Share

Bab 4 Pertemuan Kedua

Satu Minggu pun berlalu dengan cepat, setelah pertemuan menegangkan itu keduanya tidak saling bertemu kembali. Erland pergi ke Rusia untuk melakukan pertemuan dengan kliennya, Erland sengaja tidak mengajak Vindy. Jika Vindy ia bawa maka Perusahaan tidak ada yang memimpin, jadi dia memutuskan untuk pergi sendirian saja. Vindy juga jarang sekali bertemu dengan ketiga sahabatnya, mereka seperti disibukkan dengan urusan penting masing-masing. Saat ini Vindy sedang berlibur di Taman Hiburan anak-anak, dia mengenakan pakaian santai tetapi tetap tertutup untuk melindungi dirinya sendiri. Saat dirinya asik mengambil beberapa gambar, tiba-tiba saja seorang anak laki-laki tidak sengaja menabraknya sehingga ponselnya jatuh ke tanah. Anak itu tampak ketakutan, wajahnya pusat pasi, dan tangan mungil itu gemetar hebat.

"Aunty maafkan Robert. Aku tidak sengaja menjatuhkannya. Ada musuh Uncle Kelvin yang mengejar diriku dan ingin menculik Robert," ujar Robert.

Vindy menatap Robert dengan penuh kelembutan, lalu memeluknya dengan erat. Robert merasa nyaman lalu membalas pelukan Vindy, dengan sangat erat.

"Ayo pergi dari sini. Mereka yang ingin menculik kamu bisa saja menemukan kita," ujar Vindy.

Vindy pun menggendong Robert, lalu membawanya pergi ke tempat yang aman. Saat ini Vindy dan Robert berada di toko Ice Cream, Robert tampak senang.

"Aunty. Aku ingin makan Ice Cream rasa coklat apa boleh?" tanya Robert.

"Tentu saja anak manis. Kamu tunggu di sini ya, Aunty mau beli dulu. Jangan kemana-mana ya sayang," balas Vindy.

Vindy pun pergi meninggalkan Robert.

"Daddy kamu di mana? Paman Kelvin meninggalkan aku sendiri," ujar Robert.

Robert menangis tanpa sadar. Di sisi lain pria bernama Kelvin itu sedang sibuk mencari Robert keponakannya yang hilang, dia bisa dipenggal sang kakak karena lalai menjaga anaknya.

"Robert kamu di mana sayang. Uncle bisa dipenggal Daddy mu karena menghilangkan dirimu," ujar Kelvin.

Tak lama kemudian ponselnya berdering, Kelvin menegang saat tahu siapa yang meneleponnya.

[Halo, Kakak. Jangan khawatir Robert aman bersamaku,]

[Dari nada bicaramu tampak gugup, Kelvin. Apa ada masalah dan kau tidak berbohong mengenai Robert kan?]

[Tentu saja tidak kakak. Sudah dulu ya Robert memintaku pergi ke Toko Ice Cream.]

Kelvin memutuskan sambungan teleponnya membuat pria diseberang sana kesal bukan main.

"Toko Ice Cream. Ide bagus untuk mencari Robert di sana," ujar Kelvin.

Kelvin pun memutuskan untuk segera pergi ke toko Ice Cream.

***

Vindy duduk di samping Robert dan memberikan Ice Cream tersebut kepada anak laki-laki itu, Robert tersenyum dan memeluk erat Vindy.

"Terimakasih banyak, Aunty,” ujar Robert.

Vindy diam dia menatap pria yang dia kenal, selama beberapa hari yang lalu sedang asik bercanda dengan seorang gadis kecil.

"Aku seperti mengenal pria itu, dia penyuka anak kecil juga senang melihatnya. Gadis kecil itu siapa ya kira-kira?" tanya Vindy dalam hati.

Vindy tersenyum dan kembali fokus kepada Robert. Dari kejauhan pria itu tampak asik menatap Vindy dan Robert, gadis kecil itu menyadari arah tatapan pria itu lalu tersenyum hangat.

”Kakak sedang jatuh cinta ya pada Kakak Vindy? Mommy bilang Kakak Alland cocok bersanding dengan Kakak Vindy," ujar gadis itu.

"Amilia. Kamu ini bicara apa sayang?" tanya Alland.

Alland malu luar biasa dan menyembunyikan wajahnya yang memerah dengan buku dihadapannya, sang adik hanya tertawa geli dan dengan kejahilannya dia mengabadikan momen tersebut.

"Wajah kakak tidak bisa dibohongi," ujar Amilia.

"Sudahlah habiskan Ice Cream Strawberry dan Coklatnya," ujar Alland.

Alland masih terus mengawasi Vindy, Amilia malah asik menggoda dirinya. Saat Robert akan menikmati Ice Cream nya tiba-tiba saja datang Kelvin, Kelvin langsung membuangnya dan marah-marah.

"Bocah nakal ternyata kamu di sini. Bukankah aku sudah bilang jangan pergi kemana-mana!" bentak Kelvin.

"Tuan. Anda tidak boleh berbicara seperti itu pada anak-anak sebelum mendengarkan penjelasannya," tegur Vindy.

"Dan siapa kau berani mengaturku!" bentak Kelvin.

Dari kejauhan Alland sangat kesal mendengar perlakuan kasar Kelvin, dia langsung mengajak Amilia menemui Vindy.

"Uncle jahat sama Aunty Vindy!" teriak Robert.

"Hebat sekali kamu bocah nakal. Berani berteriak pada Uncle ya?" tanya Kelvin dengan senyuman menyeringai.

Kelvin ingin menampar Robert, tetapi Alland datang secara tiba-tiba dan mencekal lengannya.

"Apa seperti ini caramu memperlakukan anak-anak. Terlebih lagi dia adalah putra dari kakak sepupumu?" tanya Alland dengan nada dingin.

"Siapa kau? Berani sekali mencampuri urusanku dengan keponakanku dan juga gadis kurang ajar ini," balas Kelvin.

Kelvin menunjuk kearah Vindy dengan tatapan tajam dan penuh dengan kebencian.

"Aku adalah Erland Dallin Harrison. Pengusaha terkenal di Eropa dan seluruh dunia sekaligus klien penting kakak sepupu dirimu!" tegas Erland.

Tak lama kemudian datanglah seorang pria dengan setelan jas formal berwarna putih, dia datang bersama istrinya. Pria itu adalah Aidan Maverick Steward, pemilik Perusahaan terkenal nomor dua seluruh dunia yaitu Maverick Corporation dan disampingnya adalah sang istri Alma Aurora Maverick Steward.

"Daddy, Mommy," ujar Robert.

Robert langsung memeluk erat Alma dan menangis.

"Robert. Kamu kenapa sayang?" tanya Alma panik.

"Uncle Kelvin jahat. Dia ingin menamparku karena kesalahannya sendiri," balas Robert.

"Apa!" teriak Aidan.

Alma mengusap punggung Aidan agar tenang dan mengendalikan kemarahannya.

"Jangan percaya pada Robert kakak. Dia masih anak-anak," ujar Kelvin panik, "Nona Vindy ingin menculik Robert dan aku berhasil mencegahnya."

Alland tidak terima dengan kebohongan Kelvin dan langsung angkat bicara.

"Hentikan semua omong kosong mu, Kelvin!" bentak Alland kesal, emosinya benar-benar tidak bisa ditahan lagi.

"Tuan Kelvin berbohong. Aku hanya mengamankan Robert dari musuh anda yang ingin menculiknya, Robert tidak sengaja menabrak ku dan dia sangat ketakutan," jelas Vindy.

Vindy menenangkan dirinya agar selalu tenang dan tidak emosi.

"Aku sudah bertanya pada Robert dan dia berkata Uncle Kelvin sibuk sendiri dengan kekasihnya. Robert merasa diabaikan dan akhirnya anak itu pergi," lanjut Vindy.

Alma menatap Robert dan memeluknya erat.

"Sayang. Apa benar yang dikatakan Aunty Vindy?" tanya Aidan.

"Benar, Daddy. Perkataan Aunty Vindy adalah kebenaran yang sebenarnya," balas Robert.

Aidan mengepalkan tangannya dan menampar Kelvin.

"Pengaruh buruk wanita ular itu sudah membuatmu menjadi pria bodoh. Kau tidak bisa bertanggung jawab ketika diriku menitipkan putraku padamu!" bentak Aidan, "Aku benar-benar kecewa padamu dan semoga, tamparan dariku mampu menyadarkan mu bahwa wanita membawa pengaruh buruk terhadapmu. Sialan kau Kelvin!"

Alland membawa pergi Vindy tanpa sepatah kata pun, keluar dari toko tersebut meninggalkan Aidan, Alma, Robert, dan Kelvin.

"Aku akan memberitahu tentang ini kepada seluruh keluarga!" tegas Aidan.

Aidan pun membawa pergi Alma dan Robert, mereka meninggalkan Kelvin sendirian. Kelvin sangat marah kepada Vindy, dan dia bertekad akan membalas dendam untuk setiap penghinaan serta tamparan Aidan yang dilakukan dihadapan semua orang.

"Aku akan membalas dirimu, Nona ...."

Kelvin tersenyum menyeringai lalu pergi.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status