Share

Titik awal lagi

Author: Arandiah
last update Last Updated: 2025-12-18 00:03:11

Bunyi bip dari kunci pintu digital itu terdengar seperti peringatan yang mengerikan di koridor yang sepi. Ardan masuk lebih dulu. Gerakannya tenang tapi waspada, persis seperti pemburu yang sedang mengawasi mangsanya. Ia sengaja tidak menyalakan lampu utama; hanya lampu kecil di sudut ruangan yang menyala otomatis, menciptakan bayangan panjang yang terlihat seram di atas lantai marmer.

"Selamat datang kembali, Kirana," ucap Ardan tanpa menoleh. Suaranya rendah, hampir berbisik, tapi sanggup membuat Kirana merinding.

Kirana terpaku di depan pintu. Dadanya terasa sesak saat menghirup bau ruangan itu—campuran wangi kayu cendana dan aroma pembersih ruangan yang mahal. Inilah tempat yang ia kira sudah ia tinggalkan selamanya. Setiap sudut ruangan ini adalah saksi bisu saat ia dikurung berbulan-bulan sebelum akhirnya berhasil kabur ke Amerika.

"Kenapa kita balik ke sini?" tanya Kirana dengan suara serak yang hampir pecah. "Aku benci tempat ini, Ardan. Kamu tahu itu."

Setelah menaruh kunci m
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Rantai pengikat

    Pagi harinya, Kirana terbangun bukan karena suara ombak, melainkan bau kopi dan roti panggang yang masuk ke kamar. Untuk sesaat, ia lupa di mana ia berada, sampai matanya melihat Ardan yang sedang berdiri di depan lemari besar sambil memilihkan baju untuknya."Bangun, Sayang," ucap Ardan dengan nada ringan, seolah-olah pelarian Kirana selama beberapa waktu lalu hanyalah mimpi buruk yang sudah lewat. "Aku sudah siapkan sarapan. Aku ingin kamu pakai gaun sutra biru ini. Ini warna favoritku kalau kamu yang pakai."Kirana bangun perlahan, tubuhnya masih terasa kaku. "Ardan, apa yang kamu lakukan?"Ardan berbalik sambil memegang gaun itu di depan tubuhnya sendiri. Ia tersenyum—sebuah senyum yang tidak sampai ke matanya yang tetap terasa dingin. "Kita mulai lagi dari awal, Kirana. Hari ini, tidak ada Barra, tidak ada Zara. Cuma ada kita. Aku sudah batalkan semua janji di kantor. Kita akan habiskan waktu bersama di rumah."Kirana melangkah menuju meja rias, tapi ia tersentak saat menyadari s

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Titik awal lagi

    Bunyi bip dari kunci pintu digital itu terdengar seperti peringatan yang mengerikan di koridor yang sepi. Ardan masuk lebih dulu. Gerakannya tenang tapi waspada, persis seperti pemburu yang sedang mengawasi mangsanya. Ia sengaja tidak menyalakan lampu utama; hanya lampu kecil di sudut ruangan yang menyala otomatis, menciptakan bayangan panjang yang terlihat seram di atas lantai marmer."Selamat datang kembali, Kirana," ucap Ardan tanpa menoleh. Suaranya rendah, hampir berbisik, tapi sanggup membuat Kirana merinding.Kirana terpaku di depan pintu. Dadanya terasa sesak saat menghirup bau ruangan itu—campuran wangi kayu cendana dan aroma pembersih ruangan yang mahal. Inilah tempat yang ia kira sudah ia tinggalkan selamanya. Setiap sudut ruangan ini adalah saksi bisu saat ia dikurung berbulan-bulan sebelum akhirnya berhasil kabur ke Amerika."Kenapa kita balik ke sini?" tanya Kirana dengan suara serak yang hampir pecah. "Aku benci tempat ini, Ardan. Kamu tahu itu."Setelah menaruh kunci m

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Diajak pulang

    Hening yang menyelimuti kamar itu terasa begitu rapuh, siap pecah kapan saja. Kirana menahan napas, mencoba membedakan suara di sekelilingnya. Hanya ada dua, deburan ombak yang ritmis di kejauhan, dan gemuruh detak jantungnya sendiri yang memukul-mukul gendang telinga. Ia menajamkan pendengarannya ke arah sofa, menangkap irama napas Ardan yang dalam dan teratur. Yakin suaminya telah terlelap, ia menarik ponsel dari balik selimut dengan gerakan sepelan mungkin.Tubuhnya masih bergetar hebat, tetapi tekadnya membara lebih panas dari rasa takutnya. Jari-jarinya yang sedingin es nyaris tak mampu menekan tombol daya. Sedetik kemudian, layar ponsel menyala, memancarkan cahaya kebiruan yang terasa membutakan di dalam kegelapan pekat. Kirana buru-buru meredupkan tingkat kecerahan, lalu menyembunyikan diri lebih dalam di bawah selimut, menciptakan tenda kecil yang remang-remang sebagai benteng pertahanannya.Ia bahkan tidak tahu siapa yang harus dihubungi. Polisi? Teman? Siapa pun. Siapa pun y

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Semakin posesif

    Rasa dingin menjalar di punggung Kirana, bukan karena angin laut, melainkan karena tatapan Ardan yang menguncinya. Genggaman pria itu di pergelangan tangannya terasa seperti borgol yang mustahil dilepaskan. Keputusasaan yang tadinya sempat mereda, kini kembali mencengkeramnya dengan lebih erat.“Ini bukan cinta, Dan,” desis Kirana, berusaha menarik tangannya meski sia-sia. Air matanya mulai menggenang, campuran antara amarah dan ketakutan. “Ini obsesi. Kamu tidak mencintaiku, kamu hanya ingin memilikiku.”“Apa bedanya?” balas Ardan, suaranya rendah dan berbahaya. Ia menarik Kirana lebih dekat, memaksa wanita itu menatap matanya. “Aku melihat foto pernikahan kita di meja. Kamu tidak membuangnya. Itu artinya kamu masih merasakan hal yang sama, Kirana. Kamu hanya sedang bingung dan terluka.”“Aku menyimpannya sebagai pengingat,” sahut Kirana dengan suara bergetar. “Pengingat betapa bodohnya aku pernah percaya pada ilusi kebahagiaan bersamamu.”Penolakan Kirana yang begitu tajam membuat r

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    Penolakan Kirana

    “Boleh aku tetap menjagamu sampai kamu benar-benar pulih? Bukan sebagai suami, tapi sebagai seseorang yang pernah kamu cintai.”“Tidak,” jawab Kirana dengan suara pelan tapi tetap tegas. “Aku tidak butuh itu, Dan. Aku butuh ruang. Aku ingin menjauh dari kamu.”Ardan terdiam. Permintaannya ditolak mentah-mentah. Ia hanya bisa mengangguk perlahan, seolah menerima kekalahan yang sudah ia ketahui. Hatinya terasa hancur. Ia ingin terus berada di dekat Kirana, memastikan wanita itu baik-baik saja, tetapi ia tak punya hak lagi.“Baiklah,” ucapnya sambil menghela napas panjang. “Aku akan urus semuanya. Nanti kamu bisa tandatangani berkasnya.”Ardan pun bangkit dan keluar dari kamar. Kirana hanya bisa melihat punggungnya yang menjauh. Ada rasa lega, tetapi juga perih yang tak bisa ia jelaskan. Ia memejamkan mata, membiarkan air mata mengalir perlahan di pipinya. Perpisahan ini adalah jalan satu-satunya untuk bisa bernapas kembali.Beberapa hari berlalu. Luka di pergelangan tangan Kirana sudah

  • Terjebak Gairah (Calon) Mantan Suamiku    49. Mengurus perceraian

    Setelah keluar dari kamar, Ardan melangkah cepat ke arah ruang tengah. Wajahnya tegang, matanya penuh amarah yang ditahan. Ia langsung memanggil Bagas, asistennya yang sudah lama bekerja dengannya. “Bagas,” ucap Ardan dengan nada dingin, “Mulai sekarang, jaga semua pintu dan gerbang. Jangan biarkan Kirana keluar dari rumah ini tanpa izin dariku.” “Bos… apakah ini tidak berlebihan?” tanya Bagas tampak ragu. Ardan menatapnya tajam. “Lakukan saja. Aku tidak mau dia pergi. Dia pikir bisa lepas begitu saja? Tidak semudah itu.” Bagas mengangguk pelan, meski hatinya tidak tenang. Ia tahu hubungan antara bos dan Nonanya sedang buruk, dan tindakan ini bisa memperburuk keadaan. Sementara itu, di dalam kamar, Kirana duduk diam. Ia tahu Ardan tidak akan membiarkannya pergi. Ia merasa terjebak, seperti dikurung di dalam rumah yang dulu ia anggap tempat berlindung. Matanya menatap kosong ke arah jendela, lalu beralih ke meja kecil di sudut ruangan. Tangannya gemetar saat membuka laci dan menemu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status