Share

64. Overdosis Obat Tidur

Author: Blue Rose
last update Last Updated: 2025-06-30 14:39:43
"Bella! BELLA!”

Regan nyaris merobohkan pintu apartemen saat berhasil masuk. Awalnya ia tirak akan pulang ke apartemen Bella, tapi ia melihat CCTV ketika Bella baru pulang dalam keadaan mengenaskan.

Ia mencoba tegar, mencoba percaya bahwa gadis itu hanya butuh ruang.

Tapi begitu ia masuk dan mendapati tubuh Bella tergeletak tak sadarkan diri di lantai, wajahnya pucat, napasnya pendek-pendek, dan tangan gemetar... seluruh pertahanan emosionalnya runtuh seketika. Bahkan mulut Bella berbusa.

Regan panik stengah mati, ia melihat botol obat tidur dan meraihnya. Dengan kecepatan tinggi ia membaws Bella ke rumah sakit.

“Tolong! Bella... bertahanlah!” serunya sambil menggendong Bella menaiki lift.

Regan merasakan tubuh Bella. Ringan. Terlalu ringan. Dan itu membuatnya makin panik.

Keadaan Bella masih kejang, ia tak perduli. Ia harus cepat sampai ke parkiran dan membawa Bella pergi.

“Bella… jangan begini… Jangan sekarang…”

Ting!

Ia melesat keluar lift, dan berlari ke mobi
Blue Rose

Gimana episode ini guys? ꉂ(ˊᗜˋ*)♡

| 1
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   110. Bella Berubah Jadi Liar

    Bella menatap buku catatannya dengan tatapan kosong. Cahaya lembut dari lampu meja menyorot wajahnya yang letih. Ia kembali membuka catatan pribadinya itu yang tak mungkin bisa diakses oleh Regan karena ia tidak menulisnya di IPad. Di sana tertulis sebuah daftar yang sudah ia tulis dari pagi tadi, berisi karakteristik 'Bella' dari novel asli: - Ceria berlebihan - Cerewet dan terlalu banyak bicara - Centil, suka flirting terang-terangan - Obsesif terhadap Regan - Tipe sosial butterfly, semua orang bisa jadi temannya. Tapi pickme di mata cewek lain. - Suka update sosial media kegiatan tiap hari dan flexing - Tidak tahu malu, sering minta jatah seks dari Regan bukan sebaliknya (hyper) “Bella yang dulu,” gumamnya pelan. Itulah Bella yang seharusnya ada dalam cerita. Tapi sejak Mila--dirinya sekarang. Ia engambil alih tubuh itu, semuanya berubah. Bella jadi lebih pendiam, penuh perhitungan, dan tidak lagi membabi buta dalam menyukai Regan. Sayangnya, perubahan itu juga bera

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   109. Bella vs Regan

    Regan makin pusing dengan Bella yang makin hari makin melankolis. Harusnya Bella hanya perlu nurut kan, mengapa harus memikirkan hal lain. Ia sudah siap badan untuk semua resiko, tapi Bella membuatnya makin sulit untuk fokus. Regan || "Kamu perlu Spa sepertinya Sayang, dateng aja ke tempat Spa milik kenalanku." Regan || "Kalo udah gak capek, tolong bales ya." Sayang sekali Bella bukan tipe perempuan yang suka upload kegiatan sehari-harinya, jadi Regan tak bisa memantau di media sosial. Di Apartemen, Bella juga melakukan kegiatannya membaca buku, dan mencatat di IPad. Namun Bella memang tidak menyentuh ponselnya sejak Regan memantaunya. Regan kembali menatap layar ponsel di tangannya. Ia akan rapat sebentar lagi, tapi masih berharap Bella segera membalas. Namun di CCTV yang ia cek dari laptopnya, Bella justru tidur. Regan hanya takut kalau Bella menjauh. Itu jelas terasa. Bahkan dari pesan yang singkat pun, Regan bisa membaca ada sesuatu. “Aku gak marah. Aku cuma lel

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   108. Peringatan

    Dua hari kemudian, di pagi itu kantor terasa lebih sibuk dari biasanya. Beberapa staf terlihat lalu-lalang membawa berbagai katalog, bahan kain, dan papan moodboard besar. Tak sulit bagi Bella menebak kalau itu untuk proyek produk baru yang kolaborasi dengan brand fashion milik Yola. Ia baru ingat memang diadakan mulai hari ini produksinya. Hal yang membuat ia malas kalau ada produk baru apalagi kolaborasi dengan brand milik Yola. Itu karena ia harus lebih sering bertemu dengan Yola karena mereka menggunakan studio produksi di gedung perusahaan itu. Itu bagus untuk kemajuan perusahaan, tapi itu menyesakkan untuk Bella. Karena ia takut Yola akan punya kesempatan menindasnya, apalahi Regan tak ada di Indonesia. Dan benar saja. Saat ia baru menaruh map laporan di atas mejanya, seorang staf datang menghampirinya tergesa-gesa. “Bella, Nona Yola udah datang. Beliau nanya kamu.” Jantung Bella langsung mencelos. Secepat itukah? Yola. "Kenapa harus Yola, sih Regan?" gerutu B

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   107. Sheryl dan Alex Terlalu Cepat

    "Hellow! Aduh maaf ya, Bell. Aku baru jenguk kamu sekarang. Gimana kabarmu sekarang?" tanya Sheryl yang datang tiba-tiba. Bella yang sedang makan pun tersenyum dengan tenang di atas ranjang. "Udah baikan." "Gue dapet kabar dari Rumah Sakit, katanya ada temenku yang sakit! Kok lu gak kabarin gue sih?" tanya Sheryl. Agak aneh bagi Bella, bagaimana bisa Rumah Sakit membocorkan informasi dengan mudah pada Sheryl. "Kok RS ngabarin kamu?" Bella masih penasaran. Sheryl pun mengedikkan bahu santai, meletakkan buah yang ia bawa, lalu duduk di kursi dekat ranjang. "Bokap gue Direktur di RS." Bella baru ingat. "Oh iya." Padahal di novel aslinya, hal sekecil ini pun ditulis. Tapi bukan ini yang mengganggu Bella. Ada sesuatu yang mengganjal di benaknya. Bukankah seharusnya Sheryl tidak semudah itu tahu? Atau mungkin... memang harus begitu jalannya cerita? Logikanya, Sheryl hanyalah anak pemilik rumah sakit. Karyawan mana yang tau kalau ia teman Sheryl dan harus menginformasik

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   106. Cinta Bagai Air Keruh

    Bella tersadar di ruang putih. Aroma antiseptik menyengat. Suara mesin monitor berdetak tenang di sisi tempat tidurnya. Seseorang duduk di kursi samping ranjang. Revan. "Syukurlah.. sadar juga akhirnya." Bella menoleh lemah. "Kenapa kamu di sini?" "Kamu pingsan. Di halte dekat kantor. Kebetulan aku nelpon kamu. Petugas halte dan orang-orang yang nolongin kamu bawa ke rumah sakit dan mereka hubungi nomor terakhir yang kamu terima. Itu aku." Bella menelan ludah. Tenggorokannya kering. Kepalanya masih berat, tapi pelan-pelan ia mencoba duduk meski tubuhnya belum kuat menopang beban penuh. "Minum," gumam Bella. Revn segera memberi Bella minum air putih yang ia beli sebelumnya. "Kenapa aku begini?" tanya Bella setelah nyaman bersandar di kepala ranjang. "Kamu muntah darah, Bella. Tapi dokter bilang semua organ dalammu normal. Nggak ada pendarahan dalam. Hasil lab juga bagus." "Terus kenapa aku...?" Revan menatap dalam. Ia tidak langsung menjawab. Ia membetulkan po

  • Terjebak di Tubuh Sugar Baby Om CEO   105. Planning Besar

    Bella jadi penasaran apa yang ingin dibicarakan oleh Regan. Ia sudah bangun sejak pagi, membuat teh dan membuka jendela agar udara masuk. Namun hingga jam 6 Pagi, tidak ada kabar dari Regan. Ia mencoba menghubungi, tapi teleponnya tak diangkat. Sebenarnya Bella terbiasa menunggu, tapi perasaannya terganggu dengan pesan terakhir Regan tadi malam. Namun Bella menahan diri. Ia tahu betapa padat dan rumit kehidupan Regan. Tetapi tetap saja, ada rasa mengganjal. Ia terus bertanya-tanya, Regan jujur soal apa? Apa yang dikatakannya semalam membuatnya tidak tenang. Kesibukan Regan yang makin padat dan kerjanya yang gila-gilaan, itu membuat perasaan Bella tambah tak karuan. Sore, pukul setengah lima tepat--setengaj jam setelah jam pulang kantor, Bella bersiap meninggalkan ruangannya di lantai lima belas kantor pusat. Ia mengenakan mantel panjang warna krem, menggantungkan ID card di saku, dan memasukkan laptop ke dalam tas jinjing kecil. Ia baru saja akan masuk lift menuju lantai dasar ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status