Share

8. Hanya Dalam Mimpi

 

Setelah melakukan panggilan, Starla kembali menyimpan ponselnya.

“Apa yang kau tunggu?! Cepat jebloskan wanita tidak bermoral itu ke penjara!” Suami Clarisa memerintah petugas polisi dengan arogan.

Starla yang sejak tadi hanya terlihat dari fitur sampingnya saja kini mengalihkan pandangannya ke suami Clarisa, wanita itu kemudian tersenyum mengejek. “Tuan, apakah Anda salah satu laki-laki yang meninggalkan keluarga Anda demi wanita simpanan ini?”

“Tutup mulutmu, Pelacur!” Clarisa kembali tersulut ketika ia direndahkan. Ia sudah memiliki status tinggi sekarang, tidak ada yang boleh menghina atau merendahkannya lagi.

Sementara itu suami Clarisa yang tadinya tidak terlalu memperhatikan dengan siapa istrinya bersiteru kini terpana oleh wajah cantik Starla.

Pria ini seperti yang ditebak oleh Starla sebelumnya, dia telah mencampakan istrinya demi Clarisa yang jauh lebih cantik dan tidak membosankan seperti istrinya. Namun, sekarang setelah melihat kecantikan yang ada di depannya, istrinya yang ia sayangi tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan Starla.

“Pelacur? Kau sepertinya sedang meneriaki dirimu sendiri.” Starla mencibir Clarisa.

Clarisa benar-benar murka. Dia tidak tahan mendengar Starla terus menghinanya. Wanita itu telah jatuh dari nona muda keluarga kaya menjadi anak seorang tahanan, kualifikasi apa yang membuat wanita itu berani menghinanya padahal statusnya lebih rendah.

Clarisa bangkit dari tempat duduknya dan hendak mencengkram rambut Starla, tapi Starla sudah bersiap lebih dahulu. Wanita itu menangkap tangan Clarisa dan mendorongnya sampai mundur beberapa langkah.

“Harap tenang!” Petugas yang berjaga bersuara tegas.

“Anda harus memberi saya keadilan! Wanita pelacur itu telah menyerang dan mempermalukan saya di depan umum!” Clarisa menekan petugas polisi.

Clarisa merasa suaminya sudah tidak bersuara, ia segera menatap suaminya dengan mata yang basah. “Suamiku, aku tidak bisa hidup lagi jika wanita pelacur seperti itu saja bisa menghina dan menyakitiku.”

Suami Clarisa segera memeluk dan menenangkan istrinnya. Untuk saat ini dia harus memuaskan istrinya terlebih dahulu, baru setelah itu ia akan mencari cara untuk mendekati wanita cantik yang melawan istrinya.

Saat Clarisa sibuk dengan sandiwaranya yang tampak seperti wanita paling menyedihkan di dunia, direktur kantor polisi itu sudah turun.

“Halo.” Direktur berkata dengan sopan. “Permisi, siapa di antara Anda yang bernama Nona Starla Ellenia?”

“Saya.” Starla segera menjawab.

“Nona Starla, saya sangat menyesal menyebabkan Anda menderita di sini. Anda bisa pergi sekarang.” Direktur berkata dengan hormat.

Clarisa, suaminya dan staf yang ada di sana terkejut dengan kata-kata direktur.

“Direktur, bagaimana bisa Anda membebaskan wanita bersalah ini! Dia telah menganiaya dan mempermalukan saya!” Clarisa bersuara tidak puas.

“Nyonya, masalah ini selesai di sini. Anda lebih baik tidak memperpanjangnya.” Direktur mana mungkin berani meyinggung Sylvester. Dia mengenal siapa pria yang saat ini berdiri di sebelah wanita yang wajahnya bengkak, tapi pria itu bukan apa-apa jika dibandingkan dengan Sylvester.

Jika Sylvester mau, dalam semalam perusahaan pria itu bisa dilahapnya. Jalan terbaik adalah menghentikan masalah di sini sebelum Sylvester Axelton marah.

Melihat direktur yang turun tangan sendiri untuk membiarkan wanita yang memukuli istrinya, Alex Kellen berpikir bahwa yang dihubungi oleh wanita itu tadi pasti bukan orang sembarangan mengingat dia bahkan bisa langsung menggerakan direktur.

“Direktur, saya bisa pergi sekarang?” tanya Starla memastikan.

“Ya, tentu.”

“Kalau begitu saya permisi.”

“Baik. Hati-hati di jalan, Nona Starla.”

Starla hanya membalas dengan senyuman sopan, tapi wajah wanita itu segera berubah menjadi angkuh ketika dia melihat Clarisa. Dengan senyum mengejek di bibirnya, dia melenggang pergi.

Berniat untuk memenjarakannya? Hanya dalam mimpi.

Clarisa sangat tidak puas. Dia masih mengeluh pada direktur. Dia telah menderita cukup banyak hari ini, tapi wanita yang memukulinya bebas begitu saja dengan wajah congkak.

“Tuan Alex, bawa istri Anda keluar dari sini. Katakan pada istri Anda untuk tidak membuat masalah dengan Nona Starla, saya memperingati Anda agar tidak terjadi hal buruk pada Anda dan keluarga Anda.”

Alex yang mendengar ucapan direktur semakin penasaran dengan siapa yang berada di belakang wanita bernama Starla itu. “Direktur, siapa yang mendukungnya?”

“Saya tidak bisa memberitahu Anda, tapi saya dapat memberitahu Anda hal lain. Dia mampu menghapus Kellen Konstruksi hanya dalam satu hari. Yang terbaik bagi Anda dan istri Anda adalah untuk tidak menyinggung Nona Starla.”

Clarisa tahu bahwa direktur tidak mungkin mengatakan kebohongan, tapi tetap saja dia merasa tidak puas. Dia benar-benar ingin mengoyak wajah Starla.

Alex cukup pintar untuk mengerti kata-kata direktur. Dia tidak ingin kehilangan perusahaan yang sudah ia bangun dengan susah payah.

“Sayang, ayo pergi ke rumah sakit dan obati wajahmu.” Alex berkata lembut pada istrinya.

Clarisa ingin mengeluh, tapi dia tahu bahwa suaminya membenci wanita yang tidak patuh. Dia pasti akan membalas Starla suatu hari nanti.

Sementara itu di mobilnya, Starla menghubungi Grey lagi. “Tolong sampaikan terima kasih pada Tuan Sylvester.”

“Baik, Nona Starla.”

Setelah itu Starla memutuskan panggilan. Dia pergi ke toko bunga ibunya.

“Bu.” Starla mendekati ibunya yang sedang merawat bunga-bunga di toko bunga miliknya itu.

“Starla, kau sudah di sini.” Fleur, ibu Starla segera menghentikan pekerjaannya dan melangkah menuju ke putri yang paling ia sayangi di dunia ini.

“Apakah Ibu sudah makan siang?” tanya Starla.

“Belum.”

“Baiklah, berhentilah bekerja. Makan sianglah dahulu biar Starla yang melanjutkan pekerjaan Ibu.” Starla sangat perhatian dengan kesehatan ibunya, oleh sebab itu dia selalu memperhatikan jam makan ibunya serta obat dan vitamin yang harus ibunya minum.

“Baik.” Fleur mengikuti kemauan putrinya.

Starla mulai menyentuh bunga-bunga yang tadi diurus oleh ibunya. Bunga-bunga di toko itu bahkan kalah indah dari Starla.

Seorang wanita datang, asisten ibu Starla yang merupakan putri dari kepala pelayan di kediaman lama Starla segera melayani wanita itu, tapi pandangan wanita itu teralih pada Starla.

“Starla?” Wanita itu bertanya ragu.

Starla segera mengalihkan atensinya. “Laura?”

“Ah, ternyata itu benar-benar kau.” Wanita bernama Laura itu tersenyum ramah.

Starla meninggalkan pekerjaannya dan mendekati teman lamanya. Ia dan Laura pernah berada di kelas yang sama semasa ia sekolah menengah. Meski ia tidak cukup dekat dengan Laura, tapi mereka berhubungan baik.

Laura merupakan remaja wanita yang sangat disukai di kelas mereka. Laura cantik dan ramah, berbanding terbalik dengan kepribadian Starla dulu. Oleh sebab itu Laura memiliki banyak penggemar.

“Sudah lama sekali tidak melihatmu.” Laura mengulurkan tangannya.

“Ya, sudah lama sekali.” Starla membalas uluran tangan itu.

“Bagaimana kabarmu, Starla?”

“Seperti yang kau lihat. Aku sangat baik.”

Laura melihat banyak perubahan dari sikap Starla, wanita ini menjadi lebih banyak bicara. Selain itu wajahnya juga menjadi lebih cantik. Dia tampak elegan dan menawan.

Ada rasa iri dan kecemburuan di hati Laura. Sejak dahulu ia selalu menyimpan kecemburuannya terhadap Starla dibalik senyuman ramahnya.

Dia tidak menyukai Starla karena wanita itu telah mencuri banyak perhatian dari lawan jenis mereka. Meski tidak banyak yang mengejar Starla secara terang-terangan, tapi Laura tahu bahwa hampir seluruh remaja pria mengenal Starla.

Selain itu, Starla juga pandai di bidang akademis. Starla selalu menjadi pesaingnya dan dia harus bekerja keras untuk mengalahkan Starla, tapi terkadang ia tetap tertinggal di belakang Starla. Laura sangat membenci kenyataan itu.

Ia baru merasa lebih baik ketika lulus sekolah dan tidak lama ia mendengar bahwa orangtua Starla bercerai. Laura menjadi salah satu yang menunggu hidup sempurna Starla hancur berantakan.

Dari beberapa kenalannya, Laura mendengar bahwa Starla keluar dari rumah ayahnya dan pergi bersama ibunya ke luar negeri.

Laura merasa semakin bahagia karena dia tidak harus melihat Starla di lingkaran sosial kelas atas.

Beberapa waktu berikutnya, Laura menjalani hidup dengan perasaan semakin baik setelah dia melihat ayah Starla bangkrut dan menjadi seorang tahanan.

Starla benar-benar jatuh dari ketinggian. Wanita itu bukan lagi seorang putri pengusaha, tapi putri narapidana yang melakukan tindak kejahatan.

Dengan kenyataan ini, Starla tidak akan bisa bersikap sombong lagi.

“Apakah kau baru kembali ke kota ini? Aku dengar kau pindah ke luar negeri setelah orangtuamu bercerai.” Laura tidak segan untuk membuka luka Starla.

Namun, Starla tidak terluka sama sekali karena dia telah menerima kenyataan bahwa orangtuanya bercerai. “Aku baru kembali satu bulan lalu.”

“Itu bagus. Teman-teman sekolah kita banyak yang merindukanmu,” seru Laura.

Starla tidak memiliki banyak teman di sekolah, satu-satunya sahabatnya saat ini berada di luar negeri karena sebuah pekerjaan.

Ia tidak tahu teman mana yang Laura sebutkan. Rata-rata teman wanitanya di kelas tidak begitu menyukainya karena sikapnya yang pendiam dan tidak suka bergaul.

Dia dicap sombong karena sering mengabaikan orang-orang di sekitarnya.

Dan untuk teman-teman lawan jenisnya, dia bahkan bersikap lebih acuh tak acuh pada mereka. Ada banyak remaja pria yang mendekatinya, tapi dia menolak dengan tegas. Ia adalah tipe orang yang tidak akan pernah memberikan harapan palsu pada orang lain. Lebih mudah baginya untuk menolak tanpa perasaan daripada memberikan harapan yang pada akhirnya hanya akan membuat orang lain berpikir bahwa ia membalas perasaan mereka.

“Oh benar, karena kau sudah kembali ke sini kau harus hadir ke acara reuni sekolah kita minggu depan. Teman-teman yang lain pasti sangat menantikan kehadiranmu.”

Starla tidak memiliki banyak kegiatan setelah dia kembali ke kota ini, jadi tidak ada salahnya hadir di acara reuni itu. Dia juga ingin melihat beberapa teman sekelas yang cukup baik dengannya.

“Berikan nomor ponselmu padaku. Aku akan mengirimkan undangannya padamu nanti,” tambah Laura.

Starla memberikan nomor ponselnya pada Laura. “Bunga apa yang sedang kau cari?” Starla kembali ke bisnis ibunya.

“Ibu tunanganku mendapatkan penghargaan baru-baru ini, aku ingin memberikannya buket bunga. Apakah kau memiliki buket bunga yang cocok untuk aku berikan pada ibu tunanganku?”

“Ah, itu. Ayo ikut aku untuk melihat-lihat.” Starla membawa Laura ke bagian lain toko bunga ibunya.

“Omong-omong, Starla. Apakah kau sudah menikah?” tanya Laura.

“Belum,” balas Starla.

“Kau memiliki kekasih?”

“Tidak.”

“Itu bagus. Tunanganku memiliki banyak teman, kau bisa berkenalan dengan mereka nanti. Tunanganku juga akan hadir di acara reuni sekolah kita.” Laura memberitahu tanpa diminta oleh Starla.

“Aku menghargai niat baikmu, Laura, tapi itu tidak perlu.” Starla bisa menghadapi bahaya jika dia terlibat dengan laki-laki lain dan diketahui oleh Sylvester. Pria tempramental itu mungkin akan mengatakan kata-kata yang menyakitkan untuk didengar.

“Apakah kau meragukan pilihanku? Tunanganku adalah Richie Walter. Dia memiliki teman-teman yang luar biasa.” Laura secara tidak langsung menyombongkan dirinya bahwa dia memiliki tunangan yang luar biasa.

Starla jelas tahu siapa yang Laura sebutkan. Richie Walter adalah remaja pria paling digilai oleh banyak remaja wanita ketika sekolah dulu.

Pria itu berada di angkatan yang sama dengan Starla, jadi dia tahu latar belakang pria itu meski dia tidak begitu peduli. Reverie, sahabatnya sering membicarakan Richie. Sahabatnya itu salah satu pemuja pria tampan, jadi tentu saja dia tahu banyak tentang Richie dan beberapa pria tampan lainnya.

“Aku tidak bermaksud seperti itu, Laura. Aku hanya benar-benar tidak membutuhkan pasangan untuk saat ini.” Starla tidak ingin menyinggung Laura di pertama kali mereka bertemu setelah sekian lama.

Laura merasa bahwa Starla masih sama sombongnya dengan tujuh tahun lalu meski wanita itu sudah jatuh dari statusnya yang tinggi. Starla bahkan menolak kebaikan hatinya.

Dengan statusnya yang rendah saat ini, para pria kaya mungkin enggan menjalin hubungan dengan Starla. Identitas wanita itu terlalu memalukan. Reputasi mereka akan menjadi buruk jika menikahi seorang wanita yang ayahnya adalah narapidana.

Laura menyimpan rasa tidak senangnya. Akan ada hari di mana ia bisa melihat Starla dipermalukan. Teman-teman sekolahnya dulu pasti akan mengejek dan menghina Starla habis-habisan.

Dahulu mereka tidak berani terang-terangan memusuhi Starla karena status Starla yang baik. Ayah Starla saat itu masih seorang pengusaha sukses yang memiliki cukup pengaruh. Jadi, tidak ada banyak orang yang berani menyinggung Starla, tapi saat ini situasi sudah berbeda.

Teman-teman mereka yang tidak menyukai Starla pasti tidak akan menahan diri lagi dan akan menggunakan kesempatan di acara reuni untuk mengolok-olok Starla.

 

tbc

Comments (2)
goodnovel comment avatar
Dini Anggraeni
yg up lama bgt kk
goodnovel comment avatar
Sesilia Seny Ndruru
lanjut Thor, ceritanya seru,tapi jgn sampai bertele-tele ya alurnya,biar jgn bosan para pembaca,semangaaaarttt
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status