Share

Bab 03 Chris dan Bram

Author: Ullashaa
last update Huling Na-update: 2023-01-06 11:28:40

Alea nggak tahu kalau akhirnya akan begini. Dua laki-laki yang singgah di hidupnya akan bertemu satu sama lain. Berdiri saling berhadapan dan menatap dengan penuh tanda tanya serta pandangan yang berbeda. Bram yang marah dan Chris yang ingin tahu siapa laki-laki itu.

Tidak ingin membuat suasana kacau, Alea langsung menarik keduanya masuk ke dalam apartemen dan menutup pintu dari dalam.

"Alea ... bisakah kamu jelasin siapa dia? Dan kenapa bisa ada di dalam apartemen kamu?" tanya Chris dengan tegas. “Bukannya kamu benci ada orang asing di apartemenmu?” lanjut Chris tanpa basa-basi.

“Asing?” seru Bram dengan kesal. “Apa orang yang membelikan apartemen ini untuk Alea masih termasuk orang asing?”

Alea menatap bingung. Lidahnya kelu, nggak tahu harus menjelaskan apa sama Chris tentang Bram. Ia nggak mungkin jujur gitu aja. Ia takut ... mengecewakan salah satu dari mereka.

"Kenalkan ... saya adalah pacar Alea," jelas Bram dengan tegas sambil menjabat tangan Chris. "Saya yang selama ini menghidupi Alea, bahkan apartemen ini saya yang belikan. Keberadaan saya jauh lebih penting di banding anda, jadi anda bisa jauh-jauh dari hidup Alea."

"Tunggu dulu," ucap Chris. "Pacar? Apartemen? Anda nggak bohong apa? Alea tuh kerja jadi karyawan di perusahaan, jadi uangnya jauh lebih cukup buat dapetin apa pun yang dia mau. Termasuk apartemen ini. Jadi nggak usah ngomong yang aneh-aneh dong."

Bram tertawa sinis saat berkata, "saya atasannya dan dia karyawan saya. Jadi anda harusnya yang nggak banyak ngomong dan terima fakta ini. Anda tau sendiri bagaimana nakalnya Alea kan? Dan dia juga melakukannya sama saya. Jadi jangan percaya sama wajah lugu ini."

Alea semakin menunduk. Udah nggak sanggup lagi harus mengatakan apa. Bram sudah membuat citranya jadi buruk di hadapan Chris.

Kini, Alea tidak bisa mengharap lebih lagi. Ia membiarkan semua orang bilang hal buruk tentang dirinya. Ia sudah rampung dan terlanjur malu. Alea kini memilih untuk diam aja.

"Alea ... apa ini maksudnya? Coba anda jelasin yang benar! Bukannya malah muter-muter seperti ini,” ujar Chris sambil bertanya-tanya.

Bram mengendikkan bahu. "Tanya sendiri saja sama anaknya. Dia bakalan jelasin siapa saya sebenarnya dan saya harap anda nggak kaget setelah tahu siapa saya dan sikap asli dari Alea."

Alea merasa tubuhnya di guncang. Ia mendongak dan menatap Chris. Laki-laki itu menatapnya penuh ingin tahu. Seolah meminta penjelasan bahkan ia pun bertanya, "Alea kamu jelasin ya sama abang. Apa yang sebenarnya terjadi. Ini kenapa dan kamu kenapa bawa cowok masuk ke apartemen kamu? Kalian nggak lakuin apa yang di pikirin sama abang kan—

"Abang?! Cuih!" cibir Bram.

"Diam dulu!" marah Chris pada Bram yang membuat keadaan makin serius.

"Alea, jangan diam gini aja. Kamu kasih tahu apa yang sebenarnya terjadi dan kamu baik-baik aja kan? Nggak ada yang jahat sama kamu?" Chris menatap Bram yang menatapnya sengit. "Apa laki-laki itu ada jahatin kamu?"

Alea memainkan ujung bajunya, semakin gelisah.

Ia takut ... sangat takut.

"Alea, jangan diam gini. Abang nggak tahu apa yang terjadi dan apa yang ada di pikiran kamu. Kamu kasih tahu. Kamu nggak lakuin apa—

"Aku bukan wanita baik-baik, bang!" pekik Alea memotong ucapan Chris.

Ia menutup wajah dan menangis.

"Aku bukan orang baik seperti yang abang pikirin. Aku cuma wanita nggak bener yang abang kenal sebagai wanita polos. Abang kenal aku sebagai orang yang nggak tahu apa-apa. Lugu. Dari kampung dan nggak paham apa pun. Tapi nyatanya nggak begitu. Aku liar. Aku jahat. Aku wanita penggoda."

Tubuh Alea merosot ke lantai dan semakin terisak. "Aku hina! Aku wanita yang hina."

"Alea?" panggil Chris yang masih terkejut.

Chris menatap pada Bram, tapi laki-laki itu hanya mengendikkan bahu. Tidak mau menjelaskan apa yang terjadi dan memilih pergi ke balkon lalu merokok.

Sementara itu, Alea merasakan Chris berlutut dan memegang bahunya.

"Apa yang sebenarnya terjadi? Dan apa maksud kamu tadi? Ini nggak bener kan? Maksudnya ... kamu nggak begitu kan? Abang—

"Beneran bang," jawab Alea dengan sangat lirih.

Alea mendongak dengan air mata yang terus turun di pipinya.

"Aku bukan perempuan baik-baik seperti yang abang kira. Aku seperti perempuan malam yang menggoda atasan aku sendiri. Bram namanya. Dia laki-laki yang tadi abang lihat dan aku jadi simpanan dia selama ini."

“Nggak hanya itu ... aku juga awalnya selalu goda banyak laki-laki di club. Cuma demi uang. Semua aku lakuin demi uang, biar aku bisa bayar semua hutang orang tua aku sampai hidup mereka yang banyak maunya.”

Alea kembali menangis. Tubuhnya sampai gemetar. Ia benar-benar di buat malu atas fakta yang bahkan dia lakuin sendiri. Ia nggak tahu lagi harus menaruh wajahnya di mana kalau bertemu sama Chris untuk ke depannya.

"Alea, kenapa kamu lakuin ini?" seru Chris dengan kecewa dan menggeleng. "Di mana sosok lugu yang selama ini abang kenal? Dan kenapa kamu malah jadi perusak hubungan rumah tangga orang lain. Di saat abang sering cerita kalau benci orang ketiga dalam rumah tangga."

Alea menunduk.

Ia tahu dirinya salah dan hanya bisa mengatakan maaf.

"Ceritakan semuanya, abang mau dengar semuanya dari sisi kamu. Kasih tahu apa yang udah kamu lakuin selama ini. Sejelas-jelasnya dan abang nggak mau sampai mendengar apa yang kamu lakuin dari orang lain lagi."

Alea menarik napas dalam, berusaha menguatkan dirinya untuk ceritain semua ini.

"Benar kata abang ... peganggu rumah tangga orang nggak akan pernah bisa tenang dalam hidupnya dan aku alamin semuanya. Aku nggak bisa tenang di hidup aku sendiri karena udah jadi orang jahat bagi perempuan lain."

Alea menelan saliva, "dari awal aku itu selalu terobsesi untuk bisa menjadi orang luar biasa selama ada di sini dan dengan bodohnya aku malahan mikir kalau menggaet orang kaya bakalan menguntungkan aku dan tanpa pikir panjang. Aku menggoda atasan aku sendiri dan kami berakhir kayak gini."

"Sampai sejauh mana kalian?" tanya Chris dengan menahan amarah.

Alea semakin menunduk. "Sejauh itu. Aku sama mas Bram bahkan udah tidur bareng," jawab Alea dengan suara yang sangat gemetar. "Kami udah sejauh itu dan benar-benar udah lakuin hal yang benar-benar menyakiti istri mas Bram sendiri."

Tangan Chris melepas bahu Alea dan dia mendengus, lalu tertawa kecil. Chris berdiri dan berkacak pinggang sambil menggeleng karena merasa sangat kecewa mendengar semua berita ini.

"Abang nggak pernah sekecewa ini sama kamu,” ujar Chris sehingga membuat Alea menangis. Ia benar-benar merasa menjadi perempuan kotor dan tidak berguna.

“Abang ... jangan pergi. Nggak ada yang ngerti aku selain abang. Nggak ada sama sekali bahkan kedua orang tua aku sendiri. Aku ngerasa di lindungi pas sama abang doang,” jelas Alea dengan berlinang air mata. “Jadi ... jangan tinggalin aku di sini ya. Jangan pergi ... maafin aku. Aku mohon.”

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Pinakabagong kabanata

  • Terjerat Cinta Dua Laki-laki Posesif   Bab 20 Pertemuan di Malam Hari

    Sekarang udah jam setengah satu malam tapi orang yang berjanji akan datang belum menampakkan diri sama sekali. Sementara itu, Alea memeluk dirinya sendiri dan menarik napas dalam. Dia sungguh nggak paham kenapa mau aja datang kesini. Dengan keadaan dirinya seorang diri, perempuan dan ada di tempat yang cukup sepi.Alea mengaduk kopi hangat yang ia pesan dan mengusap tubuhnya itu.“Huh ... kemana lagi, dia yang bikin janji. Tapi aku yang harus nunggu.” Perempuan itu hanya bisa diam dan memangku wajahnya dengan salah satu lengannya yang kosong. “Di sini tuh sebenarnya aku penasaran banget deh ... dari kecil kenapa aku selalu nggak di hargain kayak gini sih? Kayak ... setiap orang nggak bisa gitu ngehargain apa yang aku—Teng ...Suara lonceng yang beradu dengan pintu membuat Alea mengalihkan pandangan dan ia langsung tersenyum lega saat melihat Bram yang masuk ke dalam. Laki-laki itu langsung melambaikan tangan ke arah dirinya dan mesan makanan sebelum duduk di hadapannya.“Ada apa?”Ke

  • Terjerat Cinta Dua Laki-laki Posesif   Bab 19 Paket Misterius

    Semakin hari, hidup Alea hanya terus mikirin omongan Tiara saja. Pada awalnya Alea memilih untuk nggak cerita sama Bram karena dia rasa, dirinya bisa melewati ini sendirian. Tapi semakin di pikirin sendiri, yang Alea dapatkan hanyalah kepusingan sendiri aja. Dan kini dia nggak tahu harus melakukan apa lagi.Ia menyerah ...Alea mengeluarkan ponselnya dan memilih menghubungi Bram. Dia butuh Bram di saat seperti ini. Tapi akhir-akhir ini Bram sulit sekali untuk di hubungi. Bahkan laki-laki itu nggak sempat untuk sekedar datang ke apartemen.“Ck ... kemana sih?”Alea terus menggerutu. Beberapa panggilan yang masuk. Nggak ada yang di angkat sama sekali. Ia menoleh dan melihat jam nunjuk pukul tujuh malam dan seharusnya Bram itu udah ada di rumahnya.“Kalau memang dia udah fokus sama istrinya itu dan nggak butuh aku. Aku bisa pergi. Walaupun aku belum siap kehilangan kebahagiaan ini. Tetap aja kalau Mas Bram sendiri yang minta. Aku beneran bakalan pergi karena jarang sekali mas Bram yang b

  • Terjerat Cinta Dua Laki-laki Posesif   Bab 18 Kenapa Rasanya Aneh?

    Alea speechless. Bahkan ia nggak tahu harus menjawab apa. Semuanya terlalu tiba-tiba dan satu pertanyaan yang hinggap di benak dia. Kenapa di antara banyaknya perempuan harus dia? Diantara banyaknya orang yang ada di sekeliling Bram, terus harus dia yang di pinta seperti ini?Kenapa ...“Alea?” panggil Tiara sambil mengguncang tubuh Alea hingga perempuan itu tersadar dari lamunannya. “Kamu melamun? Kamu nggak dengar cerita saya dari tadi?”Alea langsung menggeleng.“Saya turut sedih sama apa yang di alamin sama nona,” ucap Alea yang kembali formal merasa perbincangan mereka cukup serius. “Saya nggak mengira kalau tuan yang segitu bucinnya sama nona ternyata bisa selingkuh. Tapi di sini saya masih nggak paham kenapa nona meminta bantuan saya di saat saya itu pegawai tuan yang berarti saya fokusnya sama pekerjaan bukannya sama tingkah laku tuan Bram.”“Kamu kan sekretarisnya.”“Lalu?”Tiara menghela napas dalam dan menatap serius ke arah Alea.“Gini deh ... di antara seluruh pegawai mas

  • Terjerat Cinta Dua Laki-laki Posesif   Bab 17 Panik

    Makan malam berjalan lancar. Mungkin itu bagi Tiara sama Bram. Karena tanpa mereka sadari ada yang menahan rasa sakit hatinya sejak tadi karena ucapan Tiara yang terus tak terkontrol dan entah kenapa karena semua itu. Alea makin yakin kalau Tiara tau sesuatu dan sengaja mengundang dirinya hanya untuk membuat dia jadi sakit hati saja.“Ini udah jam sembilan malam, kamu masih mau Alea di sini atau suruh supir siap-siap biar antar dia pulang?”“Kayaknya ... aku mau Alea nginap di sini aja deh, mas!” seru Tiara dengan cepat sambil meluk lengan suaminya. “Boleh ya mas ... aku beneran seneng banget, akhirnya ada teman di sini. Setelah yang kamu tau aku ini selalu cari teman selama ini. Tapi pada akhirnya aku bisa ada di titik ini. Boleh ya .. aku beneran nyaman banget sama bawahan kamu ini.”Alea terdiam hanya bisa menatap mereka tanpa mengatakan apa-apa. Ia hanya ingin pulang tapi apa daya kalau Tiara malah mengatakan seperti itu? Membuat dirinya semakin susah pergi dari sini dan terjebak

  • Terjerat Cinta Dua Laki-laki Posesif   Bab 16 Keanehan Tiara

    Alea mendongak dan di depannya sudah ada rumah yang benar-benar besar. Mungkin bukan rumah? Tapi lebih ke mansion. Tapi apa pun itu, Alea dibuat minder saat dirinya mulai melangkah masuk dan disapa oleh beberapa pelayan yang berdiri di depan pintu rumah.Ia meneguk saliva dan tersenyum canggung menyapa mereka semua, lalu dia digiring masuk sampai seruan yang sangat ia kenal membuat Alea mendongak.“Alea! Akhirnya kamu datang. Ya ampun ... aku kira kamu nggak mau datang. Udah pesimis banget nih. Eh ternyata kamu datang juga. Seneng banget.”“Aku-kamu?”Tiara mengangguk dan mereka cium pipi kanan dan kiri sebelum Tiara tertawa kecil.“Aku tuh nggak punya teman yang dekat gitu. Kalaupun ada, biasanya cuman karena harta doang. Duh, kesel deh sama orang yang kayak gitu. Tapi setelah aku perhatiin. Kamu tuh salah satu orang yang nggak peduli sama keuangan gitu ya? Lihat aja ... kamu pasti banyak gitu penghasilan. Tapi aku nggak pernah lihat kamu bawa barang atau pakai baju yang branded. Jad

  • Terjerat Cinta Dua Laki-laki Posesif   Bab 15 Undangan yang Menyeramkan

    “Kamu dapat dari mana?”Anak kecil itu menutup mulutnya dengan polos dan menggeleng. “Nggak boleh ... aku nggak di bolehin buat bilang ke kakak. Aku cuman dipinta buat kasih ini aja ke kakak dan kasih tau ke kakak, kalau kakak nggak usah sedih. Karena bakalan banyak orang yang sedih lihat kakak itu sedih kayak gini.”Alea tertawa renyah dan memeluk anak itu lagi. Keduanya terlibat perbincangan yang seru sampai seorang laki-laki yang sejak tadi melihat mereka dari balik pohon.Laki-laki itu tersenyum tipis.“Nah ... lebih cantik tersenyum kayak gitu di banding nangis kan?”***Alea sudah kembali dari kegiatan larinya. Dia memasuki unit apartemen dan langsung saja bersih-bersih tanpa pikir panjang. Kemudian dia memilih beristirahat karena hari ini dirinya benar-benar bebas dari semua orang.“Nggak akan ada lagi yang mengganggu hari ini, karena beberapa hari terakhir nona Tiara selalu ada di rumah membuat mas Bram jadi nggak bisa kesini.”Perempuan itu terkikik sambil memotong timun yang

  • Terjerat Cinta Dua Laki-laki Posesif   Bab 14 Abang Chris?

    Hati Alea benar-benar dibuat semakin resah saat tahu Bram ini memberi nomornya ke pada orang yang sangat ia takuti. Alea bukan takut kalau Nona Tiara mengetahui ini semua. Dia lebih malas untuk menyelesaikan semua ini dan mendapat pandangan buruk yang membuat ia harus pergi dan memulai semuanya dari awal.Ia malas melakukan itu semua sendiri.“Aku nggak tahu apa yang bakal di lakuin sama nona Tiara. Tapi aku yakin ini semua nggak akan baik-baik aja dan aku harus mulai waspada sama semua ini!”Perempuan itu menghentikan kegiatan joging dan duduk dengan napas memburu. Alea buka headset yang sejak tadi terpasang dan mulai menatap sekitar.“Biasanya pagi weekend kayak gini, yang paling semangat ngajak olahrga tuh ya bang Chris. Soalnya kan mas Bram pasti sama nona Tiara kalau weekend. Tapi sekarang semuanya terasa sepi. Nggak ada lagi yang bisa aku ajak ngobrol. Di kota yang luas ini, nyatanya aku nggak punya teman sama sekali.”Perempuan itu mengeluh dan mulai duduk, meluruskan kakinya y

  • Terjerat Cinta Dua Laki-laki Posesif   Bab 13 Ada Apa Ini?

    “Saya nggak tahu kalau Tiara bakalan datang kesini. Tapi kamu udah makan kan? Ya ampun, padahal tadi saya udah janji sama kamu buat makan siang bareng. Tapi saya juga nggak mungkin kan tinggalin Tiara gitu aja demi kamu. Yang ada semuanya ketahuan. Jadi saya terpaksa tinggalin kamu dulu. Tapi, kamu nggak marah kan sama saya?”Alea menunjuk kotak bekal yang ada di atas meja dan tersenyum tipis.“Lah? Kotak bekal ini. Bukannya ini tadi yang di bawa Tiara buat saya?” tanya Bram lalu kotak bekal itu ia buka dan benar isinya tinggal sisa, walaupun masih ada beberapa lauk dan nasi. Tetap aja itu bekas dirinya. “Bentar dulu ... ini kamu yang makan?”Alea menegakan duduknya dan menggeleng.“Aku tadi udah minum di bawah, jadi belum terlalu laper. Eh ini malah tiba-tiba di bawain makanan sama istri kamu. Aku juga belum buka sama sekali. Emangnya kenapa?”“Ini makanan sisa mas.”Rahang Alea jatuh ke bawah dan ia menatap nggak suka.“Ini maksudnya apaan sih? Emang benar kan apa yang aku pikirin s

  • Terjerat Cinta Dua Laki-laki Posesif   Bab 12 Huru-Hara

    Bisa nggak sih Alea menertawakan kencang-kencang dirinya? Bisa nggak sih dia bilang sama dirinya di masa lalu, kalau dia udah jadi perempuan yang benar-benar memalukan. Bahkan untuk saat ini hanya tangisan air mata saja yang Alea lihat wajahnya di cermin.Ia menatap lehernya yang penuh dengan bekas merah yang dibuat sama Bram.Ia mencengkram kuat ujung bajunya sebelum mulai menghapus ruam merah itu dengan make up miliknya.“Bahkan ... aku nggak bisa menyuarakan apa yang aku nggak suka. Bahkan aku nggak bisa bilang enggak. Bahkan setiap aku nangis, aku selalu di marahin. Bahkan aku udah mulai lelah sama semua ini.”Perempuan itu menunduk.“Semakin memalukan karena aku yang lakuin ini semua hanya demi uang. Hanya demi lima puluh juta yang udah dikirim sama mas Bram.”Perempuan itu duduk di depan meja cermin dan menghubungi orang tuanya. Butuh beberapa waktu untuk bundanya mengangkat panggilan tersebut.“Kenapa nak ... bunda lagi ada urusan? Ini kenapa kamu nelepon terus kayak gini? Ngga

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status