*4 bulan sebelumnya*
Suara penghuni hutan yang bersahut-sahutan terdengar ketika dia menembus rimbunnya tumbuhan yang terhampar di hadapannya. Sinar matahari keemasan menembus di antara tingginya pepohonan yang dia lewati.
Dia memegang sebuah busur dengan anak panah terpasang yang siap untuk dibidik. Dengan langkah tenang seolah dia tahu dimana hewan buruannya berada dia terus melangkah.
Hingga dia melihat di tepi sungai berair jernih, makhluk yang dia cari sedang berdiri minum dengan begitu anggun.
Seekor rusa betina bertanduk yang cantik jelita itu menoleh menatapnya.
Mereka bertatapan, jantungnya berpacu saat dia melepaskan anak panah yang berdesing menembus udara hingga menancap tepat di dada rusa betina bertanduk itu.
Makhluk cantik itu roboh ke tanah. Dia segera berlari mendekati rusa betina itu dan berlutut di sebelahnya. Seketika itu juga tubuh rusa betina itu menghilang berganti debu berkilau yang terbang ditiup angin.
Leeray terbangun dari mimpi anehnya. Sudah berulang kali mimpi yang sama muncul saat dia tertidur belakangan ini. Mimpi tentang hutan dan rusa betina bertanduk indah itu. Perasaannya menjadi hampa setiap kali mimpi itu berakhir.
Jam di ponselnya menunjukkan pukul 05.00. Leeray pun memutuskan untuk mandi karena hari ini adalah hari istimewa untuk adik bungsunya melepas masa lajangnya.
Adiknya baru berpacaran satu kali dengan wanita yang usianya 11 tahun di atasnya yang tidak lain adalah dosen di kampusnya. James jatuh cinta dan memutuskan untuk menjalani hubungan berkomitmen di usianya yang masih 21 tahun.
Leeray terkadang tidak mengerti kenapa cinta dapat membutakan segalanya. Dia memang sudah pernah bertemu beberapa kali dengan calon istri James yaitu Laura.
Gadis itu sangat cantik seperti bidadari dengan mata biru dan kulit seputih porselen. Di usia 32 tahun, Laura sudah memiliki gelar profesor, sungguh kecerdasan yang luar biasa. Tapi pertanyaannya adalah apakah James sungguh sungguh mencintai Laura?
Mereka baru berkenalan sekitar 7 bulan lalu!
Seminggu yang lalu, papinya melamar Laura dengan mahar 26 milyar di hadapan papa mamanya Laura. Leeray tahu pasti nominal mahar itu karena dialah yang mengurus proses pembelian lahan di tengah kota Jakarta Pusat yang digunakan oleh papinya untuk menaklukkan calon besannya, Tuan Nicolas Carson.
Leeray Amadeus Indrajaya adalah Junior CEO di perusahaan Indrajaya Realty.
Semua pekerjaan yang diinstruksikan oleh papinya harus dia kerjakan, dia adalah tangan kanan papinya yang menjadi Senior CEO Indrajaya Realty saat ini, Leonard Indrajaya.
Sejak kecil papinya mendidik Leeray untuk menjadi penerus klan Indrajaya. Papinya menanamkan dalam benaknya bahwa kehidupan ribuan karyawan yang bekerja di Indrajaya Realty adalah tanggungjawabnya kelak. Setiap kata-kata yang keluar dari mulut Leeray menentukan hidup mati ribuan karyawan perusahaan mereka.
Itulah sebabnya hingga usia 35 tahun, Leeray masih tidak berani untuk menjalani suatu hubungan serius dengan seorang gadis. Beban itu sangatlah berat. Leeray berulang kali mencoba menjalin hubungan dengan beberapa gadis yang dia kenal, tapi selalu di suatu titik dia kehilangan perasaan tertariknya. Kadang dia berpikir apakah dia terlalu perfeksionis.
Setelah mandi, Leeray memakai kemeja biru muda dan setelan jas putih gading dengan dasi merah magenta. Dia kemudian memakai sepatu fantofel hitam.
Leeray menatap bayangannya di cermin yang tampak begitu sempurna, aura seorang pria matang dan mapan yang terpancar dari dalam dirinya itu menciptakan sejuta pesona bagi banyak wanita.
Sayangnya dia belum menemukan gadis yang tepat untuk menjadi pasangannya.
Setelah sarapan pagi bersama papinya dan adik adiknya di restorant Hotel Grand Aston Yogyakarta. Leeray pun mengobrol dengan mereka.
"James, apa kamu sudah yakin untuk menikahi Laura hari ini?" tanya Leeray penasaran karena setahunya James baru mengenal Laura selama 7 bulan.
James mengerutkan alisnya mendengar pertanyaan kakak sulungnya itu. "Yakin lah, Bang! James sudah menunggu lama untuk bisa menikahi Laura. Hanya Laura yang bisa membuat James bahagia hanya dengan melihat senyumannya. Perasaan James ke Laura begitu kuat, aku tidak bisa hidup tanpa Laura, Bang."
Michael tersenyum menyengir dengan jahil mendengar perkataan adik bungsunya itu. "Sudah, Bang Leeray, jangan nanya ke bucin. Abang nggak akan paham sama pola pikirnya yang kacau. Kita yang waras ngalah aja." Michael pun tertawa berderai.
Leeray pun mendengarkan kata-kata Michael. James memang sudah tergila-gila pada calon istrinya itu. Di dalam pikiran Leeray, perasaan cinta seperti ini begitu mengerikan.
Pernyataan James tidak bisa hidup tanpa Laura itu sungguh bertentangan dengan situasi Leeray sebagai penerus klan Indrajaya. Kalau dia meninggal dunia, kehidupan ribuan karyawan Indrajaya Realty tentunya jadi taruhannya. Leeray menjadi takut jatuh cinta.
Leonard melihat laporan pekerjaan manager-managernya di tablet pc miliknya. Dia pun menanyakan pada Leeray tentang kontrak dengan mitra perusahaan mereka.
"Lee, apa kesepakatan perjanjian dengan PT. Inti Garuda Sejati sudah ditandatangani? Kita butuh suplai beton precast dari mereka segera," tanya Leonard pada putera sulungnya sambil menghisap cerutunya. Aroma tembakau yang kuat itu membantunya berpikir tajam di pagi hari.
Leeray pun segera menjawab pertanyaan papinya. "Sudah Pi, kemarin sore sebelum kita berangkat ke bandara, Lee sudah selesaikan semua berkasnya. Sebentar coba Lee tanyakan ke Andy, dia yang handle semua berkasnya." Leeray pun menelepon sekretarisnya.
Pada deringan ke dua, teleponnya diangkat oleh Andy.
"Hallo. Andy, berkas yang aku tandatangani kemarin sore apa sudah kamu proses ke PT. Inti Garuda Sejati?" tanya Leeray tanpa basa basi pada sekretarisnya.
Sekretarisnya menjawab, "Sudah Pak. Mungkin pagi ini pihak PT. Inti Garuda Sejati akan memproses pengiriman pertama beton precast mereka ke gudang induk kita di Jakarta Utara. Saya akan lakukan pengecekan lagi pagi ini."
"Bagus. Jangan sampai ada keterlambatan. Aku akan pantau prosesnya nanti," ujar Leeray dengan tegas lalu mematikan sambungan teleponnya.
"Sudah beres, Pi. Nanti Leeray akan cek lagi pengirimannya ke manager di gudang induk," kata Leeray pada Leonard yang dibalas dengan anggukan puas.
Waktu berlalu dengan cepat dan hari mulai menjelang siang, James dan Michael pun berpamitan dengan Leeray dan papi mereka untuk pergi ke salon bridal. James akan mendapat sedikit touch up sekaligus menjemput Laura yang akan berdandan di sana.
*****
Leeray dan Leonard berada di dalam Alphard hitam yang terparkir di depan gedung Kantor Pencatatan Sipil. Mereka menunggu mobil pengantin datang.
AUDI S8 plus milik Michael didekorasi oleh florist tadi pagi dengan bunga-bunga segar untuk menjadi mobil pengantin James. Leeray tertawa dalam hati karena mobil Michael itu harganya sekitar 1,5 milyar. Bila catnya terkelupas sedikit saja, biaya reparasinya tidak masuk akal. Tapi Michael memang sangat menyayangi James sekalipun sikapnya terkadang selengekan dan suka membully James.
Sekitar pukul 11.00 mobil pengantin itu masuk ke parkiran tepat terparkir di sebelah Alphard hitam mereka. Kemudian disusul dengan HRV merah milik Laura yang terparkir di sebelah mobil pengantin.
Leeray dan Leonard pun segera turun dari mobil menyambut kedatangan calon pengantin.
Leeray melihat seorang gadis cantik memakai gaun selutut berwarna ungu muda yang berlari lari mendekati Laura dan James. Rambut panjang sepunggung berwarna cokelat muda itu tergerai membingkai wajah cantik seperti bidadari yang bermata biru seperti Laura dengan bentuk hidung mancung dan bibir pink mungil yang mengundang kecupan.
Gadis itu tertawa dengan ceria bercanda dengan James dan Laura sembari membantu mengangkat ekor gaun pengantin Laura yang panjang.
Mengapa rasanya dadanya begitu sesak melihat senyuman gadis itu? Ia seolah ingin meraihnya dalam dekapannya lalu memagut bibir mungil itu hingga bengkak. Leeray menggeleng-gelengkan kepalanya mengusir pikiran gilanya.
Tuan Nicolas Carson, Nyonya Louisa Carson, papinya serta Michael dan Leeray mengikuti James dan Laura serta gadis cantik tadi memasuki ruangan yang akan dipakai untuk proses pemberkatan janji pernikahan dan penandatangan akte pernikahan.
Prosesi pemberkatan janji pernikahan itu berlangsung dengan khidmat kemudian dilanjutkan permohonan doa restu orang tua yang sedikit membuat Leeray terharu. Pasalnya, pasangan pengantin itu sudah membuat heboh kedua keluarga mereka dengan percepatan rencana pernikahan.
Orang tua mereka berpikir bahwa James masih terlalu muda untuk menikah karena James belum lulus kuliah. Tapi, karena James dan Laura tidur bersama setiap malam sekalipun tanpa berhubungan badan. Hal itu membuat orang tua mereka kuatir dan terpaksa menyetujui untuk meresmikan hubungan mereka secepatnya.
Leeray didaulat untuk menjadi saksi pernikahan dari pihak pengantin pria. Dia menandatangani surat pernikahan James dan Laura 4 kali.
Kemudian gadis itu duduk di sebelah Leeray, dia menandatangani surat yang sama di sebelah tanda tangan Leeray. Ia dapat membaca guratan tulisan nama gadis itu. Deasy Marilyn Carson. Ia menduga bahwa gadis itu adalah adik Laura.
Aroma parfum yang tercium dari tubuh gadis itu sungguh unik seperti aroma hutan yang penuh tumbuhan hijau yang segar. Hal itu mengingatkannya pada mimpi anehnya belakangan ini.
Leeray terpaku menatap Deasy yang duduk di sebelahnya. Suara petugas pencatatan sipil mengagetkannya dan membawanya kembali ke realita.
Acara resmi hari itu sudah selesai, mereka akan merayakannya dengan jamuan sederhana di Chateu D'Allegre, sebuah fine dining restaurant.
Jamuan makan sederhana digelar di Chateu D'Allegre fine dining restaurant untuk merayakan pernikahan James dan Laura.Tamunya pun hanya keluarga inti dari kedua mempelai ditambah Philip, mantan kekasih Laura yang kini menjadi sahabat James. Dan Brandy, kekasih Michael, puteri tunggal Enrico Tanurie, sahabat papinya.Leeray memilih tempat duduk di sebelah Deasy, dia memang sengaja melakukannya karena dia ingin berkenalan dengan gadis itu.Aroma tubuh gadis itu benar-benar membuatnya penasaran, aroma dedaunan hijau di hutan yang mengingatkannya akan mimpi anehnya belakangan ini tentang rusa betina bertanduk cantik di dalam hutan.Ternyata Deasy tinggal di Perth, Australia. Dia masih menyelesaikan studi S2-nya di University of Western Australia jurusan desain. Gadis itu sangat cerdas menurut Leeray karena usianya baru 20 tahun, artinya sepanjang pendidikan dasarnya dia telah menjalani banyak akselerasi pendidikan.Leeray suka gadis y
Seminggu setelah pernikahan James dan Laura, Leeray mengirim pesan WA kepada Deasy. Dia sedang rehat siang setelah menjalani rapat dengan tim bagian pemasaran perumahan Indrajaya Realty wilayah Jakarta Barat.Belakangan ini penjualan unit perumahan perusahaan mereka sangat bagus, Leeray puas melihat laporan pemesanan unit perumahan hingga akhir tahun lalu. Dia berharap di tahun yang baru ini, perusahaan Indrajaya Realty akan mencapai hasil yang lebih baik lagi.Dengan gelisah, Leeray menunggu balasan dari gadis itu. Seharusnya di Perth saat ini sudah sore, tentunya Deasy akan memiliki banyak waktu untuk membalas pesannya.Ponselnya berbunyi!Leeray segera mengecek WA nya. Ternyata benar itu pesan balasan dari Deasy. Dia pun membaca pesan itu lalu tersenyum sendiri. Segera dia membalas pesan itu lagi.Deasy ternyata mengiriminya email berisi beberapa desain kaca patri. Leeray pun membuka Macbook-nya. Ada cukup banyak foto contoh desain yang ba
Pagi itu Leonard mengadakan meeting dengan beberapa rekanan perusahaan. Dia ingin mewujudkan obsesinya untuk merambah bisnis ke luar negeri. Pasar dalam negeri sudah tidak menantang baginya.Meeting itu dihadiri oleh Alfred Harper dan Donovan Harper, putera tunggalnya,pengusaha dari Australia yang memiliki usaha di bidang properti juga seperti Indrajaya Realty.Selain itu, Leonard mengundang Enrico Tanurie sahabat dekatnya yang bisnisnya bergerak di bidang department store, perhotelan, dan transportasi taksi."Baik, Mr. Alfred. Besok putera saya, Leeray akan berangkat ke Perth untuk memulai kerjasama bisnis kita. Dia akan menetap sementara waktu di sana untuk mengurus jalannya proyek pembangunan superblock ini," ujar Leonard dalam bahasa Inggris yang fasih kepada Tuan Alfred Harper yang tampak di layar LCD besar ruang meeting.Tuan Alfred Harper pun menjawab, "Itu ide yang baik, Tuan Leonard. Kami akan menunggu kedatangan Mr. Leeray Indrajaya untuk
Leeray membeli sebuah gedung perkantoran di CBD (Central Business District) di kota Perth, Australia. Gedung itu berlantai 8 dan ruang kerjanya terletak di lantai 8. Dia tidak pernah mau menempati lantai selain lantai tertinggi di setiap gedung kantornya dari dulu.Suatu sifat egosentrik yang mendarah daging untuk selalu berada di puncak kekuasaan, doktrin papinya sejak Leeray kecil.Sore ini, dia memimpin meeting kantor cabang klan Indrajaya di kota Perth. Mereka akan memutuskan pilihan desain untuk superblock yang akan dibangun di tengah kota Perth.Ada banyak desain bangunan yang menarik yang ditampilkan di layar LCD di ruang meeting.Sekretaris pribadinya, Andy mengoperasikan LCD dengan laptopnya menampilkan desain bangunan yang telah dikirim oleh para desainer ke surel kantor."No. No. Yes. No. Yes. No. Yes. No. No ...," ucap Leeray ketika melihat tampilan desain yang muncul bergantian di layar LCD.Andy pu
Bagian perlengkapan gedung menempatkan meja kerja Deasy di dekat meja kerja Leeray sesuai permintaan bos mereka itu.Sebenarnya Deasy tidak menyangka dia akan bekerja seruangan dengan CEO perusahaan ini. Dengan jarak yang sangat dekat pula. Sungguh tidak nyaman tentunya, seolah dia berada dalam pengawasan khusus sepanjang hari. Namun, itu keinginan bos barunya, dia tidak boleh protes.Deasy duduk di meja kerjanya lalu bertanya pada Leeray, "Apa yang harus aku kerjakan hari ini, Tuan CEO?"Pria itu tersenyum geli mendengar panggilan baru Deasy untuknya. Dia pun menjawab, "Kau harus mulai mengerjakan detail desain bagian dalam gedung. Bukankah di dalam desainmu ada 12 lantai? Kita memiliki jadwal yang ketat untuk proyek ini.""Oohh baiklah, aku akan mulai mengerjakan desain bangunan mulai lantai 1 hari ini. Apakah aku bisa meminta kertas gambar untuk menggambar sketsa desain, Pak?" balas Deasy seraya menatap Leeray."Sebentar ...," tukas Leeray
Seusai mandi, Leeray segera memakai Polo shirt dan celana panjang kainnya. Bagaimana pun dia masih berada di kantor, tidak layak rasanya memakai baju yang terlalu santai.Gadis itu masih tertidur pulas ketika Leeray mengeceknya di ranjang. Sekalipun dia bisa saja melakukan hal yang tidak-tidak terhadap gadis itu. Namun, Leeray tidak ingin melakukannya. Baginya bercinta melibatkan 2 pihak yang sama-sama menginginkannya.Dia pun keluar dari ruang tidur CEO berjalan menuju ke sofa lalu membaringkan tubuhnya yang lelah di sana. Saat ini masih pukul 01.35, Leeray masih memiliki cukup waktu untuk beristirahat.Setelah tidur dengan nyaman selama berjam-jam, Deasy pun akhirnya terbangun. Dia terkejut karena sedang berada di atas ranjang entah di mana. Namun, dia melihat bajunya masih lengkap seperti sebelumnya, dia pun bernapas lega. Dia pun teringat tadi masih di ruangan CEO mengerjakan desain superblock lantai 1, sepertinya dia tadi ketiduran.Deasy pun b
Setelah bekerja beberapa hari di kantor Leeray, Deasy pun mulai terbiasa dengan ritme kerja bosnya itu. Dia harus mengerjakan segalanya dengan cekatan, semua daftar pekerjaan selalu memiliki deadline yang pendek. Dan satu hal yang kadang membuat Deasy merasa kesal, pria itu tidak bisa menerima kata 'tidak' dari mulut karyawannya.Mungkin semalam sudah kelima kalinya dalam 5 hari, tubuhnya kelelahan bekerja hingga tertidur di meja kerjanya lalu digendong oleh pria itu ke ruang tidur CEO. Untungnya pria itu tidak pernah macam-macam padanya. Deasy selalu merasa nyaman ketika berada di dekat Leeray.Leeray sedang memandangi kertas sketsa desain milik Deasy dengan serius.Tok tok tok."Ya, masuk," ucap Leeray.Seorang pria bule masuk ke ruangan CEO kemudian duduk di hadapan Leeray.(Dialog dalam bahasa Inggris yang langsung diterjemahkan oleh author.)"Selamat pagi, Tuan Ferdinand Kinston," sapa Leeray seraya mengulurkan
Sejak kemarin Leeray berusaha melarang Deasy untuk ikut terjun paralayang atau skydive istilah bule-nya. Di Australia memang banyak provider yang menyediakan fasilitas skydiving.Deasy kali ini memesan tempat di Rottness Island yang berada di Perth bersama provider Geronimo Skydive. Dia sudah beberapa kali melakukan skydiving bersama kru Geronimo Skydive dan segalanya berjalan dengan lancar tanpa ada kecelakaan. Bahkan, terakhir kali dia melakukan skydiving sendirian saja tanpa didampingi instruktur. Biasanya pemula terjun secara tandem bersama instruktur untuk mencegah kecelakaan yang tidak diharapkan."Deasy, batalkan saja rencanamu untuk terjun paralayang! Aku akan mengganti uang pemesanannya padamu. Ini sangat berbahaya!" sergah Leeray ketika mereka sampai di Rottness Island, dia mengantar Deasy ke tempat itu karena dia tidak dapat mengubah pendirian Deasy sejak kemarin siang ketika Deasy bercerita kepadanya.Gadis itu cemberut menatap Leeray. "Aku tid