Share

Menyudahi hubungan

"Woah.."

Shelvy hampir saja terjungkal dan tubuhnya terbentur dinding kamar mandi saking terkejutnya melihat bayangannya sendiri di depan cermin.

Siapa sangka dalam kamar mandi ini juga terdapat cermin. Ocha tak habis pikir kenapa Shelvy harus memasang cermin setinggi ukuran orang dewasa di dalam kamar mandi?

Apa setiap mandi dia memiliki hobi menonton bayangan tubuhnya sendiri saat bertelanjang?

"Dasar cewek mesum."

Memang sempat dijelaskan di dalam novel bahwa Shelvy sangat suka bercermin, tapi dia tidak ingat ada penjelasan tentang adanya cermin di dalam kamar mandi.

Dibukanya kran shower. Hangatnya air keran kini mulai membasahi tubuhnya yang lengket. Pasti semalam Shelvy dan Zion baru saja melakukan hal yang iya-iya. Beruntung dia tak masuk ke dalam cerita pada saat itu.

"Woah.. lihat tubuh ini." Ucap Shelvy takjub saat melihat bayangannya pada cermin.

Pantas saja Shelvy memasang cermin besar dalam kamar mandi. Siapa yang tidak akan mencintai diri sendiri jika memiliki tubuh seperti ini. Bahkan tubuh itu jauh lebih indah saat air mengalir jatuh.

Ocha yang perempuan saja sampai hampir meneteskan air liur.

Tangannya perlahan meraba bagian pinggangnya sendiri. Bercermin dengan guyuran air shower yang membasahi tubuhnya, benar-benar sesuatu.

Lalu tiba-tiba saja dia jadi kepikiran. Apa Shelvy dan Zion juga pernah melakukan sex di kamar mandi?

Jawabannya adalah 'iya'. Karena seingatnya, ada satu adegan yang menceritakan tentang mereka melakukan sex dalam guyuran air shower dengan posisi berada di depan cermin.

Oh sialan! Buru-buru dia menyelesaikan acara mandinya. Dia tak ingin ketularan mesum saat berada di dalam cerita ini.

***

Setelah selesai mandi dan berganti baju. Shelvy memutuskan untuk melakukan eksekusi pertamanya dalam bertahan hidup. Yaitu putus dengan Zion.

Bahkan dia juga sudah menyiapkan catatan, kalau-kalau Zion memberinya banyak alasan agar mereka tidak bisa putus. Karena Shelvy sendiri sudah memiliki banyak alasan juga untuk membalasnya.

Tak perlu menunda-nunda. Lagipula pria itu sangat amat mencintai hal berbau sex. Ocha yang berada dalam tubuh Shelvy tidak akan bisa menanganinya.

Dia mencari nama Zion yang ternyata berada di urutan nomor satu dalam daftar kontak.

Tak perlu menunggu lama sampai telepon itu tersambung. Sepertinya Zion juga tengah menunggu telepon dari Shelvy.

Tapi bukankah seharusnya Zion sekarang berada di rumah? Luar biasa memang dia masih bisa dengan leluasa mengangkat telepon darinya.

Tentu saja semuanya akan menjadi mudah jika kamu sudah berbakat menjadi peselingkuh.

"Pagi sayang.. sudah merasa lebih baik sekarang?"

Belum sempat Shelvy bersuara, tapi orang diseberang sudah lebih awal mendahuluinya. Dijauhkannya iPhone itu dari telinganya. Tatapan penuh hina Shelvy berikan pada layar teleponnya. Serasa dia sedang menatap jijik pada orang yang ada di seberang telepon.

Di dalam hatinya, Shelvy terus mengucapkan sumpah serapahnya pada Zion. Dasar laki-laki tukang selingkuh. Zion memang pantas mendapatkan seluruh caci makinya.

Sudah punya istri secantik dan semandiri Monica, tapi masih saja tidak bersyukur dan memilih untuk berselingkuh.

"Sayang?"

Panggilan kedua dari Zion akhirnya membuat Shelvy sadar.

"Oh Iya, Mas."

"Mas?" Tanya Zion bingung karena tak biasanya dia mendapatkan panggilan itu dari Shelvy.

Buru-buru Shelvy menepuk jidatnya. Dia lupa bagaimana kedua manusia ini saling memanggil saat membaca novelnya. Bahkan saat itu dia ingin muntah saat membacanya.

"Apa tidak boleh aku panggil begitu?" Dalih Shelvy.

Seseorang di seberang telepon tampak mengerutkan keningnya. Kenapa sejak pagi Shelvy menjadi sedikit berbeda.

Padahal dulu dia sendiri yang tak ingin memanggil Zion dengan sapaan itu, namun sekarang dia sendiri yang menggunakannya.

"Aku nggak keberatan sama sekali. Kamu bisa memanggilku apapun yang kamu mau."

"Kalau begitu mulai sekarang aku akan panggil 'mas' saja," ucap Shelvy menekankan kata 'mas' pada kalimatnya.

"Kamu nggak lagi sakit, kan?"

"Aku baik-baik saja kok, jangan khawatir. Dan aku juga mau bilang kalau sepertinya kita hentikan saja hubungan kita ini."

"Apa maksudmu?" Nada bicara Zion yang awalnya manis kini berubah sedikit meninggi.

"Ya, aku sudah capek dengan hubungan seperti ini. Semua yang kita lakukan selama ini sudah sangat salah, Mas. Aku ingin punya hubungan yang pasti. Tidak seperti apa yang kita jalani sekarang."

"Kamu ingin aku cerai dengan Monica?"

'Heh, bukan begitu maksudnya dodol!'

Ingin rasanya Shelvy menjawab seperti itu. Tapi kenyataannya dia berkata lain.

"Bukan begitu maksudku. Bukannya kamu sendiri pernah bilang tidak bisa menceraikan Monica?"

"Aku memang pernah bilang tidak bisa bercerai dalam waktu dekat, tapi bukan tidak mungkin aku untuk bercerai. Aku hanya ingin mencari waktu yang tepat bagi Vivian."

"Benar juga. Apakah setelah bercerai kamu akan membawa Vivian bersamamu?"

"Tentu saja. Diakan putriku. Bukannya kita sudah sepakat tentang hal ini."

"Ya, itu dulu. Sebelum akhirnya aku berubah pikiran. Aku merasa tidak akan bisa memiliki anak tiri. Apalagi tidak ada kepastian kalau Vivian akan menyukaiku."

"Tentu saja dia akan menyukaimu."

Mata Shelvy kembali mendelik menatap layar iPhone-nya. Tidak mungkin. Mana ada anak yang akan menyukai wanita yang sudah menghancurkan kebahagiaan keluarganya.

"Kenapa Mas Zion terdengar sangat yakin tentang hal itu?"

"Aku berjanji akan membuat Vivian mengerti. Kamu tidak perlu mengkhawatirkan apapun."

"Tidak bisa. Keputusanku sudah bulat. Sebaiknya kita putus saja. Aku benar-benar berterima kasih untuk semua kebaikan Mas Zion selama ini."

Tanpa menunggu jawaban dari Zion, Shelvy langsung memutuskan sambungan teleponnya.

Belum sempat dia meletakkan iPhone keluaran terbaru miliknya, tiba-tiba ada sebuah pesan masuk. Awalnya Shelvy mengira itu dari Zion, namun ternyata dia salah.

'Cepat kirimi aku uang, jalang sialan.'

Alis Shelvy naik saat membaca isi pesan kurang ajar itu. Walaupun pengirim itu tak memiliki nama, tapi dia sudah bisa menebak siapa yang mengirimkan pesan.

Dia ingat dengan jelas, bahwa di novel Shelvy selalu mendapatkan pesan yang sama dari nomor acak. Pesan itu berisi untuk meminta uang.

Siapa lagi pengirim pesan kalau bukan adik laki-lakinya yang seorang kriminal.

Di dalam novel tak begitu dijelaskan apa tindak pidana yang sudah dilakukan sang adik. Namun Shelvy memang selalu menurut dan secara berkala mengirimkan uang dalam jumlah besar saat adiknya meminta.

"Dasar adik sialan! Maaf kali ini aku bukan kakakmu. Jadi, jangan harap kamu bisa mendapatkan uang semudah itu."

Dan juga apa-apaan dengan isi pesan tidak beradab itu. Padahal dia yang meminta, tapi dia juga yang memaki.

Shelvy melempar iPhone ke atas kasur sebelum membuka lemari, bersiap untuk bekerja.

Shelvy hanya memilih acak atasan dan juga bawahan yang ingin dia pakai. Semua isi lemari ini penuh dengan barang bermerek dan juga up to date. Jadi dia tak perlu takut gagal memadukan outfit-nya.

"Lihat dirimu."

Lagi-lagi Ocha kembali mengagumi lekukan tubuh Shelvy saat berada di depan cermin. Padahal dia hanya memakai atasan kemeja berwarna biru langit dan celana highway berwarna putih.

Tidak ada yang istimewa, namun tubuh ini sendiri sudah sangat istimewa.

"Tubuh ini benar-benar tercipta sebagai penggoda."

Bahkan tanpa bersusah payah sekalipun semua laki-laki di luaran sana sudah bisa dibuat menganga dengan mulut dipenuhi air liur.

"Kamu memang benar-benar jalang sialan," ucap Shelvy tentu bukan dengan nada kesal.

Sekarang dia siap untuk berangkat kerja. Bahkan dengan tubuh seindah ini, Shelvy tidak akan pernah merasa rendah diri.

Dia bisa menegakkan dagunya di manapun dan kapanpun yang dia mau.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status