Home / Romansa / Terjebak Pesona Pria Dingin / Bab 3 Ketegangan di Ruang Rapat

Share

Bab 3 Ketegangan di Ruang Rapat

Author: Nona_Anisa
last update Last Updated: 2023-10-12 10:48:20

Alland dan Vindy saat ini sedang berada di ruangan pertemuan, suasana di ruangan itu terasa dingin dan sunyi. Banyak sekali barang-barang mewah dan megah yang tertata rapi, belum lagi toples-toples cantik berisi kue yang menghiasi meja. Bunga Lily, Matahari, Mawar, dan Tulip juga ikut menghias agar ruangan itu terasa indah. Di dalam ruangan itu keduanya disibukkan dengan pekerjaannya masing-masing, Alland dengan laptopnya sementara Vindy sibuk dengan berkas-berkasnya. Tak lama kemudian pintu ruangan diketuk dari luar, dengan tegas Alland menyuruh orang itu untuk masuk. Alland menatap Vindy yang sibuk dengan berkas-berkas dihadapannya, pintu kemudian terbuka dan menampilkan sosok pria muda yang Alland kenal.

”bagaimana kabarmu, Alland?" tanya pria itu.

”Seperti yang kamu lihat, Aaron," balas Alland, "Bagaimana kabarmu sendiri?"

"Ya, diriku baik-baik saja. Aku kemari untuk mengundang dirimu makan malam di sebuah Restoran terkenal," ujar pria itu.

”Kapan itu?" tanya Alland dingin.

"Besok malam," balas Aaron.

"Jam berapa?" tanya Alland.

”Jam setengah delapan malam di Restoran Rose. Kalau perlu kau ajak juga kekasihmu itu agar dia bisa berteman dengan Anna," balas Aaron.

"Kau beruntung jadwalku kosong besok malam. Tentu saja aku akan mengajaknya karena dia harus selalu bersamaku kemana-mana," ujar Alland.

"Baiklah, Alland. Sampai jumpa besok malam dan aku akan kembali ke Kantor milikku!" tegas Aaron.

Alland hanya mengangguk dan pria itu akhirnya pergi dari hadapan mereka. Setelah kepergian Aaron, Alland menatap Vindy yang sejak tadi berdiri dan hanya diam tanpa bersuara.

"Jadi, Vindy. Apa penyebab kedua orangtuamu meninggal?" tanya Alland.

"Mereka mengalami kecelakaan, Tuan Harrison. Sampai saat ini jasadnya belum juga ditemukan," balas Vindy.

”Kecelakaan apa?" tanya Alland lagi.

"Pesawat terbang," balas Vindy pelan.

"Apa kamu tahu mereka naik pesawat apa?" tanya Alland.

"Ya, Tuan. Pesawatnya adalah JD2467," balas Vindy, "Mereka berencana pergi ke London, Inggris."

Alland mengangguk paham dan dia mengirimkan pesan kepada sahabatnya yang merupakan seorang Hacker terkenal.

"Siapa nama kedua orangtuamu?" tanya Alland.

"Arsene Daffano dan Vilia Marcella Daffano," balas Vindy.

"Baiklah. Aku sudah minta sahabatku untuk mencari informasi tentang kecelakaan itu. Saya akan mengabari kamu lagi nantinya," ujar Alland.

"Terimakasih, Tuan. Saya benar-benar bersyukur karena anda membantuku," ujar Vindy.

Alland hanya mengangguk dan tersenyum tipis, dia kembali fokus pada pekerjaannya.

"Tuan. Tuan Kevin sebentar lagi akan sampai. Tuan Rudolf baru saja mengabari,” ujar Vindy.

"Baiklah. Siapkan berkas-berkas yang diperlukan untuk pertemuan kali ini," ujar Alland.

"Baik, Tuan."

Vindy pun pergi meninggalkan Alland sendirian di ruang pertemuan.

***

Vindy tidak bisa berhenti tersenyum di dalam lift menuju lantai paling bawah Perusahaan Harrison Corporation, dia mulai merasakan adanya rasa ketertarikan terhadap Alland Edbert Edric atau Erland Dallin Harrison. Detak jantungnya berdetak sangat kencang, saat berada satu ruangan bersama Alland. Vindy tidak menyadari bahwa pintu lift terbuka, banyak pasang mata yang menatap aneh kearahnya. Ada juga yang berbisik sinis satu sama lain dan memandang tidak suka pada Vindy, meski begitu banyak pasang mata yang memandangnya dengan tatapan ramah bersahabat.

"Vindy!" teriak seseorang dari kejauhan.

Vindy yang mengenali suara tersebut lagi melirik kearah gadis itu.

"Hai," sapa gadis itu dengan ramah.

"Erlina," ujar Vindy dengan nada lembut.

Gadis itu tersenyum dan langsung memeluk erat Vindy.

"Terimakasih ya," ujar Erlina.

"Terimakasih untuk apa, Erlina?" tanya Vindy bingung.

"Terimakasih karena kamu telah mengungkapkan kebenaran tentang Pak Gabriel dan Pak Keenan kepada Tuan Harrison. Pemilik Perusahaan Harrison Corporation dan aku mengucapkan selamat atas pengangkatan kamu sebagai Sekretaris pribadi Tuan Erland," balas Erlina.

Vindy terkejut bukan main dan dia hanya diam saja.

"Kenapa melamun? Aku lupa menceritakan siapa Pemilik Perusahaan ini saat pertama kali kamu bekerja," ujar Erlina.

Vindy hanya mengangguk dan tersenyum hangat.

"Terimakasih ya, Erlina. Berkat kamu juga aku menjadi Sekretaris pribadi dari sahabat baik Tuan Erland. Kamu jangan sedih ya Vindy karena kita akan berpisah, tapi aku akan mengatur waktu untuk bisa berkumpul denganmu," ujar Erlina, "Kamu tahu, Vindy. Kita juga akan berpisah dengan Vilia dan Elvira juga."

"Sama seperti kamu dan aku. Mereka juga akan menjadi Sekretaris dari sahabat baik Tuan Erland," ujar Erlina.

"Aku sangat bahagia mendengarnya," ujar Vindy.

Vindy memeluk erat sahabatnya.

"Jadi kalian bersahabat?" tanya seorang pria yang baru saja datang.

Keduanya tampak terkejut dan sontak menatap kearah pria, dengan balutan setelan jas formal berwarna hitam. Vindy menyadari siapa pria tersebut lewat nama tag yang tertera pada pakaiannya, Vindy langsung membungkuk hormat.

"Tuan X," hormat Vindy.

"X?" tanya pria itu heran.

"Silahkan, Tuan. Anda sudah ditunggu Tuan Erland di ruang pertemuan dan saya akan mengikuti dari belakang," balas Vindy.

Pria itu hanya menghela nafas panjang, bukan itu jawaban yang dia inginkan dari Vindy. Pria itu akhirnya pergi dari hadapan Vindy serta Erlina, Erlina mengisyaratkan untuk mengikuti pria tersebut.

***

Sesampainya di ruangan...

Erland mempersilahkan sahabatnya untuk duduk dan meminta Vindy untuk menyiapkan minuman dan makanan, agar selama perbincangan serius berlangsung. Mereka bisa menikmatinya tanpa harus menunggu lama, Erland adalah sosok Owner yang patut dijadikan motivasi.

"Apa dia Sekretaris pribadimu?" tanya pria itu.

"Ya. Ada apa?" tanya Erland dingin.

"Dia sangat unik. Baru kali ini aku dipanggil Mr. X," balas pria itu.

Erland mengangguk paham.

"Ya. Maka dari itu aku menjadikannya sebagai Sekretaris pribadiku!" tegas Erland, "Mommy juga sangat menyukainya dan berharap aku mengajaknya lagi, ketika nanti diriku mengunjunginya."

Pria itu hanya mengangguk dan tersenyum tipis.

"Lalu, gadis mana yang kamu berikan padaku untuk menjadi Sekretaris pribadiku. Apakah Erlina sahabat baik gadismu?" tanya pria itu.

"Ya, kau benar. Apa kamu mau membawanya langsung setelah kita selesai berbincang penting?" tanya Erland.

"Besok saja. Aku ingin melihat mereka menghabiskan waktu dahulu,” balas pria itu.

Tak lama kemudian Vindy datang membawa minuman dingin dan kue bolu.

"Kamu pergi kemana?" tanya Erland.

"Saya baru selesai membuat kue bolu," balas Vindy.

"Kamu bisa membuat kue bolu?" tanya Erland antusias.

"Ya, Tuan. Sejak berusia 15 tahun aku sudah bisa membuatnya termasuk makanan yang lembut lainnya,” balas Vindy.

"Saat ini kamu tinggal bersama dengan siapa?" tanya Erland.

"Saya tinggal bersama Nenek," balas Vindy.

Erland mengangguk dan tersenyum.

"Duduklah. Kita akan memulai perbincangan penting ini," ujar Erland.

Vindy hanya mengangguk dan akhirnya mereka berbincang-bincang dengan fokus. Disela-sela pembicaraan, Erland malah asik menikmati kue bolu buatan Vindy. Kini kue itu hanya tersisa beberapa potong lagi, Mr. X hanya diam dan tampak berdoa agar kue bolu itu tidak habis.

"Aku sudah kenyang. Xavier kau habiskan kuenya," ujar Erland.

Erland meminum jus lemon miliknya dan akhirnya perbincangan penting selesai.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak Pesona Pria Dingin   Bab 40 Kelahiran Sang Pewaris Kembar ( Tamat )

    Tak terasa waktu berjalan begitu cepat, berbulan-bulan telah dilewati oleh Alland dan Vindy. Mereka merasa sangat bahagia, dalam kedamaian dan ketenangan kehidupan mereka. Malam ini tampak sangat cerah, karena diterangi oleh sinar bulan purnama. Alland dan Vindy sedang menikmati suasana malam, yang terlihat sangat romantis. Keduanya menikmati susu jahe dan kue jahe, Alland mengusap lembut kedua tangan lalu menciumnya.Tatapan mata keduanya terlihat saling mengikat satu sama lain, debaran jantung mereka berdetak seirama. Tatapan Alland beralih pada perut Vindy yang semakin besar, tidak akan lama lagi anak kembarnya akan segera terlahir ke dunia ini dan membuat suasana semakin ramai dengan tangisan bayi."Sayang. Pada akhirnya semua berjalan dengan baik, tidak ada lagi penghalang atau musuh yang akan menganggu hubungan kita. Terimakasih telah mendampingi diriku dan selalu bersabar dengan sikap dan sifat yang ku miliki," ujar Alland."Sayang. Pada dasarnya aku pun memiliki banyak kekur

  • Terjebak Pesona Pria Dingin   Bab 29 Kemenangan Bagi Keluarga Edric dan Kematian Musuh

    "Mereka sudah masuk dalam jebakan kita, Alland. Kakak Alvian kau sudah siap menyambut mereka bukan?" tanya Jack."Tenang saja Jack. Aku sudah siap dengan senjataku dan menyambut mereka," balas Alvian.Alland melihat musuh sudah masuk ke dalam Mansion, mereka tampak tertawa terbahak-bahak."Lihatlah teman-teman. Keluarga Edric sangat bodoh sekali, mereka bahkan tidak menjaga Mansion nya dengan pengawalan. Kesempatan bagi kita untuk mencabut nyawa mereka!"Alland tersenyum menyeringai dan menatap musuh dengan tatapan tajam."Mereka sombong sekali!" tegas Alland."Kesombongan adalah awal dari kehancuran, Alland. Mereka akan hancur dengan sifat mereka!" tegas Jack."Aku akan bergerak mendekat tanpa disadari oleh mereka!" tegas Alvian."Hati-hati Kakak Alvian. Tetaplah waspada!" tegas Jack dan Alland."Aku akan baik-baik saja. Jangan terlalu khawatir!" tegas Alvian.Alvian pun bergerak perlahan mendekati musuh, pria berambut pirang itu menodong pistol pada pria tua berkepala botak."Kakek t

  • Terjebak Pesona Pria Dingin   Bab 28 Menyusun Rencana

    Pesta untuk merayakan kehadiran pewaris keluarga Edric, berlangsung dengan sangat meriah. Alland mengundang teman-teman dan klien bisnisnya, Allard pun mengundang seluruh anggota mafia yang bersahabat dengannya. Jack Archer mendekati Alland, lalu membisikkan sesuatu hal penting. Alland hanya mengangguk saja, mempertajam pandangan dan pendengaran. Alland menatap anak buahnya, tatapan itu dimengerti oleh para penjaga nya, mereka langsung menyebar ke seluruh Mansion.Para tamu mulai mendatangi Vindy, bersalaman dan memberikan ucapan selamat. Vindy merasa sangat bahagia, dia telah memberikan yang terbaik untuk keluarga besarnya. Alland tersenyum melihat kebahagiaan yang terpancar dari wajah istrinya, mereka akan segera menjadi orang beberapa bulan lagi dan hal itu semakin membuatnya menjadi pria yang sangat ketat.Malam ini Alland mengenakan jas formal berwarna biru, yang senada dengan gaun pesta milik istrinya."Kamu sangat cantik hari ini sayang," bisik Alland."Kamu juga terlihat lebih

  • Terjebak Pesona Pria Dingin   Bab 37 Pertemuan Dua Mafia Terkenal

    Alland Edbert Edric dan Jack Archer kini saling berhadapan, dua mafia terkenal di Kota New York Amerika Serikat itu saling berjabat tangan karena hari ini adalah pertemuan pertama mereka, setelah sekian lama tidak bertemu. Kedua nya di dampingi oleh pasangan masing-masing, berbeda dengan anggota mereka yang hanya datang sendirian tanpa ada yang menemani.Vindy tersenyum melihat gadis yang lebih muda dihadapannya."Kita bertemu lagi, Alland. Sudah berapa lama kita tidak bertemu?" tanya Jack dengan nada tenang, akan tetapi sangat waspada."Sepertinya sudah dua belas tahun kita tidak bertemu. Bagaimana kabarmu sahabatku?" tanya Alland."Pelayan," ujar Jack.Tak lama kemudian pelayan pun datang, mereka menundukkan kepalanya sebagai tanda menghormati."Bawakan makanan serta minuman untuk sahabatku ini. Katakan pada para pengawal untuk selalu memperketat penjagaan!" tegas Jack."Baik, Tuan."Para pelayan pun pergi meninggalkan Jack Archer."Jack. Kenalkan dia adalah istriku tersayang, Vindy

  • Terjebak Pesona Pria Dingin   Bab 36 Bertemu Dua Keluarga

    Satu minggu pun berlalu, saat ini Alland dan Vindy telah sampai di Mansion keluarga Edric. Mereka berdua di sambut hangat, oleh kedua orang tua mereka. Carlina yang sangat antusias melihat kedatangan putra-putrinya, langsung memeluk keduanya.Carlina menatap perut Vindy yang mulai membesar, wanita paruh baya itu mengusapnya dengan penuh kasih sayang."Selamat datang cucuku," ujar Carlina.Vindy tersenyum dan mencium tangan Carlina dengan penuh kebahagiaan."Akhirnya kalian datang juga," ujar Allard.Allard memandangi kedua anak-anaknya, dengan penuh kelembutan dia sangat senang dengan kehamilan Vindy. Keluarga Edric akan segera memiliki cucu, Mansion ini akan sangat ramai."Daddy sangat senang mendengar kabar kehamilan mu nak. Kami akan punya cucu," ujar Allard."Terimakasih, Daddy. Aku sangat senang bisa memberikan hadiah terindah untuk keluarga ini," ujar Vindy."Daddy, Mommy. Kita bicara di dalam saja karena aku khawatir ada mata-mata musuh yang mendengarnya," ujar Alvian."Kamu be

  • Terjebak Pesona Pria Dingin   Bab 35 Kembali Ke New York

    Alland dan Vindy membungkuk hormat, menghormati wanita yang statusnya sebagai Grand Duchees di Negara Rusia."Selamat datang, Grand Duke dan Grand Duchees. Kami sangat senang melihat anda berdua datang kemari," ujar pemilik restoran tersebut.Erik dan istrinya hanya mengangguk, sebagai jawaban dari sambutan tersebut.Pemilik Restoran itu bahkan sudah menyiapkan tempat yang khusus, untuk tamu kehormatan mereka yang berasal dari keluarga bangsawan."Terimakasih atas ucapannya, Grand Duke dan Grand Duchees. Kami merasa sangat senang," ujar Alland dan Vindy.Alland dan Vindy saling memandang, sepertinya mereka harus berpamitan hari ini untuk kembali ke New York besok."Kami juga ingin berpamitan kepada anda berdua, karena besok akan kembali ke Amerika lagi," ujar Alland dan Vindy."Kenapa cepat sekali?" tanya Erik."Kedua orangtua kami sudah sangat rindu," balas Vindy cepat.Erik mengangguk dan mengerti dengan apa yang dikatakan oleh Vindy."Baiklah nak. Kami mengerti hal itu dan kapan-kap

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status