Mobil mewah itu tidak lama memasuki kompleks villa mewah, dan perlahan memasuki halaman salah satu villa yang cukup mewah dan terlihat besar untuk ukuran sebuah villa di kompleks tersebut.
Mobil berhenti tidak jauh dari pintu utama villa.Julia memeluk putranya dengan erat, dia mawas diri.Pintu mobil di buka oleh pria yang mempersilakan mereka naik mobil tadi, membuka pintu mobil lebar-lebar."Silahkan Nyonya, anda dan muda tuan sudah sampai di rumah!" sahutnya sambil merentangkan tangannya ke arah pintu villa, mempersilahkan Julia untuk turun dari mobil dengan sopan."Ini bukan rumah ku, kalian penculikan! kembalikan kami lagi ke bandara!" sahut Julia sambil memeluk erat."Kalian peluncuran! tidak mendengar Mamaku katakan! kembalikan kami ke bandara lagi!" terak mahluk imut dalam pelukan Julia."Maaf tuan muda, ini rumah anda mulai sekarang, sebentar lagi Papa anda akan pulang, silahkan turun tuan, istirahat lah sebentar bersama Nyonya, anda berdua pasti lelah, kamar sudah di siapkan untuk anda istirahat tuan muda, dan juga Nyonya!" sahut pria itu menjelaskan dengan sopan.Kembali tangannya terentang ke arah pintu villa untuk mempersilahkan Julia dan putranya untuk turun, dan masuk ke dalam villa.Baiklah! aku akan melihat siapa Tuan dari lelaki ini, kalau ternyata seorang pria jahat yang akan mencelakai kami, kami akan mencari kesempatan nanti untuk melarikan diri! bisik hati Julia.Akhirnya Julia turun juga dari mobil, menggenggam tangan putranya dengan erat."Mama..." sahut anak kecil yang imut itu, dia merasa Julia mengambil tindakan yang salah dengan mau menuruti kata pria kaku berpakaian formal tersebut.“Tidak apa-apa sayang, nanti kita cari kesempatan melarikan diri kalau mereka ternyata penculikan” bisik Julia pada anak itu."Baiklah""Ayo turun!""Iya"Julia menggenggam tangannya masuk ke dalam vila, dan di sambut oleh tiga pelayan wanita, dan sorang pelayan lelaki vila tersebut."Selamat datang ke rumah Nyonya dan tuan muda!" sahut mereka serentak, seraya menundukkan tubuh mereka dengan sedikit sopan.Julia terkejut dengan pelayanan para pelayan villa tersebut, dia merasa tidak nyaman."Silahkan Nyonya dan tuan muda, saya akan mengantarkan anda ke kamar anda berdua!" sahut pelayan wanita yang lebih tua dari dua pelayan lainnya.Wanita itu berjalan menuju tangga, dan membimbing Ibu dan anak itu naik ke lantai dua.Dengan langkah ragu, Julia mengepalkan tangannya mengikuti langkah pelayan wanita itu naik ke lantai dua.Wanita itu membuka sebuah pintu kamar setelah sampai ke lantai atas dan berjalan di koridor menuju salah satu kamar."Ini kamar anda tuan muda!" ucap wanita itu memandang Harry, putra Julia.Harry masuk ke dalam kamar, seperti orang dewasa, lelaki kecil itu melihat sekitar kamar."Kamarnya sangat nyaman, aku suka!" serunya senang, dia lupa mereka sedang waspada, tidak boleh terpesona dengan fasilitas yang disediakan untuk mereka.Bisa jadi itu hanya modus untuk menyenangkan mereka, agar mereka tidak curiga.Tiba-tiba terdengar suara langkah tergesa-gesa yang cukup berat di luar kamar.Brack!Pintu kamar di buka dengan kencang dari luar, dan tampaklah seorang pria tinggi dengan bahu bidang dengan wajah yang cukup tampan, berdiri di depan pintu kamar memandang ke arah Julia dan Harry.Julia sontak terkejut begitu melihat wajah pria itu, dia ingat siapa pria itu.Pria lima tahun lalu, yang dengan paksa mengambil keperawanannya, meski dia sudah memohon untuk ditinggalkan.Tapi pria itu tidak merasa iba sedikit pun, lelaki itu tetap menyentuhnya, dan menciumnya dengan rakusnya.Dan dengan teganya menerobos selaputnya dengan kalap, dan menikmati rasa sakit yang dirasakannya, yang begitu sangat menyakitkan.Julia tidak merasakan betapa nikmatnya, yang ada hanya pedih, ngilu sampai ke tulang sumsum.Sementara pria itu sangat menikmati apa yang dilakukannya, dan dengan nada sinis melemparkan lembaran cek, agar dia jangan pernah lagi muncul di hadapan pria itu.Ini tidak masuk akal, jadi pria itu telah menculik mereka.Lucas seperti bermimpi tidak mempercayai gadis yang selama ini di carinya, sekarang ada di depannya.Gadis yang membuat hari-harinya bagaikan di lembah yang suram, selalu membuat dirinya tidak tenang selama lima tahun ini.Akhirnya dia menemukan gadis itu, dan kecantikan gadis itu masih sama seperti terakhir kali di lihatnya."Julia" gumamnya tercekat, dia begitu bahagia melihat anak-anaknya juga tumbuh dengan baik.Hasil perbuatannya sangat di sesalinya, di jaga gadis itu dengan baik, bahkan sangat baik.Anak kecil itu sangat tampan, sama persis dengan dirinya sewaktu kecil.“Siapa lelaki itu Ma!” sahut Harry menggenggam tangan Julia dengan erat.Harry merasa pria yang menatap Ibunya itu sepertinya bukan orang baik, tapi kenapa seperti familiar? seperti mirip dengan seseorang! pikir Harry mengamati wajah Lukas."Julia, putraku...aku akhirnya menemukan kalian!" sahut Lucas melangkah mendekati Julia dan Harry."Berhenti di situ, jangan mendekat!" teriak Julia menarik Harry Merapat dia.
Lucas kembali melangkahkan kakinya mendekati Julia dan Harry."Mau apa kamu!" teriak Julia panik, dia tidak mau lelaki itu dekat dengannya.Kejadian lima tahun lalu masih terasa sekali mengingat Julia, tubuhnya di sentuh pria itu dengan kasar dan mendominasi.Julia tidak ingin disentuh oleh tangan itu lagi, dia tidak rela.Mengingat itu wajah Julia jadi pucat, ketakutannya pada Lucas terlihat jelas sekali.Tinggal meraih mereka dalam pelukan Lucas, pria itu mengurungkan niatnya.Jelas sekali Lucas melihat Julia begitu takut disentuh olehnya, tubuh gadis itu terlihat gemetar.Melihat itu, Lucas semakin merasa bersalah pada Julia, perasaannya jadi kacau balau."Maaf" ucap Lucas pelan, "Aku tidak bermaksud untuk menakutimu, aku rindu pada kalian, aku mencarimu selama ini"Julia perlahan menoleh memandang Lucas yang begitu dekat dengan dirinya, bahkan aroma tubuh Lucas dapat tersium hidungnya.Aromanya sama seperti lima tahun yang lalu, Julia dengan cepat kembali ke wajahnya.Dia tidak in
Melihat orang dewasa yang sedang berdebat itu, Harry merasa perlu mendamaikan kedua orang tuanya itu.Anak lelaki imut itu berdiri di antara Lucas dan Julia."Papa, jangan memaksa Mama, kamu harus lebih berusaha lagi untuk meluluhkan hati Mama, dia Mama yang cengeng, aku sering melihat Mama diam-diam menangis, kalau ada aku dia langsung ceria tidak mau menunjukkan kesedihannya padaku!" sahut Harry memegang tangan Lucas.Mendengar penjelasan putranya itu membuat Lucas semakin bersalah pada Julia.Perlahan Lucas memandang Julia, tapi gadis itu langsung membuang muka, tidak ingin menatap Lucas.Lucas perlahan berjongkok, mensejajarkan tingginya dengan putra tersebut."Papa janji akan membuat Mama tidak menangis lagi, Papa akan membahagiakan kalian berdua, karena mulai sekarang kita akan bersama-sama selamanya" ucap Lucas mengelus kepala Harry dengan sayang.“Janji?” tanya Harry memastikan ucapan Lucas."Iya, janji!" jawab Lucas sambil menganggukkan kepalanya dengan cepat."Baguslah kalau
Julia berusaha mendorong tubuh Lucas yang memeluknya."Lepaskan aku, lepas!" teriaknya mencoba keluar dari pelukan Lucas.Dia tidak ingin bersentuhan lagi dengan pria itu, tapi akhirnya bersentuhan lagi, Julia benar-benar marah.Dengan sekuat tenaga Julia mendorong tubuh Lucas, dan akhirnya tubuh lelaki yang tinggi kekar itu pun terlepas, tapi tidak menjauhkan mereka satu sama lain.Mata Julia melotot marah menatap Lucas."Aku tidak mau kamu sentuh, aku tidak suka!" teriak Julia terus terang dengan amarah yang meledak-ledak.Lucas merasa sakit hati mendengar amarah Julia tersebut, tidak suka menyentuh tubuhnya.Pria itu menghela nafas, dia ingat bagaimana kasarnya waktu itu dia menyentuh Julia, tentu saja bagi Julia bersentuhan dengan pria tidak menyenangkan.Dia akan menebus semua kesalahan yang telah dia perbuat, sekarang dia ingin mengatakan hal yang penting dulu pada Julia."Baiklah, aku tidak akan menyentuhmu tanpa ijin darimu, sekarang maukah kamu bicara dengan ku?" tanya Lucas
Julia merangkul Harry dengan erat, merasa tidak nyaman melihat beberapa pasang mata memandang mereka berdua tanpa berkedip.Beberapa pasang mata itu menatap Julia dan Harry dengan wajah terkejut.Di sini mereka di bawa Lucas, di sebuah Mansion yang cukup besar, rumah mewah keluarga Lucas.Ruang makan sesaat hening begitu Lucas memperkenalkan Julia dan Harry.Lucas merangkul bahu Julia yang memeluk putra mereka dengan erat, pria itu merasakan tubuh Julia tegang melihat tatapan mata orang tua Lucas."Mereka istri dan anakku!" sahut Lucas lagi memperjelas perkataannya tadi."Sejak kapan kamu memiliki seorang kekasih? dan anak ini, benarkah dia putramu?" sahut Ibu Lucas memandang Julia dari atas sampai ke bawah, tidak mempercayai apa yang di bawa putranya itu ke rumah mereka.Lucas yang tidak ingin menikah, dan tidak ingin di kenalkan dan di jodohkan dengan wanita mana pun, tiba-tiba datang membawa seorang wanita dan anak kecil.Tentu saja membuat seisi rumah itu terkejut bukan main, Luca
Julia merasa sangat canggung berada di antara keluarga Lucas tersebut, terasa kaku dan asing.Selama makan malam, keluarga Lucas tidak ada yang berniat untuk mengajaknya bicara sekadar menanyakan siapa dirinya, tinggal di mana.Mereka hanya berbicara pada Lucas saja, dan sekali pun tidak melirik Julia dan Harry.Dan yang paling dominan meramaikan obrolan itu adalah wanita cantik yang di abaikan Lucas tadi.Wanita itu terlihat begitu akrab dan berbicara apa adanya selama makan malam berlangsung.Julia merasakan kalau wanita itu begitu di sukai oleh Ibu Lucas, dan selalu menanggapi obrolan wanita itu dengan tawa atau senyuman senang."Mama, aku sudah kenyang, tidak mau makan lagi, Ayo kita pulang Ma!" sahut Harry menyentuh lengan Julia dengan suara pelan agar tidak di dengar oleh yang lain.Julia melihat nasi Harry masih banyak di piringnya.Ternyata Harry juga sama dengan Julia, merasa canggung dan tidak nyaman dengan keluarga Ayahnya."Iya, Mama juga sudah kenyang!" sahut Julia dengan
Sebuah mobil sudah menunggu Julia dan Harry di luar pintu gerbang Mansion.Pintu mobil terbuka saat mereka menghampiri mobil tersebut, dan keluarlah seorang gadis dari dalam mobil seumuran dengan Julia."Tante Tina!" teriak Harry begitu melihat gadis itu."Oh, keponakan ku sayang!" sahut Tina sahabat Julia berlari memeluk Harry.Tina dan Harry saling berpelukan dengan eratnya."Ponakan tante sudah semakin tinggi, sebentar lagi sudah bisa masuk sekolah!" ujar Tina mengelus kepala Harry."Iya, kalau aku sudah besar nanti, aku mau bantu Mama di restoran!" ucap Harry dengan gembira, lalu melepaskan pelukannya."Anak pintar, kamu sayang sekali sama Mama ya!" kata Tina sembari tersenyum, lalu berdiri tegak setelah Harry melepaskan pelukan mereka."Iya dong, Mama yang paling aku sayang, aku akan melindungi Mama kalau aku sudah besar nanti!" ujar Harry sambil berjalan masuk ke dalam mobil.Tina kemudian mengemudikan mobil meninggalkan depan pintu gerbang Mansion Lucas."Bagaimana perjalananmu
Mereka bertiga masuk ke dalam kantor restoran, dan Julia kemudian memeriksa pengeluaran dan keuntungan yang di dapat dalam satu hari.Tina menjelaskan pembukuan restoran yang sedang di periksa Julia tersebut, kemana saja pengeluaran di keluarkan, dan berapa keuntungan yang di setor ke bank.Julia sangat puas, keuntungan yang masuk ke bank ternyata lumayan juga.Jika restoran berjalan dengan baik dan pelanggan semakin banyak menyukai menu makanan yang di sajikan restoran mereka, Julia berencana akan memperluas restoran lagi, dan mendekorasi nya menjadi lebih indah lagi."Sudah mulai larut malam, Ayo kita pulang, Harry sudah capek, dari siang belum istirahat!" kata Julia pada Tina."Oh, iya Ayo!" Julia bergegas meraih kunci mobil dari atas meja kerjanya.Tina membawa Julia ke apartemen nya.Karena sudah memiliki penghasilan yang lumayan, Tina akhirnya mampu membeli sebuah apartemen, walau tidak begitu mewah, tapi cukup luas juga dengan tiga kamar.Setelah membantu membersihkan badan Har