Halo!!!
Hehe, maaf, ya. Baru bisa nerusin cerita ini. Padahal dapat kontraknya udah dari bulan November, tapi kemarin-kemarin emang sibuk banget, jadi gak sempet buat megang cerita ini.
Mulai sekarang, aku usahain buat update cerita ini secara berkala. Gak janji bisa update rutin teratur, tapi aku usahain buat bisa minimal update tiap minggunya.
Terima kasih, ya, buat yang udah mau baca atau bahkan nunggu ceritaku ini ")
Oh, ya, aku mau kenalan dong sama kalian, boleh gak?
Komen di bawah, ya!
Buat yang mau tau akun media sosialku, aku tulis di bawah ini, ya
I*******m: @flhfrds_
Twitter: @pecanduimpian_
W*****d: @fadikaaa
Bye-bye readers.
See you next chapters.Salam tulus penulis
Fadikaaa
"Cuma tidur doang, kan, Pak?" Cicit Keysha sambil memainkan beberapa jarinya.“iya. Kenapa? Gak mau ya udah.”Dengan terpaksa, Keysha ikut membaringkan tubuhnya di samping Daffin. Ini adalah kali pertamanya dia berada seranjang dengan manusia yang berbeda kelamin dengannya. Rasa gugup datang menghampirinya, Keysha pun terbaring lurus menghadap ke atas dengan tubuhnya yang kaku dan tidak berani bergerak sama sekali.“Gak usah gugup gitu. Saya lagi sakit, jadi gak mungkin apa-apain kamu.” Ucap seseorang di sebelahnya sambil menarik dirinya mendekat, setelah itu sebuah tangan melingkar dipinggang rampingnya.Keysha tercekat, bahkan untuk bernapas saja dia tidak berani, alhasil dia benar-benar menahan napasnya beberapa detik. “Napas, Key.” Ucap seseorang disebelahnya lagi, seolah tau apa yang sedang ia rasakan. Padahal penyebabnya adalah orang itu sendiri.“P…Pak, harus banget, ya, kayak gini?” cicitnya sangat pelan. Merasa takut dan tak nyaman dengan posisinya sekarang.“Maaf, kalau kamu
Seorang gadis kini sedang asyik membaca novel di kamarnya. Namun, kenyamanan itu seketika sirna ketika seseorang meneriakkan namanya dari luar kamarnya. "KEYSHA." "Iya Ma, kenapa?" Balasnya malas-malasan. Ceklek... Orang yang tadi memanggilnya pun membuka pintu kamarnya, kemudian berdecak. "Ck, Keysha. Mama kan udah bilang, hari ini kamu fitting baju." "Males ah Ma, Mama aja deh sana. Keysha terserah Mama kok, pilih aja yang mama suka." Balasnya. "Yang mau nikah kan kamu, bukan Mama. Buruan Keysha atau Mam--" "Iya Ma iya, Keysha siap-siap." Potongnya cepat, karena dia tau mamanya akan mengancamnya. "Ya udah buruan." Keysha pun segera mengganti pakaiannya. Dia mengenakan dress selutut berwarna hijau army dengan tali di bagian perut. Setelahnya Keysha keluar dari kamarnya kemudian menghampiri mamanya. "Yuk Ma, berangkat." Ucap Keysha, ketika berada didekat mamanya. "Makan dulu, itu Mama udah siapin, dari pagi kamu belum makan loh." Karena tak mau mamanya marah-marah dan mengec
"Om bukain pintunya! Ngapain dikunci sih." Ucap Keysha kesal, tapi tak mendapatkan sahutan dari orang yang diajaknya bicara, karena orang itu kini sedang menerima panggilan. "Om." Panggil Keysha lagi dan hasilnya tetep sama. Keysha yang sebal pun menolehkan kepalanya menghadap keluar jendela dengan bibir yang dimonyongkan. "Keysha." Mendengar namanya dipanggil Keysha pun menoleh. "Kok, Om, tau nama gue?" Tanya Keysha heran. "Tadi kan, kamu nyebutin nama kamu terus." Balas orang itu. "Ehh... Iya juga ya, kenapa lagi, Om? Bukain dong pintunya, bayarnya nanti minta mama aja, ya, Om, Keysha gak punya uang soalnya." "Maaf ya gak bisa nemenin, ada rapat dadakan." "Gak nyambung, Om." "Ya udah ntar disambungin." "Terserah Om lah, ngapain bilang sama Keysha." "Nanti pulangnya dijemput sopir saya." "Om ngomong apaan sih, Keysha gak ngerti. Udah deh Om, buruan bukain!" Pintu mobil pun terbuka dan Keysha buru-buru keluar dari mobil itu, lalu masuk kedalam butik itu. Seorang wanita pa
"Keysha!""Lo kok tau gue di sini, nguntitin gue ya, lo?" Tuduh Keysha."Enak aja, gue sunatin mulut lo baru tau rasa." Balas orang itu."Terus apa? Udah deh ngaku aja.""Gue gak sengaja lewat sini, eh...malah lihat gembel dipinggir jalan, kan kasihan gue.""Apa lo bilang? Gue gembel pingir jalan?" Tanyanya dengan marah."Ikut gue yuk!" Ucap orang itu tiba-tiba."Ogah ah, palingan lo ngajakin gue nemenin lo potong rambut.""Beneran gak mau? Entar lo nyesel, nangis-nangis gak bisa ketemu gue.""Emang lo mau kemana, alam kubur?""Mau gak nih, besok gue udah gak ada di sini loh?""Lo ngomong apa, sih?""Makannya ayo ikut gue." Ucapnya sambil menarik tangan Keysha, kemudian mendudukannya di kursi sebelah pengemudi.Tiga puluh menit membelah jalan, kini mereka sampai di salah satu cafe langganan mereka."Ohh...lo ngajakin gue nongkrong. Gue pesen minum aja kayak biasa, habis makan gue tadi di rumah." Ucap Keysha setelah mendudukkan bokongnya.Tak lama kemudian seorang pelayan menghampiri me
Keysha kini sedang makan malam bersama keluarganya. Karena dia sedang tidak nafsu makan, dia pun hanya mengaduk-aduk makanan yang ada di piringnya."Calon pengantin gak sabar amat mau nikah, sampe makan aja gak nafsu." Ledek Andre, Papa Keysha."Bukan itu, Pa." Balas Keysha kesal."Lha terus apaan?""Darrel mau lanjutin kuliahnya di Inggris.""Wahh...keren dong. Harusnya kamu bangga sahabat kamu ada yang kuliah di luar negeri.""Iya juga sih Pa, tapi keren lagi kalau Keysha juga ikutan kuliah di sana. Ya gak, Pa?" Tanya Keysha sambil menaik turunkan sebelah alisnya."Wahh...kalau itu jangan deh.""Gimana calon suami kamu, gantengkan?" Sahut Lisa, alias mamanya tiba-tiba."Mana Keysha tau, Mama aja gak nemuin Keysha sama dia. Main nerima-nerima aja lamarannya." Balas Keysha."Loh tadikan kamu dijemput sama dia.""WHAT." Teriak Keysha kaget."Mama bercandakan?" Ucapnya lanjut."Ngapain Mama bercanda buat hal seserius ini." Balas Lisa."Mama jodohin aku sama om-om, Keysha kan udah bilang,
Di Sebuah rumah mewah milik keluarga Pradipta, kini semua orang yang tinggal disana sedang berada di ruang makan.Sang tuan rumah yang sedang menikmati makanan mereka dan para ART yang sedang membereskan juga membersihkan bekas masakan yang mereka olah."Sepi banget ya, Yah. Gak ada si bungsu." Ucap Talia disela-sela menikmati makanannya."Kan masih ada Daffin, Bun." Jawab Daffin."Tapi tetep sepi, biasanya kalian kan selalu ribut, kalau ginikan rumah bakalan tentram banget. Kira-kira sekarang dia lagi ngapain ya?""Tidurlah Bun palingan, tuh anak kan kebo banget.""Ayah juga heran, kenapa dia tiba-tiba mau kuliah di Inggris. Padahal dulu dia ngotot banget, katanya pengen kuliah di Indonesia, biar barengan sama sahabatnya." Sahut Raka."Dapat hidayah kali, Yah." Balas Daffin."Sayang banget, Fin. Masa di nikahan kamu dia gak hadir. Padahal udah Ayah majuin minggu depan, tetep aja dia bilang pengen cepet-cepet ke Inggris. Ayah jemput juga gak mau.""Apa Yah, dimajuin minggu depan? Da...
Hari yang ditunggu-tunggu oleh kedua keluarga kini telah tiba, tapi tidak untuk sang kedua mempelai. Perjodohan yang mereka inginkan untuk dibatalkan, justru dipercepat.Disinilah Daffin berada, duduk diantara banyaknya tamu. Tubuhnya dilanda hawa panas dingin dengan keringat yang mengucur di pelipisnya."Mempelai pria sudah siap?" Tanya sang penghulu kepadanya."I...insyaallah siap." Jawabnya sedikit gugup."Baik kita mulai."Andre pun mengulurkan tangan kanannya dan langsung disambut oleh Daffin. "Saya nikahkan engkau Daffin Naufal Abiyyu bin Raka Pradipta dengan anak saya Keysha Aqilla Alfathunisa binti Andre Wijaya dengan mas kawin delapan milyar rupiah dibayar tunai." Ucap Andre."Saya terima nikahnya Keysha Aqilla Alfathunisa binti Andre Wijaya dengan mas kawin tersebut tunai."Sedangkan di sebuah ruangan yang telah disulap dengan berbagai bunga yang menghiasi, seorang gadis kini sedang terduduk di kursi riasnya. Memandang dirinya sendiri di pantulan cermin."Masa gue udah nikah
Ceklekk..... "Aaaaa... Om jangan masuk dulu, Keysha mau ganti baju." Jeritnya. Dengan terpaksa Daffin menutup pintunya kembali. Jantungnya berdetak lebih kencang dari biasanya. Pikirannya kembali terbang melayang-layang. "Perasaan tadi aku ngintip gak ada orang deh. Om itu tau aja kalau Keysha mau keluar ganti baju. Ish...Keysha kan malu jadinya, mana handuknya mini banget." Gumam seseorang di dalam kamar. Karena tidak mau sesuatu terjadi setelahnya, Keysha memakai piyama bergambar spongebob panjangnya dan bergegas ke ranjang tidur dengan cepat, menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya. Diluar kamar Daffin masih berdiri didepan pintu. Dia bingung, sudah sepuluh menit lebih Keysha tidak membukakan pintu, karena capek berdiri Daffin pun membuka sendiri pintunya. Ceklekkkk..... "Dimana dia?" Ucapnya dalam hati dengan melihat ke penjuru ruangan dan tak melihat istrinya berada. Dia mendekat ke arah ranjang. Baru saja duduk di bibir kasur, dengan cepat seseorang yang berada d