TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA

TAK TERDUGA, PRIA TULI ITU KAYA RAYA

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-02-18
Oleh:  Mona CimTamat
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
Belum ada penilaian
108Bab
595Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Kelvin Bintara seorang pemuda tuna rungu yang tak diharapkan oleh ayahnya. Dia dan ibunya diperlakukan buruk, diculik, diracuni dan dibuang ke sungai. Keajaiban terjadi, jatuhnya Kelvin ke sungai ternyata membuka portal seorang pendekar hebat yang terbelenggu selama ratusan tahun. Ayah dari pendekar tersebut—Walan Mung— yang masih hidup hinggap sekarang sangatlah kaya raya. Walan Mung memberikan seluruh kekayaan dirinya untuk Kelvin sebagai balas budi. "Aku akan menuntut balas atas semua yang telah aku dan ibuku alami. Ayah dan wanita yang telah merebut posisi ibu, tidak akan aku biarkan hidup tenang mulai sekarang!" Dengan cara apa Kelvin akan membalas dendam pada ayahnya? Mampukah dia bertahan atau sampai akhir tetap menjadi sampah yang terbuang?

Lihat lebih banyak

Bab 1

BAB 1. AYAH YANG KEJAM

"Mereka merundungku lagi karena aku membela kekasihku yang dijahili."

Setelah membisu cukup lama, Kelvin Bintara akhirnya buka mulut perihal alasan dirinya dirundung hingga nyaris kehilangan nyawa.

Rusmini, sang ibu mengepalkan tangan kuat-kuat. Ia beranjak dari kursi ingin pergi membuat perhitungan pada para pelaku. Namun, David, suaminya malah menghalangi.

"Aku tak mau kau memperpanjang masalah ini, Rus." Mendengar ucapan suaminya barusan membuat Rusmini menatap tak percaya suaminya.

"Apa kau bilang? Tak mau memperpanjang?" tanya Rusmini, lalu menunjuk anaknya yang terbaring di ranjang rumah sakit. "Anak kita hampir mati, Mas! Ini sudah tidak bisa dibiarkan. Kita sebagai orang tua harus mengambil tindakan tegas terhadap para pelaku perundungan itu," cetusnya tegas.

"Tapi salah satu dari mereka adalah anak dari rekan bisnisku. Aku tak mau kehilangan kesempatan bekerja sama dengan perusahan ayahnya hanya karena anak itu. Aku akan dalam kerugian besar!"

Rusmini semakin memuncak amarahnya, ia menatap nyalang suaminya yang hanya memikirkan soal uang ketimbang putranya sendiri. "Apa di kepalamu hanya ada pikiran soal uang, David? Apa tak ada sedikitpun rasa kasihanmu terhadap anak kita? Anak kita diperlakukan buruk! Sudah sepantasnya kita membelanya!"

"Sebab semua manusia butuh uang. Memangnya biaya pengobatan Kelvin tak mahal!" ketus David dengan nada mulai meninggi.

Kelvin terkekeh remeh dengan kedua mata yang memerah menahan tangis dengan emosional. "Ayah selama ini selalu menomorduakan kami. Ayah menyakiti ibuku setiap hari dengan perlakuan berbeda yang ayah berikan terhadap istri muda Ayah. Selama ini aku masih bisa diam karena aku tau ibuku masih menyayangimu," lontar Kelvin dengan suara parau menahan tubuhnya yang remuk redam.

"Aku tak akan melakukan hal itu jika kau tak terlahir tuli!" ketus David. “Ibumu tak mampu memberikan keturunan seperti yang aku harapkan. Ibumu hanya bisa melahirkan satu anak cacat dan penyakitan. Aku butuh penerus yang dapat melanjutkan bisnisku! Bukan anak yang terus menguras uangku dengan pengobatannya!"

"BIADAB KAMU DAVID!" Rusmini memukul David dengan kedua tangannya sambil menangis histeris. Sebelum memicu perhatian orang-orang, David segera mendorong Rusmini ke lantai dan keluar dari ruang rawat itu.

Rusmini terus saja menangis pilu, menatap lantai di hadapannya dengan perasaan teramat sakit. Kedua tangannya mengepal erat di samping badan dengan mata tertutup. Kelvin yang melihatnya tak tega. Ketulusan ibunya dibalas dengan pengkhianatan.

‘Jika aku memiliki kekuasaan, tentu ibuku tak akan diperlakukan seperti ini, tapi ... apakah mungkin?’ batin Kelvin.

**

Sejak hari itu, Rusmini memutuskan untuk menggugat cerai. Sementara sang ibu mengurus gugatan tersebut, Kelvin dititipkan kepada orang tua Rusmini.

Namun, sudah satu minggu dari terakhir kali sang ibu berpamitan, taka da kabar yang Kelvin terima dari ibunya. Gelisah, Kelvin pun memutuskan untuk membolos sekolah untuk memastikan keadaan ibunya memang baik-baik saja.

Taksi yang ditumpangi Kelvin sampai di kediamannya. Langkah beraninya memasuki halaman rumah besar itu dan berakhir di depan pintu. Begitu bell ia tekan, tak lama pintu terbuka menampilkan sosok Laras yang tampak terkejut oleh kehadirannya. Wanita berambut pendek tebal itu ingin menutup pintu kembali, tetapi Kelvin langsung menerobos masuk.

“Ibu!”

Laras menarik tangan Kelvin kasar. "Ibumu tak ada di sini! Dia sudah pergi setelah mengajukan gugatan cerai pada suami saya!" ungkap Laras.

Kelvin menatap nyalang. Ia merogoh ponselnya dan memperlihatkan posisi ibunya sekarang.

Laras menelan salivanya susah payah, ia mendadak gugup. Kelvin melanjutkan langkah menuju kamar sang ibu yang bersebelahan dengan kamarnya. Kelvin heran pintu kamar itu terkunci. Namun, Kelvin tak habis akal, Kelvin pergi ke kamarnya untuk mengambil kunci kamar cadangan yang disimpan di dalam laci nakas, usai itu ia kembali ke depan kamar ibunya. Begitu kamar tersebut terbuka, betapa terkejutnya Kelvin melihat ibunya terbaring tak berdaya di atas ranjang. Kelvin langsung berlari ke arah sang ibu dengan perasaan kalut bukan main.

"Ibu! Ibu apa yang terjadi padamu?" tanya Kelvin menangis.

Rusmini membuka matanya dengan lemah, lalu perlahan tangannya terangkat memegangi lengan putranya. "N-Nak ... ayahmu ... ayahmu dan wanita itu ... cepat pergi dari sini!" Suara Rusmini terputus-putus.

Kelvin terkejut, rahangnya menegas begitu emosinya sangat cepat menuju puncak. "Beraninya mereka”

Namun, Rusmini malah menggeleng. "Tidak, Kelvin … bahaya—” Tiba-tiba Rusmini terbatuk hebat, badannya bergetar. Kelvin semakin panik ketika menyentuh kulit ibunya yang teramat panas.

"Ibu jangan tinggalkan aku, Bu!" Kelvin seketika kacau, tanpa pikir panjang dia menggendong ibunya keluar dari tempat itu. Ia harus segera membawa ibunya ke rumah sakit sebelum terlambat.

Diam-diam Laras mengintip dari balik tembok kepergian Kelvin membawa ibunya. Laras segera mengirimkan pesan pada seseorang dan menyeringai puas.

Di perjalanan menuju rumah sakit, sopir pribadi keluarga Kelvin malah berbelok ke jalanan yang sepi. Kelvin yang sedari tadi panik, baru menyadari ke mana jalannya mobil tersebut.

"Pak, sepertinya kita salah jalan?" tanya Kelvin pada sopir tersebut.

"Ini jalan tembus, Tuan Muda. Akan lebih cepat sampai tanpa kendala macet," sahut pria paruh baya itu.

Kelvin tak menyahut, keningnya saling bertautan dilanda perasaan gelisah dan juga curiga. "Ibu, bertahanlah," pintanya pada Rusmini yang telah pucat pasi.

Tiba-tiba sopir tersebut menghentikan mobilnya secara mendadak, membuat Kelvin tersentak kaget sambil menahan kepala ibunya agar tak terbentur. Tatapannya meliar melihat sekelompok pria berbadan kekar dan berpakaian hitam mendatangi mobil mereka.

"Pak, ada apa ini?"

"Saya juga tak tahu, Tuan Muda," sahut sopir tersebut.

"Jalan saja, Pak! Terobos mereka. Ibu saya sedang sekarat," titah Kelvin.

Namun, sebelum mobil itu melaju, salah satu dari pria itu memecahkan kaca mobil bagian depan, membuat mereka yang di dalamnya kaget bukan main.

"Cepat buka pintu! Kalau tidak, kalian semua akan mati!" ketus pria tersebut.

Mau tak mau sopir tersebut membuka kunci pintu mobil. Kelvin menatap tak percaya. Sebelum ia protes, pintu mobil di sampingnya telah dibuka. Sebuah jarum suntik dengan cepat menancap di lengannya, membuat Kelvin berteriak.

"Arghh!" Kelvin memegangi lengannya ketika suntikan itu dicabut dari lengannya. Kelvin tercekat melihat kedua netra penjahat tersebut yang menatapnya tajam. Sayangnya, wajahnya tertutup oleh kain hitam sehingga ia tak begitu mengenalinya.

"S-siapa k-kalian?" Belum sempat Kelvin melanjutkan pertanyaan itu, kesadarannya telah direnggut paksa.

Para penjahat itu membawa Kelvin keluar dari mobil tersebut. Lalu sang sopir tadi dibiarkan membawa Rusmini pergi. Rupanya sopir tersebut bekerja sama dengan mereka. Sopir itu pun mengendarai mobil itu kembali ke rumah David.

Kelvin yang masih tak sadarkan diri karena obat bius itu dibawa ke dalam mobil para penjahat memasuki sebuah hutan. Tiba di dekat sebuah sungai, mobil tersebut berhenti.

Salah satu penjahat tersebut menyuntikkan obat lagi pada Kelvin sebelum mengempaskan tubuh pemuda itu ke sungai. Dan, setelah memastikan tubuh Kelvin tak terlihat karena arus sungai yang deras, para penjahat itu pun melapor pada atasan mereka.

"Lapor, Bos. Dia sudah tenggelam."

Namun, benarkah demikian??

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

Tidak ada komentar
108 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status