Share

2. Resmi Pacaran?

Seorang pria tampan duduk dengan sangat tenang di sebuah kursi kebesaran miliknya. Tatapannya yang tegas dan aura kemisteriusannya membuat siapa saja yang berada di dekatnya memilih mundur dari pada berhadapan dengan sesosok pria tampan tersebut. Banyak sekali para pria berbadan besar yang berada di sisinya setiap saat. Para pria berbadan besar itu adalah body guard pribadi pria tampan dengan sejuta pesona itu. 

Revan Antonely William adalah nama pria itu, seorang lintah darat terkemuka di kota ini, atau kaum milenial sering menyebutnya dengan Mafia kelas kakap yang paling di segani dan juga di takuti. Revan adalah nama sapaannya, pria kesepian yang sama sekali tak memiliki keluarga besar. Sang Ayah memiliki pekerjaan yang sama sepertinya, seorang Mafia. Sedangkan Sang Ibu melarikan diri saat ia masih bayi, maka dari itu, Revan sama sekali tak pernah melihat wanita yang telah melahirkannya di dunia ini sepanjang hidupnya.

Sekarang Revan tinggal sendirian, kadang kalanya sang Ayah menengoknya di rumah besar dan megah ini, namun hal itu tak mampu membuat Revan menjadi bahagia, ia membutuhkan seseorang untuk mengisi hatinya yang kesepian. Masalah wanita, jangan pernah ragukan Revan, sudah tak terhitung lagi berapa banyak wanita yang sudah memanaskan ranjangnya.

Namun, wanita itu hanya Revan butuhkan semalam, tidak untuk selamanya. Revan sendiri masih mencari sesosok wanita yang cocok untuknya, wanita yang akan mengikat janji suci pernikahannya bersama dengannya nanti, wanita yang akan menemani hari-harinya, wanita yang mampu membuatnya jatuh cinta dan juga wanita yang akan melahirkan anak-anaknya nanti. Ia membutuhkan satu wanita, hanya satu.

"Apa jadwal ku hari ini ?" tanya Revan pada salah satu body guard kepercayaannya, Max. Max nampak sedikit berpikir, mengingat apa saja jadwal yang akan di lakukan oleh sang bos besarnya.

"Anda harus datang ke rumah seseorang yang sudah meminjam uang sejak tahun lalu dan sampai sekarang belum di lunasi tuan. Bahkan bunganya dari hutang itu sudah sangatlah besar." jelas Max dengan suara sopan pada Revan.

Revan mengangguk mengerti. Ia lantas bangkit dari duduknya dan berjalan keluar dari ruangan kerjanya, di ikuti oleh beberapa body guard yang selalu menemaninya setiap saat untuk menjaga keamanannya dan melayaninya dengan baik. Menjadi seorang mafia tentu saja bahaya terus saja mengincar, baik itu dari kepolisian ataupun dari rival mafia yang lain. Maka dari itu, Revan mempekerjakan banyak sekali body guard untuk menjaganya. 

"Kita pergi ke rumah itu sekarang!" tegas Revan dan langsung di angguki oleh para body guardnya.

Di sisi lain Suasana di kantin kampus sangatlah ramai saat ini, Lala duduk di salah satu kursi di kantin, meminum segelas es jeruk yang tadi ia pesan. Tubuhnya yang basah kini sudah mulai mengering walaupun tak benar-benar kering. Lala mengumpati Salsa dan Nindy dalam hati, dua mahasiswi itu benar-benar sangatlah menyebalkan.

"Andai gue kaya, gue bakalan sewa orang buat bunuh tuh cewek alay dua!" gerutu Lala sembari memukul pelan meja yang berada di depannya dengan tangannya yang mengepal dengan keras.

"Lo lagi nge-gerutuin siapa?" tanya seseorang yang berada di balik tubuh Lala. Tanpa Lala menengok siapa yang bicara, ia lantas menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Siapa lagi kalau bukan duo singa itu, Salsa sama Nindy. Mereka itu harus di musnahkan dari dunia ini." jawab Lala dengan kesal tanpa menoleh ke arah sumber suara untuk melihat siapa yang barusan bertanya. 

"Ohh--- lo gak suka sama kita?!" tubuh Lala seketika menegang, Lala baru menyadari sesuatu, suara itu adalah suara milik Salsa. Dengan was-was Lala membalikan badannya dan melihat ke arah belakang, benar dugaan Lala, itu adalah suara Salsa. Lala tersenyum kikuk lantas bangkit dari duduknya dan dengan cepat langsung berlari menjauh dari Salsa dan Nindy yang kini tengah menatapnya dengan tajam. Saat Lala mencoba untuk berlari menjauh dari mereka, dengan sengaja Nindy menjagal kaki Lala, membuat tubuh gadis itu terhuyung ke depan dan hampir saja ia mencium keramik yang keras jika tidak ada Jacob yang menahan tubuh mungilnya.

"Kita jodoh atau apa ya, kenapa hari ini kita udah ketemu dua kali. Dan  selalu aja lo nyaris jatuh. Untung ada gue." ujar Jacob lengkap dengan senyuman manisnya yang tercetak jelas di bibirnya.

"Maaf." ucap Lala merasa bersalah, Jacob terkekeh melihat ekspresi Lala yang sangat lucu menurutnya.

"Untuk apa minta maaf? Lo gak buat salah." balas Jacob dengan nada suara yang sangat lembut.

"Lala, masalah kita belum selesai!" ucap Nindy dari arah belakang tubuh Lala, dengan cepat Lala berlari ke belakang tubuh kekar Jacob, bersembunyi di balik punggung Jacob.

"Jangan ngumpet lo!" teriak Salsa dengan emosi, bagaimana ia tidak emosi, rasa sakit di kakinya karena di injak Lala masih terasa sampai sekarang.

"Ada apaan nih?" tanya Jacob dengan santai. Salsa dan Nindy berdiri di depan Jacob sembari melipat ke dua tangannya dengan sombong.

"Kita gak ada masalah sama lo Jac, mending lo pergi sana!" usir Nindy, tangan kanannya ia arahkan ke udara, memberi isyarat pada Jacob agar pia tampan itu tak ikut campur dengan urusan mereka.

"Jelas ada urusannya, dia pacar gue!" balas Jacob sembari melirik ke arah Lala yang diam mematung di belakang tubuhnya. Ke dua pipi Lala terasa sangat panas, jantungnya berdetak tak karuan saat Jacob mengatakan bahwa dirinya adalah pacarnya.

"APA?!" teriak Salsa dan Nindy barengan, dua mahasiswi yang suka mengerjai mahasiswi yang lain itu terkejut bukan main. Mereka berdua dengan kompak juga menggelengkan kepalanya.

"Seriusan, kita pacaran!" jelas Jacob dengan santai untuk meyakinkan dua orang gadis di hadapannya ini. Jacob menggeser tubuhnya ke samping lantas menggenggam tangan Lala dengan erat.

"Ayo sayang, kita pergi dari sini. Dan kalian berdua, jangan gangguin pacar gue! Kalo sampai lo pada gangguin pacar gue, gue bakal bikin kalian di D.O dari kampus, camkan itu!" ancam Jacob yang berhasil membuat nyali Salsa dan Nindy menciut, mengingat bahwa Jacob adalah cucu dari pemilik kampus. Jacob dengan lembut menarik tangan Lala agar mau mengikuti langkahnya.

"Nama lo siapa?" tanya Jacob pada Lala dengan nada suara yang sedikit pelan. Lala tak bisa menyembuyikan senyumannya, ia benar-benar sangat bahagia, tangannya di genggam erat oleh Jacob, pria yang sudah mencuri hatinya sejak setahun yang lalu.

"Latania Wijaya, panggil aja Lala." ungkap Lala malu-malu, Jacob melirik sekilas ke arah Lala, gadis itu terlihat sangat manis di mata Jacob.

"Gue Jacob." ujar Jacob mengenalkan dirinya, Lala mengangguk, ia sebenarnya sudah tahu bahwa pria tampan yang saat ini tengah menggengam erat tangannya bernama Jacob Nugroho, cowok most wanted di kampus. 

"Gue tau kok." balas Lala, Jacob menghentikan langkahnya saat mereka berada di taman kampus. Jacob melepaskan tangannya yang menggenggam erat tangan Lala, tubuhnya ia hadapkan ke arah Lala lantas menatapnya dengan intens.

"Mulai sekarang, lo pacar gue La!" tegas Jacob, Lala melebarkan matanya, tak percaya dengan apa yang baru saja di katakan oleh Jacob. Apa Jacob baru saja menyatakan cinta padanya? Batin Lala menjerit kesenangan.

"Lo ngerti kan? Lopacar gue mulai sekarang! Jangan coba-coba buat selingkuh atau deket sama cowok lain, karena gue tipe cowok yang pencemburu!" peringat Jacob dengan tegas. Lala hanya bisa mengangguk, ingin bertanya tapi suaranya seperti tercekat di tenggorokannya.

"Baiklah sayang, sekarang gue bakal ke kelas dulu, kita ketemu nanti saat selesai kuliah di parkiran, oke?" ujar Jacob sembari tangannya mengacak-acak rambut Lala bagian depan.

Lala mengangguk patuh, tidak ada yang bisa ia katakan, hanya bisa mengangguk. Ia terlalu gugup untuk menjawab dengan kalimat. Jacob tersenyum ke arah Lala lantas berjalan menjauh dari gadis yang baru saja ia pacari itu. Selepas kepergian Jacob Lala menjerit tertahan, ia benar-benar sangat senang, mulai saat ini dia adalah kekasih dari most wanted kampus ini, Jacob Nugroho.

"Demi apa? Gue pacarnya Jacob?" tanya Lala pada dirinya sendiri. "Kok bisa, sih? Padahal kita baru ketemu hari ini. Apa ini yang di namakan jodoh?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status