Mona dengan tidak sengaja memergoki pria yang selama ini menjadi kekasihnya sedang melakukan hal yang tidak pantas dengan seorang wanita yang tiada lain dan tiada bukan adalah ibunya Mona sendiri. Mona juga dipertemukan dengan seorang pria berumur dan tidak kalah tampannya dengan sang kekasih yang ternyata dia papanya sang kekasih, sehingga terjalin kesepakatan pernikahan antara Mona dengan pria tersebut. mau tahu kelanjutannya?? ikuti kisahnya.
Lihat lebih banyakBaby Arda menangis histeris, membuat Mona panik, dan akhirnya mereka membawanya ke rumah sakit. Di sana, mereka menemukan bahwa baby Arda harus dirawat karena mengalami pembengkakan di pahanya."Kenapa bisa seperti itu, Dok?" tanya Mona pada dokter yang menangani baby Arda."Kami memerlukan waktu untuk proses pemeriksaan lebih lanjut. Mohon untuk bersabar dan terus berdoa semoga bayi Anda tidak mengalami masalah serius," ucap dokter, memberikan harapan dan semangat.Sebenarnya, Mona merasa hancur saat ini. Suaminya dirawat di rumah sakit yang jauh dari sana, dan sekarang baby Arda juga harus dirawat. Semua ini sangat tidak menyenangkan bagi Mona. Di rumah, mereka juga masih berkabung atas meninggalnya ibu mertua.Dari kejauhan, terlihat Marfin berjalan mendekati tempat di mana Mona berdiri."Gimana keadaan baby Arda?" tanya Marfin sambil mendekati Mona dan mendengarkan cerita tentang kondisi baby Arda yang katanya harus dirawat."Katanya harus dirawat. Aku nggak tahu kenapa. Cobaan in
Mendengar kabar yang mengejutkan, Leo mengalami kecelakaan yang tragis, Bu Salina terkena serangan jantung yang merenggut nyawanya."Oma, Oma bangun Oma. Sadar Oma?" Martin menggoyang-goyang tangan omannya yang kini sudahkah aku tak bernyawa.Mona menatap Nana ke arah Marfin dan sang ibu mertua yang sudah tidak bergerak lagi."Marfin, Ibu ke-na-pa?" Suara Mona terpatah-patah merasa terkejut ini nyata atau cuma ilusi semata.Salah satu bodyguard nya Ibu Salina mengecek urat nadi sang majikan yang memang sudah berhenti. Menempelkan punggung di depan hidung Ibu Salina tetap sama tak ada hembusan nafas yang terasa."Tuan muda, nyonya muda besar sudah tiada!" Ucap sang Bodyguard. Sementara Bodyguard satu lagi sedang menjemput dokter di depan.Marfin sangat shock, menatap wanita yang selama ini sangat menyayanginya dari hiasan masa kecil, dan ternyata kini telah tiada."I-Ibu sudah meninggal. Ya ampun!" Mona menutup mulutnya Yang menganga. Mona yang masih merasa terpukul dengan berita insid
Pesawat yang baru saja lepas landas melayang di udara, membawa Leo dan rekan-rekannya juga banyak penumpang lainnya.Lu memang sengaja menggunakan pesawat umum ketimbang pesawatnya pribadi."Semoga perjalanan ini lancar!" gumam Leo dalam hati sembari mengulas senyuman kepada rekan-rekannya.Di saat mereka berada di ketinggian yang cukup tinggi, tiba-tiba terdengar suara ledakan kecil yang membuat suasana menjadi tegang.Leo merasa hatinya berdebar-debar ketakutan, namun ia berusaha untuk tetap tenang dan mengumpulkan keberanian. Penumpang lain juga terlihat cemas, mencari-cari tanda-tanda bahaya di sekitar mereka. Para awak kabin pun mencoba menenangkan dan juga arahan.Setelah beberapa waktu, si burung besi melayang di udara akhirnya bersiap untuk landing di tempat tujuan. Namun, tiba-tiba kembali terdengar ledakan yang lebih dahsyat.Duarrr!****Setelah kejadian itu, tubuh Arda terasa panas, dan Mona segera memanggil dokter untuk memeriksanya. Dokter mengatakan bahwa bayi Arda akan
Mona panik saat putranya tiba-tiba menangis. Dia segera menggendong Arda yang menangis keras, mencoba mencari tahu apa yang menyebabkannya menangis seperti itu."Kamu kenapa, Nak ... cup cup cup!" Mona menenangkan putranya.Alexa mencoba memberikan saran. "Mungkin ada semut yang membuat Arda menjerit."Suster yang ada di sekitar, dengan sigap membersihkan tempat tidur bayi.Mona dengan teliti memeriksa tubuh Arda, mencari tanda-tanda gigitan semut atau serangga lainnya."Apa ini? Apakah ini gigitan semut atau serangga?" Mona bertanya pada dirinya sendiri, saat melihat ada bintik merah di paha sebelah kanan Arda."Iya, itu pasti gigitan serangga. Coba balur saja dengan minyak telon," ucap Alexa.Ibu Salina yang cemas mendekat sambil menyentuh anak itu yang masih menangis histeris."Beri ASI, Mona, biar dia tenang. Telingaku sakit nih," kata ibu mertua dengan tatapan cemas dan ikut gugup juga.Mona yang mengoleskan minyak telon di paha Arda hanya mengangguk. Setelah itu, dia memberikan
"Sayang!" Leo memeluk Mona yang terkejut, kebetulan kedua baby kembarnya sudah tidur kekenyangan minum asi.Pria itu merasa ingin belayan kasih sayang dari Mona. Dia marah pada Alexa yang menggodanya dengan sengaja."Om, kenapa sih?" Mona mendorong dada Leo yang merasakan nafasnya memburu."Aku kangen sayang." Leo memeluk dan menciumi sang istri.Mona kebingungan. Gimana caranya menolak pria yang tampak dipenuhi gelora asmara itu."Aku juga tahu batasan kok. Diam saja!" pinta Leo sambil mengungkung Mona yang akhirnya diam.Mona percaya kalau suaminya bukan orang yang berlaku sembarangan melainkan punya pertimbangan.Dada Mona mendadak sesak. Mengingat tadi Leo dan Alexa di kolam renang dengan pemandangan yang Alexa tunjukan. Mona mengerti dengan sikap Leo saat ini. Akhirnya Mona membelai rambut dan punggung suaminya dengan kasih sayang."Om." gumam Mona dengan sangat lembut."Apa sayang? Percaya, aku punya batasan." Bisik Leo sambil terus traveling ke tempat wisata yang yang ia sukai.
"Sayang, kenapa sedih?" tanya Leo sambil mendekati Mona yang berdiri dekat cermin besar.Mona dengan tatapan sayu menjawab. "Om, kok aku jadi melar ya? Gak cantik lagi kan?"Leo duduk di tepi tempat tidur sambil mengedarkan pandangannya ke arah box bayi.Leo menjawab. "Gampang, olah raga."Mona merasa sedih. "Kan tidak segampang itu, butuh proses. Keburu kamu ilfil.""Jangan berpikir aneh-aneh," sambil berdiri maju dua langkah mendekat pada Mona dan memeluknya erat.Leo mencoba menghibur Mona. "Obat banyak, dokter kecantikan ada."Leo kemudian mengecup pucuk kepala Mona dengan lembut.Mona mengangguk pelan, menyembunyikan wajahnya di dada bidang suaminya yang mengenakan kaos street putih.****Saat itu, Leo baru pulang kerja dan di pintu utama dia bertemu dengan Alexa, seorang wanita yang tersenyum manis."Kau baru pulang kerja?" sapa Alexa."Benar," jawab Leo singkat sembari terus membawa langkahnya memasuki istananya."Aduh, kepalaku, tolong, Leo," suara Alexa terdengar meminta bant
"Sayang, mana bayi ku?" Mona bertanya setelah sadar disertai suara yang lemah."Baby kita ada sayang!" Leo mengecup kening sang istri.Selama di rumah sakit Leo melarang menerima ucapan dalam hal bentuk apapun, juga tamu siapapun. Ini benar-benar untuk privasi. Biar Mona dengan cepat pulih.Mona menggendong kanan dan kiri baby kembar nya yang diberi nama Leomardi dan Leomarda. Bayi kembar merah. Tampan dan menggemaskan. Pipi nya bulat ... hidungnya mancung,matanya bening dan rambutnya lebar."Makasih sayang." Leo tak dapat berkata-kata sambil memek kepala Mona yang menggendong bayinya yang membuka mata dan melet-melet lidahnya mencari asi.Senyuman Mona mengencang dengan tatapan penuh kasih sayang pada kedua putranya. "Akhirnya aku dapat melihat kalian berdua."Lalu Mona memberi asi keduanya dengan bantuan suster. Leo mesem-mesem melihatnya."Sayang. Sisakan buat aku nanti ya!" Leo berbisik pada Mona yang membuat Mona tertawa kecil dan suster pun yang sempat mendengar mesem-mesem send
"Kenapa Alexa harus datang setiap hari? Aku bisa merasakan bahwa dia masih berharap pada Leo, dan itu membuatku cemas." Batin Mona saat melihat kedatangan Alexa untuk mengurus cucunya.Semenjak ada bayi nya Marfin dan Laksmi di rumah leo. Alexa sering datang dan menginap untuk ikut mengurus bayinya, Marfin. Kehadiran Alexa mengusik ketenangan Mona dan Leo. Yang jelas-jelas Alexa masih berharap pada Leo, sebagai mantan suaminya itu."Hi ... cucu ku yang ganteng. Aku kangen sama kamu emmm, wangi" Alexa menggendong dan menciumi cucunya.Oma yang sudah bisa bicara lagi, tersenyum bahagia melihat Alexa dan cucunya. "Apakah hari ini kau akan menginap?" tanya pada Alexa.Alexa menoleh pada sang ibu mertua Seraya mengangguk dan berkata. "Sepertinya seperti itu, Bu.""Oh ... Baguslah biar cucumu ada yang mengurus!" Ibu Salina menganggukkan kepalanya."Oh ya, Bu ... Ini saya bawakan makanan kesukaanmu dan saya sengaja pesan dari luar negeri!" Alexa sejenak mendudukan dirinya membuka paper bag y
Mona melihat ke arah sumber suara, di mana seorang pria bertubuh tambun sedang memegang berkas dan mendekati mereka."Ada beberapa kesalahan yang Nyonya Laksmi lakukan, termasuk kejahatan yang sudah dia perbuat," ucap pria tersebut dengan serius.Mona, dengan nada tegas, mengungkapkan kekhawatirannya. "Tapi dia sedang hamil, kasihan bagaimana jika hal yang sama terjadi padaku? Aku tidak ingin Laksmi berakhir di penjara."Namun, pria tambun tersebut menjelaskan bahwa Laksmi sudah dipenjara dan keputusan tersebut tidak akan berubah meskipun dia dikeluarkan.Mona menoleh ke arah Leo, mencari dukungan dari suaminya. Leo mengangguk-anggukkan kepala, menunjukkan pemahaman dan persetujuannya.Mona memohon kepada Leo. "Om, tolong pikirkan lagi. Laksmi sedang mengandung cucu kamu, putra Marfin. Aku harap kamu bisa mempertimbangkan situasi ini."Namun, Leo tetap teguh dengan keputusannya dan menggelengkan kepalanya. Baginya, meskipun Laksmi sedang mengandung, dia tetap merasa bahwa Laksmi harus
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.