Share

Semoga Tidak Bangun Lagi

Penulis: Nona Ekha
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-03 13:08:01

"Bagaimana keadaannya, Dok?"

"Setidaknya ada kemajuan, Tuan."

Langit menatap Mahendra dengan tatapan dingin. Sangat tak disangka, ternyata papa tirinya masih mempunyai keinginan untuk hidup. Padahal dia selalu berdoa agar Mahendra cepat mati.

"Bagus," katanya dengan suara tajam. "Selain aku, apa ada orang lain yang datang menjenguknya?"

"Ada seorang wanita muda yang datang menjenguknya, Tuan. Bahkan wanita itu juga yang melunasi tagihan Tuan Mahendra."

Langit bisa menebak kalau wanita yang dokter maksud itu pasti Leta. Mengingat cek itu, membuatnya tersenyum menyeringai.

'Masih ada cara lain untuk menghancurkanmu, Tuan Mahendra. Okelah Anda masih bisa hidup, tapi lihat saja, aku akan membuat hidupmu seperti berada di neraka,' batin pria itu dengan senyum licik.

"Apa dia sering datang ke sini?" tanya Langit lagi.

Dokter itu tampak terdiam sejenak, kemudian menggeleng pelan. "Tidak, Tuan. Dia jarang menjenguk. Itupun kalau tidak karena pihak rumah sakit yang menghubunginya terlebih dahulu, dia tidak akan datang."

'Menarik.'

"Apa Anda mempunyai nomor wanita itu yang bisa dihubungi?"

"Ada, Tuan."

"Bisa minta nomor teleponnya?" tanya Langit lagi.

Ya, semenjak Leta memutuskan untuk menikah dengan papanya, nomor wanita itu sudah tak bisa dihubungi lagi. Leta benar-benar berniat menjauhinya, atau bahasa kasarnya ingin melupakannya.

"Bisa, Tuan." Dokter itu tampak mengecek ponselnya, kemudian menyodorkannya pada Langit, "ini, Tuan."

Langit mengetik nomor ponsel Leta dengan cepat, kemudian dia mengembalikan ponsel dokter itu.

"Terima kasih."

"Sama-sama, Tuan."

"Anda boleh pergi dari sini, aku ingin mengobrol dengan dia," usir Langit.

"Baik, Tuan."

Setelah melihat dokter itu pergi, barulah Langit mendekati papanya yang saat ini tak berdaya itu.

"Kenapa Anda tidak mati saja, Tuan Mahendra?" lirih Langit. "Padahal aku sangat berharap hal itu, loh. Tuan Mahendra, mungkin Anda telah berhasil menikahi kekasihku, tapi sayangnya kenapa nasibmu jadi seperti ini? Apa Anda tidak takut kalau Leta pergi ke lain hati? Oh, tapi Anda tenang saja, aku yang akan menggantikan peran Anda sebagai suami. Gimana? Aku baik hati, kan? Padahal kalian udah jahat banget loh sama aku, tega khianati aku, tapi aku masih berbesar hati untuk menggantikanmu sebagai peran suami. Oh ya, satu lagi, selain jadi pengganti peran suami, aku juga yang akan mengelola perusahaanmu, bukan hanya itu saja, aku akan pindah alihkan perusahaanmu itu menjadi milikku. Aku baik banget, kan?" kata pria itu lagi seraya terkekeh pelan.

Lalu raut wajah Langit berubah menjadi serius. "Kutunggu kesembuhanmu, Tuan Mahendra. Aku pastikan setelah kamu bangun nanti kamu tidak mempunyai satu pun yang saat ini kamu miliki. Tapi aku sangat berharap, lebih baik kamu tidak pernah bangun saja, daripada harus menyaksikan kenyataan pahit, lebih pahit dari apa yang aku rasakan." Tangan pria itu mengepal erat.

***

"Kau sudah menggunakan cek itu, kan?" tanya Langit tanpa basa-basi.

Leta tertunduk, tak berani menjawab.

"Itu artinya kamu sudah memikirkan apa yang aku tawarkan. Jadi di antara dua pilihan yang aku kasih, kamu pilih yang mana?" tanya Langit lagi.

"Langit, aku ... maaf, aku nggak bisa pilih salah satu yang kamu inginkan," sahut Leta pelan.

Langit tertawa sinis. "Jadi kamu nggak mau pilih salah satu? Terus kamu memilih dua-duanya begitu? Dasar maruk!" sarkas pria itu.

Leta menggeleng. "Bukan, aku tidak ingin memilih keduanya juga. Maaf, biar bagaimana pun saat ini aku adalah istri papamu, jadi bersikap sopan lah padaku."

Lagi-lagi Langit tertawa, jenis tawa meremehkan.

"Istri papamu? Maaf, sayangnya aku tak menganggapmu seperti itu, jangan terlalu percaya diri, Leta. Jangan kamu pikir setelah kamu menikah dengan Mahendra, aku juga harus patuh padamu."

"Dia papamu, Langit."

"Lalu?"

"Masa kamu tega melakukan hal itu padanya? Memberikan dana untuk biaya rumah sakitnya saja kamu merasa keberatan? Kenapa kamu jahat sekali, Langit?" tanya Leta tak habis pikir.

"Aku jahat? Nggak kebalik ya?" Langit mencondongkan tubuhnya ke arah Leta, membuat wanita itu langsung menghindar. "Harusnya aku yang bicara seperti itu pada kalian. Di sini kalian lah yang jahat sama aku. Di sini yang sebenarnya hancur itu aku, Let. Bukan kamu dan juga Mahendra!" bentak Langit.

Leta memejamkan matanya, dia begitu ketakutan mendengar suara Langit yang begitu keras. Langit yang dia kenal benar-benar sudah berubah.

"Aku minta maaf," lirih wanita itu.

"Maaf nggak bisa mengembalikan semuanya kembali seperti semula, Let." Suara Langit terdengar frustrasi.

"Aku tahu itu, Langit. Tapi aku nggak bisa apa-apa selain bisa ngucapin kata maaf."

"Kata siapa nggak bisa? Kamu sudah menggunakan uangku, jadi kamu harus membayar semua itu!" Ekspresi Langit berubah menjadi senyuman menakutkan.

"Aku sudah bilang kalau aku nggak bisa."

"Begitu ya? Oke kalau kamu nggak mau. Jangan kaget dengan apa yang terjadi selanjutnya."

Leta menatap pria itu dengan ragu, dia yakin pasti Langit akan merencanakan sesuatu.

"Apa yang mau kamu lakukan?"

"Kamu tahu apa penyebab Mahendra kecelakaan?"

Leta menggeleng pelan, dia memang tidak tahu hal itu. Menurutnya itu semua sudah takdir, yang siapapun tak bisa memprediksi.

"Yang pasti itu sebuah kesengajaan. Seseorang telah merencanakan rencana jahat itu jauh-jauh hari," sahut pria itu enteng.

"Maksud kamu?"

"Aku yakin banyak yang menebak kalau dalang dari semua ini adalah kamu, Leta."

"Bagaimana mungkin. Aku aja sama sekali tidak tahu penyebab kecelakaan itu. Kamu jangan menuduh orang sembarangan, Langit!" bantah Leta.

"Ya kamu bayangin aja. Kenapa begitu kalian selesai menikah, lalu tiba-tiba Mahendra kecelakaan? Pasti banyak orang yang berpikir bahwa kamu yang sudah melakukan hal licik itu. Lagian, kamu dan Mahendra umurnya berbeda sangat jauh, mana mungkin kamu mau menerima begitu saja, kan?"

"Aku menikah dengan dia memang karena suatu alasan, tapi alasanku itu sama sekali nggak ada di dalam pikiran kotormu itu. Bagaimana orang-orang bisa menyimpulkan seperti itu, sedangkan kami menikah saja secara tertutup. Kamu aneh, Langit."

"Yap, dari situlah aku sangat yakin kalau kamu pelaku sebenarnya, Leta. Semua sudah sangat jelas, kamulah yang membuat Mahendra kecelakaan. Sebenarnya apa tujuan kamu melakukan seperti itu? Atau jangan-jangan kamu hanya ingin kekayaannya saja?"

"Lebih baik kamu diam saja kalau tidak tahu apa-apa, Langit."

Leta beranjak pergi dari situ, baru beberapa langkah Langit kembali berbicara, membuat Leta menghentikan langkahnya.

"Aku akan memproses semua ini, Let. Aku akan melaporkanmu ke polisi. Tapi kalau kamu tidak mau masuk penjara, kamu bisa pilih salah satu apa yang aku tawarkan."

Leta memutar tubuhnya menghadap ke arah Langit, dia tak habis pikir dengan jalan pikiran pria itu.

"Kamu gila, Langit!" cerca wanita itu.

Sementara Langit hanya mengedikkan bahunya acuh. Pria itu berdiri dari duduknya, mendekati Leta, wanita yang dulu sangat ia cintai. "Aku tunggu sampai besok, datanglah ke rumahku kalau kamu menyetujui syarat yang aku kasih. Kalau tidak ... tunggu saja akibatnya."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Terjebak Skandal Panas dengan Putra Suamiku   Aku Akan Tetap Menunggumu (END)

    "Apa yang kamu lakukan?!"Langit menatap David berang, lalu pandangannya beralih ke arah Mahendra dan Leta.Dia bernapas lega karena melihat Leta tampak baik-baik saja, meskipun menggigil ketakutan. Dengan cepat Langit mendekati Leta, mendekap tubuh wanita itu dengan erat serta menghujani beberapa kecupan, lalu tali yang mengikat tangan wanita itu dilepas serta benda yang ada di mulut juga dilepas."Kamu nggak apa-apa?" tanya Langit khawatir.Leta menggeleng. Kenyataannya keadaannya memang tidak baik-baik saja. Langit pun menuntun Leta ke sofa untuk duduk."Astaga! Dia sudah mati. Kenapa kamu melakukan hal sekeji ini?!" pekik Axel. Dia yang lebih dulu menghampiri Mahendra usai tumbang.Pekikan Axel jelas saja membuat Langit dan Leta tersentak, kecuali David.Ya, ternyata sebelum Mahendra berniat menembak Leta, David yang lebih dulu memulainya. Entah dari mana pria itu datang, yang pasti salah satu dari mereka tidak ada yang menyadari kedatangan David."Orang seperti itu memang harus d

  • Terjebak Skandal Panas dengan Putra Suamiku   Kamu Menyia-nyiakan Kesempatan itu!

    "Saya akan segera menyusul Anda, saat ini saya sedang dalam perjalanan," ujar David yang panggilannya langsung diangkat oleh Langit."Sebenarnya apa yang sedang kamu rencanakan, David? Apa yang kamu sembunyikan dariku?" tanya Langit to the poin."Saya tidak menyembunyikan apapun dari Anda, Pak. Saya berani bersumpah. Kalau perlakuan saya tadi membuat Anda curiga, saya mohon maaf. Tadi sebenarnya saya ingin menghubungi pihak polisi, saya menyuruh Anda pergi duluan agar mereka terkecoh, Pak. Maaf kalau sudah membuat salah paham," jelas David panjang lebar."Kau sedang tidak membohongiku, kan?""Tidak, Pak. Saya berani bersumpah. Bahkan saya selalu mengingat kata-kata saya untuk Anda, saya akan selalu mengabdikan seluruh kehidupan saya pada Anda."Langit mendengkus keras. "Aku tidak suka omong kosong. Nggak usah bicara seperti itu, kamu berhak menentukan hidupmu sendiri. Aku sudah sampai, aku akhiri dulu panggilannya.""Pak, tunggu. Saya harap Anda harus hati-hati, mereka itu licik. Saya

  • Terjebak Skandal Panas dengan Putra Suamiku   Aku Butuh Barang Saat ini!

    "Hai, Langit."Langit tersentak ketika mendengar suara laki-laki. Dia kembali melihat ke layar ponselnya untuk memastikan jika tadi dia tidak salah melihat. Setahunya nomor Leta yang menghubunginya."Siapa kau? Kenapa bisa ponsel istriku ada di kamu? Jangan macam-macam!""Hahaha, bagaimana kalau satu macam? Istrimu sangat cantik, rugi rasanya kalau tidak macam-macam.""Berengsek! Siapa kau sebenarnya?!" umpat Langit. "Berikan ponselnya pada istriku, cepat!""Hahaha, kenapa kamu tampak begitu ketakutan, Langit? Di mana sifat angkuhmu seperti biasanya itu?""Jangan main-main denganku kalau kamu nggak mau terjadi sesuatu di kehidupanmu, sialan! Cepat berikan ponselnya pada istriku!""Nggak! Aku mau nunggu kamu sengsara dulu baru aku bakal balikin, bahkan istrimu juga bakal aku balikin sekalian ke kamu. Tapi tunggu aku puas dulu ya, hahaha. Sampai jumpa, Langit. Ingat, jangan macam-macam kalau ingin istri kamu selamat!" ancam pria itu, tak lama kemudian panggilan itu terputus."Sialan! Ap

  • Terjebak Skandal Panas dengan Putra Suamiku   Aku Melakukannya dengan Otak, Bukan Otot

    "Jadi di sini tempat tinggal Langit sekarang?""Rumahnya banyak. Tapi aku yakin dia bakal tinggal di sini, karena ini adalah rumah utamanya."Axel manggut-manggut ketika mendengar penjelasan Mahendra."Dengar-dengar dia udah nikah. Nggak tahu sama wanita yang kamu maksud atau bukan," ucap Axel seraya mengembuskan asap rokok dari bibirnya."Oh ya?" Mahendra tersenyum sinis. "Jelas saja dengan wanita yang sama, karena dia sangat cinta mati dengan wanita itu."Axel tak menyahut, dia hanya mengedikkan bahunya acuh."Aku beritahu kamu sesuatu, sebenarnya wanita yang saat ini menjadi istrinya Langit pernah menjadi istriku."Mulut Axel menganga lebar. "Maksudnya dia jatuh cinta dengan mama tirinya begitu? Wah, ini benar-benar skandal luar biasa."Axel berdecak berkali-kali, sungguh heran dengan sebuah fakta yang baru dia ketahui."Bukan. Mereka sebenarnya sudah saling jatuh cinta dari dulu. Mereka dulu sepasang kekasih namun secara paksa aku renggut kebahagiaan mereka dengan menikahi wanita

  • Terjebak Skandal Panas dengan Putra Suamiku   Tolong Ngerti, Please

    "Bagaimana bisa?" Sentak Langit."Saya juga tidak tahu, Pak. Saya yakin ini ada campur tangan orang-orang yang tidak menyukai Anda."Langit menghela napas gusar. Mendengar kabar bahwa Mahendra sudah keluar dari penjara satu bulan lalu jelas membuatnya terkejut. Masalahnya yang jadi pertanyaan siapa yang menjamin pria itu? "Sudah kamu telusuri?"Langit yakin sebelum David menceritakan semuanya pasti pria itu akan menelusuri sampai ke akar-akarnya."Ini baru dugaan, ada pria bernama Axel yang membantunya. Setahu saya Axel ini pernah menawarkan Anda kerjasama, akan tetapi Anda menolaknya karena menurut Anda kurang menguntungkan, meskipun Anda waktu itu menolaknya secara halus tetap saja mungkin dia merasa tersinggung."Langit kembali menghela napas. "Axel? Kamu tahu sendiri kenapa alasan aku menolak tawaran pria itu. Dia kerja asal saja, tidak mementingkan keselamatan konsumen, itu yang membuatku menolaknya. Kalau memang dia yang menyelamatkan tua bangka itu biarkan saja. Aku ingin lih

  • Terjebak Skandal Panas dengan Putra Suamiku   Tapi, Kan, Aku Maunya Kamu

    "Jaga Leta ya, Langit."Langit mengangguk. "Ibu tenang saja, pasti aku akan selalu jaga Leta. Saat ini dia adalah prioritas utamaku.""Cuma saat ini aja?" tanya Satria dengan pandangan menyipit. "Atau sampai Leta melahirkan baru kamu kembali mengacuhkannya?""Selamanya." Langit melirik pria itu dengan sinis, ada saja tingkahnya yang membuatnya jengkel."Oh, siapa tahu, kan? Bisa aja--""Bang!" tegur Leta. "Apaan sih, nggak usah sinis gitu kenapa sama suami aku. Nanti kalau Abang punya istri, aku sinisin balik emangnya Abang terima?" Satria tersenyum kecut. "Bercanda aja kok, gitu aja--""Bercanda boleh aja, tapi lihat kondisi juga. Nggak mungkin, kan, Abang nggak bisa bedain yang mana waktunya serius sama yang mana waktunya bercanda?" Leta kembali menyela ucapan Satria."Iya, iya." Satria pasrah saja.Pria itu harus bisa menjaga perasaan adiknya karena selama Leta hamil, dia itu gampang sensitif."Udah, udah. Kalian ini kenapa sih ribut terus, nggak enak kalau didengar sama tetangga,

  • Terjebak Skandal Panas dengan Putra Suamiku   Bukan Gombal, tapi Kenyataan

    Menikah dengan Langit entah mengapa banyak keraguan yang menyusup di hati Leta.Wanita itu juga bingung dengan hatinya. Mungkin karena meragukan perasaan pria itu, atau dia kecewa karena mengetahui sebuah fakta bahwa suaminya terjerat kasus tabrak lari yang menimpa Mahendra, meskipun sebenarnya dia bersyukur karena ulah Langit, Mahendra belum sempat melakukan apapun padanya. Namun, di sisi lain dia merasa kurang suka dengan tindakan Langit. Intinya saat ini hati Leta benar-benar begitu bingung.Menurut Leta, Langit adalah pria yang sangat baik, lebih malahan. Selama menjadi istri pria itu, Langit tak pernah berbicara kasar, tidak memperlakukannya dengan tindakan semena-mena, yang ada malah Langit sangat tulus padanya. Lalu, mengapa Leta masih meragukan pria itu?Wanita itu menghela napas berat."Astaga! Apa yang aku pikirkan," gumam wanita itu seraya menggeleng pelan. Tak lama setelah itu ponsel Leta berdering, dia langsung mengambil ponselnya yang tak jauh darinya.Tanpa sadar bibir

  • Terjebak Skandal Panas dengan Putra Suamiku   Bukan Aku Pelakunya

    "Kamu beneran ingin niat serius dengan adikku?" tanya Satria memastikan."Menurutmu? Apa mengajak seorang wanita menikah adalah sesuatu lelucon?" tanya Langit balik."Aku serius bertanya padamu!" geram Satria."Aku pun demikian. Meskipun kamu menentang kami, aku tidak akan menyerah. Selama ini aku membiarkanmu membawa Leta ke mana pun kamu pergi, tapi sayangnya kamu menyia-nyiakan kesempatan itu. Kamu selalu bilang kalau Leta tidak butuh aku, dan anak yang dikandung Leta tidak membutuhkan peran ayahnya. Nyatanya apa, bahkan kamu sendiri pun tidak mampu untuk membiayainya." Langit tersenyum sinis.Sedangkan Satria, pria itu tak terima dengan ucapan Langit. Dia mengepalkan tangannya."Atas dasar apa kamu bicara seperti itu, huh?!""Kenapa? Nggak terima? Memang kenyataannya seperti itu, kan? Apa selama ini kamu peduli dengan Leta? Kalau aku nggak ada di tempat yang sama dengan Leta waktu itu, aku pun nggak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dia. Asal kamu tahu, beberapa kali bidan men

  • Terjebak Skandal Panas dengan Putra Suamiku   Besok, iya Besok!

    "Semua sudah saya telusuri, tapi memang tidak ada tanda bukti-bukti jejak kejahatan mereka, Tuan."Mahendra mendesah berat. Kecewa karena sampai detik ini Putra belum juga mendapatkan bukti bahwa Langitlah yang membuatnya kecelakaan."Kamu yakin?" tanya pria itu memastikan."Iya, Tuan. Cctv pun sudah saya cek, tapi memang tidak ada yang mencurigakan. Saya rasa kecelakaan Tuan itu memang murni kecelakaan, bukan campur tangan orang lain."Mahendra menggeleng tegas, jelas saja dia tidak terima dengan ucapan Putra."Nggak! Aku yakin banget kalau dia dalang dari semua ini!" sentaknya."Kalau memang Tuan Langit pelakunya, pasti akan meninggalkan jejak, Tuan. Tapi bukankah malah sebenarnya Tuan sendiri yang ingin menghabisi nyawa Tuan Langit? Atau mungkin itu karma untuk Tuan karena ... sudah berniat--""Tutup mulutmu, sialan! Aku nggak butuh ucapanmu yang nggak bermutu itu!" Suara Mahendra tampak menggelegar."Saya minta maaf, Tuan.""Kalau begitu kamu kembali cari-cari bukti bahwa Langit m

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status