Share

155. Gairah Menggebu

Author: Blue Rose
last update Last Updated: 2025-08-24 22:48:49
Tak ada yang lain yang bisa dilakukan Deva ketika Mila duduk di hadapannya selain membicarakan pekerjaan.

Ia menahan diri sekuat tenaga. Padahal, ada ribuan pertanyaan yang berputar di kepalanya—tentang siapa sebenarnya gadis itu, kenapa ia muncul dalam mimpi, dan mengapa ia merasa seperti pernah mengenalnya.

Namun, nalarnya masih bekerja dengan baik. Ia sadar bahwa menyinggung hal pribadi pada karyawan barunya jelas tidak profesional. Jadi, Deva memilih untuk tetap menjaga jarak, hanya menanyakan hal-hal teknis seputar laporan dan administrasi.

Meski begitu, setiap kali Mila berbicara, tatapannya, intonasi suaranya, bahkan ekspresi canggungnya—semua itu justru menambah rasa penasaran yang menggerogoti hatinya.

Ia mencoba bersabar. Mungkin ada jalan lain untuk mengetahui kebenaran di balik perasaan aneh yang mendadak hadir ini.

.

Setelah keluar dari ruangan CEO, Mila merasa lega. Bahkan beberapa karyawan menanyakan apakah ia mendapat masalah karena diundang langsung oleh C
Blue Rose

Semoga suka dan tunggu bab selanjutnya ya...

| 3
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   156. Aneh

    "Aaah... pelan, Regan ahhh. Pelan-pelan ih... aku capek. Udahan yuk!" Desahan itu terasa nyata di telinga Deva. "Bentar aja Sayang, satu ronde lagi ya..."Ia sendiri tak menyangka, bisa bersikap sejinak itu saat bercinta, tapi menginginkan lebih jauh juga dalam waktu bersamaan. Ia bukan tipe yang menghargai perempuan di ranjang. Baginya para wanita yang bersaanya hanyalah penawar jasa, sementara dirinya adalah pembeli. Tak mungkin baginya au mendengarkan keluhan wanita penghibue ketika ia memperlakukan mereka dengan kasar. Namun dalam mimpi itu, ia seolah mencoba menyesuaikan diri dengannya agar perempuan itu sama-sama nyaman. Bahkan ia membujugnya dengan lembut. Dalam tidurnya ia merasakan sentuhan di bahunya, dan saat itu pun ia terbangun. "Siapa kamu?" tanyanya tanpa sadar. Ia meraih tangan yang menyentuhnya dan menatapnya dengan serius. "Dev!" Barulah ketika menyadari siapa yang memegang bahunya, Deva menghela napas. "Sorry, Key. Aku mimpi buruk." Keyla--tunangannya

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   157. Leon Versi Nyata

    “Cih... gue cuma nanya. Posesif amat lu. Lagian, bukannya lo yang suka sama dia?” tanya Deva balik. Edric melengos, wajahnya jelas berubah. Ia sudah bad mood gara-gara khawatir kalau sahabatnya sendiri benar-benar menyukai orang yang sama dengan yang ia sukai. “Ya, lu ngapain nanya-nanya?” Edric masih belum puas dengan jawaban Deva yang terkesan menghindar. Ia curiga berat. Masalahnya, ia saja masih PDKT dengan Mila. Kalau sampai harus bersaing dengan sahabatnya sendiri, ia bisa saja jadi bermusuhan. Dan itu bukan gayanya sama sekali. “Gak ada maksud apa-apa gue. Lagian, dia karyawan biasa. Gue cuma penasaran, soalnya dia mirip sama orang yang gue kenal. Tapi gue juga nggak tau siapa.” “Gimana sih, katanya orang yang lo kenal? Terus gak tau, kontradiktif banget.” “Iya. Gue juga cuma ngerasa aja kalo dia familiar.” Edric berpikir sejenak. “Ya mungkin ini efek dari lu yang abis kecelakaan itu, terus lupa ingatan sebagian.” Benar saja, Deva memang sempat mengalami kecelakaan dan k

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   155. Gairah Menggebu

    Tak ada yang lain yang bisa dilakukan Deva ketika Mila duduk di hadapannya selain membicarakan pekerjaan. Ia menahan diri sekuat tenaga. Padahal, ada ribuan pertanyaan yang berputar di kepalanya—tentang siapa sebenarnya gadis itu, kenapa ia muncul dalam mimpi, dan mengapa ia merasa seperti pernah mengenalnya. Namun, nalarnya masih bekerja dengan baik. Ia sadar bahwa menyinggung hal pribadi pada karyawan barunya jelas tidak profesional. Jadi, Deva memilih untuk tetap menjaga jarak, hanya menanyakan hal-hal teknis seputar laporan dan administrasi. Meski begitu, setiap kali Mila berbicara, tatapannya, intonasi suaranya, bahkan ekspresi canggungnya—semua itu justru menambah rasa penasaran yang menggerogoti hatinya. Ia mencoba bersabar. Mungkin ada jalan lain untuk mengetahui kebenaran di balik perasaan aneh yang mendadak hadir ini. . Setelah keluar dari ruangan CEO, Mila merasa lega. Bahkan beberapa karyawan menanyakan apakah ia mendapat masalah karena diundang langsung oleh C

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   154. Deva Bukan Regan

    Mila sudah berusaha mengabaikan perasaannya pada Deva, namun justru makin merindukan Regan yang sangat mirip dengannya. Hari itu ia tidak bertemu Deva. Sebaliknya, Mila justru bertemu dengan Edrick, sosok yang beberapa kali terlihat memperhatikannya. Ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, tidak mengerti kenapa pria itu memberi perhatian lebih padanya, padahal ia hanyalah seorang karyawan biasa. Edrick unya karakter yang mirip, mereka sama-sama rendah hati dan tak meninggikan diri. Mereka sering terlihat ngobrol dengan bawahannya dengan santai. Mila juga beberapa kali memperhatikan interaksi Edrick dan Deva. Keduanya tampak sangat dekat, seperti sahabat yang akrab melempar candaan. Dari situlah Mila mulai paham, meski mereka orang kaya, mereka tidak sombong. Bahkan, Edric beberapa kali meluangkan waktu mengajarinya berbagai hal mengenai administrasi. Itu membuat Mila penasaran, hingga ia pun memberanikan diri untuk bertanya apakah Edrick juga pernah bekerja di bagian administra

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   153. Jadi Bawahan yang Mengagumi

    Keesokan harinya, saat istirahat dan menanyakan pada temannya, Mila terkejut bukan main. "Apa?! Beliau CEO?" Ia hampir berteriak. Saking kagetnya karena kemarin habis satu lift dan ngobrol sedikit dengan bosnya. "Ck! Kudet amat lu. Emang pas daftar sini gak liat profil perusahaan?" tanya teman sekantornya. Namanya Jihan, ia beda devisi. Mereka berasal dari kampus yang sama, jadi cepat akrab. "Ya... gue kira Pak Deva yang disebut-sebut itu tuh orangnya udah tua. CEO muda itu kan jarang, apalagi perusahaan segede ini." "Namanya pewaris, sangat wajar." Mila mengangguk-angguk setuju. Iya juga. Sepanjang makan siang, kepalanya masih penuh dengan bayangan pria berjas hitam yang kemarin ditemuinya di lift. Bagaimana mungkin orang seperti itu bisa terlihat... biasa saja? Deva tak ada aura angkuh yang sering digambarkan di drama-drama tentang bos kaya raya. Justru saat itu Deva terlihat tenang dan ramah, bahkan sempat bertanya sekilas tentang namanya. Mila menatap kotak bek

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   152. Kamu Nyata, Kamu Dia, Tapi Tak Ingat

    "Gue...." "Apasih?" Edrick berdecak. "Diem ah!" Lalu ia pergi meninggalkan Deva sendirian di sana. Meskipun Deva atasannya, mereka adalah sahabat yang bisa bersikap santai di manapun kecuali di depan para karyawan. ••• Dua hari kemudian. Kantor sudah hampir kosong, sebagian besar karyawan pulang sejak sejam lalu. Mila masih sibuk merapikan tumpukan berkas, matanya merah karena lelah, namun hatinya sedikit lega. Setidaknya hari pertamanya tidak berakhir dengan bencana. Ia menutup map terakhir, menyimpan pulpen ke dalam kotak pensil, lalu menarik napas panjang. Besok harus lebih cepat lagi. Jangan sampai dianggap lamban, batinnya. Setelah memastikan mejanya rapi, ia mematikan komputer dan berdiri. Saat keluar ruangan, lorong terasa begitu sunyi. Hanya lampu neon putih pucat yang menyala, menambah rasa lelah bercampur hening. Mila menekan tombol lift, menunggu sambil merapatkan blazer tipisnya. Dinginnya AC kantor masih menusuk meski ia sudah terbiasa. “Ah… capek banget

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status