Pagi harinya Lala dan Revan kembali ke kediaman Revan yang megah, sekarang mereka berdua tengah berada di dalam mobil dengan kebisuan yang memyelimuti ke duanya. Hingga akhirnya Revan berdehem pelan untuk memecahkan keheningan. "Khem!"Hanya suara deheman, Revan sesekali melirik ke arah istri cantiknya yang tengah sibuk menatap luar jendela mobil, menikmati pemandangan jalan raya yang pagi ini terlihat sangat ramai dengan lalu lalang kendaraan. Revan meraup wajah tampannya dengan kesal, ini adalah rasa rumit yang pertama kalinya ia alami. Ia sudah sering pacaran, mengencani wanita dan berurusan dengan kaum hawa tersebut, tapi Lala adalah wanita pertama yang membuatnya seperti ini. Tergila-gila dengan wajah cantiknya, terbuai dengan bibir mungilnya dan kecanduan akan tubuhnya. Bahkan sifat istrinya ini berbeda dengan para kebanyakan wanita yang pernah ia kencani sebelumnya, keras kepala, pemberani dan juga luar biasa. Dengan gerakan pelan Revan menggeser posisi tubuhnya mendekat ke
Lala mengepalkan ke dua tangannya dengan sangat erat, menahan emosinya agar tak keluar saat ini juga saat melihat Revan suaminya di peluk oleh wanita lain. "Honey, aku kangen banget sama kamu." tutur wanita bernama Jessica tersebut usai melepaskan pelukannya pada tubuh tegap Revan. "Kok, kamu ada di sini?" tanya Revan sembari sesekali melirik ke arah Lala yang berada di sisinya. Terlihat jelas di mata Revan, saat ini Lala tengah menahan sesuatu yang sangat teramat besar. Ke dua tangannya mengepal dengan kuat di tambah lagi dengan ke dua matanya yang mulau berkaca-kaca. Satu pertanyaan muncul dalam otak cerdiknya, apa Lala cemburu? "Aku kangen kamu," ungkap Jessica dengan raut wajah yang bahagia. Dan untuk ke dua kalinya, ia kembali memeluk tubuh Revan dengan sangat erat. Lala yang sudah muak melihatnya lantas berjalan menjauh, namun baru saja ia melangkah lengannya sudah di tahan oleh Revan yang sukses membuat langkahnya terhenti lalu menoleh ke arahnya. "Mau ke mana?" tanya Reva
Revan mengetuk-ngetuk pintu kamar di mana yang ada di dalam kamar itu ada Istri cantiknya. "Sayang, buka pintunya. Sayang dengerin penjelasan aku dulu. Sayang," bujuk revan pada Lala, namun istri cantiknya itu belum juga membuka pintu kamar.Revan lalu mengambil kunci cadangan dan membuka pintunya, tak lupa Revan juga menutup kembali pintunya namun tidak ia kunci.Revan melihat Lala tengah berbaring tengkurap di ranjang king size yang berada di kamar itu. Suara isakan tangis terdengar di telinganya sukses membuatnya mengulum senyum kecil. Revan sedikit merasa senang melihat Lala menangis karena melihatnya dengan perempuan lain, itu artinya istri cantiknya tersebut sudah mulai cemburu dan mulai memiliki perasaan padanya, namun di sisi lain Revan juga tidak tega melihat wanita yang mulai ia cintai menangis karena nya. Revan lalu berjalan menghampiri Lala dan duduk di tepi ranjang.Revan mengelus punggung istrinya dengan lembut, berharap wanita itu merasa nyaman dan menghentikan tan
Pagi menjelang, Pakaian mereka berserakan di lantai. Seorang wanita cantik tengah menatap mereka dengan tatapan marah. Matanya melotot dan kedua tangannya mengepal dengan sangat keras. Wanita itu adalah Jessica, Jessica benar-benar sangat cemburu saat melihat pria yang sangat di cintainya tengah memeluk wanita lain dengan keadaan mereka yang sedang telanjang bulat. Ia sangat paham betul, apa yang tengah mereka lakukan semalaman hingga matahari terbit mereka masih enggan untuk bangun. Senyuman licik menghiasi bibir sexy Jessica, wanita itu melangkahkan kakinya dan menaiki ranjang dan ikut berbaring dengan Lala dan Revan. Sebuah ide cemerlang muncul di otak cantiknya, Jessica beranjaj menindih dan memeluk tubuh polos Revan yang masih tertutup selimut tebal.Merasa tubuhnya berat, Revan lalu membuka matanya perlahan. Saat matanya sudah sepenuhnya terbuka, orang yang pertama ia lihat adalah wajah cantik istri yang sangat ia cintai.Revan merasakan pergerakan di atas tubuhnya lalu bang
Lala tak henti-hentinya tersenyum senang tatkala dirinya sekarang berada di sebuah pusat perbelanjaan terbesar di kota. Netranya terus saja menatap takjub ke sembarang arah, melihat banyaknya toko yang menjual berbagai jenis barang serta lalu lalang banyaknya orang yang berkunjung. "Awas!" pekik Revan reflek saat tubuh Lala terhuyung akibat bertabrakan dengan orang yang tengah berjalan berlawanan arah dengannya. Dengan cepat Revan menahan pinggang Lala agar istri cantiknya tersebut tidak jatuh di lantai yang keras. Usai menahan pinggang Lala, dengan posesifnya Revan langsung memeluk tubuh istrinya dengan sangat erat. "Jalannya hati-hati," tegur Revan pada Lala yang saat ini berada dalam pelukannya. Istrinya itu mengangguk pelan lalu mendongakkan kepalanya menatap ke arah wajah tampan suaminya. Netra ke duanya bertemu, Lala tersenyum lebar sedangkan Revan justru menatapnya dengan dingin. "Aku terlalu senang," ucap Lala dengan lembut. Revan luluh, ia menundukkan sedikit kepalanya aga
Lala membaringkan tubuhnya di atas ranjang hotel, seperti yang di katakan Revan sebelumnya, walaupun mereka hanya berkeliling mall, mereka akan menghabiskan malam di hotel sebagai syarat honeymoon abal-abal yang tengah mereka lakukan. "Capek," keluh Lala sembari memeluk bantal yang berada di sampingnya. Revan yang baru saja melepas baju yang melekat di tubuhnya ikut berbaring di samping istrinya lalu menoleh dan menatap Lala dengan senyum yang merekah. "Capek teriak?" sindir Revan lalu tertawa pelan. Lala menoleh ke arahnya lalu tersenyum sinis. "Kamu juga tadi teriak," kali ini gantian Lala yang menyindir lengkap dengan senyuman yang tak kalah sinis dengan suaminya. Revan diam, skakmat dengan ucapan sang istri lalu mulai berpikir bagaimana caranya mengalihkan pembicaraan mereka, karena jujur ia sangat malu saat ia berteriak keras tadi saat di bioskop. "Kamu juga sama takutnya aku tadi, teriaknya kenceng banget ya ampun!" pekik Lala lalu tertawa dengan keras. Revan hanya bisa pasr
"Ibu aku berkunjung!" seru Lala tatkala baru saja memasuki rumah sang ibu, di lihatnya Norma tengah sibuk melipat pakaian sedangkan Erik tengah sibuk mengerjakan tugas sekolah. Norma yang melihat Lala datang bukannya senang justru menatapnya dengan malas lalu melengos melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda. Lala yang merasa aneh dengan sikap sang ibu langsung menoleh ke arah Revan yang juga tengah menatapnya dengan heran. "Ibu kenapa?" tanya Lala sembari menghampiri Erik, ia meletakkan plastik putih berisi banyak sekali ikan salmon potong serta rantang yang berisi makanan yang ia masak sendiri beberapa saat yang lalu. "Kami pikir, kakak sudah lupa sama kita. Gak pernah ngasih kabar, bahkan pas baru aja nikah kakak pulang ke rumah kak Revan gak nungguin kita pulang dari sauna. Langsung pergi gitu aja," terang Erik dengan panjang lebar. Lala yang mendengar penjelasan Erik langsung menatap tajam ke arah Revan, ia masih ingat betul bagaimana pria berstatus suaminya ini terus saja
Revan menatap seluruh anggota keluarga barunya dengan bahagia, mereka saat ini tengah makan bersama dengan menu makanan yang di buat sendiri oleh Lala, menu makanan sederhana tapi sangat istimewa bagi mereka. Kebersamaan Lah yang membuat bahagia, bukan uang ataupun yang lainnya. "Kenapa gak makan? Gak suka?" tanya Lala pada Revan yang sedari tadi belum menyentuh makanannya. Pria itu menggeleng lalu mengecup kening sang istri dengan hangat. "Aku nungguin di suapin," ucap Revan dengan manja, seketika ruang makan langsung riuh dengan suara batuk ke dua orang tua Lala serta godaan dari Erik. Lala jadi malu sendiri berada di posisi seperti ini. "Dulu juga aku sering di suapi ibumu," cetus Heru menggoda Lala. "Iya, dulu juga kamu sering nyium keningku." imbuh Norma lalu tertawa pelan melihat ekspresi Lala yang sangat lucu di matanya. "Ciyee...," kini giliran Erik yang menggoda. "Diam, Anak kecil di larang ngomong!" tegur Heru pada Erik yang sukses membungkam mulut mungilnya. Kembali