"Keysha!"
"Lo kok tau gue di sini, nguntitin gue ya, lo?" Tuduh Keysha.
"Enak aja, gue sunatin mulut lo baru tau rasa." Balas orang itu.
"Terus apa? Udah deh ngaku aja."
"Gue gak sengaja lewat sini, eh...malah lihat gembel dipinggir jalan, kan kasihan gue."
"Apa lo bilang? Gue gembel pingir jalan?" Tanyanya dengan marah.
"Ikut gue yuk!" Ucap orang itu tiba-tiba.
"Ogah ah, palingan lo ngajakin gue nemenin lo potong rambut."
"Beneran gak mau? Entar lo nyesel, nangis-nangis gak bisa ketemu gue."
"Emang lo mau kemana, alam kubur?"
"Mau gak nih, besok gue udah gak ada di sini loh?"
"Lo ngomong apa, sih?"
"Makannya ayo ikut gue." Ucapnya sambil menarik tangan Keysha, kemudian mendudukannya di kursi sebelah pengemudi.
Tiga puluh menit membelah jalan, kini mereka sampai di salah satu cafe langganan mereka.
"Ohh...lo ngajakin gue nongkrong. Gue pesen minum aja kayak biasa, habis makan gue tadi di rumah." Ucap Keysha setelah mendudukkan bokongnya.
Tak lama kemudian seorang pelayan menghampiri meja mereka. "Capucinonya empat." Ucap orang yang bersama Kesya dan pelayan itu pun mencatat pesanan.
"Buset serakah amat lo." Ejek Keysha.
"Buat Kevin sama Riski. Bentar lagi mereka kesini."
Keysha pun menganggukan kepalanya dan tak lama kemudian dua orang laki-laki menghampiri mereka, beserta seorang pelayan yang mengantarkan pesanan.
"Karena udah kumpul, gue mau ngomong serius nih." Ucap orang yang sedari tadi bersama Keysha.
"Alhamdulillah kalau lo nyadar gak pernah serius." Ledek orang yang bernama Riski.
Takkk...
Balasnya tak terima kemudian menjitak kepala Riski. "Lemes banget mulut lo." Ucapnya kemudian.
"Ngomong apa sih, buruan kalau mau ngomong. Gue masih ada urusan nih." Balas Keysha.
"Sok sibuk lo kayak pengemis, eh...pejabat." Ledek Riski.
"Gue mau pindah ke luar negri." Ucap orang yang tadi mengajak mereka kumpul tempat itu.
"What?" Balas Riski.
"Bercanda lo gak lucu." Balas Keysha.
"Kesambet di mana lo?" Balas Kevin.
"Gini nih orang ganteng kalau lagi ngomong serius malah disangkanya lagi bercanda. Gue, Darrel Adelard mengumpulkan para sahabatnya di kafe ASA, cafe yang kita dirikan satu tahun yang lalu ini. Mau ngucapin maaf yang sebesar-besarnya karena telah melanggar janji buat ngelanjutin satu kampus bareng." Ucap Darrel panjang lebar dan tersenyum lebar.
"Lo kok gitu sih Rel, gak asyik lo." Balas Keysha kemudian beranjak dari tempat duduknya.
"Maaf, Key." Ucap Darel sambil menarik tangan Keysha, kemudian memeluknya.
Keysha pun menangis dalam pelukan Darrel, hingga dirasa sudah tenang, dia pun melepaskan pelukan itu dan kembali di tempat duduknya.
"Lo mau ke negara mana Rel?" Tanya Riski.
"Inggris." Balas Darel.
"Kapan berangkat?" Sahut Kevin.
"Entar malam." Balas Darrel dan membuat ketiga sahabatnya terkejut. "Maaf mendadak." Ucap Darrel lagi.
"Terus lo gak datang dong ke acara gue, gue mau ni--" Ucap Keysha terpotong.
"Mau apa Key?" Tanya Kevin.
"Iya Key, lo mau ngadain acara apaan?" Tanya Riski.
"Ehh...itu g...gue...ahh lupain deh." Jawab Keysha gugup.
"Aneh." Balas Riski dan Kevin bersamaan.
"Kalian baru nyadar kalau Keysha emang suka aneh orangnya. Ke mana aja kalian selama ini?" Sahut Darel, kemudian mengacak pelan rambut Keysha.
"Gue tau Sha, kalau lo mau nikah. Sorry bukannya gak mau datang, tapi takut gak kuat lihatnya. Makanya gue pindah luar negeri." Ucap lanjut Darel dalam hati.
"Berangkat jam berapa lo, Rel. Entar gue ikut anterin?" Tanya Keysha.
"Iya, Rel?" Sambung Kevin dan Riski tak sengaja bersamaan.
"Gak usah, gue berangkatnya jam setengah satu malam." Balas Darrel.
"Oke gue anterin." Jawab Kevin, Riski dan juga Keysha bersamaan.
"Kompak bener, udah kayak murid TK aja kalian. Gue bilang gak usah, ya gak usah. Kalau kalian ikut nganterin, gue pulangnya entaran kalau lulus, kalau kalian gak ikut nganterin, gue pulang tiap ada libur." Ancam Darel yang tak ingin merepotkan sahabatya.
Keysha kini sedang makan malam bersama keluarganya. Karena dia sedang tidak nafsu makan, dia pun hanya mengaduk-aduk makanan yang ada di piringnya."Calon pengantin gak sabar amat mau nikah, sampe makan aja gak nafsu." Ledek Andre, Papa Keysha."Bukan itu, Pa." Balas Keysha kesal."Lha terus apaan?""Darrel mau lanjutin kuliahnya di Inggris.""Wahh...keren dong. Harusnya kamu bangga sahabat kamu ada yang kuliah di luar negeri.""Iya juga sih Pa, tapi keren lagi kalau Keysha juga ikutan kuliah di sana. Ya gak, Pa?" Tanya Keysha sambil menaik turunkan sebelah alisnya."Wahh...kalau itu jangan deh.""Gimana calon suami kamu, gantengkan?" Sahut Lisa, alias mamanya tiba-tiba."Mana Keysha tau, Mama aja gak nemuin Keysha sama dia. Main nerima-nerima aja lamarannya." Balas Keysha."Loh tadikan kamu dijemput sama dia.""WHAT." Teriak Keysha kaget."Mama bercandakan?" Ucapnya lanjut."Ngapain Mama bercanda buat hal seserius ini." Balas Lisa."Mama jodohin aku sama om-om, Keysha kan udah bilang,
Di Sebuah rumah mewah milik keluarga Pradipta, kini semua orang yang tinggal disana sedang berada di ruang makan.Sang tuan rumah yang sedang menikmati makanan mereka dan para ART yang sedang membereskan juga membersihkan bekas masakan yang mereka olah."Sepi banget ya, Yah. Gak ada si bungsu." Ucap Talia disela-sela menikmati makanannya."Kan masih ada Daffin, Bun." Jawab Daffin."Tapi tetep sepi, biasanya kalian kan selalu ribut, kalau ginikan rumah bakalan tentram banget. Kira-kira sekarang dia lagi ngapain ya?""Tidurlah Bun palingan, tuh anak kan kebo banget.""Ayah juga heran, kenapa dia tiba-tiba mau kuliah di Inggris. Padahal dulu dia ngotot banget, katanya pengen kuliah di Indonesia, biar barengan sama sahabatnya." Sahut Raka."Dapat hidayah kali, Yah." Balas Daffin."Sayang banget, Fin. Masa di nikahan kamu dia gak hadir. Padahal udah Ayah majuin minggu depan, tetep aja dia bilang pengen cepet-cepet ke Inggris. Ayah jemput juga gak mau.""Apa Yah, dimajuin minggu depan? Da...
Hari yang ditunggu-tunggu oleh kedua keluarga kini telah tiba, tapi tidak untuk sang kedua mempelai. Perjodohan yang mereka inginkan untuk dibatalkan, justru dipercepat.Disinilah Daffin berada, duduk diantara banyaknya tamu. Tubuhnya dilanda hawa panas dingin dengan keringat yang mengucur di pelipisnya."Mempelai pria sudah siap?" Tanya sang penghulu kepadanya."I...insyaallah siap." Jawabnya sedikit gugup."Baik kita mulai."Andre pun mengulurkan tangan kanannya dan langsung disambut oleh Daffin. "Saya nikahkan engkau Daffin Naufal Abiyyu bin Raka Pradipta dengan anak saya Keysha Aqilla Alfathunisa binti Andre Wijaya dengan mas kawin delapan milyar rupiah dibayar tunai." Ucap Andre."Saya terima nikahnya Keysha Aqilla Alfathunisa binti Andre Wijaya dengan mas kawin tersebut tunai."Sedangkan di sebuah ruangan yang telah disulap dengan berbagai bunga yang menghiasi, seorang gadis kini sedang terduduk di kursi riasnya. Memandang dirinya sendiri di pantulan cermin."Masa gue udah nikah
Ceklekk..... "Aaaaa... Om jangan masuk dulu, Keysha mau ganti baju." Jeritnya. Dengan terpaksa Daffin menutup pintunya kembali. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Pikirannya kembali terbang melayang-layang. "Perasaan tadi aku ngintip gak ada orang deh. Om itu tau aja kalau Keysha mau keluar ganti baju. Ish...Keysha kan malu jadinya, mana handuknya mini banget." Gumam seseorang di dalam kamar. Karena tidak mau sesuatu terjadi setelahnya, Keysha memakai piyama bergambar spongebob panjangnya dan bergegas ke ranjang tidur dengan cepat, menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Diluar kamar Daffin masih berdiri didepan pintu. Dia bingung, sudah sepuluh menit lebih Keysha tidak membukakan pintu, karena capek berdiri Daffin pun membuka sendiri pintunya. Ceklekkkk..... "Dimana dia?" Ucapnya dalam hati dengan melihat ke penjuru ruangan dan tak melihat istrinya berada. Dia mendekat ke arah ranjang. Baru saja duduk di bibir kasur, dengan cepat seseorang yang berada d
"Handphone Keysha." Ucapnya lirih, lalu memungut benda itu yang sudah retak di layarnya.Daffin yang melihat itu seketika merasa bersalah. "Nanti saya ganti." Ucapnya."Gak bakalan bisa, Om tau gak seberapa pentingnya isi dalam handphone ini? Gak tau kan Om." Marah Keysha yang berusaha menyalakan handphone itu."Om juga gak tau kan kalau handphone ini pemberian sahabat Keysha, waktu ultah kemarin. Masa baru beberapa bulan udah ganti aja. Nanti kalau ditanya Keysha jawab apa Om." Lanjutnya dengan mata berkaca-kaca dan keluar dari kamarnya."Keysha tunggu, maafin saya, saya gak sengaja. Nanti biar saya yang bilang sama sahabat kamu." Ucap Daffin menarik pergelangan tangan Keysha."Silahkan Om bilang sama sahabat Keysha, sekarang dia di Inggris. Lepasin tangan Keysha, Keysha pengen sendiri." Balas Keysha.Daffin pun melepas cekalannya dan membiarkan Keysha pergi sendiri sesuai keinginannya. Dia juga ikut keluar dari kamarnya, tapi bukan untuk menyusul Keysha, melainkan pergi ke suatu temp
"Kenapa harus malu punya suami setampan saya?""Itu menurut Om, menurut Keysha Om itu jelek malu-maluin, udah tua.""Umur saya baru 24 tahun, masa tua?""Ya iyalah, buktinya lebih tua dari umur Keysha."Karena tak mau berdebat lama-lama, akhirnya Daffin mengalah. "Ya sudah pilih kamar sesuai keinginan kamu." Ucap Daffin.Keysha pun segera keluar dari kamar itu. Melihat sekitarnya, kemudian pilihannya jatuh di sebelah kamar Daffin.Dia segera berjalan ke arah sana. Menata barang-barangnya. Satu jam kemudian dia telah menyelesaikannya. Dia pun merebahkan tubuhnya di ranjang kasur. Lelah sekali, pikirnya.Kryukkkkk.....Bunyi suara dalam perutnya seakan mengingatkannya, dia belum makan sedari pagi. Dengan terpaksa dia berjalan menuju kamar sebelahnya.Ceklekkk......"Aaaaaa...." Teriak Keysha ketika berhasil membuka pintu kamar itu."Kenapa?" Tanya datar orang yang berada di dalam kamar itu."O... Om kenapa gak pakai baju?" Ucapnya dengan wajah yang dia tutupi menggunakan jari tangannya.
"Kamu gak mau berangkat bareng saya?" Balas orang itu."Gak." Jawabnya cepat."Kenapa?""Nanya mulu kayak wartawan."“Bareng saya aja!”“Gak mau, elah buruan siniin kuncinya, lama amat sih.” Ucapnya sambil merebut kunci mobilnya yang berada ditangan Daffin.Keysha pun buru-buru beranjak pergi. Melajukan mobilnya diatas kecepatan rata-rata. Hingga dia sampai di kampus hanya memakan waktu sepuluh menit, padahal biasanya paling tidak dua puluh menit.Baru keluar dari mobilnya, dua sahabatnya menghampirinya, lalu merangkulnya disebelah kanan dan kiri. "Ngagetin aja." Ucapnya."Tiga hari kemarin kemana, bolos kok gak ngajak-ngajak?" Tanya Kevin yang langsung mendapatkan pukulan di perutnya."Enak aja bolos, gue sakit." Balas Keysha tersenyum bangga melihat Kevin kesakitan."APA? Kok gak bilang, mana ditelpon gak diangkat, di chat gak dibalas." Sahut Riski.Keysha hanya menggaruk pelipis nya yang tak gatal, bingung menjawab apa. "Sakit mana main handphone, udah ah yuk bentar lagi masuk." Aj
"Kok, Om udah pulang, sih." Balas Keysha kesal."Kamu sakit apa?" Tanya Daffin lagi, mengubah pertanyaannya."Om kerja dimana, kok udah pulang?" Balas Keysha ikut-ikutan."Kamu gak tau saya kerja dimana?""Ya gak lah, Om aja gak ngasih tau.""Nanti juga bakalan tau.""Ish...nyebelin. Dasar tua.""Saya ingetin sekali lagi ya! Umur saya baru 24.""24 bulan? Cih.""Kalau 24 bulan mana mungkin saya nikahi kamu."Keysha tak menjawab hanya meliriknya sekilas, membuat Daffin kembali menanyainya. "Kamu sakit apa?""Sakit perut, gara-gara nasi goreng yang Om buat." Balas Keysha membuat Daffin terkejut."Saya nanya serius.""Dih...siapa juga yang bercanda.""Saya lihat tadi pagi kamu doyan banget makannya.""Iya, Keysha lupa soalnya."Daffin menaikkan sebelah alisnya, dia bingung mencerna ucapan istri kecilnya. Keysha yang melihat itu, perlahan menjelaskan."Keysha gak bisa makan nasi goreng saat pagi, makanya sakit perut.""Kok gak bilang?""Kan udah dibilangin lupa.""Mau ke rumah sakit?""Ha