnya menuju garasi mobil.Keysha berusaha menyalakan mesin mobilnya berkali-kali, tetapi tak berhasil. Hingga dia tersadar jika m