Mona yang terburu-buru membawa langkahnya untuk memenuhi sang suami yang katanya sudah dipindahkan ke kota ini, sangat terkejut dengan pemandangan yang dia lihat."Om?" panggil Mona dengan suara bergetar saat melihat Leo dipeluk oleh Alexa."Mona, kau sudah datang," balasnya, menatap ke arah Mona.Rasanya dada Mona sesak, tak ada ruang untuk bernafas, melihat sang suami yang berapa lama di luar kota dan sekarang berada di sini. Malah berada dalam pelukan wanita lain.Dengan pandangan yang berkaca-kaca, Mona menghirup udara sebanyak-banyaknya untuk ia hembuskan secara perlahan, mencoba memenangkan diri dan berpikir positif."Aku senang, Om, sudah ada di sini," ucap Mona, sembari mengayunkan langkahnya, mendekati sang suami.Alexa mundur beberapa langkah, memberi ruang bagi Mona dan Leo."Om, sudah agak baikan kan? Apa yang sakit?" tanya Mona, setelah beberapa saat memeluk Leo."Sudah agak mendingan, sayang," jawab Leo dengan cepat."Syukurlah," ucap Mona, menatap sang suaminya sangat l
Hari ini adalah waktu yang ditunggu-tunggu bagi Leo karena dia pulang berbarengan dengan Baby Arda, yang telah diperbolehkan pulang oleh dokter karena kondisinya semakin membaik.Setibanya di halaman, Leo langsung menghampiri dan mengambil Baby Arda yang tampak anteng, sementara Mona menggendong Baby Ardi dengan perasaan kangen yang sangat besar, ingin memeluk dan menciumnya."Hai sayang, kamu sehat-sehat aja kan? Mama kangen sama kamu, muah," Mona menciumi Baby Ardi dengan penuh kelembutan. Sambil ia tersenyum dan melihat gigi-gigi kecil yang belum tumbuh.Lalu Leo menggendong Baby Ardi yang tampak bengong, menatap papanya. "Sayang, papa kangen sama kamu."Baby Ardi memandang dengan mata berbinar pada Leo."Mam-mam!" celoteh Baby Ardi.Kedua bibir Leo terangkat ke samping, menunjukkan senyuman yang bahagia saat dia melihat putranya yang sehat dan ceria.Setelah itu, Mona mendorong kursi roda Leo ke dalam lift, menuju lantai 3 di mana kamar mereka berada."Selamat datang di rumah kita
Suatu hari, Mona sedang keluar untuk membeli keperluan untuk beby kembarnya. Sementara itu, Leo baru saja pulang dari kantor dan tiba di rumah. Dia terkejut melihat Alexa sedang mengasuh cucunya, Mandala."Kau sudah pulang?" sapa Alexa.Leo mengangguk. "Iya."Mandala merengek dan meminta digendong oleh kakeknya. Tanpa ragu, Leo membungkuk dan mengambil anak itu ke dalam pelukannya dengan penuh kasih sayang."Halo, Mandala kecil. Kau mirip dengan papamu," ucap Leo dengan senyuman yang mengembang."Itu benar, kan? Kalau Mandala mirip, Marfin waktu kecil," tambah Alexa, dan sekali lagi Leo menganggukkan kepala."Kamu terlihat sangat capek. Sementara istrimu sedang keluar. Apa kamu membutuhkan sesuatu?" tawar Alexa, tetapi dengan kerendahan hati, Leo tidak ingin merepotkan Alexa. Lagian ada bodyguard yang selalu setia menemaninya.Leo kemudian memberi perintah kepada sang bodyguard untuk mengantarnya ke kamar.Setelah memberikan Mandala pada Alexa dan menitipkannya kepada suster, Leo pun
Setibanya di Mension, Laksmi tentu saja langsung mencari keberadaan putranya yang kini sudah berusia 8 bulan dan sudah belajar berdiri, sebentar lagi akan belajar berjalan."Mana anakku? Anakku mana?" suara Laksmi terdengar dengan cepat berlari ke kamarnya.Dan di kamarnya, ada seorang anak laki-laki yang sedang diasuh oleh seorang suster dan sedang belajar berdiri serta berjalan beberapa langkah saja."Dia anakku?" Laksmi langsung bertanya kepada Marfin sebelum memeluk anak itu untuk meyakinkan dirinya."Iya, dia baby Mandala," jawab Marfin saya menganggukkan kepalanya pelan."Anakku, aku kangen banget sama kamu. Akhirnya kita bisa bertemu. Kamu tetap muka seperti ini," Laksmi memeluk sangat erat putranya yang malah menangis histeris.Mungkin aku merasa asing dengan ibunya sendiri yang baru kali ini bertemu dan tatap muka, karena selama ini paling Laksmi melihatnya dari foto saja.Hati Laksmi mencelos, sang buah hati yang selama 9 bulan dia kandung dan melahirkan yang seharusnya deka
Saat ini, Mona tengah mengasuh kedua bayi kembarnya di taman belakang mension. Dari jauh, terlihat Laksmi sedang menggendong bayi Mandala berjalan menuju ke taman tersebut."Mona, gimana kabarmu? Lama kita tidak bertemu, ya? Putramu ganteng-ganteng," ucap Laksmi sembari mengulurkan tangannya pada Mona."Baik, kabarku baik. Dan anak-anak? Begitulah, gimana kabar sebaliknya?" sambut Mona."Seperti yang kamu lihat, ternyata berdiam diri di balik baju besi itu tidak menyenangkan. Susah-senangnya lebih enak di alam luar," jawab Laksmi sembari mengembuskan nafasnya."Itu pasti. Dan jadikan itu sebagai pengajaran, bahwa hidup ini harus penuh dengan kehati-hatian," sambung Mona."Ya, dan aku minta maaf. Mungkin aku terlalu banyak salah padamu, dan aku sudah mendapatkan balasannya," ucap Laksmi dengan kepala yang sedikit tertunduk."Untuk saat ini, aku berharap kehidupanmu akan lebih bahagia bersama Marfin dan anakmu. Dan kita akan jalani hidup ini masing-masing, tanpa ada kebencian atau permu
Marfin pulang setelah memberikan sebuah berkas pada mamanya. Mobil Marfin melaju dengan sangat cepat menuju kediamannya, di mana dia sekarang tinggal berdua dengan sang istri, yaitu Laksmi."Kamu dari mana Dulu? katanya pulang dari tadi," tegur Laksmi setelah Marfin tiba di kediamannya."Ketemu Mama dulu sebentar, emang ada apa?" Marfin bertanya balik."Enggak, cuma nanya doang! tadi katanya sudah pulang dari tadi, tapi kok baru nyampe rumah ini bau parfum siapa nih? Kok aneh bukan bau parfum kamu?" curiga Laksmi sembari mengendus bau parfum di tubuh Marfin."Kamu ini gimana sih? Kan tadi aku bilang ... aku baru ketemu Mama. Berarti bau parfum Mama lah," suara Marfin dengan sedikit jengkel."Ya, siapa tau aja kamu jalan sama cewek. Secara kamu tuh banyak duit, tampan, ganteng, masih muda. Jelas dong banyak wanita cantik yang mau sama kamu," tuduh Laksmi.Martin yang sedang berjalan, memasuki rumahnya, berhenti dan menoleh, menatap tajam pada Laksmi. "Memangnya kalau seperti itu kenapa
Mona masuk ke kamar bayinya dengan hati yang panik dan terpukul. Dia melihat tempat tidur kosong dan bayinya sudah tidak ada di situ. Keadaan ini membuatnya kehilangan kendali dan dia langsung berteriak."Arda. Ardi, tolong ... bayiku hilang! Dia tidak ada di sini!" seru Mona dengan suara lantang.Mendengar teriakan Mona, semua orang di rumah berhamburan menuju kamarnya. Mereka melihat wajahnya yang panik dan hancur, dan situasi menjadi semakin kacau."Apa yang terjadi? Dimana bayimu?" tanya Wati yang lebih dulu sampai di lokasi dengan wajah yang penuh kekhawatiran."Baby aku hilang, Wati! Dia tidak ada di tempat tidurnya," kata Mona dengan suara yang penuh keputusasaan, sementara susternya pun yang baru selesai makan datang ke sana.Mona mencari ke kolong tempat tidur. Ke balik gorden. Balik sofa ... Dan asisten lain pun ikut mencari. suster pengasuh baby Arda dan Ardi pun kebingungan tadi kan waktu dia tinggalkan bersama Mona, terus kenapa sekarang tidak ada."Sabar, sayang," kata L
Sementara itu, polisi sedang mengintai tempat yang dicurigai sebagai tempat bersembunyinya orang yang membawa bayi kembar, Arda dan Ardi.Dengan tegas, suara polisi memperingatkan. "Jangan bergerak! Serahkan dirimu, kalau tidak mau terjadi sesuatu padamu!" Polisi menodongkan senjata api ke arah wanita yang sedang memunggungi, sementara beberapa polisi lain berada di sekitar.Wanita itu, dengan rasa kaget, masih menghubungi pihak polisi dan perlahan-lahan mengangkat kedua tangannya. Kemudian, polisi segera meringkusnya, mengamankan tangannya ke belakang.Tanpa ada perlawanan, wanita tersebut digelandang ke kantor polisi. Selama di perjalanan, polisi terus menanyai di mana bayi kembar tersebut, namun wanita itu masih bungkam. Saat digeledah, tempat itu tidak ditemukan bayinya, hanya ada barang bukti berupa pakaian bayi.Berita mengenai kejadian ini langsung sampai ke telinga Leo dan Mona. Keduanya mendatangi polisi segera setelah mendengar kabar tersebut.Plak.Tidak dapat mengendalikan