Share

Rencana Awal

Sekitar pukul sepuluh malam kami sampai di tempat yang dijanjikan oleh Kanisan. Benar apa yang dikatakan oleh Kanisan, bahwa tempat ini adalah tempat teraman, sejuk, dan menenangkan jiwa. Angin malam mendengungkan kasih pada setiap manusia, membelas dada, dan menanamkan rasa cinta di sana. tempat ini beraroma pedesaan, tanpa teknologi tapi maju. Tidak ada lampu-lampu besar seperti di Kulstar bagian kota. Tidak ada moter-moter membingungkan mata. Semuanya serba damai. Bahkan, moter yang ada tidak berjalan dengan terbang, mereka berjalan dengan menggunakan roda-roda biasa.

“Selanjutnya, apakah rencana yang akan kalian lakukan?” tanya Kanisan setelah kami selesai makan malam.

Tempat yang kami diami saat ini hanya menggunakan penerangan dari benda semacam lilin, namun terbuat dari besi. Tadi aku sempat bertanya kepada Nia, tentang benda apakah itu. Dia menjawab bahwa benda itu adalah benda yang biasa digunakan sebagai penerang malam, terbuat dari besi, tanpa ba

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status