Santi alias nia langsung menghampiri papa mama nya, aku sendiri langsung focus ke makanan yang udah di sedain. Dari wanginya pasti mama yang masak. Ada satu makanan yang mau gue incer, yaitu pesmol, udah empat tahun gue cobain ini pesmol..Gue pilih duduk dekat kolam renang, karena nia juga lagi makan bareng orang tuanya,“aku boleh duduk sini?” tanya nia yang ikutan membawa piring.“boleh kok”“tapi aku baru tau kalau kalian berdua benar-benar kembar,bukan sekilas aja,” ucapnya tiba-tiba.“masa?? Tapi wajar sih, aku seputih harsaa, hehe”“tapi lebih berotot dari pada dia, hehehe” santi langsung buang muka setelah bicara seperti itu, entah itu pujian atau apa,“kamu suka yang berotot?”“hmm,, iah lebih gentle, tapi ngak juga gak apa-apa kok” jawabnya langsung masuk kedalam karena makanannya sudah habis. Kalau gue belum masih mau gado ikan.“haraa.. kamu di cariin mama kamu tuh” ucap nia kembali lagi membawa piring, tapi isinya buah.“kenapa?”“ikan pesmolnya gak ada sisa, tinggal bumb
Aku langsung huka satu per satu, album fotonya, tepatnya saat aku masih taman kanak-kanak, disana aku masih terlihat gendut, hitam, rambut ala dora.Foto saat ulang tahun hara dan harsa, aku berdiri jauh dari seseorang, aku gak bisa bedain mana harsa dan hara kecil.Yang jelas antara mereka yang suka jailin aku terus menerus, dari foto juga sudah terlihat anatara harsa hara juga yang seolah menjahuiku.“harsa atau hara sebenarnya yang sering baut aku nangis” aku masih belum bisa menebaknya, dan di antar dia juga yang baik sama aku.Aku memilih melanjutkan fotonya nanti saat di kamar, pasti bella juga belum lihat.Tapi saat aku masuk ke kamar, bella tak di kamar, aku kembali keluar mencari bella, termasuk penasaran ke kamar atas.“pasti itu kamarnya hara,”“haraaa tok tok tok” kataku mencoba membuka pintunya, tak di kunci, tetapi tidak ada siapapun, harsa mau pun hara.“ngghh nghh” suara lenguhan bukan berasal dari kamarnya, tetapi di kamar lain, aku mencoba kembali mendengarkannya lag
“haaaaaa” aku langsung bangun di kamarku begitu mengingat tadi malam. Apa itu memang mimpi atau memang aku tidur di pelukannya hara.Aku langsung keluar kamar,ke lantai atas tempat hara tidur. Pintu kamarnya tak tekunci, aku langsung masuk kedalam. Udara dingin AC langsung terasa menusuk tulang, tapi tak ada orangnya, aku langsung ke kamar satunya,“har” aku angkat selimutnya, teryata itu harsa, dan di sampingnya bella, mereka sama-sama telanjang bulat. Bearti tadi malam itu bukan mimpi, beberapa bekas condom pun berceceran di lantai. Suasana rumah benar-benar sepi, setiap kamar tak da hara dimanapun, papa mama juga masih tidur,“non cari siapa?” tanya seseorang pas aku keluar rumah, siapa tau di ada di taman depan, atau sejenisnya.“cari hara pak, bapak liat?”“ohh den hara, tadi malam dia pergi buru-buru non, ““haaaa??”“sama siapa pak?”“sendiri, bawa mobil juga tuh non/”“kemana pak?”“gak tau juga, den hara bilangnya urusan darurat” pikiranku langsung ke babeh resin, pasti ada t
***Gue isitrahat duduk bersandar tak jauh dari ruangan rawat babeh, jujur tangan langsung gemetar sekarang,Santi tak berkata apa-apa, tetapi tangan gue di pegang erat. Sambil membiarkan kepala gue di bahunya.“malu banget rasanya teriak-teriak kayak tadi” gumam gue ketawa kecil sambil menghela nafas panjang.“iah di tambah, pertama kali aku lihat kamu nangis, kayak tadi”“aku gak nangis loh, cuman sedikit meneteskan aja”“sama aja, mata kamu merah gitu,” potongnya“tapi nangis bukannya lemah tau, kamu bilang kan, kita boleh nangis hanya dengan satu masalah yang sama,?”“hmmm. Emang pernah ngomong gitu?”“issshh,” desisnya kasih bibir bebek,“oh ia har.. tadi ada yang cariin seseorang, kasih unjuk sesuatu”“apa?”“foto, tapi mirip babeh” bisiknya sambil noleh kiri kanan.“dimana?”“ehh ituuu orangnyaaa!” tunjuk santi ke arah empat orang, terdiri dari dua lelaki, dua perempuan, yang satunya udah ibu-ibu tiga lainnya masih sekitar umur tiga puluhan.Gue langsung bangun hadang mereka p
PrologNia-Roda kehidupan memang benar adanya, dan aku mengalaminya sekarang. Berada di titik paling bawah saat ini.Dan baru satu minggu kami tinggal disini, setelah tiga kali pindah tempat, dan sekaligus ini pertama kalinya aku tinggal kontrakan agak lebih besar di banding kemarin,Aku masih benci sama papa, karena kesalahannya menjadi kami seperti ini. Alasannya tak mau aku ungkap sekarang karena aku masih belum terbiasa seperti ini, walau sudah berjalan enam bulan lamanya.Tapi saat ini papa bekerja di teman lamanya sebagai driver juga selama enam bulan ini, terkadang mama juga ikut.“Sarapan san..,” ucap mama“Nanti ma, aku udah telat” aku bohong ke mama, karena di meja cuman ada satu piring, aku sengaja gak makan itu karena buat mama, pasti dia belum sarapan.“Kamu mau kemana?”“ada panggilan kerja, “ kataku dengan wajah datar karena aku mendapat lowongan kerja dari temannya papa juga. Gak ada salahnya aku coba.“Ya udah, jangan lupa makan yahh” aku senyum ke mama, karena itu j
Harsa-Ada tikus yang tak tau aturan masuk dalam kantor, “Panggil Kepala HRD kesini!!” teriakku kesal saat menelpon bagian HRD, ada seseorang yang masuk keruanganku tanpa izin,“Itu pak, ibu ayu” ucap salah seorang bawahanku,“Kumpulin semua Office Boy di tempatnya, sekarang!!” pintaku sedikit geram, apa mungkin itu orang yang aku pecat kemarin, dia mau balas dendam karena itu. Office Boy yang mencoba menguntitku untuk mencari aib dari diriku.“Sudah semua pak,” kata Ibu Ayu, aku langsung menuju ke ruangan tempat para Office Boy berada,Mereka semua langsung berdiri saat aku datang, memang harus seperti itu seharusnya, mereka juga berjajar rapih seperti mau upacara.Aku tak masuk ke dalam karena sirkulasi udaranya tak bagus untuk di hirup, dan membiarkan ibu Ayu yang mengurusnya, aku ingin melihat orangnya pasti ada salah satu dari mereka.“Siapa yang tadi bertugas membersihkan gedung empat silahkan maju ke depan” ada sepuluh orang yang maju ke depan.Aku langsung melirik ke salah satu
NiaSampai rumah juga, untung ada tukang ojek. Jadinya gak terlalu malam, pasti mama udah tungguin.“Aku pulang” ucapku“Ma… aku bawa makanan” kataku, pas mama lagi buka kulkas.“Apa itu?”“Nasi goreng, sama sate, aku dapat tips karena kerjaan aku” kataku setengah berbohong, karena uang aku terima berasal dari boss aku.Dia bilang itu uang ganti rugi, dan nilainya cukup besar. Hampir dua juta rupih, karena lima ratus ribunya di potong sama bu ayu.“albert pulang hari ini ma?” Tanya gue selesai makan malam, tapi belum mandi.“Iah, dia lagi di jalan, dia lagi libur semester” aku angguk pelan aja, karena albert lebih mandiri dari aku, jadi gak kwahtir dia kesasar pulang kesini.Hawanya memang beda dari rumah, hawa panas masih menyengat kalau udah malam hari. Karena gak ada AC sekarang, cuman kipas angin.Dan papa pulang satu minggu satu kali, bahkan lebih.Selesai mandi aku langsung ke kamar, kamar aku tak terlalu luas cukup taruh lemari, meja kecil, dan satu tempat tidur susun. Albert ti
Harsa-Benar kata budi, kalau begini terus dorongan seksual aku semakin gak kendali. Dan bodohnya taruh hasil check up di meja. cewek itu kembali melihat apa yang gak harusnya dia lihat. ini cukup buat aku tertekan.“Sorry gue telat harsa.. macet banget di jalan” suara budi masuk ke kantorku, memang aku sengaja panggil dia kesini.“oke no problem” jawabku yang mondar mandir di ruangan. memikirkan kalau ada mata-mata dari perusahaan lain, sepertinya aku memikirkan berlebihan karena mata-mata perusahaan biasanya ada di film film sana.“Gak bisa besok? Apa, udah sore pula” budi langsung kasih amplop coklat, dan pasti isinya hasil yang kemarin.“Gue mau kasih tau hal penting, bud..” kataku..“Itu cewek lihat berkas gue checkup ke psikiater” lanjutku, budi langsung noleh dengan wajah yang terkejut.“Maksud lo Office Girl itu?” aku cuman angguk pelan.“gila, kenapa gak lo langsung pecat?, kalau dia kasih tau tentang lo, bisa jadi scandal besar di perusahaan lo sendiri harsa!”“Gue tau bud…