~Beijing, 2000~
Seperti biasa, sepulang sekolah Lucas langsung berlari menuju kamar mamanya yang berada di paviliun di belakang rumah utama keluarga Li. Dia sangat antusias ingin menunjukkan nilai ujiannya yang mendapat nilai sempurna.“Mama, aku pulang!”—Lucas membuka pintu kamar mamanya.Lucas sedikit terkejut melihat mamanya duduk di lantai bersandarkan tempat tidur dan menghadap ke jendela. Tidak biasanya dia menemui mamanya pada posisi seperti itu.“Mama!” panggil Lucas pelan sambil memutari tempat tidur. Namun, sama sekali tidak ada sahutan.Tidak lama kemudian, langkah Lucas itupun terhenti. Kertas ujian yang ingin dia tunjukkan kepada mamanya kini lepas dari genggamannya.“M-m-mama?”Lucas melihat pergelangan tangan mamanya dan juga pisau yang ada di dekatnya berlumuran darah. Lucas mendekati tubuh sang mama dengan air mata yang mulai menetes.“Mama!”Teriakan dan tangisan Lucas meledak sejadi-jadinya. Hari itu, menjadi hari paling menyedihkan bagi Lucas. Dia kehilangan matahari penghangatnya. Dia, kehilangan mamanya.Lucas bersimpuh tanpa semangat di depan peti mati sang mama. Sementara para anggota keluarga Li yang lain justru sibuk berdebat tentang pemakaman dan mengumpati mama Lucas yang sudah tidak bernyawa itu.“Selesaikan malam ini juga dan jangan sampai tercium oleh media!” perintah kakek Lucas kepada para ajudannya.“Baik, Tuan Besar!”“Hah, merepotkan saja!” ucap bibi kedua Lucas, "kita pergi saja Kakak, tidak perlu menunggui jasad perempuan itu!""Kalian temani Tuan Muda dan urus jasad perempuan itu!" perintah Nenek An kepada pelayan."Baik, Nyonya Besar!"Lucas tidak terkejut mendengarnya. Selama ini sikap keluarganya kepada sang mama memang seperti itu.Keberadaan mama Lucas di keluarga Li itu ada, tapi seolah tidak ada. Atau, jika terlihat ada, ia selalu dinistakan.Lucas merasa miris dan kasihan kepada mamanya. Bahkan, sampai akhir hayatnya, sang mama tetap dianggap seperti sampah. Tidak ada satupun orang di keluarga Li yang berduka atau merasa bersalah karena kematian itu.Tidak ada ritual pemakaman ataupun kuburan mewah yang disiapkan untuk mama Lucas. Hanya ada pembakaran jenazah yang ala kadarnya. Bahkan, saat di tempat kremasi Lucas hanya ditemani oleh seorang pelayan dan supir pribadinya.Di depan tungku yang menyala dan panas itu, Lucas yang masih berusia 12 tahun hanya bisa mengepalkan tangan dan menyimpan semua emosinya. Dia sedih, kecewa, dan juga marah, tapi satu-satunya yang bisa dia lakukan hanyalah diam dan menangis.“Apa salah mamaku sampai kalian memperlakukannya seperti ini?” batin Lucas.Linda—mama Lucas—memasuki kediaman keluarga besar Li sebagai istri kedua dari Jiang Li. Sejak kakinya melangkah masuk ke sana, Linda tidak pernah keluar lagi. Dia terjebak di sana sebagai tawanana.Linda yang berasal dari kalangan bawah dan seorang mantan pelayan bar dianggap sebagai aib bagi keluarga Li. Jika bukan karena saat itu Linda tengah mengandung putra Jiang Li, mungkin dia sudah diusir dan tidak perlu menderita berada di rumah tersebut.Namun, sayangnya banyak orang di keluarga Li yang menantikan kelahiran anak Jiang itu. Sehingga, kakek Lucas pun memutuskan untuk mengurung Linda di paviliun dan tidak mengizinkan identitasnya diketahui orang luar.Setelah kelahiran Lucas, Linda tetap dikurung di paviliun. Linda berpikir bahwa ia bisa bertahan karena sekarang dia memiliki Lucas bersamanya. Namun, setelah dua tahun usia Lucas pengasuhan Lucas sepenuhnya mulai beralih kepada Mei Rui, istri sah Jiang Li. Sejak saat itu Linda tidak diperkenankan untuk bertemu dengan Lucas.Tekanan demi tekanan yang didapat Linda selama bertahun-tahun di lingkungan yang tidak menginginkannya lambat laun membuat kejiwaan Linda terganggu. Ketika Lucas berusia empat tahun, Linda divonis mengalami depresi.Sejak terpisah dari mamanya, Lucas dilarang keras untuk datang ke paviliun. Namun, setelah sedikit lebih besar, rasa penasaran Lucas sudah tidak terbendung, dan pada akhirnya ia mencari tahu apa yang disembunyikan keluarganya di sana.Saat Lucas berusia delapan tahun, dia datang ke paviliun dan mulai mengenal bahwa Linda ialah mama kandungnya. Sejak saat itulah setiap hari Lucas mulai berkunjung ke paviliun. Di mana secara tidak terduga itu juga berdampak baik pada kejiwaan Linda.Setelah bertemu dengan putranya yang baik hati, Linda mulai bisa tersenyum lagi. Begitu pula dengan Lucas, dia juga menjadi lebih ceria dan bersemangat dari sebelumnya.Hanya saja, setelah kematian Linda semuanya tidak lagi sama. Lucas mendadak berubah menjadi sosok yang berbeda 180 derajat.Lucas menjadi semakin pendiam dan dingin. Di tambah lagi dengan didikan keras sang kakek dan papanya, semakin lama hal itu membuat Lucas menjadi sosok yang arogan dan keras kepala sama seperti mereka.Sebagai anak tunggal dari putra pertama, serta cucu laki-laki tertua di keluarga Li, tentu beban tanggung jawab Lucas jauh lebih banyak daripada sepupu-sepupunya. Dia menjadi harapan besar bagi kakek dan juga papanya. Lucas dituntut menjadi pewaris kerajaan bisnis keluarga Li tanpa peduli apa dan bagaimana cita-cita serta keinginan Lucas sendiri.Semua harapan-harapan itu menelan masa muda Lucas. Kebebasannya dirampas, bahkan setelah sang kakek meninggal dunia.Hanya saja, semakin dewasa Lucas semakin muak terus berada di bawah kendali orang lain. Hal itulah yang kemudian menjadi awal mula pemberontakannya kepada sang papa. Terlebih lagi, saat ia mulai tahu tentang masa lalu mama papanya.~Beijing, 2023~Natasha memasuki kamar tamu di kediaman keluarga Li. “Untuk sementara kamu tinggal di kamar ini!” ucap Lucas.“Hem, tidak masalah, ini bagus dan nyaman!” kata Natasha.“Nanti setelah pernikahan kita, baru kamu bisa pindah ke kamarku,” lanjut Lucas.Natasha terkejut, dia masih tidak terbiasa mendengar hal-hal tentang pernikahan seperti itu. “Tuan Lucas, apa setelah menikah kita akan tinggal satu kamar?” tanya Natasha pelan.“Tentu saja,” jawab Lucas, “setelah menikah, kita akan tinggal di rumah ini. Jadi, tidak mungkin kita pisah kamar.”“Oh, begitu ya!”Lucas tahu apa yang dipikirkan oleh Natasha hingga membuatnya resah seperti itu. “Tenang saja, meskipun satu kamar, kita akan tetap tidur terpisah. Aku akan meminta Kai untuk mengurusnya.”Mendengar hal itu, kini Natasha menjadi lebih tenang. “Ah, baiklah, aku mengerti!”Setelah tidak memiliki urusan apapun lagi, Lucas pun meninggalkan kamar Natasha. Malam ini dia membiarkan Natasha beristirahat lebih awal, karena setelah ini masih akan ada banyak hari yang melelahkan untuknya.Malam itu, setelah selesai membilas tubuhnya, Natasha berencana untuk segera tidur. Namun, saat dia keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju tempat tidur, Natasha dikejutkan oleh suara laki-laki yang sudah sejak tadi berdiri di dekat pintu kamar mandinya.“Kamu semakin terlihat menggoda setelah mandi!”Setelah membicarakan semuanya, Lucas bersama Ana, Duan, dan Muchen akhirnya sepakat bahwa mereka tidak akan melibatkan polisi dalam hal ini. Posisi Song Zi yang hanya hidup sendiri membuat semuanya lebih mudah untuk mereka melakukan pemakaman. Sementara anak-anak buah Song Zi, mereka diserahkan kepada Muchen. Lucas membiarkan Muchen melakukan apapun pada mereka. “Karena kalian ada di sini, mampirlah dulu ke rumah, mama dan tante pasti sangat senang bisa melihat kalian, apalagi Ashana, cucu cantik mereka,” ucap Ana seusai pemakaman tuan Song. Lucas dan Natasha saling menatap. Mereka tidak keberatan mengenai hal itu. Natasha sendiri sejak kembali ke Indonesia belum pernah bertemu lagi dengan keluarga Lucas. “Bagaimana, Sayang, kamu mau bertemu dengan tante dan yang lain?" tanya Lucas kepada istrinya. Natasha mengangguk--“Mau!” jawab Natasha dengan senang hati. Keluarga Li itupun lantas berkumpul kembali. Namun, pertemuan mereka kali ini bukanlah di kediaman Li, melainkan r
Lucas mengambil kembali ponselnya dan melacak lokasi keberadaan ponsel Natasha serta mobil yang mereka gunakan sebelumnya. Mobil yang mereka sewa masih ada di depan kediaman Li. Namun, lokasi ponsel Natasha saat ini....“Tidak, ini bukan mengarah ke bandara,” ucap Lucas.“Cepat kejar mereka, Lucas!” perintah Daniel.Lucas melihat kondisi Daniel yang sudah tidak baik-baik saja. Daniel sudah kehilangan banyak darah.“Jangan hiraukan aku! tolong selamatkan saja Natasha, Ashana, dan Alexa!” ucap Daniel sekali lagi.Lucas tidak punya pilihan. Dia mengambil tiga pistol milik anak buah Song Zi dan mengisi penuh pelurunya. Dua pistol dia bawa, sementara satu sisanya dia berikan pada Daniel untuk berjaga-jaga.“Bertahanlah, sebentar lagi adik-adikku akan sampai di sini untuk mengurus semua yang ada di sini!” pesan Lucas pada Daniel.Setelah mendapat anggukan dari Daniel, Lucas bergegas meninggalkan kediaman Li. Dia meng
Keluarnya Daniel dari mobil untuk memasuki kediaman Li dilihat oleh Tuan Song melalui jendela. “Anda membawa teman, Tuan?” tanyanya pada Lucas.Lucas yang mendengarnya pun langsung mendongakkan kepala. Matanya ikut melihat ke arah luar dan mendapati Daniel menuju pintu utama.Lucas sontak bangkit berdiri. Namun, tiba-tiba ....KLIK!Dia merasakan sesuatu menyentuh kepala belakangnya. Lucas ditodong senjata api oleh anak buah Song Zi.“Sedikit saja kau bergerak, kupastikan kau tidak akan pernah melihat putrimu, Tuan,” ucap Song Zi.Lucas tahu orang tua di depannya saat ini tidak main-main dengan ucapannya. Sehingga, hal tersebut membuat Lucas tidak bisa berkutik.Sementara itu di ruang depan, Daniel tengah berhadapan dengan beberapa orang bermasker yang tiba-tiba menyerangnya. Jumlah yang tidak seimbang cukup membuat Daniel kesusahan. Namun, pada akhirnya dia berhasil mengalahkan mereka.“Lucas!” panggil Daniel begitu dia sampai di ruang keluarga. Namun, tidak lama setelahnya ....DOR!
Setelah sekian lama akhirnya Lucas kembali menginjakkan kaki di rumah besar yang selama lebih dari tiga puluh tahun ia tinggali. Kabar terakhir yang ia dapat, rumah itu dilelang oleh pihak pemerintah China. Namun, siapa sangka jika yang memiliki rumah itu sekarang adalah Tuan Song.TUK! ... TUK! ... TUK!Suara langkah kaki Lucas sampai ke telinga Tuan Song yang saat ini sedang duduk di kursi rodanya di ruang keluarga. “Oh, Tuan Lucas, Anda sudah datang?” Tuan Song berbalik menghadap Lucas dan membungkuk memberi hormat padanya. “Selamat datang kembali di kediaman Li, Tuan!”“Hentikan omong kosong ini, Tuan Song! cepat katakan di mana Ashana!”“Bersantailah dulu, Tuan, Nona Muda baik-baik saja. Dia sedang tidur di kamar Anda.”Lucas tentu masing sangat ingat di mana letak kamarnya itu. Di lantai dua paling ujung sebelah kanan. “Hah ...!”—Tuan Song menghela napas seolah merasa sangat lega.“Duduklah, Tuan Lucas! memangnya Anda tidak tertarik untuk mengenang masa lalu bersama saya?” Lu
Setelah mendapat perintah dari Lucas, Kai dan Dania segera menuju Swiss. Setelah seharian menunggu di sekitar bandara kedatangan luar negeri pada akhirnya mereka menemukan apa yang mereka tunggu.Nurmala, perempuan berusia tiga puluhan awal itu menginjakkan kakinya di Swiss bersama dengan seorang laki-laki. Berdasarkan informasi yang didapat oleh Kai, laki-laki itu adalah suami Nurmala yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah operasi jantung.Kai menyamar sebagai orang yang menjemput Nurmala. Dia menghentikan mobilnya tepat di depan perempuan itu dan suaminya.Baik Nurmala maupun suaminya sama sekali tidak ada yang curiga. Sampai pada akhirnya, Nurmala merasa ada yang aneh.“Kenapa jauh sekali? bukankah Tuan Song bilang aku akan bekerja di perkotaan? tapi ini ....”Kai mengernyitkan dahinya—“Tuan Song?” tanyanya dalam batin. “Tuan Song ingin kalian menikmati liburan terlebih dahulu,” jawab Kai kemudian.“Oh, jadi begitu, baiklah.”“Sayang, bosmu baik sekali!” ucap suami Nurmala,
Setelah selesai semua proses hukum terkait tuduhan wanprestasi yang dilakukan Scienic Tech. terhadap Grepes, Daniel dan Alexa pikir mereka dapat beristirahat dengan tenang setelah sampai di Indonesia. Namun, siapa sangka ketika baru turun dari pesawat mereka justru mendapat kabar tidak bagus tentang Ashana.“Apa yang tejadi, Lucas?” Daniel dan Alexa yang baru saja tiba di rumah Lucas itupun langsung menuntut penjelasan. “Apa maksudmu Ashana diculik? siapa yang menculiknya?” imbuh Alexa.“Masih belum jelas siapa yang menculiknya, penculik itu dengan suara samaran mengatakan kalau mereka tidak mengiginkan apapun. Mereka hanya ingin membuatku menderita dengan kehilangan anak.”“Shit!”—Daniel begitu frustasi mendengarnya.“Jika demikian, bukankah itu berarti bisa jadi mereka adalah musuh-musuhmu yang menyimpan dendam?” tanya Alexa.“Hem, kurasa begitu.”“Lalu, di mana Natasha sekarang?” tanya Daniel kemudian.“Dia ada di kamar, dia masih sangat terpukul.” Daniel ingin sekali menghampiri