Beranda / Romansa / Terjebak Hasrat CEO Otoriter / 04.Diterima Kerja Begitu Saja?

Share

04.Diterima Kerja Begitu Saja?

Penulis: Khairil Azmi
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-10 17:34:28

"Eh, Maaf, Sir. Maksud Saya, he ... he ... he, lupakan." Anastasia yang masih berdiri di garis pintu bicara dengan blak-blakan. Kedua matanya terlihat bergerak bingung. Dan saat dia kembali bersitatap dengan netra abu-abu milik laki-laki yang duduk di belakang kursi bername tag "Daniel Alex Maximillan" itu, dia tersenyum. Wanita itu saat ini sedang merutuki dirinya sendiri di dalam hati karena keceplosan yang dia lakukan tadi.

"Masuklah!"

Anastasia meneguk salivanya saat dia mendapati perintah masuk bernada serak mengintimidasi itu. Dengan langkah gugup dibarengi doa di dalam hati, dia mengayunkan langkah memasuki ruangan yang di dominasi warna putih itu.

'semoga dia tidak ingat, semoga dia tidak ingat,' batinnya berdoa dengan terus mengulas sebuah senyum canggung yang terlihat cukup lebar.

"Tuan-"

Anastasia melongo saat kedua matanya melihat laki-laki yang sedang duduk di kursi kebesaran itu menggelengkan kepalanya. Wanita itu mengernyitkan keningnya karena dia mendapati si laki-laki berwajah angkuh dan juga bossy itu meraih sebuah map. Dari bentuknya, Anastasia tahu kalau itu adalah berkas CV miliknya.

"Di sini tertulis informasi lengkap tentangmu. Jadi, tidak perlu berkelana diri lagi, Nona Anastasia."

Untuk ketiga kalinya, Anastasia kembali meneguk ludahnya. Semua itu karena dia mendapati lirikan tajam dari mata abu-abu si laki-laki bernama Daniel itu.

Padahal tidak ada yang perlu ditakutkan, tapi entah kenapa Anastasia merasa kalau saat ini dia seperti tertekan. Hawa di ruangan ini pun terasa panas, membuat sekujur tubuh wanita itu berkeringat.

"Baiklah, Nona Anastasia. Sepertinya sudah tidak ada lagi yang ingin Saya tanyakan. Untuk informasi lengkap tentang pekerjaanmu, nanti akan diberitahukan oleh sekretarisku yang sudah menunggu di luar. Selamat bergabung di perusahaan kami."

"Hah? Secepat itu? Aku bahkan belum mendapatkan sebuah pertanyaan. Lalu kemudian masalah gaji,"

"Nanti kita bahas lebih lanjut. Sekarang, keluar dan cobalah berkeliling mengenal tempat kerja barumu."

Anastasia menatap aneh ke arah sang CEO, 'kenapa dia terlihat aneh sih? Ini, fix. Tadi aku memang salah mengenali seseorang. Tidak mungkin dia laki-laki yang bersamaku di malam itu. Sikap dan perilakunya sungguh jelas-jelas berbeda,' batin wanita itu mempercayakan kata hatinya.

"Baiklah, terima kasih, Sir. Kalau begitu saya permisi dulu. Senang mengobrol dengan Anda," sarkas Anastasia dan kemudian langsung berlalu pergi dengan raut yang terlihat seperti orang bodoh. Padahal dia belum menjelaskan apa pun. Dia juga belum negosiasi tentang gajinya, tapi tiba-tiba dia sudah diterima begitu saja.

"Masa bodoh tentang gaji. Intinya aku sudah diterima kerja saja itu hal yang baik," gumamnya ditengah-tengah perjalanan keluar dari ruangan yang dipenuhi aura mencekam itu.

***

"Seperti yang Anda mungkin sudah dengar dari Nona Karlina. Perusahaan kami ini bergerak di bidang adibusana. Kita adalah perusahaan nomor dua yang terkenal di Italia dan di beberapa negara eropa lainnya. Selain di Milan, perusahaan kita juga banyak tersebar di kota-kota besar lainnya. Ada rencana kalau, Tuan Maximillan akan membuat sebuah anak perusahaan di luar Italia."

Penjelasan panjang lebar Julio— Sekertaris milik Daniel itu, dicatat semua oleh Anastasia yang berjalan di belakang laki-laki itu. Mereka berdua baru saja selesai berkeliling lantai lima dan setelah memberitahukan ada apa saja di lantai ini, Julio langsung mengajak Anastasia kembali.

Saat ini mereka sudah berdiri di depan pintu masuk ruangan Daniel, "Nah di sini, ruangan bos kita, Tuan Daniel Alex Maximillan. Kamu bisa memanggilnya dengan Taun Maximillan."

Anastasia kembali mencacat, 'tuh, nama mereka saja beda. Yang ini Daniel Alex Maximillan dan teman tidurku itu bernama Straniero. Tidak mungkin juga seorang gigolo punya sebuah perusahaan,' batin Anastasia sembari mencatat.

"Sekarang Saya akan memberitahukan tempat ruang kerjamu. Ayo, kemari!"

Anastasia mengangguk dan kembali ikut berjalan. Ternyata jarak ruangannya dengan pintu ruangan Daniel tidak terlalu jauh. Malahan bisa dikatakan itu bersebelahan.

"Di sini adalah ruanganmu," ujar Julio dengan bergerak masuk lebih dulu.

Anastasia ikut melangkah masuk. Wanita itu terlihat terpukau dengan. ruangannya yang luas, tapi rasa kagumnya itu lenyap saat dia mengetahui kalau dari tempatnya ini, dia bisa melihat jelas ke dalam ruangan sang bos, "aho, kenapa ruanganku dan-"

"Kami sengaja mengkonsep ruangan asisten pribadi bos seperti ini. Hal itu dilakukan untuk memudahkan Tuan Maximillan memanggilmu jika dia memerlukan sesuatu. Tapi, lebih dari itu, alasan utamanya adalah agar Tuan Maximillan bisa memantau kinerja asistennya," terang Julio yang sepertinya sudah tahu maksud dari reaksi Anastasia.

"Ini meja kerjamu. Ada laptop dan juga telepon. Nah, Telepon ini terhubung dengan kantor bawah. Kamu jika memerlukan sesuatu bisa menggunakan ini untuk menelpon resepsionis di bawah, tapi kamu tidak bisa menggunakan ini untuk menelepon Tuan Maximillan. Yang bisa meneleponmu dari sini itu hanya dia seorang," jelas Julio dengan menggunakan kata-kata yang mudah dimengerti.

Anastasia yang mendengar itu langsung menganggukkan kepalanya paham, 'Kenapa bisa begitu? Bukankah lebih mudah kalau aku juga bisa-'

"Tuan Maximillan tidak terlalu suka ditelepon, Nona. Dia lebih menyukai berbicara langsung dengan orang yang bersangkutan," kata Julio tiba-tiba membuat Anastasia tidak melanjutkan ucapan batinnya.

"Ini adalah bagian terpenting. Kamu harus simpan dan mengingat apa yang akan saya katakan terkahir ini."

Anastasia langsung mengangguk. Dia memposisikan tangannya layaknya orang yang siap-siap mencatat.

"Ada beberapa hal yang tidak disukai Tuan Maximillan. Pertama, dia tidak suka ada orang yang berbicara tanpa seizin-"

"Hah, kenapa dia seaneh itu?" komentar Anastasia spontan dengan raut wajah yang kaget dan mata mendelik tidak percaya.

Julio yang tadinya asik menjelaskan dengan raut wajah tenang, langsung dibuat datar. Laki-laki itu paling tidak suka jika ada yang memotong penjelasannya, "Itu sudah sifatnya. Intinya, demi keselamatan, Kamu lebih baik hindari melakukan hal-hal yang belum dia setujui atau belum dia minta untuk kamu lakukan. Karena jika sampai kamu tanpa sengaja melakukan itu, habislah riwayatmu, Nona Anastasia."

Anastasia yang mendengar itu langsung menganggukkan kepalanya. Dengan gerakan tangan yang cepat, wanita itu langsung menuliskan satu hal yang benar-benar harus dia turuti.

Setelah itu, Julio kembali menjelaskan semua tentang sosok Daniel Alex Maximillan. Mulai dari yang tidak laki-laki itu sukai, hingga semua yang disukai. Bahkan sampai-sampai makanan dan juga alergi sang Tuan Julio paparkan kepada Anastasia yang senantiasa mencacat semuanya.

"Semua sudah kamu catat bukan?" tanya Julio dan Anastasia yang memang sudah selesai langsung mengangguk kepalanya.

"Sudah, Tuan."

"Kalau begitu, nanti siang kita akan membahas hal lebih jauh lagi tentang pekerjaanmu, Nona. Jadi, sampai jumpa siang nanti." Setelah mengatakan itu, Julio langsung berlalu pergi, membuat tanda tanya besar langsung muncul di otak Anastasia. Sungguh, baru kali ini dia mendapati pekerjaan sebegitu rumitnya. Apalagi ada banyak sekali hal yang harus dia lakukan dan jujur, itu sungguh sangat-sangat menyebalkan bagi wanita.

"Hah, hari ini otakku tiba-tiba pusing. Banyak sekali hal aneh yang terjadi. Mulai dari si bos yang wajahnya sama percis dengan orang yang bersamaku malam itu, terus hingga mendapatkan pekerjaan dengan begitu sangat mudahnya. Terus apa lagi tadi, untuk lebih lanjutnya kita akan bahas itu saat jam makan siang."

Anastasia menjatuhkan dirinya di kursi kerja kepunyaannya. Wanita itu terdengar menghela napas, "Aku sudah diterima kerja, tapi anehnya aku merasa tidak bahagia sama sekali. Malahan aku merasa ada satu hal yang janggal, tapi entahlah. Sekarang, yang aku butuhkan adalah Karlina. Aku ingin menceritakan semuanya kepada wanita itu sekarang juga."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak Hasrat CEO Otoriter    37.Jadilah Modelku.

    "Saya masih belum menemukan wanita yang cocok, Tuan Maximillan." Suara mendayu-dayu yang seringkali dia keluarkan untuk bicara dengan seseorang, terdengar berubah tegas. Laki-laki itu pun berdiri dengan tegap. "Klise sekali," ujar Daniel dengan senyum meremehkan. Arly tidak sanggup menegakkan pandangan. Dia lebih memilih untuk menunduk. Sungguh, ini kali pertama dia dipanggil dan ditanyakan tentang perihal kinerja, "apa segini saja kinerja yang bisa kau berikan kepada perusahaan ini, Arly?" imbuhnya dan Arly masih diam. Dia geming dengan butiran-butiran keringat yang mengucur deras."Tuan, maaf karena mungkin saya akan terdengar lancang, tapi bisa tidak Anda memberikan gambaran tentang seseorang yang ingin Anda jadikan model yang mengenakan gaun rancangan Anda, Tuan." Dengan membisikkan sebuah kata-kata bermakna berani di dalam dirinya, Arly langsung mengutarakan keinginan yang dari dua Minggu lalu sudah muncul. Sementara di sisi Daniel, laki-laki itu langsung berpikir sejenak. Soro

  • Terjebak Hasrat CEO Otoriter    36.Jewarly Enrico Edgard

    "Nona Anastasia, kamu pergi ke lantai tiga dan minta Arly untuk datang ke ruanganku segera!" Daniel langsung memberikan perintah kepada Anastasia. Anastasia yang mendengar itu menganggukkan kepalanya, "Siap, Tuan!" Wanita itu berjalan ke depan untuk memencet tombol lift ekslusif agar pintu terbelah. Daniel menganggukkan kepalanya, "Minta dia ke ruanganku. Ada sesuatu hal yang harus aku bahas dengannya." Setelah mengatakan itu, laki-laki itu langsung pergi masuk ke dalam lift, "aku akan menunggu lima menit," imbuhnya dengan tersenyum. Daniel bergerak memencet tombol lift di dalam, membuat pintu bening itu kembali tertutup rapat.Anastasia merapikan rambutnya dan dia tanpa berlama-lama langsung berpindah ke lift umum yang di mana, di sana ada banyak sekali jenis orangnya. ***Lantai tiga, area pemotretan "Mentang-mentang mereka model, terus mereka seenaknya melihatku dengan sebelah mata. Aku Jambak tahu rasa mereka. Begini-begini aku itu juga tidak kalah cantik juga kok dari mereka.

  • Terjebak Hasrat CEO Otoriter    35.Mencoba Membuka Hati

    Kembali beberapa hari yang lalu, tepatnya saat malam di mana Anastasia dicampakkan begitu saja oleh Daniel. Setelah laki-laki itu menurunkan sang asisten pribadi, dia langsung melajukan mobilnya membelah jalan pinggir kota Milan. "Kamu kenapa tega begitu kepada Anastasia, Daniel?" Suara imut Melinda langsung terdengar berkomentar. Ekspresi wajah tidak percaya bercampur dengan kesal langsung terlihat di wajah wanita itu. Daniel yang mendengar itu terlihat tidak terlalu acuh. Dia memilih untuk terus melajukan mobilnya dengan raut wajah yang serius. "Dia seorang wanita loh. Kenapa sikapmu selalu saja begitu?" Daniel masih bungkam dan dia memilih untuk memutar stir mobilnya untuk berbelok ke kanan. Bahkan wajahnya terlihat berpaling dari pandangan tajam mata biru Melinda. "Pantas saja kamu tidak pernah bisa punya-punya pacar. Sikapmu aja terlihat tidak begitu peduli kepada orang lain begitu." Melinda memilih mengakhiri omelannya. Kepalanya yang tadi menoleh melihat ke arah Daniel mem

  • Terjebak Hasrat CEO Otoriter    34.Tentang Masa Kecil Anastasia

    Tepat di jam 11 siang, Anastasia dan Daniel kembali ke Mansion. Saat ini mereka berdua sedang duduk lesehan di depan perapian yang ada di sebelah ruang televisi. Ada begitu banyak tumpukan barang di depan mereka dan Anastasia terlihat sedang mengecek semua barang-barang yang beberapa jam lalu dia borong di pusat belanja. Sementara Daniel, laki-laki itu hanya duduk bersila di atas karpet kulit harimau. Kedua matanya sedari tadi memperhatikan gerak gerik Anastasia.Di pandangannya, ekspresi wanita itu tidak punya perubahan sama sekali. Dia dari awal membeli barang-barang itu selalu terlihat ceria. Bisa Daniel bilang kalau tadi pagi adalah hari paling ceria yang Anastasia perlihatkan setelah pindah dan tinggal dengannya di sini. "Apa barang segitu cukup dengan adik-adikmu?" tanya Daniel menyeletuk, membuat Anastasia mengangkat pandangan ke arahnya. Wanita itu menyunggingkan senyum, "Ini lebih dari cukup, Daniel. Malahan aku lihat-lihat ini terlalu banyak tahu." Daniel mengernyitkan k

  • Terjebak Hasrat CEO Otoriter    33.Belanja Mingguan

    Terhitung sudah masuk hari kedua Anastasia sakit di pergelangan kaki. Saat ini dia dan Daniel sedang berjalan dengan dirinya yang duduk di kursi roda di koridor rumah sakit.Mereka ke sana untuk bertemu dengan dokter yang menangani kaki Anastasia tempo hari yang lalu. Kata dokter, kondisi pergelangan kaki wanita itu sudah lumayan membaik. Bahkan tadi Daniel disanjung di dalam sana. "Kalau begitu aku nanti akan mengantarmu pulang dulu, lalu kemudian aku pergi untuk belanja Mingguan sendiri." Di tengah-tengah perjalanan menuju pintu utama rumah sakit. Anastasia yang mendengar itu jelas langsung mendongak, "aku ikut boleh?" tanya Anastasia dengan sorot mata yang penuh dengan harapan. Padahal, dia belum mendapatkan perintah untuk bicara, tapi wanita itu sudah berani mengambil suara. "Kakimu masih dalam masa pemulihan, Anne. Aku tidak mau nanti terjadi apa-apa dan justru membuat keadaanmu semakin parah. Besok Senin tumpukan pekerjaan sudah menunggu kita. Aku akan usahakan kamu bisa puli

  • Terjebak Hasrat CEO Otoriter    32.Sebuah Perlakuan Manis.

    "Kenapa tiba-tiba berhenti?" tanya Anastasia saat melihat tatapan mata Daniel terpaku melihat ke wajahnya. Anastasia tersenyum, wanita itu menghadap ke depan, "Ternyata Melinda seseorang yang berbakat. Padahal, kesan pertamaku kepadanya itu, dia seperti gadis manja yang malas bekerja dan lebih memilih menjadi penikmat-" "Lupakan, lebih baik kita segera ke danau buatan sebelum telat."Daniel menyudahi obrolan tentang wanita bernama Melinda itu. Ekspresi wajahnya pun terlihat kembali datar. Dia mendorong kursi roda Anastasia melewati jalanan setapak berpavling blok yang sisi-sisinya dihiasi semak-semak belukar yang terpotong berbentuk kotak rapi. Tidak memerlukan waktu lama, di sebuah kursi panjang yang menghadap jauh ke depan, ke arah danau buatan yang berair tenang. Ukuran danau itu lumayan luas, dia dibentuk melingkar dengan sisi kiri yang dihias sebuah pohon pinus yang daunnya sudah tidak terlihat lagi. Di ujung depan danau, terdapat sebuah jembatan kayu kecil dengan di ujung je

  • Terjebak Hasrat CEO Otoriter    31.Sebuah Senyum Manis

    "Katakan! Kau bicara dengan siapa tadi? Terdengar sangat seru." Daniel yang berjalan mendekat ke arah ranjang bertanya. Setelah tiba di sana, laki-laki itu langsung memposisikan dirinya untuk duduk di sebelah Anastasia."Karli. Aku tadi bicara dengannya," jawab Anastasia dengan ekspresi wajah yang gugup, "kamu yang buat, kah?" imbuhnya pura-pura bertanya untuk mengalihkan obrolan saat melihat isi nampan yang di mana, di sana ada sepiring Pomodori col riso. Makanan yang terbuat dari campuran tomat, minyak zaitun, nasi, garam, dan merica. Cara pembuatan makanan ini sederhana. Kita hanya perlu memotong bagian atas tomat, mengeluarkan isi di dalamnya, lalu kemudian kita isi kembali dengan mencampurkan isi tomat yang dikeluarkan tadi dengan nasi, garam, merica, dan minyak zaitun. Setelah itu bagian atasnya kita tempel kembali, lalu kemudian masukkan ke dalam oven. Selain makanan itu, di nampan itu juga ada segelas air, sebutir obat, dan juga segulung perban steril, "Apa perban bisa di m

  • Terjebak Hasrat CEO Otoriter    30.Sosok Daniel Yang Berbeda

    Anastasia menggeliat nikmat, merentangkan kedua tangannya ke udara dengan mata yang masih setengah terpejam. Akan tetapi, kenikmatan itu lenyap saat dia tidak senagaja menggerakkan kaki kanannya, membuat kedua matanya melotot dan mulutnya menjerit. "Anne, ada apa?" Daniel keluar dari dalam kamar mandi dengan gerak cepat dan eskpresi wajah yang panik. Rambutnya yang basah, terlihat menjatuhkan tetesan air, "semuanya baik?" tanyanya lagi sembari bergerak mendekat dengan hanya mengenakan handuk yang menutup area pinggang ke bawah. Anastasia yang mendapati itu langsung menganggukkan kepalanya, "Tidak apa-apa kok. Aku tadi tidak senagaja menggerakkannya dan membuat sedikit ngilu." cicit Anastasia dengan ekspresi wajah yang kesakitan. Daniel yang mendengar itu langsung menatap Anastasia dengan datar. Laki-laki itu bergerak membenarkan ikatan handuknya, lalu kemudian dia memposisikan dirinya untuk duduk di sebelah Anastasia yang sedang berbaring. "Aku bantu kamu duduk." Daniel merangkul

  • Terjebak Hasrat CEO Otoriter    29.Mulai Berubah Kah?

    "Kau memang bisa diandalkan, Julio. Terima kasih atas kabar baik yang kau bawa." Daniel memberikan sebuah pujian. Laki-laki itu terlihat mengulas sebuah senyum kecil untuk Julio yang menunduk."Senang bisa mendapatkan pujian dari Anda, Tuan. Tapi, keberhasilan saya juga didukung oleh bahan presentasi yang dibuat oleh, Nona Anastasia. Tanpa itu, Saya tidak mungkin membuat semua orang terkesan." Julio mengangkat pandangannya. Pertama-tama laki-laki itu melihat bangga kepada Daniel, lalu kemudian dia melihat ke arah Anastasia yang saat ini sedang duduk di kursi roda. Iya, setelah banyak melakukan pertimbangan, Daniel menyarankan untuk Anastasia menggunakan kursi roda saja. Hal itu dia lakukan untuk meminimalisir cedera yang di alami si wanita itu. "Memang kinerja Anda sangat bagus, Nona. Setelah Anda bergabung dengan perusahaan, peluang kita mendapatkan tanda tangan kerja sama semakin meningkat. Bukan begitu, Tuan Maximillan." Julio menoleh melihat ke arah Daniel. Laki-laki itu menyu

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status