Share

Terjebak cinta semu sang polisi
Terjebak cinta semu sang polisi
Author: ning idos

bab 1

Author: ning idos
last update Last Updated: 2022-06-19 18:00:46

"Maafkan aku kalau selama ini aku salah sama kamu, tolong lupakan aku, jangan ada benci dan dendam. Ikuti arus saja, agar keluarga kita sama-sama tetap berjalan baik." Berulangkali Aku membaca isi pesan W******p Jordan. Tanganku bergetar hebat, ada rasa nyeri di dada ini.

'Tuhan, inikah akhir dari sebuah kesalahan besarku?' bathinku mengeluh.

Aku Fiona, istri dari lelaki posesif yang bernama Kelvin, pemilik Cafe Merindu. Rumah Tangga yang sudah terjalin selama 19 tahun, harus ternoda dengan suatu kesalahan yang dengan sadar aku lakukan.

Jordan Kurniawan, salah satu anggota POLRI yang setahun belakangan ini mampu membuatku lupa akan status Aku yang masih istri orang. Tapi tidak bisa dipungkiri, bahwa Aku menikmati perselingkuhan ini. Aku merasakan benar-benar jatuh cinta dengan Jordan yang selalu memperlakukan Aku dengan baik.

======================

"Sayang, hari ini aku mau ada acara sama teman-teman club motor. Rencana mau touring ke puncak. Kamu gak keberatan kan kalau jaga cafe dua hari ini saja tanpa aku?" Tanya Kelvin sembari menikmati sarapan pagi hari ini.

"Kamu kan cuma duduk manis di meja kasir sambil mantau Deni dan Irfan kerja." Sambungnya lagi setelah melihat reaksiku yang masih diam tak menjawab.

Ya, Aku capek dengan hobi Kelvin yang seperti anak muda saja. Padahal usia sudah kepala empat. Tapi percuma saja aku melarang, dia akan tetap pergi setuju atau tidaknya aku.

"Mami, Farhan berangkat sekolah dulu ya." Pamit putra sulungku itu yang sekarang sudah kelas 1 SMA.

"Aku juga mam, berangkat dulu ya." Sambung Farah adiknya yang hanya terpaut 2 tahun dengan Farhan. Mereka akan selalu berangkat sekolah bersama. Karena sekolah mereka satu arah. Aku bersyukur memiliki ke dua anak yang saling akur satu sama lain.

"Ya udah, hati-hati di jalan ya sayang." Ujarku seraya mencium kening kedua anakku itu.

Suasana cafe sangat ramai dari siang sampai menjelang sore ini. Banyak pemuda pemudi yang sedang menikmati malam Minggu di cafe merindu. Bahkan tidak jarang, banyak keluarga yang membawa serta keluarganya untuk sekedar ngopi disini. Aku tersenyum getir, mengingat nasib rumah tanggaku yang sudah lama terasa hambar. Kelvin seorang suami yang cuek dengan keluarga. Menurut Kelvin, yang penting anak istri tidak kekurangan materi, itu sudah cukup. Tapi Kelvin lupa, bahwa Aku dan anak-anak juga butuh waktu yang namanya quality time.

"Kamu gak usah aneh-aneh deh dengan permintaanmu itu. Kita tiap hari juga bareng. Kerja bareng, juga tinggal satu rumah. Itu udah lebih dari cukup. Ngapain masih nuntut quality time segala. Kamu tau kan, cafe tiap hari ramenya kayak gimana? Tidak mungkin juga aku meninggalkan begitu saja cafe tanpa pengawasan kita." Sungutnya panjang lebar saat aku ngajak Kelvin untuk sesekali liburan sebentar dengan anak-anak. Tapi jawaban Kelvin yang selalu sama itu, membuat aku juga berhenti untuk membahas masalah itu lagi.

"Pak Kelvin kok gak kelihatan Bu, kemana beliau?" Tanya seseorang yang menyadarkan aku dari lamunanku.

"Ah... Oh...iya pak, suami saya lagi ada acara sama teman-teman motornya." Jawabku sedikit gelagapan.

"Ooh,, jadi ibu sendiri jaga cafe ini?" Tanyanya lagi. Aku hanya menjawab dengan mengangguk dan tersenyum ramah.

Lelaki tersebut seakan masih betah saja berdiri di depan kasir. Membuat aku sedikit risih dalam melayani pembeli yang lainnya. Lelaki yang berseragam coklat itu sesekali menengok kearah luar. Seperti ada yang di tunggu.

Tanpa sengaja mata kami bersirobok. Aku buru-buru mengalihkan pandanganku kearah pengunjung lain. Aku sadar, polisi itu sering mencuri pandang ke arahku . Namun aku pura-pura cuek saja.

"Pak, ini dompetnya yang ketinggalan di kantor. Kebiasaan lupa terus kamu pak. " Oceh lelaki yang sama berseragam coklat itu menghampiri lelaki yang ada di depanku. Lelaki itu hanya tertawa lebar mendengar ocehan temannya.

"Berapa total semuanya Bu?" Tanyanya sambil mengambil uang pecahan lima puluh ribuan.

"Total semua tiga puluh tujuh ribu pak." Ucapku seramah mungkin.

Polisi itu bukan sekali ini saja datang kesini. Hampir seminggu sekali dia pasti kesini. Kadang bersama teman-temannya, tapi lebih sering dia datang seorang diri. Tidak heran, kalau dia terlihat akrab dengan suamiku dan dua pegawaiku.

"Kembaliannya ambil saja Bu". Ujarnya lagi. Hendak aku tolak, tapi polisi itu keburu pergi dengan temannya dan memasuki mobil patrolinya. Aku menghembuskan napas dengan kasar. Tatapan polisi tadi benar-benar membuat jantungku berdegup kencang.

'Ah,, apaan sih, jangan gila kau Fiona. Ingat umur.' rutukku dalam hati.

Cafe baru saja tutup. Dua pegawaiku pun pamit pulang setelah aku berhasil mengunci pintu. Aku menghampiri motorku, dan sialnya ternyata ban motorku kempes lagi. Aku ambil handphone untuk menghubungi Farhan, agar segera menjemputku. Tapi berulang kali tidak tersambung. Bahkan kedua pegawai ku juga susah aku hubungi.

'Jam 10 malam, mana ada tukang tambal ban yang masih buka.' sungutku kesal.

Aku mondar mandir di depan cafe sambil mikir nyari jalan keluar. Emang sih, jarak rumah dengan cafe tidak terlalu jauh. Kalau jalan kaki paling juga butuh waktu 15 menit saja. Tapi tetap saja, malam-malam begini takut juga jalan kaki sendirian. Ya meskipun daerah sini cukup aman, tapi tidak ada salahnya waspada juga.

"Lho, kok belum pulang Bu?" Tanya polisi itu yang mendadak berhenti tepat di sampingku. Aku menoleh kaget. Kok dia lagi..

" Iya pak, ini ban motor saya bocor. Telpon orang rumah juga tidak di angkat." Jawabku sedikit cemberut. Polisi itu membuka maskernya. Dengan senyum simpul dia turun dari mobil patroli.

"Ya sudah kalau gitu saya antar saja Bu. Tidak baik seorang wanita sendirian malam-malam diluar begini." Ucapnya yang membawa angin segar. Mataku berbinar mendapatkan tawarannya. Akhirnya aku bisa pulang tanpa jalan kaki.

"Tidak merepotkan bapak ini ceritanya?" Tanyaku memastikan.

"Sama sekali tidak Bu. Itu sudah tugas Kami melayani masyarakat." Jawabnya dengan ramah. Senyumnya yang baru kali ini aku perhatikan dengan seksama, bikin jantungku berdetak kencang.

"Kalau gitu, saya masukkan motor saya dulu ke dalam pak." Aku cepat-cepat membuka lagi pintu cafe untuk memasukkan motorku. Biar besok Deni aku suruh ke bengkel. Tapi dengan sigap, polisi tersebut sudah menuntun motorku dan siap memasukkan ke dalam.

"Makasih ya pak. Maaf udah bikin repot." Ujarku saat sudah sampai depan pintu.

"Iya sama-sama. Oh ya, boleh saya minta nomer what**pnya? Jadi misal ada apa-apa, masalah keamanan. Bisa langsung hubungi saya." Tanpa pikir panjang aku kasih nomer w******p ku.

Aku melangkah masuk rumah dengan perasaan hati yang tak menentu. Gila,,, kenapa aku bisa sebahagia ini ya? Apa mungkin aku lagi mengalami yang namanya masa puber kedua?

'Tidaaaaaaaakkkk,,,,,,,,! ' pekikku tertahan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Terjebak cinta semu sang polisi   BB 39

    Aku berada dalam dua pilihan yang sulit aku putuskan. Memiliki keduanya dengan kelebihan masing-masing itu adalah impian aku. Terkesan serakah memang aku. Tapi hatiku telah bercabang dan terbagi antara Fiona dan Tsania. Fiona yang keibuan dan sabar dalam menghadapi sifatku. membuat aku takut untuk kehilangan dia. Tapi Tsania dengan kecantikan dan goyangan yang membuatku candu akan tubuhnya, tak menginginkan aku untuk mengakhiri hubungan gelap ini. "Sayang, bagaimana kalau untuk sementara waktu kita nikah di bawah tangan dulu. Aku tidak mau kita melakukan dosa lebih jauh lagi. Sambil kamu menyiapkan perceraian kamu dengan istrimu itu. " usul Tsania tiba-tiba membuyarkan lamunanku. "Apa beb? nikah? jangan dulu lah beb. Kita pasti nikah. Tapi kita ga perlu nikah di bawah tangan segala. Aku sudah bilang untuk bersabar terlebih dulu beb. " elak ku dengan menutupi kegugupan yang menyerang hatiku. "Halah, selalu itu terus yang kamu bilang yank. Sabar, sabar dan sabar. Apa harus n

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 38

    POV Kelvin " sayang,, kamu jangan pulang dulu. Aku masih kangen sama kamu." Rengek Tsania yang sedang bergelayut manja di lenganku. " Beb, jangan begitulah. Kamu tahu aku masih ada istri dan anak yang ada di rumah. Nanti mereka curiga kalau aku tidak pulang malam ini. " Tolakku halus. Sudah setahun lebih aku menjalin hubungan asmara dengan Tsania. Seorang gadis periang yang aku kenal saat motorku mogok kehabisan bensin diwaktu touring ke gunung Ijen. Seorang gadis tiba-tiba berhenti di sampingku dan menawarkan bantuan. Tanpa aku pinta, dia menawarkan diri untuk membelikan aku bensin eceran. Itulah awal pertemuan aku dengan Tsania. Sebagai ucapan rasa terimakasih aku yang sudah di bantu olehnya, aku mengajak Tsania untuk makan nasi goreng keliling yang kebetulan lewat. Siapa sangka, pertemuan yang tak sengaja membawaku pada sebuah hubungan yang terlarang bersama Tsania. Wajahnya yang cantik, periang dan memiliki wawasan yang luas membuat aku terpikat akan pesonanya. Awalnya aku men

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 37

    Udara malam ini terasa sangat dingin setelah diguyur hujan sejak sore tadi. Suara nyanyian kodok saling bersautan menambah sunyinya suasana di sekitaran perumahan yang aku tempati. Aku termenung seorang diri di teras rumah. Menunggu Kelvin yang sedari tadi susah di hubungi. Ku lirik jam tangan sudah menunjukkan pukul 23.18 WIB. Seharusnya Kelvin sudah sampai rumah sejam yang lalu. Kemana dia?"Mami belum tidur? " Tanya Farhan yang tiba-tiba nongol dengan membawa dua gelas coklat hangat. "Biasanya habis hujan begini enaknya itu minum yang hangat-hangat mi." Ujarnya dengan menyodorkan segelas coklat hangat. Aku menerimanya sambil mengulum senyum. "Makasih ya kak." Farhan membalas dengan senyum. Aku kembali menatap lurus ke arah jalanan. Pikiran yang menumpuk di otak sangat menggangguku." Nungguin papi ya mam?" Tanya Farhan melirikku. "Hu'um." Jawabku sambil menyeruput coklat hangat. " Boleh mami tanya sesuatu kak?""Mau tanya apa mam?" Jawabnya dengan balik bertanya." Kalau boleh

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 36

    POV Fiona " Mamiii,,," seru Farah lemah ketika melihatku di pintu UGD. Aku menghambur memeluk Farah yang baru sadar. Putri manjaku menangis dalam pelukanku. " Adek apanya yang sakit sayang?" Tanyaku setelah mengurai pelukannya. Aku meneliti setiap inci tubuh anak gadisku. Tangan dan kakinya terdapat luka lecet-lecet. " Tidak apa-apa mi, hanya luka ringan." Jawabnya sambil meringis. Aku mengelus rambut anakku. Mataku menoleh ke ranjang di depan Farah. Ada Farhan yang masih di jahit pelipisnya oleh pihak puskesmas. Aku mendekati Farhan dengan hati yang miris. " Maaf ya mam, Farhan belum bisa jaga adek dengan baik. " Ujarnya setelah selesai ia di jahit. Aku mencium keningnya sesaat. " Tidak ada yang perlu di maafkan kak. Ini musibah. Jangan merasa bersalah begitu. " Jawabku lembut dengan mengelus rambutnya. " Farhan, motor kamu mengalami kerusakan. Papi mau bawa ke bengkel motor langganan kamu. Oh ya, apa kalian sudah hubungin pihak sekolah kalau hari ini tidak bisa masuk?" Kelvin b

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 35

    Aku membantu Almira menyiapkan perlengkapan Dira sekolah. Pagi-pagi aku sudah antri membeli sarapan untuk kami bertiga. Almira memang bisa di hitung kalau mau masak. Tidak seperti istri muda aku. Sesibuk apapun, selalu menyempatkan waktunya untuk menyiapkan makan untuk keluarganya. Ups,,, istri muda aku. Kedengarannya sangat menggelitik telinga. " Pa, habis antar Dira, langsung pulang! Jangan mampir kemana-mana dulu." Seru Almira saat aku tengah memanaskan mesin motor. " Iya. Kamu jangan balik tidur lagi. Mandi kek, atau beberes rumah gitu." Balasku dengan mengingatkan Almira akan tugasnya sebagai seorang ibu rumah tangga." Ogah." Cibirnya sambil masuk ke dalam rumah. Istri macam apa yang telah aku nikahi ini. Andai tidak memiliki ke tiga anak, sudah aku kembalikan ke orang tuanya. Hampir semua kerjaan rumah aku yang handle. Kalau aku suami pengangguran mungkin aku tidak akan mengeluh, tapi disini aku sudah menjadi suami yang tidak melalaikan tanggung jawab aku untuk mencukupi kelu

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 34

    POV JORDANSetelah kejadian di puncak, aku semakin mencintai Fiona. Bukan hanya karena nafsu, tapi memang aku benar-benar mencintai dia. Karena kepribadian Fiona yang sangat menyenangkan. Bersama Fiona, aku merasa menjadi diri sendiri. Fiona yang humoris bisa mengimbangi sifat aku yang sebenarnya suka bercanda. Tapi sayangnya aku hidup dengan istri yang selalu serius dalam hidup. Susah diajak bercanda. Yang ada omelan yang kerap aku dapatkan. Tapi aku adalah seorang suami yang tidak suka mencari keributan, jadi jika istriku Almira suka uring-uringan, aku tidak pernah menanggapi. Memilih keluar rumah mencari ketenangan dengan kumpul bersama para pecinta burung.Sore ini Dira memaksa makan di gacoan. Almira juga merengek mengajak jalan-jalan. Kebetulan aku sedang tidak dinas, jadi aku menyanggupi ajakan Almira dan Dira. Kami menikmati makan dengan santai. Sesekali Dira bertingkah berlarian kecil. Aku hanya memantau saja. Wajar menurut aku,anak sekecil Dira bertingkah seperti itu. Tapi s

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 33

    Aku, Renata, dan Laras sebenarnya memiliki masalah yang sama. Kami sama-sama sedang bermain api dalam rumah tangga kami. Entah sampai kapan permainan ini akan berakhir. Dan entah api ini akan padam dengan sendirinya, atau apa justru akan membakar diri kami sendiri. Kami tidak tahu. Biarlah ini berjalan dengan seiring berjalannya waktu. Kami tahu ini salah. Tapi kami terlanjur masuk dalam kubangan dan sulit untuk bangkit. " Kita tidak akan menjadi buaya betina seperti ini kalau suami kita tidak egois dengan dirinya sendiri. Kita akan menjadi ratu di kerajaan rumah tangga kita, jika kita berada dalam genggaman lelaki yang tepat." Ucapan Laras tadi siang masih terngiang di telingaku. Apa betul selama ini aku berada dalam genggaman lelaki yang salah? Tanpa sadar, aku sudah menghabiskan waktu satu jam lamanya di dalam kamar mandi tanpa melakukan apa-apa. Jika tidak karena Farhan yang menggedor pintu kamar mandi, mungkin aku masih tetap bertapa didalam. " Mami tumbenan lama banget di dal

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 32

    Siang ini aku kedatangan Renata di rumah. Kami mengobrol lama sambil uprek di dapur membuat cemilan. Aku dan Renata memang sudah dari remaja hobi masak. Jadi kegiatan di dapur sangat menyenangkan tersendiri bagi aku dan Renata." Re, hubungan gelap kamu sama Ahmad gimana? Masih lanjut?" Tanyaku saat ingat bahwa Renata juga tidak jauh beda kelakuannya dengan aku. Bedanya, dulu saat Renata curhat tentang perselingkuhannya, aku selalu menasehati Renata. Tapi sekarang justru aku yang mengikuti jejak Renata yang keliru." Entahlah fio, aku sekarang sedang berada di titik jenuh dengan Ahmad maupun suamiku. Sepertinya menjadi janda itu lebih menyenangkan ya fio?" Jawabnya ambigu. " Lha kok kamu ngomongnya begitu? Tidak baik bilang mau jadi janda. Ntar di aminkan malaikat nangis kejer kamu." Omelku menasehati Renata. Ia hanya tersenyum kecut mendengar ocehan aku. Aku dan Renata kembali berkutat membuat cemilan tahu walik. Renata sibuk menggoreng. Dan aku sudah menyelesaikan membuat saos sam

  • Terjebak cinta semu sang polisi   Bab 31

    Setelah dua Minggu tanpa melakukan pekerjaan rumah, pagi ini aku kembali ke aktivitas sebelumnya. Beberes rumah yang mulai banyak debu bersarang di beberapa tempat. Mungkin Farhan atau Kelvin menyapu bagian pentingnya saja. Sampai kolong meja sudah tebal oleh gumpalan debu. Aku mengerjakan pekerjaan rumah dengan cekatan dan cepat. Sehingga saat anak-anak berangkat sekolah, semua sudah kelar. " Mi, aku mau ngomong sama mami. Ada hal penting yang harus kita bahas. Mumpung anak-anak sudah berangkat." Kelvin memulai obrolan disaat aku tengah merapikan etalase kecil yang menyimpan berbagai skincare jualanku. Tanganku terhenti dan menoleh heran. Ada gurat gelisah di wajah Kelvin saat aku tatap." Mau ngomong apa pi? Ngomong saja. Sepenting apa sih yang mau dibahas? Kok mukanya tegang gitu." Jawabku sengaja menyindir. Kelvin tengah mengelap keringatnya dengan lengannya. "Emh begini, mami masih ingat ruko yang di jual oleh pak Jordan itu? Ternyata suami Renata tidak mau dengan ruko yang ak

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status