Share

121. Sheryl Berulah

Author: Blue Rose
last update Huling Na-update: 2025-07-30 18:51:46
Bella menegang, sementara William tetap tenang, bahkan hanya menatap adiknya sekilas dan melanjutkan aktivitasnya memotong daging di piringnya, seolah tidak ada yang terjadi.

"Sheryl," ucapnya tenang, "Kamu salah paham."

"Oh? Salah paham? Bukannya kamu ini profesional, Kak? Tapi sekarang... duduk semeja, motongin si Bitch ini steak pula. Kalau klien lihat, kira-kira bakal percaya gak kalau kamu beneran atasan yang adil?"

Bella mencoba bicara, suaranya bergetar. "Sheryl, ini cuma—"

"Halah banyak alasan. Udah ditemenin, dikasih kesempatan. Malah ngelunjak," potong Sheryl tak tahan.

Bella berdiri dari kursi dengan tenang, mengusap tangan di atas roknya, lalu berpamitan kepada William untuk ke toilet. Baru saja ia berjalan beberapa langkah menjauh dari meja restoran mewah itu, langkah cepat dan lantang datang dari arah belakang menghentikannya.

"Bella."

Suara itu tajam, membuat Bella benar-benar terintimidasi. Sheryl berdiri di sana, dengan blazer merah maroon dan wajah yang
Blue Rose

Gimana, suka?

| Like
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   128. Yasha dan William pergi

    Bella masuk kantor seperti biasa, tapi Yasha menelponnya untuk bertemu di loby sebentar. Awalnya ia menolak, tapi Yasha bilang itu penting dan mungkin ini terakhir kalinya ia menemui Bella. Tanpa menunggu lama, Bella langsung menuku ke lantai dasar untuk menemui Yasha. Di sana, Yasha sedang duduk di sofa loby dengan santai. Tiba-tiba ia langsung memeluknya saat ia sampai. Bella terpaku senejak, melihat situasi. Setelah menyadari banyak mata yang menuju pada mereka, ia langsung melepaskan pelukan itu. "Wait, Yash... what happen?"Yasha kembali duduk dan menepuk sisi kanannya agar Bella duduk di sampingnya. Bella pun menurut dan menatap Yasha yang menunjukkan wajah sedih. "Why?" tanya Bella tak sabaran. "Gue... harus nerusin S2 di luar negeri."Bella tercengang tapi mengucapkan selamat padanya. "Tapi kenapa lo sedih?"Yasha terlihat menghela napas dan menatap ke arah lain. "Gue harus meninggalkan orang-orang yang gue sayang."Bella langsung berpikir bahwa itu pacarnya. Ia hanya b

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   127. Dia Masa Lalumu, Aku Masa Depanmu

    Pidato Regan dimulai. “Sora hadir karena kami percaya bahwa industri kecantikan di Indonesia tidak hanya membutuhkan produk yang berkualitas, tapi juga ruang. Ruang untuk bercerita, berekspresi, dan berbagi pengalaman.” Yola melanjutkan setelahnya, berbicara soal kemitraan, pengembangan pasar lokal, dan keterlibatan UMKM. Suaranya lantang, percaya diri, sangat kontras dengan getaran gugup yang masih Bella rasakan saat bicara di depan umum. Memang calon 'Ibu CEO' yang cocok. Setelah Yola turun, giliran William yang naik. Pria itu tampak lebih santai. Kaos hitam polos, kemeja baby blue, sepatu sport, dan ekspresi khas pengembang teknologi yang tidak terlalu peduli soal gaya. “Aplikasi ini kami desain untuk mendengarkan kebutuhan pengguna. Terutama beauty vlogger yang kadang sulit menemukan platform yang benar-benar mendukung mereka--fokus pada pembahassn tentang kecantikan. Dengan fitur komunitas ala media sosial, video, mini-blog, auto-tag produk, dan sistem rating pintar, kam

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   126. Bukti Kamu Mila

    "Mikirin apa sih?" Bella tertawa garing. "Enggak papa, Pak. Saya--" "Gak usah dipikirin omongan orang," potong William. "Mereka cuma kehabisan topik buat gosip aja?" Agak kaget sebenarnya dengan ucapan William yang santai, tapi itu membuat Bella tenang. "Di tempat hiburan malam udah biasa kan kayak gitu. Kamu gak kenal sama orang itu kan?" Bella mengangguk. Kini ia merasa lebih tenang dan lebih diterima. Ia sangat membenci bagaimana Regan seolah menyeretnya ke dalam masalah. Berita tentangnya sudah dibereskan oleh Regan, tapi sayangnya ingatan orang-orang terus melekat. "Udah, fokus aja sama kerjaan. Besok kita harus mempersiapkan fisik dan mental buat Launching Aplikasinya. Semangat!" Bella mengguk antusias. "Thanks, Pak." "My pleasure, Princess." Keduanya tertawa bersama dan diperhatikan oleh tim media yang seolah hanya jadi toping di antara keduanya. Setelah itu William pamit pada Tim karena harus mengerjakan urusan yang lain. Persiapan sudah siap 99%, tingga

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   125. Dugem 🔞

    Bella memaksakan diri berjoget ria di lantai dansa dengan lampu kelap-kelip dan musik keras mengiringinya. Regan sendiri hanya menatapnya dari meja bar. Beberapa kali pria random mencoba melecehkan Bella, tapi Bella sendiri sudah menepisnya. Regan bukannya membiarkannya menanangani sendiri, tapi sedang mencoba melihat apa yang dilakukan Bella selanjutnya. Sejauh ini, Bella memainkan perannya dengan baik. Minum banyak alkohol dan berjoget dengan luwes, selayaknya orang yang kerjaannya pesta dan dugem. "Cewek lo balik lagi ke setelan awal, Bro?" tanya Ronald. Regan tak menjawab, masih fokus ke arah Bella yang terus menari seolah tak pernah kehabisan energi. Ia on fire terus-terusan. "Boleh juga tariannya," tambah Ronald. Regan tak seperti biasanya langsung marah ketika Bella dipuji. Itu menimbulkan tanda tanya untuk Ronald. Tidak biasanya Regan sesantai itu. Kemudian ia mengingat kalau Regan dan Bella sebentar lagi habis kontrak. Mungkin itu sebabnya Regan mengendurkan obse

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   124. Menyulut Api

    Pagi hari datang bersama cahaya lembut yang menyelinap melalui tirai apartemen milik Regan--bukan milik Bella. Di atas ranjang luas berlapis linen mahal, dua tubuh berselimut masih tertidur sisa pergulatan panas semalam. Bella menggeliat pelan. Tubuhnya telanjang, hanya berselimut satin. Ia menoleh, menatap wajah Regan yang masih terpejam. Ia kira Regan sudah pergi. Ketika matanya bertemu mata Regan yang baru terbuka, Bella menarik napas. Ia langsung berubah—memainkan peran "Bella" yang baru, si centil, agresif, dan menggoda. Ia menyender pada dada Regan dan mengusap perlahan dengan ujung jarinya. “Aku suka kamu masih di sini,” gumamnya manja. “Rasanya... seperti kita benar-benar pasangan normal.” Regan menatapnya lama. Senyumnya samar, penuh misteri. Tapi ia tidak menolak. Ia membiarkan Bella mendekat, bahkan mengusap rambutnya perlahan. “Kamu berubah,” ucap Regan pelan. “Sekarang kamu suka sentuh-sentuh aku, padahal sebelumnya kayak jijik banget.” Bella terkekeh, memeluk

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   123. Regan Pulang

    Pagi itu, Bella masih berusaha menghapus rasa malu dari dalam dirinya. Masih ada sisa letupan dari grup kantor yang membuatnya enggan menatap layar ponsel lebih lama. Ia membuka mata dengan berat, berguling di ranjang apartemennya yang hangat. Namun suara Bi Yeyen, membangunkan Bella setiap kali Bella kesiangan, membuatnya sontak terlonjak dari kasur. "Non Bella bangun! Udah tau belum kalo Tuan udah balik?" Bella mengucek matanya. "Hah, Tuan? Siapa?" "Tuan Regan! Pulang subuh tadi." Seketika, jantung Bella berdetak lebih cepat. "Regan?!" Ia terdiam sejenak, mengingat semua pesan di grup. Emoticon balasannya. Salah kirim William. Godaan orang-orang. Dan apakah Regan membaca semua itu? Segera, Bella meraih ponselnya. Membuka chat pribadi Regan. Tak ada balasan. Terakhir dibaca. Kemarin malam. 'Jadi dia lihat.' Seketika perasaan hangat berubah jadi dingin. . Regan tidak mengatakan sepatah kata pun pagi itu. Bahkan saat bertemu di ruang tamu apartemen, tatapannya dat

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status